Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PROGRAM TERAPI BERMAIN

PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RUANG ANYELIR


RSUD RAJA AHMAD TABIB

Diajukan untuk Memenuhi


Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak

Disusun Oleh:
2A Keperawatan
Kelompok 1 dan 2

Dosen Pembimbing :

Eva Perawati Sitinjak,S.Kep.,Ners


NIP. 19850220 201012 2 001

CI Ruangan Anyelir RSUP :

Ns. Sriwulan Afriandani,S.Kep


NIP. 19780422 200803 2 002

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2018/2019
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak sakit yang dirawat di Rumah Sakit umumnya mengalami krisis oleh
karena seorang anak akan mengalami stress akibat terjadi perubahan lingkungan
serta anak mengalami keterbatasan untuk mengatasi stress. Krisis ini dipengaruhi
oleh berbagai hal yaitu usia perkembangan anak, pengalaman masa lalu tentang
penyakit, perpisahan atau perawatan di rumah sakit, support system serta keseriusan
penyakit dan ancaman perawatan.

Stress yang dialami seorang anak saat dirawat di Rumah Sakit perlu
mendapatkan perhatian dan pemecahannya agar saat di rawat seorang anak
mengetahui dan kooperatif dalam menghadapi permasalahan yang terjadi saat di
rawat. Salah satu cara untuk menghadapi permasalahan terutama mengurangi rasa
perlukaan dan rasa sakit akibat tindakan invasif yang harus dilakukannya adalah
bermain.

Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak


secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan
konflik dari dirinya. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan
kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, dan lain
sebagainya. Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik,
mental dan perkembangan emosinya.

Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam


mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disasarinya serta dialami dengan
kesenangan yang diekspresikan melalui psikososio yang berhubungan dengan
lingkungan tanpa memperhitungkan hasil akhirnya.

Kecemasan dan masalah psikologi yangmuncul pada anak dapat dikurangi


dengan terapi bermain pada saat perawatandi Rumah Sakit. Terapi bermain yang
diberikan pada anak usia prasekolahharus menyesuaikan dengan tahapan
perkembangan sesuai usianya. Permainananak usia prasekolah biasanya bersifat
asosiatif, dapat mengembangkankoordinasi motorik, dan memerlukan hubungan
dengan teman sebaya. Menurut Wong (2009) bentuk permainan yang sesuaidengan
anak usia 3-6 tahun antara lain : bermain menyusun puzzle, bermaingame
sederhana, bermain musik, bermain peran, mendengarkan cerita, melihatbuku-buku
bergambar, menggambar dan mewarnai gambar.

Denganmenggambar anak anak dapat mengekspresikan perasaannya, ini


berartimenggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk berkomunikasi
tanpamenggunakan kata-kata, menggambar juga dapat membantu
menyalurkanbentuk-bentuk emosi yang dirasakan anak melalui gambar
(Muhammad,2009). Mewarnai dalam Kamus Besar Indonesia berarti memberi
berwarnadari kata dasar warna yang berarti corak atau rupa. Sehingga
dapatdisimpulkan bahwa mewarnai gambar merupakan kegiatan memberikan
warnapada gambar atau tiruan barang yang dibuat dengan coretan pensil
pewarnapada kertas.

Menurunkan tingkat kecemasan anak selama perawatan denganmengajak


mereka bermain menggunakan alat permainan yang tepat. Melaluimenggambar dan
mewarnai gambar, seorang dapat menuangkan simbolisasitekanan atau kondisi
traumatis yang dialaminya kedalam coretan danpemilihan warna. Dinamika secara
psikologis menggambarkan bahwaindividu dapat menyalurkan perasaan-perasaan
yang tersimpan dalam bawahsadarnya dan tidak dapat dimunculkan kedalam realita
melalui gambar.

Melalui menggambar dan mewarnai gambar, seseorang secara tidak


sadartelah mengeluarkan muatan amigdalanya, yaitu mengekspresikan rasa
sedih,tertekan, stres, menciptakan gambaran-gambaran yang membuat kita
kembalimerasa bahagia, dan membangkitkan masa-masa indah yang pernah kita
alamibersama orang-orang yang kita cinta. Melalui aktifitas menggambar
danmewarnai gambar, emosi dan perasaan yang ada didalam diri bisa
dikeluarkan,sehingga dapat menciptakan koping yang positif. Koping positif ini
ditandaidengan perilaku dan emosi yang positif. Keadaan tersebut akan
membantudalam mengurangi stres yang dialami anak.
TINJAUAN TEORITIS

I. Konsep Tumbuh Kembang


1. Definisi
Defenisi pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan (growth) adalah
perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran,
dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak tidak hanya
bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-
organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hasil dari pertumbuhan otak adalah
anak mempunyai kapasitas lebih besar untuk belajar, mengingat, dan
mempergunakan akalnya. Jadi anak tumbuh baik secara fisik maupun
mental. Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur tulang, dan tanda-tanda seks
sekunder (Soetjiningsih, 2013).
2. Aspek-Aspek
a) Aspek Pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran
antopometri, pengukuran antopometri meliputi pengukuran berat
badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala, lingkar lengan
atas, dan lingkar dada (Saputri, 2014). Pengukuran berat badan
digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan digunakan
untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik,
sedangkan pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai
pertumbuhan otak.
Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya
reterdasi mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat)
terjadi akibat penyumbatan cairan serebrospinal. (Hidayat, 2011).
Pada umur 6 bulan lingkar kepala rata-rata adalah 44 cm (Angelina,
2014).
b) Aspek Perkembangan
1. Motorik kasar (gross motor)
Merupakan keterampilan meliputi aktivitas otot-otot besar seperti
gerakan lengan, duduk, berdiri, berjalan dan sebagainya (Saputri,
2014).
2. Motorik halus (fine motor skills)
Merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan
koordinasi mata dan tangan yang memerlukan koordinasi yang
cermat. Perkembangan motorik halus mulai memiliki
kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki menggambar dua tau
tiga bagian, menggambar orang, melambaikan tangan dan
sebagainya (Saputri, 2014).
3. Bahasa (Languange)
Merupakan kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan, berkomunikasi
(Hidayat, 2011 )
4. Sosialisasi dan kemandirian
Merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri
(makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah
dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya ( Rusmil, 2008).

3.Klasifikasi Bermain
a) Social affective play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan anatara anak dan orang lain. Misalnya bayi akan
mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang
menyenangkan denga orang tuanya atau orang lain. Permainan yang bisa
dilakukan adalah “Cilukba”,,berbicara sambil tersenyum dan tertawa atau
sekedar memberikan tangan pada bayi untuk menggengamnya tetapi
dengan diiringi berbicara sambil tersenyum dan tertawa.
b) Sense of pleasure play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang
pada anak dan biasanya mengasikkan. Misalnya dengan menggunakan
pasir,anak akan membuat gunung gunungan atau benda benda apa saja
yang dapat dibentuknya dengan pasir.
c) Skill play
Sesuai dengan sebutannya,permainan ini akan meningkatkan keterampilan
anak,khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya bayi akan terampil
memegang benda benda kecil,memindahkan benda dari satu tempat ke
tempat yang lain,dan anak akan terampil naik sepeda. Jadi keterampilan
tersebut diperoleh melalui pengulangan kegiatan permainan yang di
lakukan. Semakin sering melakukan latihan,anak akan semakin terampil.
d) Games
Games atau permainan adalah jenis permainan yang mengguanakn alat
tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Permainan ini bisa di
lakukan oleh anak sendiri atau dengan temannya.
e) Dramatic play
Sesuai dengan sebutannya ,pada permainan ini anak memainkan peran
sebagai orang lain melalui permainannya. Anak berceloteh sambil
berpakaian meniru orang dewasa,misalnya ibu
guru,ibunya,ayahnya,kakaknya,dan sebgainya yang ia tiru.

5.Berdasarkan Karakter Sosial


 Onlooker play
Pada jenis permainan ini, anak hanya mengamati temannya yang
sedang bermain,tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam
permainan.
 Solitary play
Pada permaian ini, anak tampak berada dalam kelompok
permainan,tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan
yang di milikinya dan alat permainan tersebut berbeda dengan alat
permaian yang di gunakan temannya,tidak ada kerja sama ataupun
komunikasi dengan teman sepermainannya.
 Parallel play
Pada permainan ini,anak dapat menggunakan alat permainan yang
sama,tetapi anatara satu anak dengan anak lainnya tidak terjadi
kontak satu sma lain sehingga antara anak satu dnegan anak lain
tidak ada sosialisasi satu sama lain. Bisanya permainan ini
dilakukan oleh anak usia toddler
 Associative play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi anatara satu dengan
anak lain,tetapi tidak teroragnisasi ,tidak ada pemimpin atau yang
memimpin permainan dan tujuan permainan tidak jelas.
 Cooperative play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada
permainan jenis ini juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak
yang memimpin permainan mengatur dan mengarah kan
anggotanya untuk bertindak dalam permainan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan dalam permainan tersebut.

