Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“BULLYING”

Oleh:
Nama : Febi Ariani
NIM : D0223012

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A.Latar Belakang............................................................................................................................3
B.Rumusan Masalah.......................................................................................................................3
C.Tujuan Makalah..........................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian Bullying....................................................................................................................6
B.Faktor Penyebab Kasus Bullying................................................................................................6
C.Dampak Kasus Bullying..............................................................................................................8
D.Solusi Yang Dapat Dilakukan untuk Kasus Bullying.............................................................10
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A.Kesimpulan................................................................................................................................12
B.Saran...........................................................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu
terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengidentifikasi kasus yang mengacu


pada klaster perlindungan anak dari tahun 2011-2016. KPAI menyebutkan angka korban
bullying di atas 50 sejak 2011-2016. Terakhir, pada tahun 2016 angka korban mencapai 81.
Angka tersebut ditemukan pada kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah. Untuk
angka pelaku bullying, KPAI (2016) menemukan jumlah di atas 40 orang. Pada tahun 2016,
jumlah pelaku bullying di lingkungan sekolah mengalami kenaikan menjadi 93 orang.

Kasus bullying kini marak terjadi, tidak hanya di masyarakat namun kasus ini terjadi
di dunia pendidikan yang membuat berbagai pihak semakin prihatin termasuk komisi
perlindungan anak. Berbagai cara dilakukan untuk meminimalisir kejadian bullying di
sekolah termasuk salah satunya komnas perlindungan anak mendesak ke pihak sekolah untuk
lebih melindungi dan memperhatikan murid-muridnya.

B.Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kasus bullying?
2. Faktor apa sajakah yang menjadi penyebab adanya kasus bullying?
3. Apa sajakah dampak dari adanya kasus bullying?
4. Bagaimanakah solusi yang dapat dilakukan atas kasus bullying?

C.Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kasus bullying
2. Untuk mengetahui dan memahami faktor penyebab kasus bullying
3. Untuk mengetahui dan memahami dampak kasus bullying
4. Untuk mengetahui dan memahami solusi dari kasus bullying

3
SUKA SUKA SAYA

4
5
6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bullying
Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan
segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau
sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk
menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Bullying adalah perbuatan tidak baik yang
dilakukan oleh seseorang atau lebih kepada orang lainnya. Perbuatan tidak baik yang
dimaksud bisa berupa hal-hal yang menyakiti secara fisik, seperti memukul, mendorong, dan
lain-lain.

Bullying diilhami dari kata bull (bahasa inggris) yang berarti `banteng’ yang suka
menanduk. Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja terjadi berulang-
ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina dan tidak bisa
membela diri sendiri.

Bullying sebagai masalah psikososial dengan menghina dan merendahkan orang lain
secara berulang-ulang dengan dampak negatif terhadap pelaku dan korban bullying di mana
pelaku mempunyai kekuatan yang lebih dibandingkan korban.

School bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang
atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa atau siswi lain yang lebih
lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

B.Faktor Penyebab Kasus Bullying


Penyebab terjadinya bullying antara lain sebagai berikut:

a. Keluarga

Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah seperti orang tua
yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stres,
agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-
konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-
temannya. Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-
cobanya itu, ia akan belajar bahwa “mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk

7
berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan
seseorang”.Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying.

b.Sekolah

Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, anak-anak sebagai
pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan
intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah
sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak
membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama
anggota sekolah.

c.Faktor Kelompok Sebaya

Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah,
kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam
usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun
mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.

Faktor internal penyebab terjadinya bullying :

a.Karakteristik kepribadian

Krakter kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seseorang individu dengan


sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi. Kepribadian
merupakan gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh
seseorang. Kepribadian seseorang yang baik sangat mendukung terbentuknya karakter yang
baik dan sebaliknya. Jika karakteristik mewarnai semua aktifitas yang dilakukan seseorang,
maka kepribadian adalah akibat dari semua aktivitas itu.

b.Pengalaman masa lalu

Pengalaman anak adalah suatu kejadian yang telah dilami anak di masa lalu.
Pengalaman anak terhadap bullying pada masa lalu dapat menjadikan anak sebagai pelaku
bullying di kemudian hari. Anak cenderung melakukan bullying setelah mereka sendiri
pernah disakiti oleh orang yang lebih kuat. Anak yang sering menjadi korban bullying,
kemungkinan

8
besar akan ikut melakukan bullying, atau setidaknya menganggap bullying sebagai
hal wajar dan akan membiarkan bullying terjadi begitu saja di lingkungannya tanpa
melakukan tindakan untuk menghentikannya (sikap positif terhadap bullying).

c.Pola asuh

Pola asuh adalah sebuah proses dimna orang tua sebagai individu yang melindungi
dan membimbing dari bayi sampai dewasa serta orang tua juga menjaga dengan
perkembangan anak pada seluruh periode perkembangan yang panjang dalam kehidupan anak
untuk memberikan tanggung jawab dan perhatian yang mencakup : kasih sayang dan
hubungan dengan anak yang terus berlangsung, kebutuhan material seperti makanan, pakaian
dan tempat tinggal, disiplin yang bertanggung jawab, menghindarkan diri dari kecelakaan dan
kritikan pedas serta hukuman fisik yang berbahaya, pendidikan intelektual dan moral,
persiapan untuk bertanggung jawab sebagai orang dewasa, mempertanggung jawabkan
tindakan anak pada masayarakat luas. Berdasarkan definisi pengasuhan di atas dapat
disimpulkan bahwa pola asuh merupakan suatu proses perlakuan yang diaplikasikan oleh
orang tua kepada anak yang terbentuk oleh budaya dan lingkungan sekitar yang berlangsung
seumur hidup, terikat, berproses, setulus hati dan penuh kasih sayang.

C.Dampak Kasus Bullying


Bullying memberikan dampak negatif terhadap pelaku dan korban. Dampak terbesar
dialami oleh korban bullyig.Dampak yang dialami oleh korban bullying adalah mengalami
berbagai macam gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis yang rendah (low
psychological well-being) dimana korban akan merasa tidak nyaman, takut, rendah diri, serta
tidak berharga, penyesuaian sosial yang buruk di mana korban merasa takut ke sekolah
bahkan tidak mau sekolah dan menarik diri dari pergaulan.Bullying merupakan tindakan
intimidasi bagi anak. Intimidasi secara fisik ataupun verbal dapat menimbulkan
depresi.Depresi pada anak-anak dan remaja diasosiasikan dengan meningkatnya perilaku
bunuh diri (Firmiana, 2013).

Dampak bullying yang paling mudah dikenali adalah yang muncul dalam jangka
pendek. Sebagai korban, baik orang dewasa maupun anak-anak bisa mengalami hal-hal di
bawah ini sebagai akibat bullying yang dilakukan orang-orang di lingkungannya.

1. Masalah Psikologis

9
Korban bully seringkali menunjukkan adanya gejala masalah psikologis, bahkan setelah
perundungan berlangsung. Kondisi yang paling sering muncul adalah depresi dan gangguan
kecemasan.Selain itu, efek bullying juga bisa menyebabkan gejala psikosomatis, yaitu
masalah psikologis yang memicu gangguan pada kesehatan fisik.Hal ini tidak hanya berlaku
pada orang dewasa, tapi juga anak-anak. Sebagai contoh, saat waktunya masuk sekolah, anak
akan merasa sakit perut dan sakit kepala, meski secara fisik tidak ada yang salah di tubuhnya.
Hal inilah yang disebut sebagai gejala psikosomatis.

2. Gangguan Tidur

Dampak negatif bullying yang juga bisa terlihat jelas adalah gangguan tidur. Para korban
bullying seringkali kesulitan untuk tidur yang nyenyak. Sekalipun bisa tidur, tidak jarang
waktu tersebut justru dihiasi dengan mimpi buruk.

3. Pikiran untuk Bunuh Diri

Dampak bullying bagi korban yang satu ini, tidak hanya bisa menghampiri pikiran
orangdewasa. Korban bullying berusia anak-anak dan remaja pun berisiko memiliki pikiran
untuk mengakhiri hidup. Tidak jarang ada lporan kejadian tentang anak berusia sekolah yang
meninggal dunia akibat bunuh diri setelah dirundung oleh teman-teman sepantarannya. Inilah
bahaya bullying yang harus orangtua waspadai.

4. Tidak Bisa Menyatu dengan Orang-orang Sekitar

Salah satu dampak akibat bullying yang perlu diwaspadai adalah kesulitan untuk menyatu
dengan orang-orang di sekitar.Anak maupun orang dewasa yang mengalami bullying, secara
tidak langsung ditempatkan pada status sosial yang lebih rendah dari rekan-rekannya. Hal ini
membuat korban bully menjadi sering merasa kesepian, terabaikan, dan berujung pada
turunnya rasa percaya diri.

5. Gangguan Prestasi

Dampak dari bullying lainnya, yaitu anek cenderung akan mengalami kesulitan dalam
mencapai prestasi belajar. Mereka akan kesulitan untuk berkonsentrasi di kelas, sering tidak
masuk sekolah, dan tidak diikutsertakan dalam kegiatan yang ada di sekolah.

6. Sulit Percaya Orang LainDampak bullying bagi korban yang tak boleh diremehkan adalah
sulit percaya dengan orang lain.Saat seorang anak menjadi korban bully, ia semakin sulit
untuk memercayai orang lain di sekitarnya.Mungkin salah satu dampak buruk akibat

10
dari bullying ini tidak terlihat saat korban masih kecil. Namun, ketika beranjak dewasa, ia
dapat kesulitan untuk membangun hubungan dengan orang lain.Dampak bullying menurut
para ahli ini bisa membuat anak mengalami kegagalan saat berteman atau mencari pasangan
di masa depan.

D.Solusi Yang Dapat Dilakukan untuk Kasus Bullying


Solusi dari adanya kasus bullying dapat dilakukan dengan melakukan pencegahan-
pencegahan secara menyeluruh, dimulai dari anak, keluarga, sekolah, masyarakat.

1. Pencegahan melalui anak dengan melakukan pemberdayaan pada anak agar :


 Anak mampu mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya bullying
 Anak mampu melawan ketika terjadi bullying pada dirinya
 Anak mampu memberikan bantuan ketika melihat bullying terjadi
(melerai/mendamaikan, mendukung teman dengan mengembalikan kepercayaan,
melaporkan kepada pihak sekolah, orang tua, tokoh masyarakat)
2. Pencegahan melalui keluarga, dengan meningkatkan ketehanan keluarga dan
memperkuat pola pengasuhan. Antara lain :
 Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan mengajarkan cinta kasih antar sesama
 Memberikan lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini dengan memperlihatkan
cara beinterakasi antar anggota keluarga.
 Membangun rasa percaya diri anak, memupuk keberanian dan ketegasan anak serta
mengembangkan kemampuan anak untuk bersosialiasi
 Mengajarkan etika terhadap sesama (menumbuhkan kepedulian dan sikap
menghargai), berikan teguran mendidik jika anak melakukan kesalahan
 Mendampingi anak dalam menyerap informasi utamanya dari media televisi, internet
dan media elektronik lainnya.
3. Pencegahan melalui sekolah
 Merancang dan membuat desain program pencegahan yang berisikan pesan kepada
murid bahwa perilaku bully tidak diterima di sekolah dan membuat kebijakan “anti
bullying”.
 Membangun komunikasi efektif antara guru dan murid
 Diskusi dan ceramah mengenai perilaku bully di sekolah
 Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan kondusif.
 Menyediakan bantuan kepada murid yang menjadi korban bully.

11
 Melakukan pertemuan berkala dengan orangtua atau komite sekolah
4.Pencegahan melalui masyarakat dengan membangan kelompok masyarakat yang peduli
terhadap perlindungan anak dimulai dari tingkat desa/kampung (Perlindungan Anak
Terintegrasi Berbasis Masyarakat : PATBM).

Tabel 1 Pribadi

NO NAMA ALAMAT KETERANGAN

1.
2.
3.
4.

Tabel 2 Favorit

NO HOBI MAKANAN RUTINITAS

1.
2.
3.
4.

Tabel 3 Buah-Buahan

NO APEL MANGGA JERUK

1.
2.
3.
4.

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pribadi………………………………………………………………………………1
Tabel 2 Favorit………………………………………………………………………………2
Tabel 3 Buah-Buahan………………………………………………………………………..3

12
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
 Bullying adalah perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh seseorang atau lebih kepada
orang lainnya. Perbuatannya yang tidak baik dapat berupa hal-hal yang menyakiti
secara fisik, seperti memukul, mendorong dan lain-lain.
 Faktor penyebab dari adanya kasus bullying meliputi keluarga, kelompok sebaya,
sekolah dan lain lain.
 Bullying memberikan dampak negatif terhadap pelaku dan korban. Dampak terbesar
dialami oleh korban bullying. Dampak yang dialami oleh korban bullying adalah
mengalami berbagai macam gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis yang
rendah (low psychological well-being) dimana korban akan merasa tidak nyaman,
takut, rendah diri, serta tidak berharga, penyesuaian sosial yang buruk di mana korban
merasa takut ke sekolah bahkan tidak mau sekolah dan menarik diri dari pergaulan.
B.Saran
Penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang jauh dari
kata sempurna.Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.Oleh sebab itu,penulis
sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di
atas.

13
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, N. (2013). Meminimalisasi Bullying di Sekolah. Magistra, 25(83), 50.
Ali, M. (2010). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindo
Annisa. (2012). Hubungan pola asuh ibu dengan perilaku bullying pada remaja
(skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan. Departemen Keperawatan, Depok.
Astuti, P. R. (2008). Meredam Bullying : 3 cara efektif menanggulangi kekerasan
pada anak. Jakarta: PT Grasindo.
Batubara, J. R. (2010). Adolescent development (perkembangan remaja). Sari
Pediatri, 12(1), 21-9.
Crawford, R. J & Henry, D. J. (2005). The Short-Form Version Of The
Depression
Anxiety Stress Scales (DASS-21): Construct Validity And Normative Data
In A Large Non-Clinical Sample. British Journal of Clinical Psychology
44,
227–239.
Dicks, Louvetta. R. (2014). A comparative study of middle and high school
students perceptions on bullying and school culture in selected school
districts (Doctoral dissertation, South Carolina State University).
Fausiah, F& Widury, J. (2007). Psikologi Abnormal. Jakarta:UI-Press
Hawari, D. (2011). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Hidayat, A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Munusia : Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Masdin, M. (2013). Fenomena Bullying Dalam Pendidikan. Al-Ta'dib, 6(2), 73-
83.

14

Anda mungkin juga menyukai