Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Tim Peneliti Dosen Pengampu
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Wawancara
2. Untuk mengetahui apa saja teknik dan jenis terapi di SDLB Sunan Kudus
3. Untuk mengetahui perkembangan prestasi siswa dari segi akademik dan non-
akademik.
BAB II
LANDASAN TEORI
1
Redaksi Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/4-jenis-autis-yang-perlu-diketahui . diakses pada 6
Mei 2021.
mengatasi masalah perilaku, untuk mengatasi depresi, untuk
mengatasi gangguan tidur.2
2. Anak ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder)
Anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian, tidak dapat menerima
impuls-impuls dengan baik, suka melakukan gerakan-gerakan yang tidak
terkontrol (hiperaktif).
a. Klasifikasi
a) Tipe predominan inatentif : masalah utamanya adalah rendahnya
konsentrasi
b) Tipe predominan hiperaktiv-impulsif : masalah utamanya adalah
hiperaktiv-impulsif
c) Tipe kombinasi : mengalami kedua rangkaian masalah inatentif dan
hiperaktiv-impulsif
b. Karakteristik
Karakteristik utama pada anak ADHD adalah hiperaktif, mudah
gelisah, dan bosan pada sesuatu. Anak dengan gangguan ini sangat sulit
duduk dengan tenang.
a) Berdasarkan bentuk perilaku atau gejala kurangnya perhatian, yaitu :
sering gagal untuk memberikan perhatian dengan detail atau
membuat kesalahan ceroboh, kesulitan memegang peran pada tugas-
tugas atau bermain, tampaknya tidak mendengarkan ketika berbicara
secara langsung, tidak menindak lanjuti instruksi dan gagal
menyelesaikan tugas-tugas, sering kesulitan mengatur tugas dan
kegiatan, sering menghindari atau enggan melakukan tugas-tugas,
sering kehilangan benda atau barang yang diperlukan untuk tugas dan
kegiatan, sering mudah terganggu stimulus dari luar, sering pelupa
dalam kegiatan sehari-hari.
b) Berdasarkan hiperaktif dan impulsif, yaitu : sering gelisah dengn
menggerakkan tangan atau kaki, sering berjalan disekitar atau
memanjat dalam situasi yang tidak sesuai, kesulitan ketika bermain
atau mengambil bagian dalam kegiatan, bertindak seolah-olah
2
dr. Verury Verona Handayani. https://www.halodoc.com/kesehatan/autisme. diakses pada 6 Mei 2021
digerakkan oleh mesin, berbicara berlebihan atau kadang meledak-
ledak, sering menyela jawaban sebelum pertanyaan selesai, kesulitan
menunggu giliran, menyela pembicaraan orang lain.
c. Etiologi
Sampai saat ini belum jelas faktor yang menyebabkan ADHD,
banyak peneliti mencurigai faktor genetik dan biologis. Anak yang orang
tuanya mengidap ADHD mempunyai 8x risiko mengidap ADHD,
lingkungan anak tumbuh dan berkembang juga menentukan perilaku
yang spesifik (Baihaqi, 2006).
Menurut Barkley (dalam Baihaqi, 2006), faktor neurobiologis
menjadi salah satu faktor penyebab. Tidak normalnya pada lingkaran
depan otak, area otak dihubungkan denganatensi, fungsi, ekskutif,
penundaan respon, dan organisasi respon. Kerusakan bagian depan otak
memunculkan sintom-simtom yang serupa dengan ADHD.
Selain itu, faktor risiko biologis lainnya yang mencakup sejumlah
komplikasi pranatal dan perinatal. Kelahiran prematur, konsumsi alkohol
dan rokok pada ibu hamil menyebabkan kerusakan fungsi otak.3
d. Intervensi
3
Aprianto Pamungkas. Skripsi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Orang Tua yang
Mempunyai Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
https://repository.usd.ac.id/39/2/101114011_full.pdf. Diakses pada 5 Mei 2021.
d) Mengalami kesulitan mengungkapkan apa yang ingin
dilakukannya
e) Anak tidak segera menagkap apa yang diingikan oleh orang tua
atau guru, perlu disederhanakan lagi dan diulang dengan cara
berbeda, serta selalu diingatkan dari waktu ke waktu
f) Wawasan tentang dunia cenderung lebih sempit
g) Membaca adalah kegiatan yang sulit dikuasai
h) Proses tumbuh kembangnya berjalan normal, hanya saja
mengalami keterlambatan
i) Memiliki IQ sekitar 70-85
j) Prestasinya berjalan seiring perkembangan mentalnya
k) Mental age lebih rendah dari usia sebenarnya
l) Ada kemajuan akademik walaupun perlahan
c. Etiologi
a) Genetik : gangguan biokimia dalam tubuh seperti
phenylketonuria (PKU) dan Galactosemia.
