Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok :

1. Anisatul Husnia (2011010093)


2. Putri Aryachiyah Nihayatul Ulya (2011010103)

VERBATIM KONSELING (PSIKODINAMIK)

Pendekatan PSIKODINAMIK

I. Identitas konseli
Nama konseli : XX
Nama sekolah : MA Nahdatul Muslimin
Alamat : Undaan Kidul Gang 13
Masalah : Gangguan kepribadian
II. Narasi tentang konseli : XX merupakan siswi di sekolah MA Nahdlatul Muslimin yang
mempunyai sifat baik hati, namun agak tertutup dengan lingkungan sosial, sehingga
banyak dari temannya yang kurang suka dengan kepribadian XX, siapa sangka dibalik
sifatnya yang seperti itu, dia ternyata memiliki trauma yang cukup membuat beban dalam
kehidupan sehari-hari.
XX memiliki trauma dalam hubungan pertemanan. Trauma ini disebabkan oleh
pengalaman masa lalu, dimana XX pernah di khianati oleh teman dekatnya sendiri,
sehingga XX kehilangan kepercayaan dengan orang-orang disekitarnya.

HASIL WAWANCARA

Konseli : "Assalamualaikum Bu.."

Konselor : "Waalaikumussalam.."

Konseli : "Jadi hari ini saya mau konseling, apakah memungkinkan Bu?"

Konselor : "Iya silahkan, nak XX ada masalah apa?"


Konseli : " Jadi gini Bu, saya itu merasa memiliki gangguan kepribadian"

Konselor : " Gangguan kepribadian gimana maksudnya?"

Konseli : " Saya itu merasa berbeda dengan teman-teman yang lain, sehingga mereka pada
menjauhi saya Bu"

Konselor : "memangnya kalo dikelas nak XX bagaimana? Suka ganggu teman-teman apa
gimana?"

Konseli : " Tidak Bu, saya lebih tertutup jarang ngobrol sama mereka"

Konselor : "Jadi nak XX jarang main sama temen-temen di kelas ya

Konseli : iya Bu

Konselor : "kalo boleh tau alasan kenapa XX ngga mau main sama mereka kenapa?

Konseli : " sebenernya saya takut Bu, dulu saya pernah di khianati oleh teman dekat saya sendiri"

Konselor : "oh jadi itu yang membuat nak XX ngga mau main sama mereka?

Konseli : iya Bu

Konselor : "kalo ibu boleh tau, temen XX yang dulu itu gimana?"

Konseli : " Dia itu sahabat baik aku, kemana mana kita selalu bareng, ternyata ada hal yang
membuat aku kecewa, dia tidak bisa dipercaya Bu"

Konselor : " Dia sering membohongi nak XX begitu?"

Konseli : " Bukan hanya itu Bu, seiring berjalannya waktu aku semakin tau apa maksud dia ingin
menjadi temanku, ternyata hanya mau memanfaatkanku Bu.."

Konselor :" itu yang membuat XX tidak mau mengenal orang baru?"

Konseli : "iya Bu, aku menganggap bahwa mereka sama saja seperti temanku yang dulu"
Konselor : " Nak XX, ibu sangat memaklumi dengan apa yang XX rasakan, nah sekarang apakah
nak XX sudah mengenal lingkungan barumu saat ini?? Yang membuat nak XX merasa mereka
juga sama seperti teman XX dulu?

Konseli : "Belum Bu"

Konselor : "Nah belum kan, jadi coba XX belajar untuk mengenal lebih jauh, seperti apa teman-
temnku yang sekarang, belajar untuk membuka diri lebih terbuka. Barangkali mereka tidak
seperti yang XX fikirkan"

Konseli: " Jadi saya harus mulai membuka diri, lebih terbuka dengan teman-teman yang lain
Bu?"

Konselor : "Betul nak XX"

Anda mungkin juga menyukai