Anda di halaman 1dari 5

KEGIATAN KONSELING

TAHAP AWAL
Konseli : Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Konselor : Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Selamat datang. Sebelumnya
mohon maaf ini dengan mas siapa ya?
Konseli : perkenalkan bu nama saya Luthfi Azri
Konselor : oh iya baik mas Luthfi, saya Riri Anggraeni. Mas Luthfi bisa
panggil saya bu Riri ataupun mbak Riri bagaimana nyamannya mas Luthfi aja.
Konseli : saya panggil bu Riri aja ya bu?
Konselor : oh iya gapapa mas Luthfi. Sepertinya mas Luthfi butuh bantuan
saya hingga mas Luthfi menghubungi saya.
Konseli : iya bu, saya mendapat rekomendasi dari saudara saya untuk
menghubungi ibu. Saya lagi ada permasalahan yang siapa tau ketika saya sudah
menghubungi ibu, saya dapat menemukan jalan keluar dari permasalahan yang
sedang saya hadapi.
Konselor : oh iya baik mas Luthfi, jadi mas Luthfi sudah paham datang
kepada saya untuk apa?
Konseli : iya bu

(REFLEKSI AWAL)
Konselor : baik mas Luthfi, sebelum masuk kegiatan konseling saya akan
menjelaskan terlebih dahulu proses konseling itu seperti apa. Sebelumnya saya
ucapkan terima kasih karena mas Luthfi sudah menghubungi saya untuk
melakukan kegiatan konseling ini. Izinkan saya memperkenalkan diri terlebih
dahulu. Nama saya Riri Anggraeni saya merupakan konselor lulusan UIN
Sunan Gunung Djati Bandung dan sekarang saya juga merupakan dosen di salah
satu Universitas Swasta di Bandung.
Pertama, saya akan mendengarkan dengan seksama cerita serta permasalahan
dari mas Luthfi supaya kita bisa mengevaluasi bersama permasalahan yang
sedang mas Luthfi hadapi. Di dalam kegiatan konseling ini pasti terjaga
kerahasiaannya, maka dari itu saya berharap mas Luthfi menceritakan dengan
jujur dan terbuka setiap permasalahannya supaya proses konseling ini
mendapatkan hasil yang kita harapkan. Kemudian untuk estimasi waktunya,
saya memberikan 30-45 menit.
Konseli : baik bu, sebelumnya saya izin bertanya?
Konselor : iya silakan mas Luthfi
Konseli : lantas bagaimana apabila dalam waktu tersebut kegiatan
konselingnya dirasa belum selesai dan belum menemukan jalan keluar untuk
permasalahan yang saya hadapi?
Konselor : mengenai itu, kita bisa menjadwalkan lagi di lain waktu. Nanti
kita lihat dulu permasalahan yang sedang dihadapi mas Luthfi dan kita bisa
menjadwalkan harus berapa kali pertemuan.
Konseli : oh iya baik bu.

(REFLEKSI PERASAAN)
Konselor : tampaknya saya lihat mas Luthfi ini sedang gelisah, sedang ada
masalah apa mas?
Konseli : jadi seperti ini bu, saya merupakan mahasiswa semester akhir
yang sedang menyusun skripsi, namun saya tidak bisa fokus karena ada
permasalahan lain yang mengganggu pikiran saya.

(PERTANYAAN TERBUKA)
Konselor : tidak fokus seperti apa yang anda maksudkan?
Konseli : saya tidak bisa berkonsentrasi ketika mengerjakan skripsi
dikarenakan ada hal lain yang membuat fokus saya terbagi.
Konselor : oh iya baik mas Luthfi saya mengerti.