b) Prenatal : prenatal anoxia (keadaan kekurangan oksigen), ibu
yang menggunakan zat adiktif dan minum alkohol berpengaruh
pada berkurangnya kemampuan short term memory pada anak,
penyakit yang diderita ibu saat hamil.
c) Perinatal : asphyxia, kelahiran prematur, karena organ-organ
tubuh yang belum siap berfungsi maksimal.
d) Postnatal (selama masa bayi) dan balita : karena malnutrisi,
trauma fisik akibat kecelakaan, terutama trauma pada otak, dan
beberapa penyakit dan infeksi seperti encephalitis dan meningitis.
e) Lingkungan : kondisi lingkungan yang kurang mendukung dan
tidak ada rangsangan dini.4
d. Intervensi
a) Pahami bahwa anak membutuhkan lebih banyak pengulangan, 3
– 5 kali
4
Dewi Mahastuti. Mengenal Lebih Dekat Anak Lambat Belajar.
https://journal.trunojoyo.ac.id/personafikasi/article/download/702/622. Diakses pada 5 Mei 2021.
b) Bagi yang tidak berprestsi dalam akademik dasar dapat
memperoleh melalui kegiatan tutorial di sekolah atau privat
c) Memberi mereka kelas yang lebih singkat dan tugas yang lebih
sederhana
d) Berusahalah untuk membantu membangun pemahaman dasar
mengenai konsep baru
e) Gunakan demonstasi dan petunjuk visual sebanyak mungkin
f) Jangan memaksa anak bersaing dengan anak yang
berkemampuan lebih tinggi
g) Memberika pelayanan pendidikan, yaitu bimbingan bagi anak
dengan masalah konsentrasi, masalah daya ingat, masalah
kognisi, masalah sosial dan emosional5
4. Anak Kesulitan Belajar (learning disability)
Kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau diatas
rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar
yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi,
berbahas, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi
integrasi sensori motorik (Clement, dalam Weiner, 2003).
a. Klasifikasi
Berdasarkan jenis kelainannya
a) Gangguan membaca (disleksia) : gangguan ini karena ada
masalah dengan penglihatan, tapi mengarah pada bagaimana otak
mengolah dan memproses informasi. Cara berpikirnya dengan
gambar, bukan huruf, angka, simbol atau kalimat. Kelebihannya
yaitu di bidang music, seni, grafis dan aktivitas kreatif lainnya.
b) Gangguan matematik (diskalkulia) : kekurangan pemahaman
tentang simbol, nilai tempat, perhitungan, penggunaan proses
yang keliru, tulisan yang tidak terbaca.
c) Gangguan menulis ekspresif (spelling diyslexia, spelling
disorder) : menulis dengan buruk, mengalami kesulitan mengeja,
5
Dyah Ayu Tri Permanasari. https://slideplayer.info/slide/13714891. diakses 6 Mei 2021
menunjukkan kesalahan memenggal suku kata, kurang
memperhatikan huruf besar dan kecil serta tanda baca.
d) Gangguan belajar lainnya/ tidak spesifik
Berdasarkan kapan waktu terjadinya
a) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
(developmental learning disabilities) : gangguan motorik dan
persepsi kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, kesulitan
belajar dalam penyesuaian perilaku sosial.
b) Kesulitan belajar akademis (academic kearning disabilities) :
adanya kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai
dengan kapasitas yang diharapkan, yaitu penguasaan keterampilan
menulis, membaca, atau matematika.
