Nama :A
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat :
Tujuan : Siswa mampu mengembangkan kepercayaan dirinya dalam kehidupan
sehari-hari dengan Teknik SFBT
- Siswa A datang kemudian menjelaskan keluhan bahwa ia merasa tidak punya teman,
dia merasa minder jika harus berkumpul dengan teman teman kelasnya.
- Siswa A membandingkan dirinya dengan orang lain yang menurutnya itu lebih baik
dari dirinya karena :
a. Siswa A mempunyai kecacatan fisik (ada luka bakar di lengan kiri),
b. dan tanda lahir yang menurutnya itu kekurangan diri.
c. Siswa A merasa badannya gendut, sering di ledek (dibully) dengan panggilan
Gajah oleh teman temannya,
Akibat :
Pertemuan Pertama
Tujuan :
- Menciptakan hubungan baik agar proses konseling berjalan lancer
- Membuat suasana yang kolaboratif antara konselor dan konseli.
- Pengenalan akan proses konseling yang akan dilakukan..
- Melakukan wawancara singkat tentang biodata konseli
- Mencari gambaran pribadi untuk menemukan tujuan dari konseli mengenai
konseling
- Form Persetujuan Konseling
Tekni :
• Open question
• Rapport
Siswa memasuki ruang bimbingan dan konseling
Konseli : Assalamulaikum
Konselor : Walaikumsalam, Iya nak ( sambil melihat arah pintu)
Konseli : Pa, saya ingin bertemu bapak
Konselor : Boleh, silakan duduk ada yang bisa bapak bantu ? (attending ramah,
senyum, kontak mata, dan badan agak membungkuk ke arah klien)
Konseli : Saya berdasarkan rekomendasi dari walikelas disarankan untuk
bercerita mengenai apa yang menjadi masalah saya kepada bapak.
(tertunduk)
Konselor : Dengan senang hati saya mendengarkannya, saya sangat merasa senang jika
ada siswa yang ingin bercerita kepada saya. Saya siap dengarkan. Nak apa
kabar mu? (attending ramah, senyum, kontak mata, dan badan agak
membungkuk ke arah klien)
Konseli : seperti ini lah pa baik tidak baik (menunduk)
Konselor : Baik nak, Sebelumnya kamu sudah kenal saya?
Konseli : saya hanya tahu bapak guru BK
Konselor : baik betul sekali, saya guru BK kamu. Saya sangat senang ketika kamu
mengatakan ingin bercerita kepada saya dan kamu jangan merasa sukan,
khawatir atau takut ketika ingin bercerita ke saya. Saya sebagai guru BK
sudah di sumpah tidak akan bercerita masalahmu kepada oranglain sehingga
privasimu terjaga tidak akan bocor kemana-mana. Kamu juga tidak merlu
khawatir ceritamu tidak akan mempengaruhi nilai matapelajaran apapun.
Sehingga kamu dapat bercerita apa yang kamu rasakan dengan nyaman.
Dengan kamu bercerita mungkin kamu dapat menyelesaikan masalahmu.
Sebelumnya saya ingin bertanya apakah kamu bersedia bercerita mengenai
masalah mu? (penjelasan mengenai profil guru BK karena siswa ini jarang di
temui guru BK)
Konseli : Iya pa saya sangat bersedia, mohon bantuanya ya pa. terimakasih bapak
sudah mau meluangkan waktu untuk membantu saya. ( melihat guru BK, dan
sedikit tersenyum)
Konselor : tadi kamu mengatakan kamu keadaanya baik dan tidak baik, kalua boleh
tau apa penyebab kamu merasa kurang baik nak? ( Pertanyaan terbuka,
berempati)
Konseli : saya sedih pa, sedih banget saya selalu malu dengan keadaan saya. Saya
cacat, saya miskin, saya jelek, saya gendut dan sering dibully gajah. Kenapa
saya gini pa. saya malu, saya ga punya temen. Dan pantas mereka tidak mau
berteman dengan saya ( Menangis dan mengatakan penuh dengan emosi)
Konselor : kamu merasa dirimu jelek, dan merasa tidak memiliki teman? (klarifikasi)
Konseli : iya bu saya dari SD sampai sekarang ga punya temen karena kondisi saya
yang memalukan ini. Saya tidak cantik (menangis)
Konselor : Kamu merasa tidak percaya diri dengan kondisi tubuh nak?
Konseli : iya bu
Konselor : menurutmu apakah hanya orang yang cantik saja yang bisa memiliki
teman? apakah diluar sana tidak ada orang yang memiliki kekurangan dan
iya memiliki teman?
Konseli : tidak bu
Konselor : tetapi, kamu mengatakan kamu tidak cantik sehingga tidak memiliki teman,
apa yang membuat mu berpikir seperti itu?
Konseli : Sebenernya sejak kecil karena tanda saya tidak bagus ini saya sudah
minder, ditambah dengan luka bakar ini menambah saya terlihat seperti
orang cacat dan saya gendut saya malu dan memilih menarik diri (siswa
menangis) saya berbeda dengan yang lain.
Konselor : Konselor mengusap bahu konseli, tidak apa kamu menangis saja keluarkan
kesediahan, kemarahan dan kesedihan kamu.
Konseli menangis , saat konseli sudah tenang konselor mengajak konseli berbicara lagi
Konselor : baik kalau begitu terimakasih yaa nak mau bercerita kepada saya