(EKSPLORASI PIKIRAN)
Konselor : bisa anda jelaskan lebih jauh mengenai permasalahan yang
membuat fokus anda terbagi?
Konseli : (diam dulu menghayati dan mimik sedih) jadi seperti ini bu, saya
merupakan anak kedua dari dua bersaudara, namun saya rasa orangtua saya
memperlakukan saya berbeda.
Konselor : berebeda seperti apa mas?
Konseli : dari semua hal yang diberikan juga berbeda, misalnya ketika
kakak saya mengerjakan tugas selalu ditemani orangtua saya sedangkan saya
tidak. Ketika kakak saya melakukan kesalahan sebesar apapun, orangtua saya
tidak marah sedangkan ketika saya melakukan kesalahan sekecil apapun, saya
dimarahin habi habisan sama orangtua saya. Dari segi prestasi juga mereka
selalu membanggakan hasil kakak saya namun prestasi saya ga pernah
mendapatkan apresiasi. Saya merasa tidak disayang sama orangtua saya dan
saya merasa dianak tirikan ketika di rumah.
Konselor : baik mas Luthfi saya turut prihatin mengenai hal itu. Namun
apakah anda pernah menanyakan kepada orangtua anda mengapa mereka
bersikap demikian?
Konseli : tidak bu, saya merasa bosan di rumah yang suasananya seperti itu,
jadi saya sering pergi keluar supaya saya tidak bertemu dengan orangtua saya.
Konselor : sejak kapan kejadian seperti ini anda rasakan?
Konseli : saya merasakan orangtua saya seperti ini semenjak saya masuk
kelas XII SMA.
Konselor : lalu apakah sebelum kelas XII SMA orangtua anda tidak seperti
ini?
Konseli : tidak bu.
Konselor : jadi anda merasa orangtua anda seperti ini semenjak anda
menginjak kelas XII SMA, benarkah begitu?
Konseli : iya benar bu
Konselor : apakah anda merasa ada sesuatu yang dianggap bahwa hal itulah
yang membuat orangtua anda bersikap demikian?
Konseli : ada bu
Konselor : boleh diceritakan kepada saya supaya kita mendapatkan jalan
keluarnya.
Konseli : jadi semenjak saya menginjak kelas XII SMA saya sering pergi
keluar bersama teman-teman saya, bahkan saya sering pulang saat mau subuh.
Konselor : apakah dengan hal itu orangtua anda langsung bersikap demikian?
Konseli : tidak bu, sering kali orangtua saya mengajak saya berbicara
namun saya sering tidak punya waktu untuk itu.
Konselor : baik mas Luthfi, bagus sekali anda dapat memahami masalah
yang anda hadapi yaitu anda tidak bisa fokus mengerjakan skripsi dikarenakan
sikap orangtua anda yang membuat anda merasa tidak disayangi, dan juga anda
sudah memahami penyebab dari sikap orangtua anda tersebut.
Konseli : iya bu, saya sangat ingin fokus mengerjakan skripsi supaya saya
bisa lulus. Namun selain dari faktor yang saya sebutkan tadi, masih ada faktor
lain yang menyebabkan saya tidak dapat fokus mengerjakan skripsi.
Konselor : baik mas Luthfi mungkin untuk permasalahan yang selanjutnya
kita bisa bahas di sesi selanjutnya, sekarang kita fokuskan terlebih dahulu
permasalahan yang pertama.
Konseli : baik bu

(TAHAP AKHIR)
Konselor : dari hasil pembicaraan kita tadi menurut anda langkah apa yang
akan anda ambil selanjutnya?
Konseli : saya akan mencoba memperbaiki hubungan saya dengan orangtua
saya bu.
Konselor : bagus sekali mas Luthfi sudah dapat memahami langkah dalam
pemecahan masalah ini. Langkah pertama yaitu anda dapat mengkomunikasikan
kepada orangtua anda mengenai hal apa saja yang membuat anda tidak nyaman
ketika berada di rumah, karena hal ini akan memperbaiki hubungan anda
dengan orangtua. Kemudian ketika dirasa hubungan itu sudah baik maka mas
Luthfi dapat fokus mengerjakan skripsinya.
Baik mas Luthfi, sebelum ditutup saya ingin bertanya bagaimana sekarang
perasaan anda ketika sudah berbicara kepada saya?
Konseli : saya merasa lega bu, sebelum menghubungi ibu saya tidak bisa
menemukan jalan keluarnya. Namun ketika proses konseling ini berlangsung
saya dapat menemukan salah satu jalan untuk membuat saya terfokus kembali
mengerjakan skripsi.
Konselor : alhamdulillah, baik mas Luthfi apakah kita bisa menjadwalkan
kembali untuk melakukan kegiatan konseling? Dikarenakan tadi saya
mendengar bahwa penyebab fokus anda terbagi bukan hanya persoalan orangtua
saja.
Konseli : sangat bisa bu
Konselor : kapan kita akan melakukan sesi berikutnya?
Konseli : minggu depan saja mungkin bu.
Konselor : baik mas Luthfi. Saya mengucapkan terima kasih karena sudah
mempercayakan permasalahannya kepada saya.
Konseli : terima kasih kembali bu karena sudah bersedia membantu saya.
Konselor : baik kegiatan konseling sesi pertama saya cukupkan sekian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Konseli : wa’alaikumussalam Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai