Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH


ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT
UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BABAKAN KOTA
MATARAM TAHUN 2020

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program pendidikan

Diploma III keperawatan Poltekes Kemenkes Mataram

Tahun 2019/2020

Oleh :

DWI WAHYUNI

NIM.P07120117056

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

TK III B/D III KEPERAWATAN

TAHUN 2019/2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang


di tandai dengan peningkatan tekanan darah. Hipertensi atau tekanan darah
tinggi merupakan keadaan perubahan diamana tekanan darah meningkat
secara kronik. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam pembuluh darah arteri
(kholish,N. 2011 dalam Harnani, 2017) . Hipertensi merupakan manifestasi
gangguan kesimbangan hemodinamik sistem kardiovaskuler, yang mana
patofisiologinya adalah multi faktor, sehingga tidak bisa diterangkan dengan
hanya satu mekanisme tunggal. Menurut kaplan hipertensi banyak
menyangkut faktor genetik, lingkungan dan pusat-pusat regulasi
hemodinamik. Sebagaimana diketahui hipertensi adalah penyebab kematian
nomer satu di dunia. Hipertensi juga merupakan faktor resiko independen,
sebab terlihat dalam proses terjadinya mortalitas dan morbiditas dari
kejadian penyakit kardiovaskuler (setiati dkk, 2017)

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling


umum dan paling banyak disandang masyarakat. Hipertensi sekarang jadi
masalah utama kita semua, tidak hanya di Indonesia tapi di dunia, karena
hipertensi ini merupakan salah satu pintu masuk atau faktor risiko penyakit
seperti jantung, gagal ginjal, diabetes, stroke. Hipertensi disebut sebagai The
Silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak
mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi
komplikasi (kemenkes RI,2019).
Dari data World Health Organization (WHO) tahun 2015
menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi,
artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang
hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025
akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap
tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya
(Kemenkes RI,2019).

Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun


2019 menunjukkan, sebagaian besar kasus hipertensi di masyarakat belum
terdiagnosis. Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun ke atas sebesar 34,1 persen,
tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua
sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 35-44 tahun
(31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%), umur 65-
74(63,2%), umur 75+(69,5%). diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis
hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat
serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya Hipertensi
sehingga tidak mendapatkan pengobatan (kemenkes RI,2019)

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2018, prevalensi


Hipertensi di provensi NTB (7,19%) dan angka nasional (8,36%), Double
Burden of Diseases (2017), mencatat bahwa kematian akibat Penyakit Tidak
Menular (PTM) di Provinsi Nusa Tenggara Barat semakin meningkat dan
menjadi beban utama penyakit sejak tahun 2017 yang ditunjukkan dengan
semakin tingginya proporsi penyebab kematian PTM dibandingkan Penyakit
Menular (PM) dan cedera. Jumlah estimasi penderita hipertensi berusia lebih
dari 18 tahun di Lombok barat sebanyak 45.211 jiwa, Lombok tengah
sebanyak 61.733 jiwa, Lombok timur sebanyak 92.005 jiwa, Sumbawa
sebanyak 32.802 jiwa, Dompu sebanyak 14.977 jiwa, Bima sebanyak 34.453
jiwa, sumbawa barat sebanyak 8.891 jiwa, Lombok utara sebanyak 19.216
jiwa, Kota mataram sebanyak 37.190 jiwa, Kota bima sebanyak 11.633 jiwa.
Berdasarkan profil kesehatan provinsi NTB tahun 2018 Lombok Timur
urutan pertama terbesar kasus hipertensi (profil kesehatan NTB,2018).

Pada penderita hipertensi, tahanan perifer sistemik menjadi lebih


tinggi dari orang normal akibat adanya vasokontriksi pembuluh darah. Itu
berarti ventrikel kiri harus bekerja lebih kerasuntuk melawan tahanan
tersebut agar aliran darah maksimal sehingga suplai darah ke semua jaringan
tercapai sesuai kebutuhannya. Ventrikel kiri kemudian mengompensasi
keadaan tersebut dengan hipertropi sel-sel otot jantung. Hipertropi ventrikel
kiri memungkinkan jantung berkontraksi lebih kuat dan mempertahankan
volume sekuncup walaupun terjadi tahanan terhadap aliran darah. Namun,
lama kelamaan mekanisme kompensasi tersebut tidak lagi mampu
mengimbangi tekanan perifer yang tetap tinggi (silbernagl,2007 dalam
saputra,dkk ,2013).

Hipertensi salah satunya dapat mengakibatkan ketidakefektifan


prefusi jaringan perifer : serebral ginjal, jantung yang berhubungan dengan
gangguan sirkulasi darah. Pada umumnya peningkatan tekanan darah
didalam arteri terjadi karena beberapa sebab pertama, jantung memompa
lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan setiap detiknya. Kedua,
arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga tidak
dapat mengembang saat jantung memompa darah melalui arteri. Oleh karna
itu, setiap jantung berdenyut darah dipaksa untuk melalui pembuluh darah
yang sempit sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah menjadi
naik (M Adib, 2011).

Oleh karna itu hipertensi harus segera diobati karna dapat mencegah
timbulnya komplikasi pada beberapa organ tubuh. Hipertensi dapat diobati
secara farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan secara farmakologi
biasanya menggunakan obat-obatan yang mempunyai efek samping,
pengobatan secara non farmakologis dapat dilakukan dengan mengubah
gaya hidup yang lebih sehat dan melakukan terapi rendam kaki
menggunakan air hangat (santoso, 2015 dalam harnani dan axmalia, 2017).

Air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh pertama


berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi
darah menjadi lancar yang kedua adalah faktor pembebanan didalam air
yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi
tubuh. Kerja air hangat pada dasarnya adalah meningkatkan aktivitas (sel)
dengan metode pengaliran energi melalui konveksi (pengaliran lewat
medium cair). Selain itu juga dapat terjadi perpindahan hangat dari air
hangat ke dalam tubuh, sehingga dapat juga berfungsi seperti teknik
akupuntur. Air hangat juga dapat mendorong vasodilatasi pembuluh darah
dan meningkatkan denyut jantung (Hardianti, dkk, 2018).

Rendam kaki air hangat bermanfaat untuk vasodilatasi aliran darah


sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan darah. Dengan rendam kaki
dalam air hangat dapat memberikan efek fisiologis terhadap beberapa bagian
tubuh organ manusia. Tekanan hidrostik air terhadap tubuh mendorong
aliran darah dari kaki menuju ke rongga dada dan darah akan berkumpul di
pembuluh darah di jantung (Hardianti, dkk, 2018).

Menurut penelitian dari Riawati (2016) mengenai Terapi


Rendam Kaki Air Hangat dengan hipertensi di PANTI SASANA TRESNA
WREDHA DHARMA BAKTI WONOGIRI di dapatkan hasil pemberian
terapi rendam kaki air hangat terhadap terhadap penurunan tekanan darah
menunjukan hasil yang signifikan, karena dalam 3 hari pengelolaan tekanan
darah yang semula 180/100 mmHg menjadi 140/90 mmHg.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian tentang “Asuhan keperawatan dengan pemberian terapi rendam
kaki air hangat dalam menurunkan tekanan darah pada salah satu anggota
keluarga penderita hipertensi di puskesmas babakan Kota Mataram tahun
2020”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian


ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan dengan pemberian terapi
rendam kaki air hangat dalam menurunkan tekanan darah pada salah satu
anggota keluarga penderita hipertensi di puskesmas babakan Kota Mataram
tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Asuhan keperawatan


dengan pemberian terapi rendam kaki air hangat dalam menurunkan tekanan
darah pada salah satu anggota keluarga penderita hipertensi di puskesmas
babakan Kota Mataram tahun 2020

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pasien dan Keluarga
Dapat dijadikan salah satu solusi yang dapat digunakan dalam
mengatasi hipertensi yang dialami dengan menggunakan rendam
kaki air hangat yang dapat menurunkan tekanan darah dan sebagai
terapi komplementer yang murah dan mudah dilakukan secara
mandiri

2. Bagi institusi kesehatan/puskesmas


Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak puskesmas dalam
menjalankan asuhan keperawatan dengan hipertensi

3. Bagi institusi Pendidikan


Sebagai pedoman dalam penelitian yang akan dilakukan dan
hasilnya nanti diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
pengembangan ilmu pengetahuan guna meningkatkan mutu
pendidikan selanjutnya.

4. Peneliti lainnya
Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu data awal untuk
penelitian yang lebih lanjut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Hipertensi

a. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya
90mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf,ginjal,dan pembuluh darah dan makin tinggi
tekanan darah, makin besar resikonya. (sylvia A.price dalam
nanda nicnoc 2015).

b. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2
golongan:
1. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karna tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang yang mempengaruhinya yaitu :
genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem
renin. Angiotensin dan peningkatan Na+Ca intraseluler.
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas,
merokok, alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :


1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih dari
140mmHg dan/ tekanan diastolik sama atau lebih besar dari
90mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih
besar 160mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari
90mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatknya resistensi pembuluh darah perifer.
Secara klinis derajat hipertensi di kelompokkan yaitu :
No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik(mmHg)

1. Optimal <120 <80


2. Normal 120-129 80-84
3. High normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1(ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (berat) 180-209 100-119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

c. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri aleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataan ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala,pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboraturium
- Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan facto resiko
seperti : hipokoagulabilitas,anemia.
- BUN/kreatini : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
- Glucosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
di akibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisa : darah,protein,glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal dan ada DM.
2. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, ecelopati
3. EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu
ginjal,perbaikan ginjal.
5. Photo dada : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
Patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai