Anda di halaman 1dari 2

Masalah konseli : 

Saat ini Novi sedang bingung untuk memperbaiki hubunganya dengan ibunya
karena kesalahpahaman. Kejadian ini membuat Novi merasa bingung. 
Keterangan     : 1. Konselor     : Kurniawati
                              2. Klien            : Novi
Konseli: “Selamat siang bu…
Konselor: “Selamat siang, mari mari silahkan duduk.”
Konseli: “Iya Bu..mkasih ya Bu.”
Konselor: “Wah siang siang begini datang kemari, ada apa ya mbak..?”
Konseli:  “Begini buk, saya lagi ada masalah…”
Konselor: “Ow begitu ya., sepertinya saya sudah pernah bertemu ya sama mbak sebelumnya,
tapi saya lupa dimana ya.,, boleh kita kenalan dulu mbak,?”
Konseli: “Iya buk, saya Novi,masih mahasiswa semester 2…”
Konselor: “Iya mbak Novi sekarang, bisa anda kemukakan apa yang menjadi masalah anda?”
Konseli: “Begini buk…, saya punya masalah dengan ibu saya yang membuat saya merasa
tidak nyaman….”
Konselor: “Bisa anda ceritakan mbak masalah apa yang sekiranya membuat anda merasa tidak
nyaman?”
Konseli: “Ibu saya marah sama saya buk…”
Konselor: “Lhoh lha kenapa kok ibu anda bisa marah kepada anda mbak, apa yang membuat
ibu anda marah kepada anda?.”
Konseli: “Awalnya cuma gara gara saya disuruh sama ibu saya, tapi saya tidak berangkat
buk…”
Konselor: “Memangnya disuruh apa kok anda sampei tidak berangkat?”
Konseli: “Cuma sepele sebenarnya buk, disuruh bersihin lantai, tapi khan saya waktu itu
bener – bener capek buk, baru pulang kuliah, habis UK Pak Asrowi, Prof Harto, Bu Wiy, baru sampai
rumah langsung disuruh bersih bersih lantai.”
Konselor: “oow jadi begitu ya.., terus sekarang bagaimana ibu anda terhadap anda ?”
Konseli: “Ibu saya malah ndiemin saya buk, sudah satu minggu ini diam terus tidak mau
ngomong apa apa sama saya”
Konselor: “Terus selama ini bagaimana sikap anda terhadap ibu anda?”
Konseli: “Ya saya diamin jugalah buk, orang dia diemin saya juga kok…”
Konselor: “Oh…ya ., jadi sama sama diem gitu ya, ?”
Konseli: “Iya buk”
Konselor: “Saya melihat dan merasakan bahwa kamu agak cemas dan marah. Apakah begitu?”
Konseli: “Betul sekali buk.”
Konselor: “Jadi anda benar – benar merasakan cemas dan marah”
Konseli: “Ya buk”
Konselor: “Tp apakah menurut anda dengan anda diam masalah tersebut bisa terselesaikan.?”
Konseli: “Lha mau bagaimana lagi buk..? orang dia ndiemin saya terus kok.., gimana saya mau
ngobrol., padahal saya khan juga pengen diperhatiin buk, pengen didorong biar tambah semangat
belajar, apalagi ini sudah jadwalnya UK - UK buk gimana nilai saya bisa bagus kalau kaya gini.
Konselor: “Dari beberapa yang kita bicarakan tadi, saya menangkap bahwa anda seolah – olah
ingin sekali memperbaiki hubungan anda dengan ibu anda.”
Konseli: “Ya, betul buk”
Konselor: “Tetapi sampai saat ini anda belum mencoba untuk bertindak atau paling tidak anda
sudah menentuukan suatu perencanaan yang jelas”
Konselor: “Sebelumnya., pernahkan anda mencoba untuk berbicara pada ibu anda?”
Konseli: “Pernah buk.”
Konselor: “Bagaimana respon ibu anda?..”
Konseli: “Cuek buk, malah dikacangin terus saya buk..”
Konselor: “Lalu untuk kedepanya kira kira apa yang ingin anda lakukan terhadap ibu anda,
apakah mau cuek cuekan terus ?”
Konseli: “Ya pengenya saya tetap menjaga komunikasi dengan ibu saya buk, saya akan
mencoba mengajak ibu saya bicara buk.,”
Konselor: “Apakah anda berfikir, jika saling komunikasi dapat membantu mengatasi masalah
anda?”
Konseli: “Iya…buk dan saya rasa begitu, dengan komunikasi kesalah pahaman antar saya
dengan ibu saya akan terminamilisir.”
Konselor: “Baiklah, kalau begitu…anda sudah memahami juga pentingnya komunikasi, karena
itu akan menjadi hubungan anda lebih baik”
Konseli: “Iya buk…
Konselor: “Jadi dari pembicaraan kita tadi bahwa anda, merasa tidak nyaman atas diamnya ibu
anda terhadap anda. Jadi ya mbak Novi, komunikasi itu sangat penting, dengan komunikasi yang
baik akan menjadikan hubungan menjadi baik pula. Hambatan pasti ada, tapi jangan diabaikan
begitu saja. Dan ibuk yakin anda pasti bias memperbaiki hubungan anda dengan ibu anda”
Konselor: “Baik, bagaimana kondisi anda stelah melakukan konseling ini?”
Konseli: “Ya…buk, cukup melegakan perasaan hati, tapi mungkin saya masih butuh ibuk
untuk suatu saat bisa share lagi…”
Konselor: “Iya…dengan senang hati mbak Novi …kapan saja anda datang.. insyaAllah saya akan
siap membantu anda”
Konseli: “Iya…buk ..terimakasih, kalau begitu saya permisi dulu buk., mari buk…”
Konselor: “Iya mbak Novi…”

Anda mungkin juga menyukai