Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Disengaja (untuk menyakiti) menyebabkan rasa sakit pada korbannya, baik menyakiti fisik atau kata-kata atau perilaku yang menyakitkan, dan melakukannya berulang kali. Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Sedangkan secara terminology menurut Definisi bullying menurut Ken Rigby adalah “sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang”. Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang. Rigby, K. (2007). Bullying in schools: And what to do about it. Aust Council for Ed Research. 2. Macam-macam bullying karina, gema 3. Dampak bullying pada anak dan keluarga fira,vivi 4. Cara pencegahan bullying nadhea, atika
Pencegahan
Dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, dimulai dari anak, keluarga, sekolah dan masyarakat. 1) Pencegahan melalui anak dengan melakukan pemberdayaan pada anak agar:
a. Anak mampu mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya bullying
b. Anak mampu melawan ketika terjadi bullying pada dirinya c. Anak mampu memberikan bantuan ketika melihat bullying terjadi (melerai/mendamaikan, mendukung teman dengan mengembalikan kepercayaan, melaporkan kepada pihak sekolah, orang tua, tokoh masyarakat) 2) Pencegahan melalui keluarga, dengan meningkatkan ketahanan keluarga dan memperkuat pola pengasuhan. Antara lain: a. Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan mengajarkan cinta kasih antar sesama b. Memberikan lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini dengan memperlihatkan cara beinterakasi antar anggota keluarga. c. Membangun rasa percaya diri anak, memupuk keberanian dan ketegasan anak serta mengembangkan kemampuan anak untuk bersosialiasi d. Mengajarkan etika terhadap sesama (menumbuhkan kepedulian dan sikap menghargai), berikan teguran mendidik jika anak melakukan kesalahan e. Mendampingi anak dalam menyerap informasi utamanya dari media televisi, internet dan media elektronik lainnya. 3) Pencegahan melalui sekolah a. Merancang dan membuat desain program pencegahan yang berisikan pesan kepada murid bahwa perilaku bully tidak diterima di sekolah dan membuat kebijakan “anti- bullying”. b. Membangun komunikasi efektif antara guru dan murid c. Diskusi dan ceramah mengenai perilaku bully di sekolah d. Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan kondusif. e. Menyediakan bantuan kepada murid yang menjadi korban bully. Melakukan pertemuan berkala dengan orangtua atau komite sekolah 4) Pencegahan melalui masyarakat dengan membangun kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak dimulai dari tingkat desa/kampung (Perlindungan Anak Terintegrasi Berbasis MAsyarakat : PATBM).
5. Peran keluarga dalam mengatasi bullying vivi,karina
6. Peran perawat terkait pencegahan bullying hesty, fira Perawat sebagai tenaga kesehatan profesional dapat berkolaborasi dengan sekolah, Perawat dapat menjalankan perannya sebagai pendidik dan advokat untuk anak-anak, orang tua, guru, dan komunitas yang terkait dengan tindakan dan upaya pencegahan, maupun upaya mengatasi trauma atas tindakan bullying. Perawat berperan sebagai konselor dapat bekerja sama dengan stakeholder dalam mengembangkan program- program edukasi terkait bullying, dan sebagai pendidik dapat melakukan pendidikan kesehatan terkait bullying pada anak sebagai upaya pencegahan. Suci, I. S., Ramdhanie, G. G., & Mediani, H. S. (2021). Intervensi Pencegahan Bullying pada Anak Berbasis Sekolah. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(2), 643- 653. Dampak negatif dari perilaku bullying dapat mempengaruhi segala aspek kehidupan (psikologis, fisik maupun sosial) yang akan terus mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Sehingga penting bagi perawat untuk mencegah dan menanggulangi perilaku bullyin . Hal ini erat kaitannya dengan peran dan fungsi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care) yang berfokus pada upaya promotif dan preventif terkait pengetahuan dan cara pengendalian prilaku bullying serta mencegah dampak terhadap masalah Kesehatan. Winarni, I., & Lestari, R. (2016). Eksplorasi Fenomena Korban Bullying Pada Kesehatan Jiwa Remaja Di Pesantren. Jurnal Ilmu Keperawatan: Journal of Nursing Science, 4(2), 99-113. 7. Penguatan terhadap anak dengan bulying gema,nadhea