Anda di halaman 1dari 7

JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 3 No.

2 (2019) 74

Volume. 3 Nomor. 2
Periode: Juli – Desember 2019; hal. 74-80
p-ISSN : 2580-1112; e-ISSN : 2655-6669 Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi
Copyrighr @2019 (JIKO)
Penulis memiliki hak cipta atas artikel ini
journal homepage: https://ejournal.akperfatmawati.ac.id

Penerapan Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat


Dalam Menurunkan Tekanan Darah
Siti Utami Dewi1, Putri Ayu Rahmawati2
Akademi Keperawatan Fatmawati, Jakarta

Abstrak
Menurut World Health Organization (WHO) dikawasan Asia Tenggara populasi
penderita hipertensi sebesar 8% atau 147 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2050
meningkat 3 kali lipat dari tahun 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018 yang terdiagnosa hipertensi oleh dokter 8,36% dan 34,11% berdasarkan hasil
pengukuran. Hipertensi merupakan silent killer atau pembunuh diam-diam karena
merupakan penyakit yang tidak menampakkan gejala yang khas, dimana salah satunya
adalah sakit kepala dan mudah lelah. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran terapi rendam kaki menggunakan air hangat dalam menurunkan tekanan darah
pada subjek dengan hipertensi. Rancangan studi kasus ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan proses asuhan keperawatan keluarga. Hasil dari studi kasus ini setelah
tiga hari subjek menerapkan terapi rendam kaki didapatkan hasil terjadi penurunan
tekanan darah pada kedua subjek, yang ditunjukan pada subjek I tekanan darah sebelum
terapi 160/100 mmHg menjadi 120/80 mmHg. Pada subjek II sebelum terapi 150/100
mmHg menjadi 130/80 mmHg, rata-rata selisih dalam penurunan tekanan darah sebelum
dan sesudah terapi rendam kaki yaitu 10 mmHg. Kesimpulan studi kasus ini terapi rendam
kaki cukup efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penyakit hipertensi. Saran yang
dianjurkan keluarga dan subjek dapat melakukan penerapan terapi rendam kaki, perawatan
hipertensi dan kontrol ke fasilitas kesehatan.

Kata Kunci: Hipertensi, Tekanan Darah, Terapi Rendam Kaki.

Abstract
According to World Health Organization (WHO), population of hypertension
patients in the Southeast Asian region is 8% or 147 million people and estimated in 2050
will increase 3-fold from 2013. The result of Riset Kesehatan Dasar in 2018, diagnosed
with hypertension by doctor 8,36% and 34,11% based on measurement result.
Hypertension is a silent killer, because it does not show typical symptoms. One of the
symptoms are headache and fatigue. The purpose of this study is to find out correlation of
foot soak therapy by using warm water to decrease blood pressure on subjects with
hypertensive. This case study design is used descriptive method with a family nursing care
process approach. The results of this case study during three days is decrease blood
pressure on both subjects, it can be seen on subject I before the therapy was 160/100
mmHg and after therapy was 120/80 mmHg. At the same time on subject II, blood

1
e-mail: utamidewi1701@gmail.com
2
e-mail: putriayu980105@gmail.com

Penerapan Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat


JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 3 No. 2 (2019) 75

pressure before therapy is 150/100 mmHg and after that is 130/80 mmHg, average
difference in decrease blood pressure before and after the foot soak therapy is 10 mmHg.
The conclusion in this case study, the foot soak therapy effective to decrease blood
pressure on patients with hypertension. The suggestion is the foot soak therapy can be
used to decrease blood pressure on families and subjects with hypertensive, also
hypertension treatment, and control to health facilities.

Key Words: Blood Pressure, Hypertension, Therapy of Foot Soak.

Pendahuluan Berdasarkan data laporan tahunan


Hipertensi didefinisikan sebagai Puskesmas Kecamatan Pancoran Jakarta
tekanan darah sistolik lebih dari 140 Selatan pada tahun 2017 didapatkan
mmHg dan tekanan dia stolik lebih dari 5.768 orang yang menderita hipertensi
90 mmHg, berdasarkan pada dua kali dan kasus lama 7.416 orang, sedangkan
pengukuran atau lebih (Brunner, 2013). pada tahun 2018 penderita hipertensi
Hipertensi merupakan silent killer atau sebanyak 1.088 orang dengan jumlah
pembunuh diam-diam karena merupakan penduduk keseluruhan 129.266 orang,
penyakit yang tidak menampakkan gejala dengan hasil 8,4%.
yang khas. Gejalanya adalah sakit kepala, Penyakit hipertensi termasuk
sesak napas, jantung berdebar-debar, penyakit tidak menular, sehingga
mudah lelah, telinga berdenging (tinitus), Kemenkes membuat kebijakan yaitu:
mimisan, penglihatan kabur yang mengembangkan dan memperkuat
disebabkan oleh kerusakan pada otak, kegiatan deteksi dini hipertensi secara
mata, jantung dan ginjal Tilong (2015 aktif (skrining), Meningkatkan akses
dalam Sari, 2015). masyarakat terhadap pelayanan deteksi
Menurut American Heart dini melalui kegiatan Posbindu Penyakit
Association (AHA) penduduk di Tidak Menular (PTM) dan meningkatkan
Amerika yang berusia diatas 20 tahun akses penderita terhadap pengobatan
penderita hipertensi mencapai 74,5 juta hipertensi melalui revitalisasi Puskesmas
jiwa. Menurut World Health untuk pengendalian PTM melalui
Organization (WHO) di kawasan Asia peningkatan sumber daya tenaga
Tenggara populasi penderita hipertensi kesehatan yang profesional dan
sebesar 8% atau 147 juta jiwa dan kompenten dalam upaya pengendalian
diperkirakan pada tahun 2050 meningkat PTM khususnya tatalaksana PTM di
3 kali lipat dari tahun 2013. Sedangkan fasilitas pelayanan kesehatan dasar
di Indonesia sendiri pada tahun 2020 seperti Puskesmas.
diperkirakan jumlah penderita hipertensi Peningkatan manajemen pelayanan
mencapai sekitar 80 juta jiwa. pengendalian PTM secara komprehensif
Hasil Riset Kesehatan Dasar (terutama promotif dan preventif) dan
(Riskesdas) tahun 2007 prevalensi holistik, serta peningkatkan ketersediaan
hipertensi terjadi penurunan 31,7% sarana dan prasarana promotif preventif,
menjadi 25,8 % pada tahun 2013 maupun sarana prasarana diagnostik dan
sedangkan pada 2018 yang terdiagnosa pengobatan (Depkes, 2012).
oleh dokter 8,36% dan 34,11% Keluarga merupakan unit
berdasarkan hasil pengukuran. Dan pelayanan kesehatan yang terdepan
prevalensi hipertensi di DKI Jakarta pada dalam meningkatkan derajat kesehatan
tahun 2007 sebanyak 28,8%, pada tahun komunitas. Keluarga sebagai sistem yang
2013 sebanyak 20% dan tahun 2018 berinteraksi dan merupakan unit utama
mengalami penurunan 10,1%. yang menyangkut kehidupan masyarakat.

