Anda di halaman 1dari 3

Konselor : Nuha Naillaturrafidah

NIM : 1801016094

Kelelahan Emosional dan Fisik Akibat Kuliah Online dan Aktifitas padat di Pondok

Konseli bernama Riz, kuliah semester satu, selain itu klien juga seorang santri di pondok tahfidz al-
Qur’an. Saat menjalani adaptasi terhadap keduanya ia mengalami kelelahan emosional dan fisik
akibat kesibukan dari kuliah dan pondok. Dan merasa tertekan atas semua itu.

Sebelumnya konseli dan konselor telah menyetujui jadwal konseling melewati SMS untuk bertemu.

Pembukaan

Attanding : Salam dan menanyakan kabar

Konselor : oke mbak riza, ada masalah apa?

Open Question

Konseli (riza) saya ingin mengkonsultasikan masalah batin saya, mm emosional ya

Saya kan posisinya di pondok, nah pondoknya itu pondok tahfidz.

Konselor : tahfidz, hafalan al-Qur’an?

Konseli : iya

Konselor : mm,, lalu?

Identifikasi Masalah

Konseli : kan sekarang kuliah onlinenya penuh ya, dari jam pagi sampe sore terus sampai
pondok di suruh hafalan, ngga di suruh si, tapi emang itu kewajiban saya ya, mm
saya bingung membagi waktu, terus kan kalo sudah selesai kuliah online di luar
pondok, pulang pondok kan capek ya, (fisik juga emosional) lalu ngaji setoran ngga
bisa-bisa karena capek buat mikir di kuliah. Gimana ya mba?

Eksplorasi

Konselor : mm,, mba riza semester berapa?

Konseli : baru semester satu (tertawa)

Close Question

Konselor : oke berarti bisa dibilang baru adaptasi ya?

Konseli : iyaa..

Refleksi

Konselor : jadi mbak riza ini capek baik emosional dan fisik dengan urusan kuliah lalu di
tambah harus menyelesaikan tugas hafalan dan aktifitas di pondok. Dari kedua hal
tersebut, apa yang lebih memberatkan mba riza?
Konseli : ee,, saya sudah berkomitmen terhadap diri saya sendiri, jadi sebenarnya
seharusnya tidak ada yang memberatkan.

Konselor : jadi kuluah dan mondok adalah keputusan yang mbak riza ambil sendiri?

Eksplorasi

Konseli : iya karena itu semua saya yang memutuskan. Tapi secara tidak langsung saya
mengatakan bahwa diri saya (fisik dan emosional) saya merasa capek. Ditambah
sekarang kan sudah hamper UAS ya, ada pemadatan, tugas-tugas. Otomatis ngaji
saya itu seakan-akan ada di nomer dua, padahal kan seharusnya saya
mementingkan ngaji tetapi ngajinya malah ketinggalan.

Summarizing

Konselor : owh,, mba riza ini sebenernya ingin dua-duanya berjalan lancar dan seimbang,
tetapi dalam realitanya mba riza kesulitan untuk membagi waktu dan mengelola
emosional ya? Ditambah semuanya masih proses adaptasi.

Appreciated

Mba riza sudah hebat dapat melaluinya sampai saat ini.

Antara hafalan dan kuliah kan sudah menjadi pilihan dari mba riza sendiri.
Kuliah juga penting, hafalan juga penting. Dalam melaksanakan kuliah kan sudah
ada jadwalnya ya, dalam sminggu ada 5 hari dan itu pun tidak melulu dari pagi
sampai sore. Apakah mba riza merasa tertekan dalam melalui aktifitas semuanya?

Konseli : iya terkadang

Leading

Konselor : merasa tertekan merupakan respon wajar jika seseorang berada di posisi mba riza,
namun jangan berlarut-larut, mba riza bisa memulai menyusun jadwal agar aktifitas
mba riza lebih teratur. Apabila jadwal kuliah berlangsung maka mba riza bisa
memaksimalkan untuk memikirkan kuliah terlebih dahulu, kalua sudah selesai mba
riza bisa beralih untuk memikirkan hafalan di pondok, seperti pada jam-jam kosong
kuliah mba riza bisa untuk memurojaah hafalan. Sedangkan hari diluar hari kuliah
mba riza bisa focus ke urusan pondok.

Giving information

Berusaha membagi waktu dan menulis list tugas yang harus di selesaikan dan
memberikan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Sehingga mba riza
tidak merasa kewalahan. Apakah instruksi saya bisa di pahami

Konseli :mm,, bisa, bisa saya akan mencoba

Silent

Konselor : apakah sudah merasa lebih lega?

Konseli : iya,, sudah

Kesimpulan
Konselor : oke, jadi sekaran mba riza tidak perlu tertekan lagi atas padatnya jadwal, saya yakin
mba riza mampu melalui semua itu. apakah ada yang ingin disampaikan lagi?

Penutup

Konseli : untuk saat ini mungkin sudah cukup. Terimakasih atas semuanya

Konselor : iya sama-sama mba riza. Sampai bertemu dalam sesi konseli berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai