untuk tidak memiliki anak. Fenomena childfree ini sedang menjadi trending
lainya. Trend ini yang sedang berkembang di indonesia dan mulai ramai
masyarakat umum.
Hal ini menimbulkan banyak pro kontra terkait kebebasan untuk tidak
mempunyai anak. Apalagi jika melihat data yang dikeluarkan world bank
2019 angka kelahiran kasar per 1000 penduduk di indonesia berada pada
angka 17,75. Data ini didukung oleh hasil sensus penduduk yang dikeluarkan
childfree.1
menggunakan satu alat kontasepsi yang sudah dikenal seperti pil, suntikan,
tablet vagina dan akhir-akhir ini ada semacam tisu yang dimasukan ke dalam
vagina sebelum coitius, semuanya dapat dikategorikan kepada azl yang tidak
terhadap kehamilan menjadi dua bagian, yaitu tanzim nasl ()تنظيم النسل dan (
)حتديد النسل.3
()تنظيم النسل terdiri dari kata تنظيم yang berarti mengatur, dan nasl
arti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaa yang konkrit
2
Tihami dan sohari sahrani, masail fiqhiyyah, hlm 29, hlm. 38
3
Sapiudin Shidiq, Fikih Kontemporer, cet. Ke- 3, (Jakarta: Prenamedia, 2019), hlm 20
mengenai kapan anak diharapkan lahir agar setiap anak yang lahir disambut
istri untuk mengatur keturunan dengan menggunakan alat atau cara yang
bersifat temporal untuk mencegah kehamilan, baik dengan cara yang lama
jarak kelahiran dengan alat seperti alat kontrasepsi yang sifatnya kontemporer
dan tidak permanen. Hal ini dapat di lakukan dengan menggunakan alat
Karena menjaga keturunan adalah salah satu dari lima hal al-kulliyat al-khams
berasal dari dua kata, tahdid dan an nasl. Tahdid berarti al-Man’u
(mencegah)7 yaitu memisahkan atau mencegah antara dua hal atau pembatasan
antara keduanya agar tidak bercampur dengan yang lain, atau agar salah satu
An nasl bermakna anak dan keturunan, akan tetapi an nasl lebih umum
4
Masail fiqhiyyah kapita selekta hukum islam masjfuk zuhdi
5
Basam Jarar, Dirasat Al Fikr Al Islamy, Cet. II, (Palestina: Nun Al Abhas Li Ad Dirasahwa Al Abhas
Al-Quraniyah, 2006), 345
6
Ihya ulumudin
7
Ibnu Mandzur, Lisanul Arab, jilid 3, (Kairo: Dar at-Taufiqiyah li at-Turats, 2009), hlm. 93
8
Shofa Khalid Hamid Zabin, Tanzimun Nasl Fil Fiqhil Islami, Tesis, (Palestina: Perpustakaan PPS
Jami'ah An-Najah Al-Watoniyah, 2005), hlm. 59
adalah ibarat keluarnya sesuatu dari sesuatu yang mutlaq. 9 tahdid an nasl
jumlah anak atau dapat bermakna benar-benar tidak ingin terjadi kehamilan.10
anaknya dalam keadaan hamil, dan yang sulit untuk hamil sehingga dapat
menyusui dan dapat menyusui dan merawat anaknya tanpa kehamilan, dan
tidak pula membedakan antara wanita yang kuat dan sehat terbebas dari
penyakit turunan atau wanita yang sakit dan memiliki penyakit yang bisa
orang yang miskin dan kesulitan sehingga tidak mampu untuk mendidik anak-
tidak diperbolehkan yang mana tidak sesuai dengan fitrah seorang manusia
yang sehat dan telah Allah tetapkan fitrah kepada setiap jiwa manusia, sebab
9
Husain Al-Kafawi, Al Kuliyat Mu’jam Fii al-Mustholahat wal al-Furuq al-Lughowiyah, (Beirut: Al-
Resalah, 1998), cet. Ke- 2, hlm. 462
10
Muhammad Shafwat Nuruddin, Fathul Karim bi Ahkamil Haml wal Janin, (Kairo: Dar Al-Jauzy,
2006), cet I, h. 137.
Masfuk Zuhdi, Islam Dan Keluarga Berencana Di Indonesia, (Surabaya: Bina Ilmu, 1986), 40,
Sapiudin Shidiq, Fikih Kontemporer, cet. Ke- 3, (Jakarta: Prenamedia, 2019), hlm 20
11
Mahmud Syaltut, Al-Fatawa, (Kairo: Dar asy-Syuruq, 2001), cet. Ke-18, hlm. 295
bertentangan dengan tujuan syari’at islam dalam penjagaan terhadap
keturunan, dan hal itu dapat melemahkan eksistensi kaum muslimin dengan
menahan kehamilan apabila dengan maksud takut akan kemiskinan sebab hal
keadaan darurat seperti jika seorang wanita tidak bisa melahirkan dengan jalan
12
Ahmad bin Abdurrazak Ad-duwaysy, Fatawa Lajnah Daimah lilbuhutsi al-Alamiyah wa Al-Ifta,
(Riyad: Dar al-Ashima, 1996) jilid. 19, hlm. 307
Faraj Zahran al-Damardasy, Tandzhim an-Nasl Baina al-Hilli wa al-Hurmah, (Iskandariyah: Dar al-
13
tubuh wanita agar tetap segar dan cantik, hal ini juga menentang hikmah Allah
membatasi keluarga hanya tiga anak saja dalam segala macam kondisi dan
situasi. Dalam bahasa inggris disebut Birth Control.15 dalam kitab beliau
atau karena takut kemiskinan sehingga tidak bisa memberi makan anak maka
pemikiran ini tidak tepat. Allah telah menciptakan makanan yang cukup untuk
terus berkembang.16
kehamilan untuk maksud memberi jarak kehamilan pada wanita yang mudah
hamil, atau memberi jarak karena memiliki penyakit yang dapat menular
kepada janin, atau karena memiliki fisik tubuh yang lemah sehingga
14
Ahmad bin Abdurrazak Ad-duwaysy, Fatawa Lajnah Daimah lilbuhutsi al-Alamiyah wa Al-Ifta,
(Riyad: Dar al-Ashima, 1996) jilid. 19, hlm. 292
15
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah al-haditsah, (Jakarta: Grafindo Persada, 1998), cet. Ke-3, hlm. 37
16
Mahmud Syaltut, Al-Fatawa, (Kairo: Dar asy-Syuruq, 2001), cet. Ke-18, hlm. 295
Ulama telah bersepakat mengenai kebolehan menahan kehamilan
َاعة
َض َّ ات يُْر ِض ْع َن َْأواَل َد ُه َّن َح ْولَنْي ِ َك ِاملَنْي ِ لِ َم ْن ََأر َاد َأ ْن يُتِ َّم
َ الر
ِ
ُ َوالْ َوال َد
Baqarah: 233)
ِ ِ ِ
َ ص لَّى اهلل َعلَْي ِه َو َس لَ َم َفَبلَ َغ ذَل
َ ك نَيِب َّ اهلل
ص لّى ِ
َ ُكنَّا َن ْع ِز ٌل َعلَى َع ْه د َر ُس ْول اهلل:َجابِ ٍر قَ َال
َ َع ْن
17
Mahmud Syaltut, Al-Fatawa, (Kairo: Dar asy-Syuruq, 2001), cet. Ke-18, hlm. 297
18
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, cet. Ke-3, (Lebanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2011), jilid. 2,
hlm. 362
mengandung, untuk menghindari kemudharatan seperti jika mengandung dan
kesehatan ibu apabila setiap hamil selalu menderita suatu penyakit (penyakit
kandungan), dan untuk menghindari anak dari cacat fisik bila suami atau istri
pendidikan kepada putra putrinya secara baik. Demikian pula jika si istri
dalam keadaan lemah atau secara terus menerus hamil, sementara suami dalam
keadaan miskin, pada kondisi seperti ini maka pembatasan terhadap kelahiran
mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat, ada lima pokok yang
jenis yaitu, dharuriyat hajiyat dan tahsiniyat, yang dimaksud dharuriyat adalah
Kebutuhan pokok itu adalah memelihara agama, jiwa, akal, nasab dan harta. Ketika
19
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah al-haditsah, (Jakarta: Grafindo Persada, 1998), cet. Ke-3, hlm. 37
20
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Terj. Asep Sobari dkk, (Jakarta: Al-I’tishom, 2013), jilid. 2, 371
tidak terpenuhinya lima unsur tadi maka akan berakibat pada keseimbangan hidup
manusia.21 sedangkan kebutuhan hajiyat adalah kebutuhan yang harus ada untuk
Pernikahan dalam syari’at yang mulia adalah hal yang diinginkan, dan salah
satu tujuan daripada pernikahan yaitu memiliki keturunan, sebab anak-anak adalah
perpajangan dari kehidupan orang tua. Dengan adanya keturunan menjadikan estafet
membuat musuh menjadi takut, dengan menjaga keturunan maka dapat menjaga
menjaga diri, kemuliaan dan harta seorang manusia. Maka agama Islam
