konseli : Walaikumsalam
Klien : iyaa bu, begini bu, saya memiliki pacar , putus 6 bulan lalu, saya merasa
sedih dan kehilangan arah bu semenjak itu.
Konselor : ya yaa, saya memahami perasaan rahmat. Ungkapkan pelan-pela saja.
Klien : kami putus karna saya ingin fokus menjalani pendidikan saya. Saya sedih
sebenarnya karna harus memutuskan dia
Konselor :ibu sangat memahami perasaan rahmat , terus apa lagi yang rahmat
rasakan, ?
Klien :padahal saya sangat menyayangi dia bu, tp saya sndri yang memutuskannys
Konselor : Ibu bisa merasakan apa yang rahmat alami dan rasakan saat itu.
Klien : iya bu
Konseli : iya bu, saya merasa ini semua kesalahan saya. Saya berfikir saya juga
harus mati untuk menebus semua kesalahan ini
Konselor : cobaa dipikir dua, tiga kali lagi apakah berfikir seperti itu sudah sesuai
?
Klien : entahlah bu,
Konselor : sekarang coba rahmat fikirkan dlu, apakah dengan semua rencana dan
fikiran rahmaty itu semua dapat selesai, apakah dengan idiam saja bisa merasa
bahagia ?
Klien : iya sih bu, saya rasa itu malah menambah masalah , hmmmmm... saya
bingung bu.
Konselor : berarti rahmat merasa sekarang menyesal yang tepat dalam
menyelesaikan masalah ini bukan ?
Konseli : Saya mengerti bu, tapi saya masih sulit memaafkan diri saya sendiri.
Saya merasa akar permasalahan terpusat pada sayaa bu.
Konselor : baukalh tidak masalah. Sebelumnya dari yg telah kamu ungkapkan ,
apa kesimpulang yang kamu dapat ?
Konseli : saya merasa saya telah merasa berdosa telah membuat pacar saya
meninggal, tapi sya tidak tahu bagaimana menghilangkan perasaan itu. Dan saya
masih bingung bagaimana mengembalikan diri saya yang sebenarnya.
Konselor : baik kalau begitu kita lanjutkan lain waktu lagi, jika rahmat telah siap
untuk melanjutkan dan menyelesaikan nya sampai lolly dapat kembali menjadi diri
sendiri. Silahkan beristirahat ya..
Konseli : iya bu saya siap untuk menyelesaikan ini hingga tuntas, terimakasih atas
pethatian ibu.. assalamualaikum bu.
Konselor : sama-sama lolly.. wa’alaikumsalam
klien 2
Konselor : Assalamualaikum
konseli : Walaikumsalam
Konselor : Gimana kabarnya?
Konseli : ia, saya merasakan minder karna sifat saya
Konseli : ia bu, saya selalu di ketawakan, dicemooh karna sifat saya yang
pemalu
Konseli : 40 orang mu
Konseli : ia sih bu
Konselor : berarti lebih banyak yang mencemooah atau lebih banyak yang
tidak mencemooh sifat pemalu andi?
Konseli : tidak sih bu, hanya dari gerak gerik saja, mereka tidak suka dengan
saya
Konselor : Andi, menurut andi, ada gak kelebihan andi ? mungkin dalam hal
pelajaran?
Konseli : Saya senang membuat puisi bu, bahkan saya pernah menang lomba
waktu sd tingkat RT
Konselor : tentu saja andi, sangat boleh. Kapan kamu mau mendaftarnya
Konseli : besok bu
Konselor : baiklah, selain rencana kamu mendaftar lomba puisi . apa lagi
rencanamu untuk menepis perasaan bahwa orang lain selalu
memperhatikan/mempermasalahkan tompel kamu?
Konseli : saya akan memotong rambut saya supaya terlihat rapih dan saya
akan bersikap wajar, dan tidak mempermasalahkan tompel saya
Konselor : rencana yang bagus, kapan itu rencana itu akan dilaksanakan?
Konseli : hari ini saya akan ke tukang cukur, supa besok penampilan saya
sudah terlihat segar, dan saya tidak akan mempermasalahkan
pandangan orang lain terhadap tompel saya
Konselor : ya…kalo ada yang ingin dibicarakan lagi, pintu bk selalu terbuka
buat andi. Sekarang andi mau kemana?
Klien 3
Konselor : Assalamualaikum
konseli : Walaikumsalam
Konselor : Disini kita perkenalan dulu ya,disini nama mb yaitu natasya bisa
dipanggil nata,Kalau saya boleh tau nama adik siapa?
Konseli : Nama saya roni.
Konselor : Tidak perlu takut, tidak pelu bingung, waktunya masih banyak, kamu
tenangin diri dulu, ibu siap menunggu.
Konseli :ini masalah tentang studi lanjut saya bu,sekarang kan saya sudah kelas
XII sebentar lagi juga saya akan (UN) ujian nasional.jadi saya sekarang mulai
berfikir untuk ke depanya.
Konselor :apakah orang tua mensetujui dengan apa yang kamu inginkan ??
Klien :kedua orang tua saya tidak menyetujui saya untuk menjadi
fotografer,
Konselor :kenapa ?apa alasan orang tua mu sehingga tidak mendukung apa
yang kamu inginin.
Klien :kata orang tua saya profesi menjadi seorang fotografer tidak
menjanjikan untuk kehidupanku di masa
mendatang.
Konselor :terus apa yang akan kamu lakukan?sedangkan orang tua mu saja
tidak mendukung yang kamu mau.memang kedua orang tua mu menginginkan
kamu menjadi apa ?
Klien : kedua orang tua saya menginginkan aku untuk menjadi seorang
guru.tetapi saya ingin bersih keras untuk menjadi seorang fotografer bu,karena
menurut saya fotografer adalah hobi dan menjadi cita citaku sejak kecil. saya tidak
habis pikir kenapa orang tua begitu memaksa saya untuk mengikuti keinginan
mereka agar saya memilih fakultas keguruan.Padahal saya merasa memiliki bakat
dan kemampuan lebih di bidang broadcast terutama fotografi.
Konselor : Jadi kamu merasa kesal karena tidak bisa menentukan pilihan
sendiri,sementara kamu merasa sudah dewasa.
Konselor : Lalu?
Klien : Saya hanya merasa tidak siap dan mengerikan sekali rasanya
jika membayangkan suatu saat saya menjadi guru bu.
Klien :iya bu
Konselor :baik lah kalu seperti itu.bagaimana kalu kita perbincangkan ini
besok,karena waktu istirahatmu sudah berakhir.sekarang kamu kembali ke
kelasmu.Dan ingat,jangan patah semangat untuk terus belajar ya nak !!
Konselor : Assalamualaikum
konseli : Walaikumsalam
Konselor : Disini kita perkenalan dulu ya,disini nama mb yaitu natasya bisa
dipanggil nata,Kalau saya boleh tau nama adik siapa?
Klien 5
Ko : assalamualaikum wr. wb
Kli : wa’alaikum salam wr. Wb
Ko : maaf mengganggu waktunya belajar xxx, jadi pada kesempatan ini kita akan
melakukan konseling individu seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya atau kontrak.
Klien : iya bu
Ko : sebelumnya xxx sudah pernah melakukan konseling individu?
Kli : belum bu
Ko : seperti yang pernah ibu sampaikan sebelumnya dikelas, konseling individ adalah
proses bantuan yang dilakukan oleh guru bk untuk membantu klien disini xxx untuk
menyelesaikan masalah.
Kli : mmmm, iya bu
Ko : kemudian , konseling individu juga ada azas-azasnya, yakni yang pertama azas
kerahasiaan, xxx tau? jadi permasalahan ini yang mengetahui hanya kita. Jika nanti xxx mau
cerita sama orang lain ya monggo, tapi bu akan menceritakannya tanpa seizin xxx, kemudian
bu minta xxx untuk mengikuti kegiatan ini sampai selesai, dengan sukarela, jadi bu gak
memaksa xxx. Jadi begitu saja, ada yang ingin xxx tanyakan tentang konseling individu.
(Tahap Transisi (Peralihan))
Kli : enggak paak
Ko : oke, kita duduknya santai aja ya. ( sambari membenarkan tempat duduk)
Klie : iya bu ( juga membenarkan sikap duduk santai)
Ko : oke , sekarang silahkan xxx untuk menceritakan permasalahan xxx
Klie : jadi aku tuh sering bantah perintah orang tuaku, tetapi dibalik itu aku merasa ada
yang salah dengan diriku kok aku bisa kaya gitu aku jadi sedih gimana berubahnya kok gak
dari dulu.
Ko : jadi sering bantah
Klie : iya, abis itu aku ngerasa salah da sedih , tetapi seperti itu terus ( sering membantah)
Ko : jadi seperti itu terus?
Kli : iya bu ,
Ko : hal ini sejak kapan?
Klie : sejak eeeee udah lama bu , sejak kelas 2 SMP.
Ko : 2 SMP. biasanya disuruh apa itu?
Klie : ya Cuma kalo disuruh kewarung bantah gak mau, trus kalo disuruh menemai adek
atau apa
Ko : trus respon orang tuamu ke xxx gimana?
Klie : Ya kayaknya jengkel sedih bu
Ko :Jengkel sedih ya. Nah Kalo xxx sendiri bisa gak jawab kenapa kok seperti itu?