b. Karakteristik
a) Fisik : anak yang mengalami kesulitan belajar tidak menglami
kelainan fisik yang menonjol
b) Kecerdasan : ada 2 golongan, yaitu anak yng memiliki tingkat
potensi intelektual diatas normal/rata-rata, dan anak yang
memiliki tingkat potensi intelektual dibawah normal/rata-rata
c) Sosial : penyesuaian sosial kurang memadai karena dianggap
sosok anak yang malas dan aneh
d) Akademis : prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau bahkan
sangat rendah
c. Etiologi
Berdasarkan pada literatur dan hasil riset (Harwill, 2001) :
a) Faktor keturunan/bawaan
b) Gangguan semasa kehamilan, saat melahirkan atau prematur
c) Kondisi janin tidak menerima cukup oksigen atau nutrisi dan atau
ibu yang merokok, konsumsi obat-obatan (drugs), minum alcohol
selama masa hamil
d) Trauma pasca kelahiran, seperti demam yang sangat tinggi,
trauma kepala, atau pernah tenggelam
e) Infeksi telinga yang berulang pada masa bayi dan balita. Dan juga
biasanya punya sistem imun yang lemah
f) Awal masa kanak-kanak sering berhubungan dengan aluminium,
arsenik, merkuri/raksa, dan neurotoksin lainnya
d. Intervensi
Di bidang medis : terapi obat, terapi perilaku, psikoterapi suportif,
pendekatan psikososial lainnya seperti psikoedukasi orang tua dan
guru serta pelatihan keterampilan sosial bagi anak.
Di bidang pendidikan : terapi paling efektif adalah terapi remedial,
yakni bimbingan langsung oleh guru yang terlatih dalam mengatasi
kesulitan belajar anak. Guru remedial akan menyusun suatu metod
pengajaran yang sesuai. Mereka juga melatih anak untuk dapat
belajar teknik-teknik pembelajaran yang sesuai jenis kesulitan belajar
yang dihadapi anak.6
6
Diganovensa. https://diganovensa.wordpress.com/2012/01/25/kesulitan-belajar/. Diakses pada 6 Mei
2021
BAB III
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, karena fokus penelitiannya adalah bagaimana peran pendamping pada
penerima manfaat di Yayasan ABK Darul Fathonah. Pendekatan kualitatif
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan lain dan sebagainya secara
menyeluruh (holistic) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Jadi pendekatan kualitatif yaitu suatu pendekatan penelititan yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan
menggunakan prosedur-prosedur skilistik atau dengan cara kuantifikasi
(pengukuran). Atau dengan kata lain, penelitian kualitatif ini memfokuskan pada
prosedur-prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif, ungkapan atau data orang
itu sendiri/tingkah laku mereka yang melakukan observasi. Dalam hal ini,
pelaksanaan penelitian dan penyajiannya didasarkan pada proses pencarian data
secara lengkap untuk selanjutnya datatersebut disajikan secara deskriptif.
B. Lokasi Penelitian
C. Sumber Data
Sumber data yang didapat diartikan sebagai subyek dimana data diperoleh.
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
melalui informasi, peristiwa, dan dokumen. Sedangkan jenis datanya adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan
atau data dari hasil wawancara dan observasi dengan narasumber saat diadakan
penelitian yakni di SDLB Sunan Kudus beserta Kepala Sekolah SDLB Sunan
Kudus
2. Data Sekunder
1. Observasi
2. Wawancara/Interview
3. Dokumentasi
SDLB Sunan Kudus, Pedawang Bae Kudus Jawa Tengah dirikan oleh H. Moh
Faiq Afthoni, M.Ac, MCH pada tahun 2007 dan mulai beroperasi pada tahun 2010.
Pada dasarnya SDLB Sunan Kudus ini merupakan salah satu program dari beberapa
program Pendidikan pondok pesantren al-Achsaniyyah. Sehingga SDLB Sunan
Kudus dalam sejarahnya tidak lepas dari sejarah pondok pesantren al-Achsaniyyah.
Bermula dari panggilan hati, bapak Moh. Faiq Afthoni memulai mendirikan
pondok pesantren al-Achsaniyyah pada tahun 2007. Bapak Moh. Faiq Afthoni yang
merupakan lulusan dari Pendidikan kedokteran Islam di Timur Tengah dan
Malaysia dan juga alumni pondok pesantren Tambak Beras, Jombang dan pondok
modern Arrisalah Ponorogo tersebut berkeinginan kuat untuk mendirikan sebuah
pondok pesantren modern layaknya pondok pesantren modern Darussalam Gontor
Ponorogo.
Berangkat dari kejadian tersebut, kemudian bapak Moh. Faiq Afthoni berfikir
kembali lagi tentang masalah Pendidikan. Dari hasil pemikirannya yang sangat
keras tersebut, bapak Moh. Faiq Afthoni mendapatkan sebuah petunjuk tentang hal
pendidikan yaitu sejauh ini belum ada satu lembaga Pendidikanpun bagi anak
penyandang autisme yang sesuai dengan ajaran Islam. Berangkat dari pemikiran
tersebut, lalu beliau mendirikan sebuah lembaga pendidikan untuk penanganan
anak dengan gangguan autisme.
Diawal berdirinya lembaga Pendidikan yang dirintisnya, saat itu bapak Moh.
Faiq Afthoni hanya merawat tiga orang anak dengan gangguan autisme. Akan tetapi
seiring berjalannya waktu, secara bertahap, kini beliau mendirikan sebuah lembaga
yang cukup terkenal di Indonesia bahkan Manca negara seperti Malaysia, singapura
dan Iraq. Kemudian pada tahun 2007 lembaga tersebut dinamakan pondok
pesantren modern al- Achsaniyyah.
Seiring berjalananya waktu, pada tahun 2010 peserta didik berkebutuhan khusus
yang diasuh oleh bapak Moh. Faiq Afthoni sudah mencapai 80 anak dari berbagai
kota di Indonesia dan memiliki tenaga pendamping 55 orang dan di tanah wakaf
seluas 3800 M tersebut. Dan pada tahun 2016 peserta didik sudah berkembang.
Jenis terapi yang diberikan juga menyesuaikan dengan gangguan si anak, jadi
tidak semua anak mendapat terapi yang sama. Sebelum dilakukan terapi yang
dilakukan adalah mendiagnosa anak agar diketahui gangguannya, setelah mendapat
diagnosa kemudian dilakukan observasi karena diagnosa sifatnya hanya identifikasi
awal, sedangkan observasi lebih mendetail.
Dalam perkembangannya SDLB Sunan Kudus berencana mengunakan terapi
gelombang sonar pada lumba-lumba. Lumba-lumba memiliki gelombang sonar yang
dapat merangsang otak manusia memproduksi energi di dalam tulang tengkorak, dada,
dan tulang belakang. Efeknya dapat kembali menyeimbangkan penggunaan otak kanan
dan otak kiri.
PENUTUP
A. Simpulan
Terdapat banyak teknik dan teknik terapi, di SDLB Sunan Kudus. Jenis terapi
yang diberikan menyesuaikan dengan gangguan si anak, jadi tidak semua anak
mendapat terapi yang sama. Sebelum dilakukan terapi yang dilakukan diagnosa
kemudian dilakukan observasi. Proses terapi dilakukan step by step sesuai dengan
program yang sudah dibuat dan dievaluasi bulanan. Setiap kelas bisa dipegang oleh
3 terapis. Peran terapis adalah untuk meminimalkan gangguan, diminimalkan
sampai tidak nampak gangguan pada si anak.
DAFTAR PUSTAKA
Mahastuti, Dewi. Mengenal Lebih Dekat Anak Lambat Belajar 5 Mei 2021
https://journal.trunojoyo.ac.id/personafikasi/article/download/702/622.
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SDLB Sunan Kudus, Pedawang, Bae, Kudus
Harapan : harapan saya selalu mahasiswa calon pendidik juga harus melihat anak-
anak yang seperti mereka dg ke istimewa yg mereka miliki karena mereka juga
memiliki hak yang sama dalam menempuh pendidikan
Harapan : Saya dan teman-teman yang lain mampu menjadi pendengar yang aktif,
sebab anak-anak berkebutuhan khusus terutama autis dan para orang tua
membutuhkan ruang yang aman dan bebas untuk mereka menceritakan
kesulitannya. Dengan menjadi pendengar yang aktif, secara tidak langsung kita
semua memberikan rasa percaya diri kepada mereka dan membuatnya merasa
berharga
Harapan : Untuk SDLB Sunan Kudus semoga semakin maju dan mampu
melahirkan anak-anak cerdas dan berprestasi meskipun dengan kondisi mereka yang
berbeda dengan kita. Untuk anak-anak hebat disana, semoga kalian selalu dalam
lindungan Allah. Selalu bahagia dan semangat dalam belajar, jangan putus asa dan
mudah menyerah.
Harapan : Harapan saya sendiri untuk SDLB Sunan Kudus ini, semoga makin maju
kedepannya. Dan para tenaga kependidikan diberikan keluasan hati dan kesabaran.
Semoga lebih banyak orang yang peduli dan tidak memandang sebelah mata.
Karena kalian para ABK bukan berbeda. Tapi istimewa. Semoga cepat lekas
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dapat berkembang lebih baik lagi
kedepannya.