Penerapan Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat


JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 3 No. 2 (2019) 76

Keluarga menempati posisi antara Hidrotherapy dapat menurunkan


individu dan masyarakat. Apabila setiap tekanan darah jika dilakukan secara rutin
keluarga sehat, akan tercipta komunitas metode yang umum digunakan dalam
yang sehat. hidroterapi salah satunya yaitu
Masalah yang dialami anggota merendam kaki menggunakan air hangat.
keluarga dapat mempengaruhi anggota Secara ilmiah air hangat mempunyai
keluarga yang lain, karena keluarga dampak fisiologis bagi tubuh. Pertama
merupakan perantara yang efektif dan berdampak pada pembuluh darah dimana
mudah untuk berbagai usaha usaha hangatnya air membuat sirkulasi darah
kesehatan masyarakat. Sehingga dengan menjadi lancar, yang kedua adalah factor
memberikan pelayanan kesehatan kepada pembebanan di dalam air yang akan
keluarga, perawat mendapat dua menguatkan otot-otot dan ligamen yang
keuntungan yaitu dapat memenuhi mempengaruhi sendi tubuh (Lalage,
kebutuhan individu dan memenuhi 2015).
kebutuhan masyarakat. Jadi untuk Air hangat mempunyai dampak
membangun keluarga yang sehat fisiologi bagi tubuh sehingga rendam
dibutuhkan peran perawat dalam kaki air hangat dapat digunakan sebagai
memberikan asuhan keperawatan salah satu terapi yang dapat memulihkan
keluarga (Damayanti, 2014). otot sendi yang kaku serta
Asuhan keperawatan keluarga menyembuhkan stroke apabila dilakukan
adalah suatu rangkaian kegiatan yang melalui kesadaran dan kedisiplinan.
diberikan melalui praktik keperawatan Hidrotherapy rendam hangat ini sangat
dengan sasaran keluarga, pada tatanan mudah dilakukan oleh semua orang,
komunitas yang bertujuan untuk tidak membutuhkan biaya yang mahal,
menyelesaikan masalah kesehatan yang dan tidak memiliki efek samping yang
dialami keluarga dengan menggunakan berbahaya.
pendekatan proses keperawatan, Prinsip kerja dari hidroterapi
berlandaskan pada etika dan etiket rendam air hangat ini yaitu dengan
keperawatan, dalam lingkup wewenang menggunakan air hangat yang bersuhu
serta tanggung jawab keperawatan sekitar 31⁰C sampai 37⁰C diatas suhu
(Lobo, 2015). tubuh sehingga pasien nyaman
Penatalaksanaan hipertensi terbagi (Ningtiyas, 2014). secara konduksi
menjadi dua yaitu, terapi secara dimana terjadi perpindahan panas dari air
farmakologi dan non farmakologi. hangat ke tubuh sehingga akan
Pengobatan farmakologi banyak membantu meningkatkan sirkulasi darah
menyembuhkan hipertensi namun banyak dengan memperlebar pembuluh darah
memiliki efek samping seperti sakit akibatnya lebih banyak oksigen dipasok
kepala, pusing lemas dan mual terutama ke jaringan yang mengalami
pada lansia yang sudah mengalami pembengkakan dan ketegangan otot.
penurunan, sedangkan pengobatan Perbaikan sirkulasi darah juga
hipertensi secara non-farmakologi dapat memperlancar sirkulasi getah bening
dilakukan dengan mengubah gaya hidup sehingga membersihkan tubuh dari
menjadi lebih sehat, seperti berhenti racun. Oleh karena itu orang-orang yang
merokok, menurunkan konsumsi alkohol menderita penyakit seperti rematik,
berlebih, menurunkan asupan garam dan radang sendi, linu panggul, sakit
lemak, meningkatkan konsumsi buah dan punggung, insomnia, kelelahan, stres,
sayur, penurunan berat badan berlebih, sirkulasi darah yang buruk (hipertensi),
latihan fisik dan terapi alternatif nyeri otot, kram, kaku, terapi air bisa
komplementer “Hidrotherapy” (Ferayati, digunakan untuk meringankan masalah
2017). tersebut (Restuningtyas, 2019).

Penerapan Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat


JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 3 No. 2 (2019) 77

Dilihat dari hasil penelitian Pada studi kasus ini memiliki


Istiqomah (2017), sumber data primer kriteria inklusi yaitu, bersedia menjadi
membagi klasifikasi sistol dan diastol responden, telah terdiagnosa hipertensi
setelah merendam kaki menggunakan air serta didukung oleh etiologi dan hasil
hangat menjadi 3 klasifikasi yaitu, pemeriksaan penunjang yang jelas,
normal dengan sistol 5,3% dan diastol belum mendapatkan pelaksanaan rendam
21,1%, sedang sistol 78,9% dan diastol kaki menggunakan air hangat atau telah
47,4%, dan tinggi sistol 15,8% dan mendapatkan pelaksanaan rendam kaki
diastol 31,6%. menggunakan air hangat, berada di
Dan hasil penelitian menunjukan dalam area kerja Puskesmas Kecamatan
sebelum dilakukan rendam kaki Pancoran Jakarta Selatan, dapat
menggunakan air hangat tekanan darah dilakukan observasi yang menghasilkan
sistol dan diastol rata-rata 78,9% data akurat dalam pelaksanaan tindakan
klasifikasi sedang. Sedangkan hasil keperawatan khususnya observasi
sesudah dilakukan rendam kaki rendam kaki menggunakan air hangat
menggunakan air hangat tekanan darah pada klien hipertensi, Keluarga
sistolik dan diastolik rata-rata 52,3% kooperatif dan bisa diajak bekerja sama
klasifikasi normal. saat dilakukan pelaksanaan untuk
menjadi subjek dalam pelaksanaan studi
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi kasus.
Kategori Sistol Diastol Kriteria eksklusi yang tidak bisa
(mmHg) (mmHg) dijadikan sebagai responden yaitu: belum
Normal <130 <85 atau tidak terdiagnosa hipertensi, di luar
Ringan 140 -159 90 -99 area kerja Puskesmas Kecamatan
Sedang 160 - 179 100 - 109 Pancoran Jakarta Selatan, mengalami
Berat ≥ 180 ≥110 penurunan kesadaran atau gangguan
Sumber : WHO, (2007) tertentu yang menimbulkan hambatan
dalam komunikasi antara perawat dan
Melihat manfaat dari terapi rendam klien, tidak bersedia untuk menjadi
air hangat ini, penulis terpacu untuk subjek dalam studi kasus, keluarga tidak
melakukan studi kasus mengenai dapat di ajak kerja sama.
penerapan rendam kaki menggunakan air Instrumen yang digunakan untuk
hangat terhadap penurunan tekanan darah mendapatkan hasil dari variabel
pada klien dengan hipertensi. independen dengan menggunakan
sphygmomanometer dan stetoskop,
Metode sedangkan variabel dependen
Studi kasus ini menggunakan menggunakan thermometer air, baskom,
metode deskriptif dan bertujuan untuk handuk, dan wadah air atau termos air
mengeksplorasi asuhan keperawatan hangat. Teknik pengumpulan data yang
pada keluarga dengan fokus intervensi digunakan adalah lembar observasi.
rendam kaki menggunakan air hangat di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Hasil dan Pembahasan
Pancoran Jakarta Selatan. Pendekatan Dari hasil studi kasus penerapan
yang digunakan adalah pendekatan terapi rendam kaki menggunakan air
asuhan keperawatan keluarga yang hangat yang telah dilakukan pada kedua
meliputi pengkajian keperawatan, subjek hipertensi diperoleh hasil adanya
diagnosa keperawatan, perencanaan penurunan tekanan darah, sebelum dan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan sesudah dilakukan terapi rendam kaki
dan evaluasi keperawatan. selama 3 hari. Pada Tn. A hasil tekanan
darah sebelum dilakukan terapi rendam

