Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit jantung dan pembuluh darah (Kardiovaskular)

merupakan masalah kesehatan utama di Negara maju maupun Negara

berkembang dan menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia

setiap tahunnya. Hipertensi adalah salah satu penyebab utama

mortalitas dan morbiditas di Indonesia, sehingga tatalaksana penyakit

ini merupakan intervensi yang sangat umum dilakukan di berbagai

tingkat fasilitas Kesehatan (KEMENKES, 2018).Hipertensi sering

disebut “the silent killer” karena sering tanpa keluhan, sehingga

penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi, tetapi

kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau

komplikasi dari hipertensi seperti stroke, infark miokard, gagal ginjal,

ensefalopati (kerusakan otak), dan kejang pada wanita preeklamsi.

(P2PTM Kemenkes RI, 2018).

Data dari WHO tahun 2010 menunjukkan, di seluruh dunia

sekitar 972 juta orang atau 26,4% mengidap hipertensi dan

diperkirakan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025, dari 972 juta

pengidap hipertensi 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya

berada di negara berkembang, termasuk Indonesia (Noor Cholifaha,

2022). Terdapat 25,8% penduduk Indonesia menderita hipertensi,

prevalensi kejadian hipertensi pada lansia usia 55-64 tahun sebanyak

1
2

45,9%, usia 65-74 tahun sebanyak 57,6%, dan pada usia > 75 tahun

sebanyak 63,8% (KEMENKES, 2018).

Dari hasil RISKESDAS yang terbaru tahun 2018, prevalensi

kejadian hipertensi sebesar 34.1%. Angka ini meningkat cukup tinggi

dibandingkan hasil RISKESDAS tahun 2013 dengan peningkatan

yang cukup signifikan menjadi 13.2% pada usia 18-24 tahun, 20,1% di

usia 25-34 tahun, dan 31,6% pada kelompok usia 25-44 tahun.

Diperkirakan penderita hipertensi usia ≥18 tahun di Provinsi

NTB sebanyak 358.100 orang, dan yang mendapatkan pelayannan

sebesar 56.107 jiwa (15,7%). Penderita hipertensi yang mendapat

pelayanan kesehatan terendah terdapat di daerah Lombok Barat

sebesar 0,9%. Menurut prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis

dokter atau minum obat anti hipertensi pada penduduk umur ≥18

tahun di Provinsi NTB yang tertinggi di kabupaten Lombok Barat yaitu

8,15% (Riskesdas, 2018).

Puskesmas Gunungsari masuk ke dalam 5 Puskesmas dengan

kasus Hipertensi tertinggi di Lombok Barat, Pada bulan Januari

sampai Desember 2020 jumlah penderita hipertensi sebanyak 1.150

orang dengan persentase di beberapa desa diantaranya, Desa

Gunungsari sebanyak 67,9%, Desa Kekait sebanyak 53,7%, Desa

Tamansari sebanyak 38,9%, desa Gunturmacan sebanyak 38,8%,

dan Desa Dopang sebanyak 30,7%. Mengalami peningkatan pada

tahun 2021 menjadi 2.548 orang dengan persentase 43%


3

Banyak faktor yang berperan penting menyebabkan hipertensi,

dimana diantaranya meliputi faktor resiko yang tidak dapat

dikendaikan (mayor) dan faktor resiko yang dapat dikendalikan

(minor). Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) seperti

keturunan dan usia. Sedangkan faktor resiko yang dapat dikendalikan

(minor) yaitu obesitas, kolesterol, kafein, kurang olahraga atau

aktivitas, merokok, sensitivitas natrium, konsumsi alkohol, stress, dan

pola makan yang salah (Sutanto, 2010).

Penatalaksanaan hipertensi bertumpu pada pilar pengobatan

standar dan merubah gaya hidup yang meliputi mengatur pola makan,

mengatur koping stress, mengatur pola aktivitas, menghindari alkohol,

dan rokok. Penatalaksanaan hipertensi dengan obat saat ini memang

telah mengalami kemajuan, tetapi terdapat banyak laporan yang

menyampaikan bahwa penderita yang datang ke Rumah Sakit akan

datang lagi dengan keluhan tekanan darahnya tidak mengalami

penurunan bermakna meskipun sudah diobati (Dalimartha, 2008).

Secara umum pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu dengan obat-obatan (farmakologi) dan tanpa obat-

obatan (nonfarmakologi), dimana Obat-obatan farmakologi yang

digunakan pada hipertensi seperti Furosemide, Metaprolol, Captopril,

Prazosin, Amlodipine, Metildopa. Sedangkan secara nonfarmakologi

seperti olahraga/aktivitas fisik, batasi konsumsi garam, istirahat yang

cukup, hindari stress, berhenti merokok, berhenti konsumsi alkohol

dan pola makan sehat salah satunya dari bahan alami seperti buah,
4

sayuran dan herbal. Salah satu dari buah yang bisa dijadikan bahan

dalam mengendalikan hipertensi adalah semangka (Adibah, 2020),

serta tanaman obat herbal yang memiliki khasiat mengatasi hipertensi

seperti labu siam, selada air, alang-alang, mengkudu, jeruk nipis,

kumis kucing, dan daun salam (Rahmalia, 2021)

Semangka (citrullus lanatus) kaya akan nutrisi, seperti serat,

lycopene, vitamin A dan kalium. Penelitian dari florida state university

menunjukkan bahwa asam amino yang di temukan dalam semangka

yang disebut L-citrulline atau L- arganine, mampu meningkatkan

fungsi arteri dan menurunkan tekanan darah pada aorta (Pardede,

2019). Beberapa kandungan dari obat anti hipertensi yang dapat kita

temui dalam semangka yaitu beta karoten dan kalium. Semangka

dapat menurunkan tekanan darah tinggi karena mengandung kalium

yang berfungsi untuk meningkatkan kerja jantung dan citrulline yang

mampu mendorong aliran darah ke seluruh bagian tubuh. Beta

karoten yang baik bagi tubuh (Shanti, 2016).

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa daun salam

banyak memiliki manfaat untuk kesehatan berbagai zat yang

terkadung seperti, flavonoid, tanin, minyak atsiri dapat menurunkan

tekanan darah (Prima, 2021). Di dalam tubuh, flavonoid ini bekerja

pada ginjal. Menurut Kwon, dkk (2010), flavonoid berguna untuk

mengambat ACE, sehingga dari angiotensin I tidak dapat diubah

menjadi angiotensin II yang berfungsi untuk menaikkan aktivitas

sistem saraf simpatis, vasokontriksi otot polos vascular dan


5

meningkatkan retensi air dan natrium. Sehingga dengan adanya

flavonoid tekanan darah dapat turun.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan

studi kasus lebih lanjut tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Hipertensi Dengan Masalah Resiko Penurunan Curah Jantung Melalui

Penerapan Minum Rebusan Daun Salam (Syzygiumpolyanthum) Dan

Jus Semangka (Citrullus lanatus) Tahun 2022”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka

rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimanakah

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Masalah

Resiko Penurunan Curah Jantung Melalui Penerapan Minum

Rebusan Daun Salam (Syzygiumpolyanthum) Dan Jus Semangka

(Citrullus lanatus) Tahun 2022?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien hipertensi

dengan masalah resiko penurunan curah jantung melalui

penerapan minum rebusan daun salam (syzygiumpolyanthum) dan

jus semangka (citrullus lanatus).

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada pasien

hipertensi dengan masalah resiko penurunan curah jantung


6

melalui penerapan minum rebusan daun salam

(syzygiumpolyanthum) dan jus semangka (citrullus lanatus).

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi

dengan masalah resiko penurunan curah jantung melalui

penerapan minum rebusan daun salam (syzygiumpolyanthum)

dan jus semangka (citrullus lanatus).

c. Menyusun intervensi keperawatan pada asuhan keperawatan

pada pasien hipertensi dengan masalah penurunan curah

jantung melalui penerapan minum rebusan daun salam

(syzygiumpolyanthum) dan jus semangka (citrullus lanatus).

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien hipertensi

dengan masalah resiko penurunan curah jantung melalui

penerapan minum rebusan daun salam (syzygiumpolyanthum)

dan jus semangka (citrullus lanatus).

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien hipertensi

dengan masalah resiko penurunan curah jantung melalui

penerapan minum rebusan daun salam (syzygiumpolyanthum)

dan jus semangka (citrullus lanatus).

D. Manfaat Hasil Penelitian

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:

1. Manfaat Teoritis

Membudayakan pengelolaan pasien hipertensi yang mengalami

peningkatan tekanan darah melalui penerapan minum rebusan


7

daun salam (syzygiumpolyanthum) dan jus semangka (citrullus

lanatus).

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Perawat

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang penerapan minum

rebusan daun salam dan jus semangka pada pasien hipertensi

dengan masalah penurunan curah jantung.

b. Untuk rumah sakit

Menerapkan intervensi berbasis evidence based untuk

pengelolaan pasien hipertensi dengan masalah resiko

penurunan curah jantung melalui penerapan minum rebusan

daun salam (syzygiumpolyanthum) dan jus semangka (citrullus

lanatus).

c. Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah leluasan ilmu

dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam pengelolaan

penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi.

d. Pasien

Menambah pengetahuan pasien dalam pengelolaan penurunan

tekanan darah pada kasus hipertensi.


8

DAFTAR PUSTAKA

Adibah, Y. (2020). PENGARUH PEMBERIAN JUS SEMANGKA


TERHADAP PERUBAHAN. Colorus Journal of Nursing, Vol.3.
Retrieved from http://ejurnal.stik-sintcarolus.ac.id/
KEMENKES. (2018). Hasil Utama RISKESDAS. Badan penelitian &
Pengembangan Kesehatan.
Noor Cholifaha, I. P. (2022). PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN
SALAM TERHADAP PERUBAHANTEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan, Vol.13 , 230-241.
Pardede, R. (2019). PENGARUH PEMBERIAN JUS SEMANGKA
(Citrullus lanatus) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI. Jurnal Kesehatan Saintika
Meditory, Vol.2. Retrieved from https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/
Prima. (2021). PENGARUH TERAPI AIR REBUSAN DAUN SALAM
TERHADAP PREUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERENSI. Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan,
Vol.14. Retrieved from
http://ejournal.uhb.ac.id/index.php/VM/issue/archive
Rahmalia. (2021). PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN
SALAM (SYZYGIUMPOLYANTHUM) TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI. Jurnal
Kesehatan Tambusai, Vol.2, 375-381.
Kwon, dkk, 2010. Kaplan’s Clinical Hypertension, Ninth edition. Lippincott :
Wiliams & Wilikins
9

Riskesdas. (2018). Laporan Nasional Riskesdas. Jakarta : Kementrian


Kesehatan RI.
Shanti, N. M. (2016). Pengaruh Pemberian Jus Semangka Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Lansia. MAJORITY, Vol.5.

Anda mungkin juga menyukai