Klie : ya karna dia melihat anaknya sendiri kok seperti itu
Ko :Coba gini beri contohnya, xxx jadi orang tua dan ibu jadi kamu, prakteknya seperti
bagaimana?
Klie : xx sana beli bummbu apa gitu! Trus ibu marah marah gitu! Trus aku Cuma diem gak
jawab apa apa
Ko :Nah itu tadi xxx kan jadi 2 orang ya, sekarang ibu minta sekarang xxx jadi ibu nya
xxx, sekarang xxx praktekin memberi perintah,
Klie : sana pergi nganterin ini
Ko : Maleslah ibu
Ko : ( diaaammm sejenak ) Sudah ngerasain perasaan ibu mu belum, gimana itu?
Klie : Sedih ibu sakit,
Ko :sedih ya
Klie : iya ibu
Ko :Kalo ibu,?
Klie : Iya ibu mungkin pergi bilang ini ya aku cuma diem trus gak mau ya udah ya itu
mungkin capek ibu, seperti nyuruh Sana beli bumbu kalo gak ntar gak makan
Ko : Trus kamu jawabnya gimana ??
Klie : Nanti lah bu males, tru smasuk kamar
Ko : Itu dikamar ngapain
Klie : Ya duduk duduk tiduran
Ko : Dirumah ada yag gak kamu suka
Klie : Gak ada ibu
Ko : Nah kalo disekolah? Ada yg kamu gak suka
Klie : Gak ada ibu?
Ko : Dari temen deket?
Klie : Gak ada ibu
Ko : Sama paccar?
Klie : Ya gitu lah, jarang cerita
Ko : Jadi yang kita bahas . xxx ini kalo disuruh menolak tapi dilain sisi xxx merasa sedih
jadi pengennya gimana xxx?
Ko : Pengen ngerubah diri sendiri, apa yang bisa xxx lakukan?
Kli : Ya memperbaiki sikap
Ko : Sikap yg gimana nih?
Kli : Ya sikap yang dewasa gak bantah bantah kan udah gede masa bantah?
Ko : xxx berapa saudara? xxx anak ke berapa
Kli : 3 pak, anak pertama.
Ko : Yang kedua laki yg ketiga cwek
Ki : Jadi masih kecil2 semua
Ko : Tadi xxx ingin memperbaiki sikap, Jadi kira kira kalo xxx seperti itu adek adekmu
ngeliat gak?
Ki : Liat ibu,
Ko : Kamu mau adek2mu nanti kaya kamu?
KI : Enggak ibu
Ko : Jadi kamu sebagai anak pertama?adek adekmu menirukan kamu gak?
Ki : Niruu ibu
Ko : Gimana biar meraka gak niru
Ki : Aku gak seperti itu
Ko : Jadi kamu harus bisa dengan perilaku mu agar adekmu tidak?
Ki : Tidak bersikap seperti dulu lagi sudah ada adek juga,
Ko : Jadi adekkan mencontoh kakak, nah perilaku kakak akan ditiru adek, jadi xxx pengen
memperbaiki sikap. Nanti kalo disuruh orang tua....?
Ki : Ya akan melakukan apa yang disuruh orang tua. Yang bukan jelek akan aku lakukan
Ko :Nah balik lagi , ibu jadi ibu nya xxx , ibu nyuruh xxx , maa nih beliin ibu bensin motor
nya bensinnya abis
ki : ya ibu, aku narok hp dulu
Ko : Oke jadi gimana xxx, xxx sudah punya pandangan sikap yg lebih dewa blm? Jadi inti
permasalahn tadi sudah kita bahas , xxx bilang xxx sulit untuk melakukan hal-hal yang
disuruh orang tua dan xxx ingin menperbaiki sikap! Keputusan xxx bagus x, jadi orang tua
itu orang yg sudah melahirkan kita. Sesungguhnya bila kita bisa memuliakan ortu kita juga
akan masuk surga. Kita juga nanti akan jadi ortu nanti kita juga akan medapat balasannya.
Mungkin iya kita sekarang menolak perintah ortu ini itu karna kita merasa masih ada, xxx
pernah liat temen xxx yang sudah tidak punya orang tua, liat lah ketika idul fitri atau idul
adha
Kli : Iya ibu, aku lihat mereka sedih.
Ko : sedihi ya ? Nah selagi kita masih ada orang tua kita berikan contoh yang baik buat
adik adikmu dengan perilkau yang baik kepada orang tuamu.bisa maa?
Klie : bisa pak
Ko : oke sepertinya proses konseling sudah mau habis lain waktu kita lanjut lagi, gimana
sekarang persaan xxx?
Klie : sudah agak baik pak, lega bisa cerita
Ko : oke xxx.. kalau begitu kita balik lagi ke kelas
ibu akhiri wassalamualaikum wr wb
Klie : waalaikum salam wr wb