Anda di halaman 1dari 10

Konselor : Syafiatul Choir

Anggota
Konseli 1 : Lutfi Aulia Ulfah
Konseli 2 : Faif Nur’Mafiyah
Konseli 3 : Kinanti Fraijinyoes
Konseli 4 : Sendi Pila Nita Nurutami
Konseli 5 : Maulida
Konseli 6 : Yustika Umami
Konseli 7 : Resanova
Konseli8 : Lutfi Alawiyah
Konseli 9 : Nur Asyifah Ahsana Beladina
Tahap I
Tahap pembukaan tahap ini ditandai dengan dibentuknya struktur kelompok.
Konselor : Selamat siang teman-teman?
Konseli : Selamat siang ....!
Konselor :Terimakasih sebelumnya atas kehadiran kalian untuk mengikuti
kegiatan ini, sebelum kita mulai kegiatan ini mari kita berdoa bersama-
sama, berdoa mulai...
Konselor : Bagaimana kabar kalian?
Konseli : Alhamdulilah baik
Konselor : Syukurlah kalau begitu, teman-teman walaupun kalian sudah saling
mengenal, untuk lebih akrab lagi bagaimana jika kalian
memperkenalkan diri kalian masing-masing?
Konseli : Baiklah bu
Konseli 1 : Nama saya Lutfi Aulia Ulfah dari Boyolali
Konseli 2 : Nama saya Faif Nur’Mafiyah dari pemalang
Konseli 3 : Kinanti Fraijinyoes dari pemalang
Konseli 4 : Sendi Pila Nita Nurutami dari semarang
Konseli 5 : Maulida dari Cirebon
Konseli 6 : Yustika Umami Dari Tegal
Konseli 7 : Sumini Resanova dari Cirebon
Konseli 8 : Lutfi Alawiyah dari Batang
Konseli 9 : Nama saya Nur Asyifah Ahsana Beladina dari Brebes
Konselor : Baiklah teman-teman, pertemuan ini dinamakan konseling kelompok,
kalian ada yang udah tau/pernah mengikuti?
Konseli : Belum bu...
Konselor : Baiklah akan ibu jelaskan apa itu konseling kelompok. Konseling
kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pemecahan masalah melalui dinamika kelompok.
Dalam konseling ini setiap anggota kelompok berhak mengajukan
pertanyaan, mengutarakan masalahnya dan memberikan masukan
kepada anggota lain yang masalahnya sedang dibahas.
Tahap II
Tahap peralihan adalah terjadinya suasana ketidakseimbangan dalam diri
masing masing anggota kelompok. Konselor diharapkan dapat membuka
permasalahan masing-masing anggota sehingga masalah tersebut dapat bersama-sama
dirumuskan dan diketahui penyebabnya.
Konselor : Ibu disini sebagai pemimpin kelompok dan kalian sebagai anggota,
dan saya persilakan siapa dulu yang mau bicara, apa kalian sudah siap?
Konseli : Siap bu !
Konselor :ok, sebelumnya didalam konseling kelompok ini ada peraturan-
peraturannya pertama, menggunakan pakaian rapih dan sopan. Kedua,
menggunakan B.indonesia. ketiga, jika ada yang melanggar
mendapatkan hukuman (joged). Dan yang terakhir ice breaking
bagaimana setuju?
Konseli : Setuju bu...
Konselor : Sepertinya kalian tegang semuanya, biar tidak tegang kita permainan
dulu ya.
Lupi : Iya bu, permainan apa bu?
Konselor : Barang kali kalian punya ide silahkan utarakan saja
Bella : Nyanyi bareng aja bu
Konselor : Baiklah kita nyanyi “disini senang” ya
Konseli : Siap bu
Konselor : Terimakasih buat semangatnya, kita lanjutkan ke kegiatan intinya
Kinanti : Iya bu
Tahap III
Kegiatan tahap ini dilakukan setelah permasalahan anggota kelompok
diketahui penyebabnya sehingga konselor dapat melakukan langkah selanjutnya yaitu
menyusun rencana tindakan.
Konselor : Baik, siapa dulu yang ingin mengemukakan masalahnya?
Lutfi Aulia : Saya bu, saya sulit membagi waktu ketika sedang membaca buku atau
drama saya akan lupa dengan tugas dll selain itu juga memiliki
permasalahan ketika saya ingin tampil entah presentasi atau menjawab
pertanyaan sebenarnya sudah menyiapkan tapi ketika harus
mengutarakan itu grogi sampe keringat dingin dan ingin jambak-
jambak orang dll.
Faif : Saya kadang merasa terbebani dengan adanya tugas kelompok
dimana teman-teman satu kelompoknya tidak membantu mengerjakan
tugas kelompok sehingga saya merasa terbebani.
Kinanti : Saya bu kalau malam susah tidur kalau pagi susah bangun sehingga
mengakibatkan tidak masuk kuliah.
Sendi : Saya memiliki permasalahan dalam mengerjakan tugas malas karena
naik motor laju macet, cape akhirnya setelah sampe dirumah langsung
pengennya tidur akibatnya tugasnya terbengkalai.
Konselor : Iya, ibu mengerti apa yang kamu rasakan berikutnya siapa?
Maulida : Saya kurang lebih seperti kinanti setelah sholat shubuh pengennya
tidur akibatnya kuliahnya terbengkalai atau tidak berangkat.
Yustika : Saya bu, saya kurang lebih seperti lupi yaitu susah membagi
waktunya sebenarnya tidak membaca buku atau apa tapi yang penting
main meninggalkan waktu untuk mengerjakan tugas sehingga
mengerjakan tugas mepet dengan deadlennya.
Eca : Kalau permasalahan saya di keuangan saya gampang tergoda dengan
hal-hal belanja seperti olshop dll sehingga uang yang harusnya
digunakan untuk kebutuhan primer jadi masuk ke kebutuhan yang
sebenarnya tidak penting.
Lutfi : Saya bu permasalahannya di pondok dimana ketika dipondok saya
tidak bisa membawakan diri saya sebagai santri pondok belum bisa
mengikuti jadwal ngaji yang sesuai di karenakan mengerjakan tugas-
tugas kuliah sehingga seharusnya waktu yang digunakan untuk ngaji
malah digunakan untuk mengerjakan tugas.
Bella : Saya bu permasalahan saya seperti lupi suka nerves atau grogi ketika
maju didepan umum.
Konselor : Baik, semua sudah menemukakan masalahnya, nah sekarang masalah
siapa yang harus diselesaikan dulu?
Lutfi Aulia :Saya masalah percaya diri bu soalnya ketika saya bilang saya itu tidak
pecaya diri saya itu gugup, teman-teman terdekat saya, ketika saya
butuh bantuan mereka itu kaya menyepelekan orang kamu biasanya
tidak kaya gitu orang kamu kelihatannya biasa aja padahal rasanya
saya itu grogi nerves dll.
Yustika : Saya bu, permasalahan saya yang susah membagi waktunya seperti
waktu presentasi kemarin teman-teman saya sudah maju didepan kelas
untuk presentasi tapi saya ketiduran di kos itu kan hal yang fatal.
Konselor : Baiklah sekarang masalahnya siapa dulu yang diselesaikan
masalahnya lupi atau yustika teman-teman?
Lutfi Aulia : Masalahnya Yustika Bu.
Konselor : Baiklah masing-masing nanti ngasih solusi atau pendapat buat
Yustika iya teman-teman, pendaptanyantr ditampung terlebih dahulu
nanti Yustika ambil pendapatnya teman-teman mana yang lebih baik
iya udah Sekarang siapa yang mau memberi solusi terlebih dahulu.
Faif : Saya bu dulu saya juga pernah mengalami seperti itu tapi saya
sekarang mempunyai tiga manajemen yang pertama yaitu manajemen
waktu dimana kita harus mempunyai manajemen waktu dalam hidup
kita karena hidup seenaknya sendiri itu tidak bisa haerus ada waktu
yang di manaj, yang kedua manajemen prioritas dimana ketika ada
tugas kuliah itu harus diutamakan, yang ketiga yaitu manajemen
taqorub ilallah yaitu manajemen mendekat pada allah yaitu dimana
ketika dua-duanya terlaksana tapi kita tidak dekat dengan allah kita
gagal untuk keduanya ini karena apa yang bisa menjalankan aktivitas
kita hanya allah, misalnya jika aktivitas kita baik maka allah akan
menyetujui atau aktivitas kita itu lancar.
Konselor : Mungkin dari teman-teman yang lain siapa yang mau memberi solusi
lagi.
Lutfi Aulia : Saya bu, permasalahan yustika emang termasuk permasalahan saya
juga tapi menurut saya itu tidak serius karena saya masih bisa
mengatasi permasalahan tersebut sendiri karena prinsip saya setelah
kesusahan itu pasti ada kesenangan seperti dalil yaitu inna maalusri
yusro yang artinya sesugguhnya setelah ada kesulitan itu ada
kemudahan. Jadi prinsip saya itu ini tugas saya jika tugas saya selesai
saya bisa melakukan kegiatan-kegiatan lain atau main dengan enak dan
tenang tidak ada beban.
Konselor : Iya trus siapa lagi yang mau memberi solusi sekalian dikaitkan
dengan dalil
Lutfi : Iya kalau solusi saya sih memprioritaskan apa yang harus di
prioritaskan dan memotivasi diri sendiri buat prioritasku ini yang lain
sih bisa nanti-nanti. Intinya allah juga pasti akan melihat usaha kita.
Konselor : Selanjutnya siapa yang belum silahkan ngasih solusi.
Sendi : Iya pendapat saya sih kaya faif tadi kita harus memanajemen waktu
karena kan yustika terlalu sering main terus lalai buat tugas padahal
kan tugas prioritas kita nah didalam surat al-asr yang artinya
sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh nah seperti kita
mengerjakan tugas itu kan termasuk tuntunan kita kuliah karena kita
kuliah di suruh orang tua kita dan orang tua berpesan seperti belajar
yang benar sama aja kita mengerjakan tugas dengan baik juga
termasuk amal sholeh karena kita nurut sama orang tua kita intinya kita
harus bisa memanajemen waktu sebaik-baiknya.
Eca : Iya terkait dengan masalah tugas terbengkalai yustika kan
kebanyakan main misalkan ada tugas banyak lah yustika itu bisa matiin
hp dulu kamu ngerjain tugas dulu pasti kan orang-orang yang ngajak
main lewat chat gitu kan kamu jauhin dulu hp taro dilemari kamu bisa
fokus mengerjakan tugas dan itu bisa mengurangi kamu dalam
bermain.
Bella : Iya permasalahan yustika kan tadi mengerjakan tugas terbengkalai
menurut pendapat saya seperti lutfi kita prioritas kita terlebih dahulu
atau tujuan kita misalnya dari rumah kesini itu tujuannya apa main-
main atau mencari ilmu dan supaya ingat perjuangan orang tua.
Kinanti :mungkin sama kaya sendi dan bella yah kalau tidak menegerjakan
tugas kan kita harus ingat orang tua, orang tua dirumah kerja untuk kita
masa kita disini untuk main-main tidak ngerjain tugas kan kasian sama
orang tua intinya motivasinya orang tua.
Maulida :pendapat saya sama seperti yang lain bu.
Konselor :baiklah kalau begitu teman-temannya sudah memberi pendapat trus
dari yustika sendiri bagaimana pendapatnya.
Yustika :sebelumya terimakasih buat teman-teman yang sudah memberi solusi
untuk saya dan saya berusaha memanajemen waktu diri saya sendiri
misalnya ketika ada tugas saya prioritaskan tugas-tugas tersebut tapi
ketika saya benar-benar lupa dengan tugas sama dengan eca nanti
menyampingkan/mematikan hp dulu dan saya juga lebih mendekatkan
diri kepada allah karena emang benar apa yang dikatakan sama sendi
sebaik-baiknya manusia adalah orang yang memanfaatkan waktunya
dan tujuan saya juga disini untuk kuliah masa enak-enakan disini ya
tidak mungkin agar disini kuliah bisa dapat ilmu.
Konselor :iya sebaiknya ketika mau tidur pasang alarm tapi kalau emang benar-
benar susah bangun supaya minta tolong ke temen suruh bangunin dan
berdoa ya allah bangunkan saya jam segini karena saya pengen kuliah
nanti insya allah dikabulkan sama allah karena sudah ada niat.
Mungkin ada tambahan lagi dari teman-teman.
Lupi :saya bu, iya tidak tau kenapa saya pengen ngomong ini hasil yang
memuaskan itu berasal dari proses yang berat Refreshing yang berarti
itu hadir karena kerja keras kita maksudnya kita akan menghargai
refreshing kita, hiburan kita itu setelah melakukan kerja keras, ketika
kita istirahat leyeh-leyeh ya hidup kita tidak ada artinya hidupnya gitu-
gitu aja tapi ketika kita lelah trus istirahat itu nanti akan ada nilainya.