Penerapan Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat


JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 3 No. 2 (2019) 78

kaki 160/100 mmHg menjadi 120/80 secara bertahap yaitu dari 150/100
mmHg, sedangkan Ny. M hasil tekanan mmHg, menjadi 130/80 mmHg.
darah sebelum dilakukan terapi rendam Hal ini sesuai dengan teori yaitu,
kaki 150/100 mmHg menjadi 130/80 setelah pubertas, laki-laki cenderung
mmHg. memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah dan wanita setelah menepouse cenderung
Tekanan memiliki tekanan darah yang lebih
Subjek Tanggal Klasifikasi
Darah tinggi. Hal ini berada pada teori yang
Tn. A 04/03/19 160/100 Klasifikasi mengatakan hipertensi lebih tinggi laki-
sedang laki dari pada wanita sampai usia 55
Ny. M 04/03/19 150/100 Klasifikasi tahun (Perry & Potter, 2010).
ringan
Hasil tekanan darah Tn. A pada
hari ketiga menjadi klasifikasi normal
Hasil studi kasus ini sesuai dengan yaitu 120/80 mmHg, selain minum obat
teori Tilong (2013), yang menyatakan dan terapi rendam kaki Tn. A
bahwa merendam kaki dalam air panas mengatakan rutin olahraga setiap pagi
adalah prosedur yang sederhana namun hari, namun masih suka makan-makanan
efektif efeknya terhadap sirkulasi darah yang asin. Sedangkan tekanan darah Ny.
dalam tubuh. Dengan membesarkan M pada hari ketiga masih pada klasifikasi
pembuluh-pembuluh darah pada kaki dan ringan yaitu 130/80 mmHg, namun Ny.
tungkai, maka merendam kaki dalam air M masih suka makan-makanan yang asin
panas itu dapat melancarkan aliran darah dan jarang olahraga.
dan meredakan sumbatan-sumbatan di Sehingga gaya hidup merupakan
bagian tubuh yang lain. faktor penting yang mempengaruhi
Karakteristik subjek yang kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang
menderita penyakit hipertensi yaitu tidak sehat dapat menjadi penyebab
berusia lansia awal dimana Tn. A berusia terjadinya hipertensi misalnya aktivitas
60 tahun dan Ny. M berusia 59 tahun. fisik dan stres (Mahmudah, 2015).
Hal ini sesuai dengan Triyanto (2014), Sedangkan menurut jurnal Mahmudah
yaitu usia karena dengan bertambahnya (2015), pola makan yang salah
usia akan mengakibatkan risiko terkena merupakan salah satu faktor risiko yang
hipertensi, usia yang semakin bertambah meningkatkan penyakit hipertensi. Faktor
akan mengakibatkan dinding arteri pada makanan modern sebagai penyumbang
usia lanjut mengalami penebalan yang utama terjadinya hipertensi.
mengakibatkan penumpukan zat kolagen Tabel 3. Observasi Tekanan Darah
yang menyebabkan penyempitan Hasil pengukuran tekanan darah
Hari/ Selisih
pembuluh darah dan meningkatkan kerja Tanggal
Tn. A Ny. M
Hasil
jantung. Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Rabu, 6
Pada faktor jenis kelamin kedua Maret 160/100 140/90 - -
20
subjek berbeda jenis kelamin, Tn. A mmHg
2019
berjenis kelamin laki-laki didapatkan Kamis,
10
7 Maret 130/90 130/80 - -
hasil tekanan darah setelah 3 hari 2019
mmHg
melakukan terapi rendam kaki Jum’at,
10
mengalami penurunan secara bertahap 8 Maret 130/80 120/80 150/100 130/90
mmHg
2019
yaitu, 160/100 mmHg menjadi 120/80
Senin,
mmHg. Sedangkan Ny. M berjenis 11 10
- - 130/90 130/80
kelamin perempuan didapatkan hasil Maret mmHg
tekanan darah setelah 3 hari melakukan 2019
Selasa,
terapi rendam kaki mengalami penurunan 12 10
- - 140/90 130/80
Maret mmHg
2019

Penerapan Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat


JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 3 No. 2 (2019) 79

dengan cara melebarkan pembuluh darah.


Berdasarkan tabel 3. diketahui Dimana hasil pengukuran tekanan darah
setelah dilakukan intervensi terapi pada hari ketiga pada subjek I sebelum
rendam kaki selama 3 hari terjadi terapi adalah 160/100 mmHg, sesudah
penurunan tekanan darah dari hari terapi rendam kaki 120/80 mmHg.
pertama sampai dengan hari ketiga. Pada Sedangkan pada subjek II sebelum
hari pertama, tanggal 6 Maret 2019 terapi tekanan darah 150/100 mmHg, dan
tekanan darah Tn. A sebelum dilakukan sesudah terapi rendam kaki 130/80
terapi yaitu 160/100 mmHg, setelah mmHg, dengan selisih rata-rata
dilakukan terapi menjadi 140/90 mmHg. penurunan tekanan darah sebelum dan
Pada hari kedua tanggal 7 Maret sesudah di berikan terapi yaitu 10
2019 dilakukan pengukuran tekanan mmHg, serta terapi ini cukup efektif
darah sebelum terapi yaitu 130/90 dilakukan untuk penurunan tekanan
mmHg, setelah dilakukan terapi tekanan darah.
darah menjadi 130/80 mmHg. Pada hari
ketiga tanggal 8 Maret 2019 penulis Saran
melakukan pengukuran tekanan darah Dari hasil studi kasus ini
sebelum dilakukan terapi yaitu 130/80 diharapkan kepada subjek yang
mmHg, kemudian setelahnya dilakukan menderita hipertensi untuk melakukan
pengukuran tekanan darah menjadi terapi rendam kaki secara rutin dan
120/80 mmHg. kontrol ke fasilitas kesehatan secara
Sedangkan, pada hari pertama teratur untuk mendapatkan tindak lanjut
tanggal 8 Maret 2019 tekanan darah Ny. penatalaksanaan dari penyakit hipertensi
M sebelum dilakukan terapi yaitu hipertensi. Begitu juga dengan keluarga
150/100 mmHg dan setelah dilakukan diharapkan dapat memberikan dukungan
terapi menjadi 130/90 mmHg. Pada hari pada klien hipertensi untuk dapat
kedua, penulis baru dapat melakukannya melakukan terapi rendam kaki dan
pada tanggal 11 Maret 2019, penulis mengingatkan kontrol ke fasilitas
melakukan pengukuran tekanan darah kesehatan, selain itu penulis juga
sebelum terapi yaitu 130/90 mmHg, mengharapkan tenaga kesehatan dan
setelah dilakukan terapi menjadi 130/80 kader dapat bekerjasama dalam
mmHg. Pada hari ketiga tanggal 12 melaksanakan terapi ini sebagai
Maret 2019 tekanan darah sebelum perawatan yang efektif dan dapat
dilakukan terapi yaitu 140/90 mmHg, keluarga terapkan di rumah.
lalu dilakukan observasi terapi mandiri
dan setelah terapi tekanan darah menjadi Ucapan Terima Kasih
130/80 mmHg. Ucapan terima kasih kepada Kepala
Puskesmas Kecamatan Pancoran, Kepala
Kesimpulan RT dan RW Kelurahan Pancoran, seluruh
Berdasarkan hasil studi kasus Kader Kesehatan yang telah membantu
mengenai penerapan terapi rendam kaki proses pengambilan data, serta kepada
menggunakan air hangat dalam keluarga yang telah bersedia menjadi
menurunkan tekanan darah pada klien responden dalam pelaksanaan studi kasus
dengan hipertensi dapat disimpulkan ini.
bahwa pelaksanaan terapi rendam kaki
diperoleh adanya penurunan tekanan Daftar Pustaka
darah sesudah dilakukan terapi 1 kali Agoes, Azwar. (2011). Penyakit di Usia
selama tiga hari. Terapi redam kaki air Tua. Jakarta: EGC.
hangat ini mampu menurunkan frekuensi
nadi dan menurunkan tekanan darah

Penerapan Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat


JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 3 No. 2 (2019) 80

Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Nadirawati. (2018). Buku Ajar Asuhan


Keperawatan Keluarga. Jakarta: Keperawatan Keluarga. Bandung:
EGC. PT Refika Aditaina.
Brunner. (2013). Keperawatan Medikal Notoatmodjo. (2012). Promosi
Bedah. Jakarta: EGC. Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Damayanti, Imelda. (2014). Keluarga Jakarta : Rineka Cipta.
Sejahtera. Musi Banyu Asin: Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian
Akademi Keperawatan Pemerintah Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Kabupaten Musi Banyu Asin. Praktis. Jakarta: Salemba Medika.
Depkes. (2017). Masalah Hipertensi Di Potter, P.A dan Perry, A.G. (2005).
Indonesia. Diunduh dari Fundamental of nursing: concept,
http://www.depkes.go.id/article/pri process, and practice.Ed 4 Vol 2.
nt/1909/masalah-hipertensi-di- Restuningtyas. (2019). Teori Rendam
indonesia.html Kaki Air Hangat. Jember:
Ferayanti. (2017). Efektivitas Terapi Universitas Jember.
Rendam Kaki Air Hangat Dan RISKESDAS. (2018). Laporan Nasional
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap RISKESDAS 2018. Jakarta:
Tekanan Darah. Yogjakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Universitas Respati Yogjakarta. Sumijatun. (2010). Konsep Dasar
Friedman. (2010). Buku Ajar Menuju Keperawatan Profesional.
Keperawatan Keluarga : Riset, Jakarta: TIM.
Teori, Praktek. Edisi ke-5. Jakarta: Tilong, A.D. (2015). Dasyatnya Air
EGC. Putih. Yogjakarta: Flash Book.
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Triyanto, E. (2014). Pelayanan
Keluarga. Yogjakarta: Pustaka Keperawatan Bagi Penderita
Pelajar. Hipertensi Secara Terpadu.
Istiqomah. (2017). Pengaruh Hidroterapi Yogjakarta: Graha Ilmu.
Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Udjianti, Wajan Juni. (2011).
Tingkat Tekanan Darah Pada Keperawatan Kardiovaskular.
Lansia Penderita Hipertensi Di Jakarta: Salemba Medika.
Dusun Depok Ambarketawang Yessi, H.& Astri, A. (2017). Terapi
Gamping Sleman Yogjakarta. Rendam Kaki Menggunakan Air
Yogjakarta: Universitas Aisyiyah. Hangat Efektif Menurunkan
Lalage, Zerlina. (2015). Hidup Sehat Tekanan Darah Pada Usia Lanjut.
Dengan Terapi Air. Yogjakarta: Jurnal Kesehatan
Abata Perss. Komunitas;3(4):129-132. Diunduh
LeMone, Priscilla. (2017). Buku Ajar dari http://jurnal.htp.ac.id.
Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.
Lobo, dan Sakau. (2015). Asuhan
Keperawatan Keluarga. Kupang:
STIKES Husada Mandiri.
Mahmudah, Solehatul. (2015).
Hubungan Gaya Hidup Dan Pola
Makan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Lansia Di
Kelurahan Sawangan Baru. Jurnal
Biomedika Volume 7 Nomor 2.
Diunduh dari
https://jounals.ums.ad.id.

Penerapan Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat

Anda mungkin juga menyukai