Tasya adalah seorang mahasiswi semester 3 Ia mengalami permasalahankurang percaya diri ketika tampil di depan kelas. Tasya selalu merasa gemetar dan gugup ketika ia berbicara di kelas. Karena bingung bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ia hadapi ini maka ia datang kepada Konselor untuk membantunya untuk memecahkan masalahnya.
Tahap awal konseling (mendefinisikan masalah klien)
Konseli : (tok,tok,tok) Konselor : silakan masuk... (sambil melihat ke arah pintu) Konseli : Selamat pagi Bu Konselor : Selamat pagi tasya, mari silakan duduk Konselor : Wah, Ibu sangat senang sekali bertemu dengan tasya, tasya bagaimana kabarnya ? (attending ramah, senyum, kontak mata, danbadan agak membungkuk ke arah klien) Konseli : tidak baik bu (diam, menyimpan perasaan tertentu,melihat ke bawah dan tidak menatap konselor) Konselor : Kalau Ibu boleh tau kenapa kabarnya tasya tidak baik ? Konseli : Entahlah Bu, saya merasa sangat bingung dan sedih Konselor : Ibu paham apa yang kamu rasakan (empati primer),Namun apakah perasaan tidak enak atau yang mengganggu perasaan mu itu bisa di bicarakan bersama ? ( bertanya terbuka, perasaan) Konseli : Ya bu saya pikir juga begitu (sambil memandang konselor,kemudian menunduk lagi) Konselor : Hhhmmm...Bisakah tasya jelaskan ? Konseli : Ya Bu, dengan senang hati saya akan menceritakannya.Tapi mohon dirahasiakan kepada siapapun karena ini adalah masalahpribadi saya. Konselor : Kalau begitu Ibu ingin mendengarkan sejauh manaperasaan tidak enak yang mengganggu tasya ? (Eksplorasi perasaan danbertanya) Disini tasya bisa bercerita tentang semua yang tasya yang rasakan, karena semuanya akan di jaga kerahasiaannya, jadi tasya bisa bercerita dengan leluasa dan tenang. Konseli : Begini Bu..(bingung dan ragu) Saya merasa tidak percaya diri ketika tampil di depan orang banyak apalagi ketika sayapresentasi di depan kelas. Konselor : Lalu bagaimana? (eksplorasi perasaan, bertanya terbuka) Konseli : Setiap saya tampil di depan kelas saya pasti gugup danbingung harus berkata apa, rasanya tiba-tika bibir saya menjadi kaku. Konselor : Bisakah tasya menjelaskan lebih jauh tentang perasaantidak percaya diri yang tasya rasakan ? (bertanaya,eksplorasi perasaan) Konseli : Saya gemetar ketika tampil di depan kelas bu. Saya juga merasa tidak percaya diri saat akan menjawab pertanyaan dari dosen,padahal saya hanya menjawabnya dari tempat duduk tetapi saya tetapmerasa gugup dan gemetar, ini yang menyebabkan saya jarang bicaradan berpendapat ketika dosen mengajar di kelas. Konselor : Bisakah tolong contohkan ketika kamu tampil di depan kelas Konseli : Bisa Bu (memperagakan ketika tampil di depan kelas) Konselor : Selanjutnya apa yang kamu lakukan ketika kamu merasa tidak percaya diri di kelas ? (bertanya terbuka, eksplorasi perasaan) Konseli : Saya hanya diam saja Bu, dari pada saya malu di depan teman-teman karena saya gugup dan gemetar. Konselor : Apakah dengan cara demikian tasya merasa senang dannyaman di kelas ? (bertanaya tertutup, stressing, leading-memimpin) Konseli : Tidak Bu, (tertunduk diam) tetapi saya terus berpikir. Konselor : Mungkin kamu berpikir kalau segala sesuatu itu harus sempurna tanpa ada kesalahan sedikitpun. Apa begitu? ( menangkap pesan utama klien dan bertanya terbuka) Konseli : Ya Bu, saya orangnya memang seperti itu segala sesuatu yang saya kerjakan harus sempurna walaupun itu tidak mungkin. Mungkin itu juga yang membuat saya seperti ini (tertunduk diam) Konselor : Kalau begitu apakah maasalah mu tentang bagaimana kamu bisa presentasi dan menjawab pertanyaan dosen supaya tidak gugup ? (mendefinisikan masalah klien, bertanya terbuka) Konseli : Ya Bu, dan saya bingung harus bagaimana. Setiap harisaya berpikir dan berusaha bagaimana caranya agar saya bisa percayadiri tampil di depan kelas.
Tahap pertengahan konseling
Konselor : Ya bagus sekali kamu sudah memahami masalah yang kamu alami, yaitu bagaimana supaya bisa presentasi dan tidak gugup dalam menjawab pertanyaan dosen. Konseli : Ya bu, Saya sangat ingin sekali bisa tampil percaya diri didepan kelas, tapi rasanya sulit sekali. (berharap dan kebingungan) Konselor : Bagus sekali keinginan kamu, Ibu sangat senang sekali mendengarnya. Lalu apakah kamu sudah punya cara untuk mengatasi masalah tentang ketidak percaya diri an presentasi dan gugup menjawab pertanyaan dosen ? Konseli : Saya masih bingung Bu (diam) Konselor : Apa yang membuat kamu merasa bingung ? Konseli : Saya takut jika nanti saya salah saat menjawab pertanyaan dosen atau ketika presentasi saya takut nanti saya ditertawakan oleh semua teman-teman Konselor : Apakah kamu sudah berusaha melakukan yang terbaik ? Konseli : Rasanya belum Bu. Konselor : Jika mencobanya saja belum, lalu kenapa kamu bisa berpikiran negatif seperti itu?
Tahap Akhir konseling (tahap mengambil tindakan)
Konseli : Nah itu yang saya tidak mengerti bu (bingung danberpikir). Baik saya akan berusaha melakukan yang terbaik bu agar saya merasa percaya diri presentasi dan menjawab pertanyaan dosen. Konselor : Baiklah, apa kira-kira rencana mu sementara sebagai pegangan untuk tindakan selanjutnya Konseli : Pertama, saya akan berlatih dan belajar dulu tentang materi yang akan saya presentasikan, kedua saya akan berpenampilanrapi sehingga saya akan merasa lebih percaya diri dan yang ketiga sayaakan berdoa dulu sebelum tampil agar saya merasa lebih tenang. Sayarasa itu yang akan saya saya lakukan Bu. Konselor : Bagus, kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan. Sebelum pembicaraan ini kita tutup, bagaimana perasaan mu setelah kita berdiskusi, atau apakah kesimpulan yang bisa diambil? Konseli : Saya merasa lega dan lebih tenang selelah melakukan konseling. Kecemasan dan ketakutan yang saya alami mulai menurun dan juga saya tahu langkah-langkah apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi rasa tidak percaya diri saya ini. Konselor : setelah melakukan konseling ini, jadi kesimpulannya adalah Pertama, tasya akan berlatih dan belajar dulu tentang materi yang akan dipresentasikan, kedua berpenampilan rapi supaya kamu merasa lebih percaya diri dan yang ketiga berdoa dulu sebelum presentasi. Apakah kamu yakin akan melakukan itu ? Konseli : Ya Bu saya yakin. Konselor : Apakah masih ada yang akan kamu sampaikan? Konseli : Tidak Bu, saya kira cukup. Konselor : Bagaimana kalau kita tutup pembicaraan ini dan saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda. Konseli : Sama-sama Bu