Konselor :ok terimakasih itu tambahan dari lupi, mungkin dari teman-teman ada
yang mau memberi tambahan lagi, Trus menurut yustika sendiri
bagaimana.
Yustika :iya alhamdulilah sekarang lumayan ada pandangan ketika saya lupa
dengan tugas nanti saya ingat sama kata-kata teman-teman.
Konselor :baiklah kalau begitu semoga yustika menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Tahap IV
Tahap pengakhiran tahap ini merupakan penilaian dan tindak lanjut, adanya
tujuan terungkapnya kesan-pesan anggota kelompok tentang pelaksanaan kegiatan.
Terungkapnya hasil kegiatan kelompok yang telah dicapai yang dikemukakan secara
mendalam dan tuntas, terumuskan rencana kegiatan lebih lanjut, tetap dirasakannya
hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskipun kegiatan diakhiri.
Konselor :tadi kita sudah membahas tentang masalah manajemen waktu. Baik
menurut temen-temen kesan dan pesan setelah kita melakukan
konseling kelompok ini apa?
Lupi :ya menurut saya, saya lebih kenal banyak temen, kita bisa bertukar
pikiran, pendapat, dan apa yang kita pendem bisa terungkap disini
Faif :mungkin sama kaya lupi kita bisa bertukar ide.
Kinanti :Menurut saya melakukan konseling kelompok ini kita bisa sharing-
sharing.
Sendi :Dalam melakukan konseling kelompok ini saya bisa sependapat
dengan Kinanti bisa sharing-sharing.
Maulida :kalau menurut saya dengan melakukan konseling kelompok ini saya
bisa saling mengenal satu sama lain yang tadinya tidak kenal menjadi
kenal.
Yustika :iya saya sama seperti maulida dengan melakukan konseling kelompok
ini bisa kenal satu sama lain
Eca :mungkin saya sama sependapat dengan maulida dan yustika bu
Lutfi :kalau menurut saya yang tadinya sedih banyak masalah dengan
melakukan konseling kelompok ini akhirnya mempunyai pandangan
untuk menjadi lebih baik.
Bella :iya menurut saya dengan melakukan konseling kelompok saya bisa
mengungkapkan masalah-masalah yang saya alami bu.
Konselor :baiklah karena waktunya sudah habis kita akhiri pertemuan kita ini.
Konseli :ok bu.
Konselor :sebelum kita akhiri mari kita berdoa bersama, mulai ..... selesai..
semoga kita bisa melakukan konseling kelompok di lain kesempatan
wassalamualaikum.
Konseli :waalaikumsalam wr.wb

A. Analisis kasus
Seiring berjalanya waktu problematika mahasiswa semakin meningkat dan
beragam. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah di luar kampus
maupun di dalam kampus. Study kasus diatas menggambarkan bagaimana
problematika banyak terjadi kepada mahasiswa khususnya terkait perkuliahan,
beberapa mahasiswa mengalami problematika yang berkaitan dengan manajemen
waktu dimana mereka kurang bisa membagi waktu antara kebutuhan pribadi dan
sosial mereka dengan kewajiban mereka sebagai mahaiswa. Misalnya minat mereka
membaca novel mendominasi kegiatan mereka yang menyebabkan lalainya mereka
dalam mengerjakan tugas kuliah, kemudian salah satu klien juga memamparkan
sulitnya menyeimbangkan waktu antara kuliah, pesantren dan organisasi yang sudah
menjadi bagian dari kehidupan mahasiswa. Banyak dari mereka yang mengeluhkan
masalah tugas kuliah yang banyak. kemudian kurangnya solidaritas teman dalam
pembuatan tugas kelompok, kemudian beberapa dari klien juga mengeluhkan masalah
susahnya tidur di malam hari yang menyebabkan sulitnya bangun pagi yang
mengakibatkan mereka sering terlambat bahkan sampai tidak mengikuti perkuliahan.
Maraknya online shop juga menyebabkan gaya hidup dimasyarakat semakin hedon,
hal itu juga terjadi pada salah satu klien dalam kasus diatas dimana ia mudah tergoda
dengan hal tersebut yang sebenarnya kurang baik untuk dilakukan. Masalah yang
sangat krusial terjadi pada study kasus diatas adalah dimana mereka sering tidak
percaya diri seperti nervous ketika maju di depan umum.
Mereka juga membutuhkan sebuah layanan yang bisa menampung kegelisahan
dan masalah yang sedang mereka hadapi dengan harapan ada sebuah solusi yang
didapatkan dari kegiatan tersebut. Bimbingan dan konseling agama dengan metode
bimbingan dan konseling kelompok mampu menjadi salah satu kegiatan yang mampu
menjadi jembatan untuk memperoleh solusi dari masalah-masalah yang mereka
hadapi. Karena, menurut H.M Arifin bimbingan dan konseling agama merupakan
sebuah proses pelayanan pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami
kesulitan baik lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupanya di masa kini
dan masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan
spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan
yang ada pada dirinya sendiri maupun dorongan dari kekuatan imam dan taqwa
kepada tuhan.
Dalam proses konseling diatas kasus yang menjadi fokus utama dalam
kegiatan tersebut adalah masalah kurangnya manajemen waktu yang klien alami
kemudian masalah klien yang tidak percaya diri ketika maju didepan umum. Karena
masalah tersebut yang paling dianggap perlu di selesaikan terlebih dahulu dalam
proses bimbingan dan konseling tersebut.
B. Diagnosis
Dengan melihat analisis kasus yang telah kita lakukan, maka ada beberapa hasil
identifikasi masalah yang kia dapatkan :
1. Klien kurang mampu memprioritaskan hal-hal yang seharusnya dianggap lebih
penting
2. Tidak terjadinya komunikasi yang baik antara klien dengan temannya
3. Kurangnya manajemen waktu yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari
4. Kurangnya rasa percaya diri dalam diri klien atau kurangnya self-talk yang klien
lakukan dengan dirinya sendiri
C. Analisis Teori
Dalam kasus konseling diatas kita dapat menerapkan suatu teori Bimbingan
dan Konseling yaitu menggunakan Teori dan pendekatan Behaviorisme dimana teori
ini adalah salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu untuk perubahan
tingkah laku melalui proses belajar. adapun Teknik belajar menurut teori ini adalah
sebagai berikut :

a. Desensitisasi SistematikDesensitiasi sistematik adalah salah satu teknik yang


paling luas digunakan dalam terapi tingkah laku. Desensitiasi sistematik
digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif, dan ia
menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan
tingkah laku yang hendak dihapuskan itu ( Corey, 2009: 208).
b. Terapi Implosif atau PembanjiranDalam terapi implosif, konselor memunculkan
stimulus-stimulus penghasil kecemasan, klien membayangkan situasi, dan
konselor berusaha mempertahankan kecemasan klien. Alasan yang digunakan
oleh teknik ini adalah bahwa jika seseorang secara berulang-ulang
membayangkan stimulus sumber kecemasan dan konsekuensi yang diharapkan
tidak muncul, akhirnya stimulus yang mengancam tidak memiliki kekuatan dan
neurotiknya menjadi hilang (Latipun, 2008: 143).
c. LatihanAsertif Pendekatan behavioral yang dengan cepat mencapai popularitas
adalah latihan asertif yang biasa diterapkan terutama pada situasi-situasi
interpersonal dimana individu mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan
bahwa menyatakan dan menegaskan diriadalah tindakan yang layak atau benar.
Latihan asertif digunakan untuk melatih individu yang mengalami kesulitan untuk
menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar.
d. Terapi AversiTeknik aversi dilakukan untuk meredakan perilaku simptomatik
dengan cara menyajikan stimulus yang tidak menyenangkan (menyakitkan)
sehingga perilaku yang tidak dikehendaki (simptomatik) terhambat
kemunculannya. Teknik aversi digunakan secara luas sebagai metode untuk
membawa seseorang kepada tingkah laku yang diinginkan.
e. Pengondisian OperanTingkah laku operan yaitu tingkah laku yang memancar
yang menjadi ciri organisme aktif. Menurut Skinner, jika suatu tingkah laku
diganjar, maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut masa
mendatang akan tinggi. Prinsip perkuatan yang menerangkan pembentukan,
pemeliharaan, atau penghapusan pola-pola tingkah laku merupakan inti
pengkondisian operan (Corey, 2009: 222)

Anda mungkin juga menyukai