Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH


PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI PUSKESMAS LEUWI GAJAH
CIMAHI SELATAN

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mata Kuliah Metodologi Penelitian

OLEH:

SANDRA IRAWAN
C.0105.17.164

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BUDI LUHUR
CIMAHI
2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya di

seluruh dunia karena hipertensi merupakan faktor risiko utama yang mengarah

kepada penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke dan

penyakit ginjal yang mana

pada tahun 2016 penyakit jantung iskemik dan stroke menjadi dua penyebab

kematian utama di dunia (WHO, 2018)

Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan

darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolki140 mmHg menunjukkan fase darah

yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase

darah yang kembali ke jantung (Triyanto, 2014).

Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yan sering

terjadi pada lansia, dengan kenaikan tekanan darah sistoliklebih dari 150 mmHg dan

tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, tekanan sistolik 150-155 mmHg

dianggap masih normapada lansia (Sudarta, 2013).

Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler aterosklerosis,

gagal jantung, stroke dan gagal ginjal ditandaidengan tekanan darah sistolik lebih

dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada

dua kalipengukuran atau lebih (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2012). 2
Kejadian hipertensi di seluruh dunia mencapai lebih dari 1,3 milyar orang,

yang mana angka tersebut menggambarkan 31% jumlah penduduk dewasa di dunia

yang mengalami peningkatan sebesar 5,1% lebih besar dibanding prevalensi global

pada tahun 2000-2010 (Bloch, 2016). Pada rentang tahun yang sama, kejadian

hipertensi ini lebih tinggi terjadi pada penduduk di negara berkembang dibandingkan

negara maju bahkan nyaris sebanyak 75% penderita dengan hipertensi tinggal di

negara berkembang (Mills, 2016) dan terjadi peningkatan sebanyak 8,1%.

Sementara menurut hasil Riskesdas 2013 kejadian hipertensi di Indonesia

berada dalam peringkat ke 6 dari 10 kategori penyakit tidak menular kronis.

Prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia yang didapatkan dari hasil pengukuran

tekanan darah pada penduduk berusia ≥18 tahun mengalami penurunan dari 31,7%

pada tahun 2007 menjadi 25,8% (Kemenkes RI, 2013). 3

Prevalensi beberapa penyakit tidak menular di Jawa Barat masih tinggi, salah

satu diantaranya yaitu yaitu Hipertensi sebesar 95.35/10.000, rerata Prevalensi

Hipertensi tertinggi di atas Provinsi Jawa Barat terdapat di 12 kabupaten kota yaitu

Kab.Garut, Kab. Ciamis, Kab. Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kab. Majalengka,

Kab.Sumedang, Kab. Indramayu, Kab. Bandung Barat, Kota Cirebon, Kota Depok,

Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.

Antisipasi dari permasalahan tersebut perlu diberikan terobosan baru kepada

masyarakat bahwasannya pengobatan non farmakologi (mentimun) dapat menjadi

pilihan alternatif yang bagus dari segi ekonomis atau manfaatnya. Kandungan

potasium bermanfaat untuk membersihkan karbon dioksida dalam darah, memicu

kerja otot dan simpul saraf serta mengatur tekanan osmotik bersama natrium.
Kandung mineral kalium, magnesium dan serat dalam mentimun bermanfaat

untuk menurunkan tekanan darah. Mineral magnesium berperan melancarkan aliran

darah dan menenangkan syaraf. Selain itu mentimun bersifat deuritic karena

kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan darah.

Unsur fosfor, asam folat dan vitamin C pada mentimun bermanfaat bermanfaat

menghilangkan ketegangan atau stress. (Majalah nirmala dan rumah tani).

Adanya anggapan back to nature mengisyaratkan pentingnya tanaman obat

bagi kesehatan khususnya mentimun disamping obat-obatan sintesis. Mengingat

tanaman ini sering kita jumpai di lingkungan kita dan mempunyai manfaat yang

besar pula, sehingga diharapkan dengan melakukan pengobatan hipertensi secara

non-farmakologi (mentimun) tekanan darah pada penderita hipertensi dapat

menurun dan terkontrol.

Disamping itu, pengobatan dengan cara ini bisa dilakukan 4secara mandiri,

pengolahan dan penyajian yang mudah dilakukan, serta tidak membutuhkan

waktuyang lama. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang "Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Leuwi

Gajah Cimahi Selatan".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraikan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian

adalah Bagaimana Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Leuwi Gajah Cimahi

Selatan ?.
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Leuwi Gajah

Cimahi Selatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran tekanan darah pasien hipertensi sebelum minum

jus mentimun.

b. Mengetahui gambaran tekanan darah pasien hipertensi setelah minum

jus mentimun.

c. Mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Leuwi Gajah

Cimahi Selatan .

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dalam

pemberikan intervensi keperawatn dengan menggunakan jus mentimun

pada pasien dengan hipertensi.


2. Manfaat Praktis

a. Bagi puskesmas leuwi gajah cimahi selatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

puskesmas leuwi gajah Cimahi selatan dalam memberikan intervensi

keperawatan kepada pasien hipertensi dengan menggunakan jus

mentimun

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi

dalam mengembangkan ilmu Keperawatan KMB serta dapat digunakan

sebagai materi pokok dalam asuhan keperawatan pada penderita

hipertensi

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dilakukannya

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan intervensi keperawatan,

selain itu diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan

dasar bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitiannya.

Anda mungkin juga menyukai