dengan cara tidak menikah sama sekali, tidak ingin memiliki keturunan sama sekali
Syari’at mendatangkan penjagaan nasl dari dua sisi, sisi pertama yaitu penjagaan
dalam hal keberadaan. Yaitu dengan anjuran untuk tercapainya kelanjutan dan
keberlangsungan hidup. Sisi yang kedua yaitu penjagaan dalam hal ketidakaadaan,
21
Yusuf Ahmad Muhammad al-Badawi, Maqashid Syari’ah ‘inda Ibnu Taimiyyah, (Urdun: Dar an-
Nafais, t.t), hlm. 126
dengan berbagai alasan, yang mana alasan dari setiap pelaku childfree
populasi manusia di dunia sehingga sedikit pula generasi penerus yang akan
Qur’an:
24
Dan diantara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia
النكاح هو صلة بني الزوين يتضمن عشرة ومودة ورمحة وسكنا وازدواجا فإن
صالح اخللق وبقاءه ال يتم هبذ الصلة خبالف تلك الصالت فإهنا مكمالت للمصاحل
dari pernikahan dan menghasilkan keturunan maka akan tercapai hifz nasl
dimana nasab akan terjaga dan keturunan akan berlanjut25, tertulis di Nash
ث ِ وِإ ْن ِخ ْفتم َأاَّل ُت ْق ِسطُوا يِف الْيتامى فَانْ ِكحوا م ا طَاب لَ ُكم ِمن الن
َ ِّس اء َم ْثىَن َوثُاَل
َ َ ْ َ َ ُ َ ََ ُْ َ
ِ ِ ِ ِ
ك َْأدىَن َأاَّل َتعُولُوا ْ اع فَِإ ْن خ ْفتُ ْم َأاَّل َت ْعدلُوا َف َواح َد ًة َْأو َما َملَ َك
َ ت َأمْيَانُ ُك ْم َذل َ ََو ُرب
“Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap
perempuan lain yang kamu senangi dua tiga atau empat. Tetapi jika kamu
khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka nikahilah seorang saja,
25
Muhammad Abdul ‘Atha muhammad, Al-Maqashid Asy-Syar’iyah wa Atsariha fii Fiqhi Al-Islami,
(Kairo: Dar al-Hadits, 2007), hlm. 183
atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih
Dan ayat diatas merupakan ayat anjuran untuk menikah dan ayat
yang tidak mampu (menikah), maka hendaknya dia berpuasa karena hal itu
bisa meredam syahwat.” (HR Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400)
26
Al- Bukhari, Sahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014), cet. Ke-7, jilid 3, hlm.
363, Muslim bin Al-Hajaj, Sahih Muslim, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2011), jilid 2, hlm. 327
،ص ُن لِْل َف ْر ِج ْ َو،ص ِر
َ َأح
ِ ُّ فَِإنَّه َأ َغ، م ِن اس تطَاع ِمْن ُكم الْب اء َة َف ْليت ز َّوج،اب
َ َض ل ْلب ُ ْ َ ََ َ َ ُ َ َ ْ َ ِ َيَا َم ْع َشَر الشَّب
menikah, hendaknya dia menikah karena dengan pernikahan itu bisa lebih
mampu (menikah), maka hendaknya dia berpuasa karena hal itu bisa
meredam syahwat.” (HR Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400)
ِ
ٍ ات َحس
ب َ َ َت ْامَرَأةً ذ َ ِإيِّن: َف َق َال،صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم
ُ َأصْب َ ِّ َجاءَ َر ُج ٌل ِإىَل النَّيِب
: َف َق َال،َ مُثَّ َأتَاهُ الثَّالِثَة،ُ (اَل ) مُثَّ َأتَاهُ الثَّانِيَةَ َفَن َهاه: قَ َال، َأفََأَتَز َّو ُج َها، َوِإن ََّها اَل تَلِ ُد،َومَجَ ٍال
28
)اُأْلم َم ِ ِ ود الْولُ َ ِإ
َ ود فَ يِّن ُم َكاثٌر ب ُك ُم َ َ ( َتَز َّو ُجوا الْ َو ُد
dan berkedudukan, hanya saja ia tida dapat melahirkan, apakah aku boleh
27
Al- Bukhari, Sahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014), cet. Ke-7, jilid 3, hlm.
363, Muslim bin Al-Hajaj, Sahih Muslim, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2011), jilid 2, hlm. 327
28
Abu Dawud Al-Sijistani, Sunan Abi Dawud, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2015), cet. Ke-6,
hlm. 327, An-Nasa’i, Sunan An-Nasa’i, (Beirut, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2015), cet. Ke-4, hlm. 526
bersabda, ‘nikahilah wanita yang subur yang penyayang, sebab aku
anjuran untuk menikahi (walud) yaitu wanita yang bisa memiliki banyak
ِ وِإ ْن ِخ ْفتم َأاَّل ت ْق ِس طُوا يِف الْيت امى فَ انْ ِكحوا م ا طَ اب لَ ُكم ِمن الن
ِّس اء َم ْثىَن
َ َ ْ َ َ ُ َ ََ ُ ُْ َ
ِ ِ ِ ِ
ك َْأدىَن َأاَّل َتعُولُوا ْ اع فَِإ ْن خ ْفتُ ْم َأاَّل َت ْعدلُوا َف َواح َدةً َْأو َما َملَ َك
َ ت َأمْيَانُ ُك ْم ذَل َ َث َو ُرب
َ َوثُاَل
maka nikahilah perempuan lain yang kamu senangi dua tiga atau empat.
Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka
miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbust zalim.”
(QS An-Nisa: 3)
29
Muhammad al-Yubi, Maqashid Syari’ah Wa A’laqatuha Bi Adallah Syari’ah, cet. 1, (Riyad:
Mamlakah al-Arabiyyah as-Su’udiyah, 1998), hlm. 258
Menjaga keturunan dari segi ketidakadaanya yaitu melarang
Penjagaan keturunan dari sisi ketidak adaanya yaitu dengan larangan untuk
tidak menikah seumur hidup, larangan untuk tidak hamil dan larangan
untuk aborsi.31
memiliki keturunan akan tetapi bagi mereka yang tidak ingin terlibat dalam
dunia pernikahan, mereka yang lajang untuk seumur hidupnya maka hal itu
ِ ٍ ِ َّ ُ ر َّد رس
َ ول الله ص لى اهلل علي ه وس لم َعلَى عُثْ َم ا َن بْ ِن َمظْعُ ون التَّبَت
ُ َولَ ْو َأذ َن لَ ه،ُّل َُ َ
32
صْينَا
َ َالَ ْخت
30
Muhammad Abdul ‘Atha muhammad, Al-Maqashid Asy-Syar’iyah wa Atsariha fii Fiqhi Al-Islami,
(Kairo: Dar al-Hadits, 2007), hlm. 184
31
Muhammad al-Yubi, Maqashid Syari’ah Wa A’laqatuha Bi Adallah Syari’ah, cet. 1, (Riyad:
Mamlakah al-Arabiyyah as-Su’udiyah, 1998), hlm. 260
32
Al- Bukhari, Sahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014), cet. Ke-7, jilid 3, hlm.
364
“Rasulullah sallahu alaihi wasallam tidak memberikan izin
ٍ َعلَى فِ َر
ُ َ َم ا ب: َف َق َال. فَ َح ِم َد اهللَ َوَأْثىَن َعلَْي ِه،اش
ال َأْق َو ٍام قَالُوا َك َذا َو َك َذا؟
33
Muhammad al-Yubi, Maqashid Syari’ah Wa A’laqatuha Bi Adallah Syari’ah, cet. 1, (Riyad:
Mamlakah al-Arabiyyah as-Su’udiyah, 1998), hlm. 261
ِ ِ ِ
ب َع ْن ُس نَّيِت َ َوَأَت َز َّو ُج الن،وم َوُأفْط ُر
َ فَ َم ْن َرغ،َِّس اء ُ َو،ُأص لِّي َوَأنَ ُام
ُ َأص َ لَكيِّن
34
س ِميِّن
َ َفلَْي
ranjang.’ berita itu lalu sampai kepaa Nabi, oleh karena itu
malam dan juga tidur, berpuasa dan juga berbuka, dan aku
34
Muslim bin Al-Hajaj, Sahih Muslim, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2011), jilid 2, hlm. 328
35
Ibnu Daqiq, Ihkam Al-Ahkam, (Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2009), jilid. 2, hlm. 24
kemaslahatannya secara umum dan kemaslahatan ibadah secara
khusus.36
kehamilan maka hal itu bisa dilihat dari latar belakang memilih hidup
maksimal.37
akan kemiskinan,38 Dalam hal ini meliputi apa saja yang memutus
sesuai dengan fitrah seorang manusia yang sehat dan telah Allah
36
Muhammad al-Yubi, Maqashid Syari’ah Wa A’laqatuha Bi Adallah Syari’ah, cet. 1, (Riyad:
Mamlakah al-Arabiyyah as-Su’udiyah, 1998), hlm. 262, Al-Kasani, Bada’i ash-Shana’i, (Kairo: Dar
Al-Hadits, 2005), jilid. 3, hlm. 334, Ibnu Qudamah al-Maqdisi, Al-Mughni, (Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyah, 2008), jilid. 5, hlm. 358
37
Abdul Hadi dkk, “Childfree an Childless ditinjau dalam Ilmu Fiqih dan Perspektif Pendidikan Islam”,
Journal of Educational and language Research, Vol. 1 No. 6 (Januari, 2022), 649-650
38
Muhammad Abdul ‘Atha muhammad, Al-Maqashid Asy-Syar’iyah wa Atsariha fii Fiqhi Al-Islami,
(Kairo: Dar al-Hadits, 2007), hlm. 185
tetapkan fitrah kepada setiap jiwa manusia, sebab bertentangan