3 . Kategori Umur Menurut DEPKES RI(2009).

 Masa balita = 0-5 tahun


 Masa kanak-kanak =5-11 tahun
 Masa remaja awal =12-16 tahun
 Masa remaja akhir =17-25 tahun
 Masa dewasa awal =26-35 tahun
 Masa dewasa akhir =36-45 tahun
 Masa lansia awal =46-55 tahun
 Masa lansia akhir =56-65 tahun
 Masa manula = 65 sampai atas

4.Karakteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan


1 Bulan
Visual :Lihat dengan jarak dekat ,gantungkan benda yang terang
dan menyolok
Auditori :Bicara dengan bayi,menyayi,music,radio,detik jam
Taktil :Memeluk,menggendong,memberi kesenangan
Kinetik :Mengayun kereta dorong

4-6 Bulan
Visual :Bermain cermin,anak nonton TV ,beri mainan
dengan warna terang
Auditori :Anak bicara,ulangi suara yang di buat,panggil
nama,remas kertas dekat telinga,pegang mainan
bunyi.
Taktil :Bari mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur
Kinetik :Jalan dengan kereta,gerakan berenang bermain air

6-9 Bulan
Visual :Mainan berwarna,bermain depan cermin”ciluk..ba”
Beri kertas untuk di coret coret
Auditori :Panggil nama “Mama…papa,dapat menyebut bagian
tubuh. Beri tahu yang anda lakukan,ajarkantepuk
tangan dan beri perintah sederahana.
Taktil :Meraba bahan ber macam macam
tekstur,ukuran,main air mengalir dan berenang.
Kinetic :Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untu
mengambilnya.
Mainan yang dianjurkanuntuk bayi 6 – 12 bulan
 Blockies warna warni jumalh ukuran
 Buku dengan gambar menarik
 Balon,cangkir dan sendok
 Boneka bayi
 Mainan yang dapat di dorong di tarik
Anak Todler ( 2- 3 tahun )
 Mulai berjalan,memanjat,lari
 Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
 Senang melempar,mendorong,mengambil sesuatu
 Karakteristik bermain “parallel play”
 Toddler selalu bertengkar memperebutkan mainan/sesuatu
 Senang music/irama
Mainan untuk Toddler
 Mainan yang dapat di tarik di dorong
 Alat masak
 Boneka,blockies,telepon,gambar dalam buku,krayon,kertas.
Pre-School
 Cross motor and fine motors
 Dapat melompat,bermain dan bersepeda
 Sangat energik dan imaginative
 Mulai terbentuk perkembangan moral
 Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok
Mainan untuk anak Pre-school
 Peralatan rumah tangga
 Sepeda roda tiga
 Papan tulis
 Lilin,boneka,kertas
 Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil.
Usia sekolah
 Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
 Dapat belajar dengan atruran kelompok
 Belajar independent,cooperative,bersaing,meerima orang lain
 Karakteristik”cooperative play”

Mainan untuk usia sekolah


 6-8 tahun
Kartu,boneka,robot,buku,alat olahraga,alat untuk melukis,mencatat.
 8-12 tahun
Buku,olahraga bersama,sepeda,sepatu roda.
RENCANA PROGRAM TERAPI BERMAIN

Topik Bahasan : Terapi Bermain


Sub Pokok Topik :Bermain Puzzle dan Melukis
Waktu :
Sasaran : Anak Usia 7 Tahun
Tempat : Ruang Anyelir

A. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Mengurangi kecemasan pada anak selama hospitalisasi.

2. Tujuan Instruksional Khusus


1. Memfasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaannya.
2. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan anak.
3. Menciptakan atau meningkatkan hubungan yang sehat.
4. Meningkatkan kreatifitas bermain.
5. Meningkatkan perilaku yang baik.
B. Perencanaan
1. Jenis Program Bermain
Melukis dan Bermain Puzzle
2. Karakteristik Permainan
Membagikan pada setiap anak 1 lembar kertas bergambar, kemudian
menginstruksi kepada anak untuk melukis gambar.
3. Karakteristik Peserta
Kegiatan Bermain ini diikuti peserta dengan kriteria sebagai berikut:
1) Kriteria Inklusi:
a. Anak usia 7 tahun
b. Anak tidak mengalami peningkatan suhu tubuh
c. Tidak terpasang alat-alat invasif (NGT, Kateter)
d. Tidak Bedrest
e. Tidak Infeksi
2) Kriteria Eksklusi:
a. Suhu tubuh meningkat (> 380C)
b. Terpasang alat-alat invasif
c. Bedrest
d. Infeksi
4. Sasaran
Anak usia 7 tahun.
5. Metode
Metode yang dilakukan adalah demonstrasi secara langsung yang
dilakukan oleh anak sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Langkah – langkah Melukis :
1) Membagikan pada setiap anak 1 lembar kertas bergambar
2) Memberikan instruksi kepada anak untuk melukis gambar yang
telah disediakan.
3) Mendiskusikan kepada anak-anak tentang apa yang bisa dilakukan
di lukis tersebut.

Langkah – Langkah bermain Puzzle:


1) Membuat beberapa kelompok anak
2) Membagikan potogan puzzle di setiap kelompok
3) Beri pengarahan sebelum bermain
4) Instruksikan untuk memulai menyusun puzzle
6. Media
- Kertas gambar
- Alat melukis
- Puzzle
7. Setting Tempat
Depan
Belakang

Keterangan:

: Peserta

: Fasilitator

: Penguji

: Leader

8. Pengorganisasian
1) Melakukan kontrak dengan anak dan orang tua
2) Mengumpulkan anak pada ruangan terapi bermain
3) Menyiapkan alat yang diperlukan
4) Kegiatan dipimpin oleh Leader dibantu dengan fasilitator dan observer
5) Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung
 Leader
Tugas:
1. Membuka Acara
2. Membaca peraturan bermain
3. Memimpin Jalannya permainan
4. Memberi semangat kepada peserta
5. Menciptakan suasana menjadi meriah
6. Mengambil Keputusan
7. Memberikan Reward

 Fasilitator
Tugas:

1. Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung


2. Mendampingi anak selama bermainan
3. Memberikan semangat dan motivasi
 Observer
Tugas:

1. Mengamati dan mengevaluasi permainan


2. Mengamati tingkah laku anak
3. Memberikan kritik dan saran

C. Rencana Pelaksanaan
No Kegiatan (Metode) Waktu Respon

1 Persiapan:

- Menyiapkan ruangan 5 menit


- Menyiapkan Alat
- Menyiapkan anak dengan
keluarga
Pembukaan:
2.
- Membuka proses terapi bermain
dengan mengucap salam, do’a,
memperkenalkan diri, Kontrak
5 menit Menjawab salam
waktu
Memperkenalkan diri
- Menjelaskan kepada anak dan
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain
5 menit Memperkenalkan
- Menjelaskan cara bermain

- Memberi kesempatan untuk


bertanya/klarifikasi
3. 10 menit
Pelaksanaan
20 menit Anak mau bermain
- Mengajak anak bermain
dengan antusias
5 menit
- Mengevaluasi respon anak dan bersama teman-
keluarga (perasaan) temanny

- Menyimpulkan 5menit
(reward/reinforcement positif)
Memperhatikan
- do’a
4. Menjawab salam
Penutup:

- Menyimpulkan

- Mengucapkan salam

D. Kriteria Evaluasi
1) Anak bersedia mengikuti terapi bermain
2) Anak mengikuti kegiatan sampai selesai
3) Anak dapat mengikuti dan melakukan apa yang diharapkan dari leader
4) Kebutuhan anak terpenuhi
5) Anak bersosialisasi dengan temannya
6) Anak mengikuti instruksi yang diberikan
7) Anak berperan aktif dalam permainan
8) Anak bisa melakukan permainan dengan mandiri
9) Anak dapat menyelesaikan permainan sampai selesai
10) Anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain yang dirawat di ruang
kenanga
11) Anak merasa senang mengikuti terapi bermain

Anda mungkin juga menyukai