Anda di halaman 1dari 8

SCRIPT KONSELING

By: Nabila Inas Tiani

PENDEKATAN KONSELING FEMINIS


TEKNIK REFRAMING DAN RELABELLING

Permasalahan Konseli: Trauma akibat pola asuh orang tua otoriter

Konselor: Halo, selamat malam!


Konseli: Selamat malam kak
Konselor: Selamat datang ya di sesi konseling online pada hari ini, sebelumnya saya ingin
memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Hazel Grace, kakak bisa memanggil saya
dengan sebutan Hazel. Nah, pada kesempatan kali ini saya merupakan konselor yang akan
memfasilitasi kakak pada sesi konseling ini, seperti itu. Kalau boleh tahu nama kakak siapa?
Konseli: Halo kak Hazel, perkenalkan nama saya Elly Ruby Jane(nama lengkap)
Konselor: Okay, kalau begitu bisa saya panggil dengan sebutan apa?
Konseli: Boleh panggil dengan sebutan kak lily aja gapapa kak
Konselor: Baik, kalau begitu saya panggil dengan sebutan kak lily saja yaaa
Konseli: iya kak okey
Konselor: Nah, bagaimana nih kabar kak lily ? Dalam kondisi sehat kah ?
Konseli: Secara keseluruhan sehat yah bila secara fisik, tapi mungkin secara mental saya agak
merasa tidak nyaman
Konselor: wah, semoga nanti setelah mengikuti sesi konseling ini kak lily bisa merasa lebih
baikkan ya..
Konseli: aamiin kak, itu harapan saya sih mengikuti konseling ini
Konselor: aamiin ya kak. Nah kak lily nih kira2 kesibukannya saat ini apa aja nih kak? Udah
kerja atau masih kuliah?
Konseli: saat ini kebetulan saya masih berumur 20 tahun yah jadi masih kuliah semester 4 dan
kesibukannya kuliah dan organisasi internal sama eksternal kampus sih kak dan sibuk nugas2
juga
Konselor: wah semester tengah ya, tugasnya tadi juga banyak yaaa, sampe sibuk untuk nugas,
apalagi kuliahnya dilaksanakan secara daring pasti ada aja dinamikanya yaaa… semoga
walaupun banyaknya tugas kak lily tetap bisa memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat yaa
Konseli: iya kak betul banget, berusaha untuk menyempatkan waktu untuk istirahat sih kak
terkadang.
Konselor: Okeyyyy. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada kak lily atas
kesediannya untuk megikuti sesi konseling ini. Nah selanjutnya, saya juga ingin
menginformasikan beberapa hal kepada kak lily , pertama, dimana segela sesuatu yang kak lily
sampaikan dan ceritakan kepada saya pada sesi konseling ini akan terjaga kerahasiannya, jadi
harapan saya, kak lily dapat menceritakan semua keluh kesah kak lily secara nyaman, nah
namun bilamana nanti ditengah perjalanan sesi konseling berlangsung terdapat indikasi yang
membahayakan dari kak lily seperti membahayakan diri kak lily sendiri, atau orang orang
sekitar seperti teman maupun keluarga maka saya memiliki hak untuk melaporkan hal tsb kepada
atasan saya, seperti itu. Apakah sampai disini ada yang ditanyakan atau ada yang kurang jelas
kak lily ?
Konseli: okay kak, tidak ada yang ingin saya tanyakan, sudah dimengrti kak Hazel.
Konselor: Okay baik, selanjutnya yang kedua saya ingin menyampaikan bahwa konseling ini
bersifat sukarela yang berarti tidak ada paksaan atau kewajiban untuk kak lily mengikuti
konseling ini. Kak lily secara sukarela membawa masalah yang kak lily hadapi untuk
didiskusikan ke konselor, yaitu dalam hal ini adalah saya dalam sesi konseling ini. Serta yang
ketiga, kak macrha dapat secara terbuka dan bersedia membuka diri kak lily dan juga begitupun
sebaliknya saya juga akan terbuka terhadap kak lily . Sebelumnya, dari pihak kami sudah
mengirimkan dokumen informed consent yang berisikan penjelasan secara lengkap mengenai
proses konseling ini, dan kak lily sudah memustuskan untuk menandatanganinya dan sudah
dikirimkan Kembali kepada kami. sampai disini apakah kak lily membuthkan keterangan lebih
lanjut atau ada yang kurang jelas kak?
Konseli: tidak ada yang ingin saya tanyakan, semua sudah jelas kak Hazel.
Konselor: okey, kalau begitu bisa kita mulai untuk sesi konseling kita pada hari ini ya kak
Konseli: iya kak bisa
Konselor: okey, nah apa sih yang membuat kak lily memutuskan untuk mengikuti sesi
konseling?
Konseli: Jadi begini kak, saya tuh benar-benar merasa sangat tertekan dengan situasi dirumah
yang benar-benar menurut ku itu sangat tidak kondusif, yang membuat saya jadi tidak tenang dan
tsayat.
Konselor: Okay baik, jadi ada perasaan tidak tenang dan tsayat yang disebabkan dari situasi
rumah ya. Nah kemudia apa sih harapan kak lily setelah mengikuti sesi konseling pada hari ini?
Konseli: Nah saya tuh berharap dengan ikut sesi konseling ini saya bisa mulai mengontrol rasa
tidak tenang dan tsayat saya sih.
Konselor: Okay, bisakah kak lily menjelaskan lebih lengkap mengenai “situasi dirumah yang
benar-benar tidak kondusif” itu seperti apa?
Konseli: situasi dirumah yang benar-benar tidak kondusif itu seperti orang tua saya bertengkar,
ibu dan ayah saya yang sering memukuli adik saya dan saya. Sering sekali ibu saya membanting
pintu atau melempar benda-benda saat bertengkar dengan ayah saya ataupun saat Ia marah
kepada adik saya dan saya.
Konselor: ooh, baik jadi hal hal yang tadi kak lily jelaskan membuat kak lily menjadi merasa
benar-benar tertekan dan membuat kak lily tsayat, ya dapat saya pahami bahwa ketika orang tua
memarahi, melempar, memukul ataupun ayah dan ibu bertengkar akan membuat situasi menjadi
tegang dan akhirnya membuat kita tsayat. Bisa kak lily jelaskan rasa tsayat, tertekan, dan tidak
tenang seperti apa sih yang kak lily rasakan?
Konseli: saat saya dirumah saya jarang sekali merasa aman, jantung saya sering sekali deg-deg
an, apalagi ketika saya sudah mendengar suara ibu saya meninggi atau ada barang jatuh, seketika
di otak saya itu pasti ibu atau ayah sedang marah, hal ini membuat saya tidak bisa fokus bila
dirumah karena terus merasakan was-was atau tidak aman, karena tsayat ibu atau ayah atau
bahkan dua- duanya marah atau bertengkar. Ibu dan ayah sering sekali marah ketika saya dan
adik saya tidak melsayakan apa yang dia suruh dari hal yang sangat sepele sampai yang besar,
saya dan adik saya ini kan dua bersaudara yaa, rasanya tuh kita berdua tidak pernah dalam
seminggu dirumah itu baik baik saja dengan ibu dan ayah.
Konselor: Menurut kak lily apa sih yang membuat ibu dan ayah menjadi marah?
Konseli: banyak sekali, seperti tidak mengambilkan minum untuk dia, berbicara dengan nada
sedikit meninggi ke mereka, lalu tidak melsayakan pekerjaan rumah seperti beres-beres sesuai
apa yang mereka perintahkan dan mendapat nilai yang buruk di sekolah, bahkan lama-kelamaan
saya semakin kesini semakin merasa bahwa ibu dan ayah tidak sayang dengan saya dan adik
saya karena dia selalu memarahi saya dan adik saya dengan sangat kasar kaya mukul gitu,
semakin kesini juga saya benci dan tsayat dengan orang bersuku bugis, karena mereka pasti
kasar seperti orang tua saya.
Konselor: Oke baik, pasti hal ini tidak mudah untuk kak lily lewati ya karena ayah dan ibu
keduanya sering sekali memarahi kak lily dan adik kak lily yang semakin lama kak lily
mempertanyakan rasa sayang kedua orang tua kak lily kepada kak lily dan adik kak lily , saya
salut dengan kekuatan kak lily yang sudah bisa bertahan dan mau bertahan hingga dititik ini.
Lalu, kak lily bilang ya tadi bahwa kak lily dua bersasudara dimana kak lily memiliki adik
yang berarti posisi kak lily disini menjadi seorang kakak, sebagai seorang kakak apakah kak lily
merasakan beban tersendiri?
Konseli: Iya saya merasakan beban tersendiri ya sebagai kakak di keluarga ini, saya sangat
merasa bersalah dan sedih disaat saya tidak bisa melindungi adik saya dari pukulan ibu ataupun
ayah, rasa bersalah itu bisa membuat saya hingga susah tidur. Karena harusnya kan jadi kakak itu
bisa melindungi adik ya itu merupakan tanggung jawab seorang kakak, tapi sering kali saya
gagal karena merasa tsayat juga terhadap ibu dan ayah disaat saya harus membela adik saya
dengan berhadapan langsung sama ibu dan ayah.
Konselor: saya sangat mengerti dengan kondisi yang kak lily alami, dengan perasaan tanggung
jawab sebagai seorang kakak harus melindungi adik, namun kak lily juga perlu fokus dalam
mengendalikan rasa tsayat kak lily . Menurut kak lily , hal apa sih yang bisa mengurangi atau
mengontrol rasa tsayat, sedih, tertetekan, dan tidak tenang kak lily ? Atau mungkin hal yang
sudah kak lily lsayakan untuk mengurangi atau mengontrol perasaan perasaan tsb?
Konseli: sejauh ini saya paling curhat ke salah satu teman ini sedikit membantu saya dalam
menghadapi permasalahan ini semua, tetapi terkadang rasanya juga tidak cukup hanya bercerita
ke salah satu teman yang saya juga tau kalau dia juga banyak permasalahan sendiri, jadi saya
suka melukai tangan saya pakai jarum pentul supaya merasa lega, ini membantu saya sekali
dalam merasa tenang.
Konselor: Bagaimana kak lily memandang atau menilai usaha kak lily tersebut untuk
mengontrol atau mengurangsi rasa tsayat, sedih, tertetekan, dan tidak tenang kak lily ?
Konseli: hmmm, kalau cerita ke teman saya menilai itu cukup baik yaa karena saya ngerasa jadi
ada orang yang peduli dan lega juga karena udah cerita, tapi kalau untuk melukai diri saya
ngerasa itu tidak baik namun saya ngerasa itu hal yang membuat saya lega jadi mau gimana lagi
Konselor: Oke baik, saya sangat mengerti mengapa kak lily bisa memiliki perasaan tsayat,
tertekan, sedih, tidak tenang, dan tidak aman, pasti kak marhca sangat merasa tidak adil mengapa
orang tua kak lily melsayakan hal tersebut yang membuat kak lily dan adik kak lily tidak
nyaman. Sekarang apa yang ingin kak lily lsayakan dan harapkan?
Konseli: saya pengen berbicara dengan orang tua saya, ingin komunikasikan gimana jalan
terbaiknya bila ada masalah jangan dengan kekerasan verbal maupun fisik, namun saya sudah
mencoba sih sebenarnya waktu dulu cuma feedback dari orang tua saya benar-benar ga sesuai
harapan, mereka malah memarahi saya dengan sangat luar biasa. Tapi saya masih punya harapan,
kalau suatu saat saya bisa komunikasiin lagi dengan orang tua saya dan mereka bisa menerma itu
dengan baik. Terus untuk harapan saya, saya ingin kedua orang tua saya rukun-rukun saja, ga
bertengkar, dan kedua orang tua saya juga ga marah-marah lagii dan lsayain kekerasan ke saya
dan adik saya.
Konselor: Baik, saya melihat yaa bahwa disini kak lily sangat hebat, masih ingin berusaha untuk
mencari solusi dan masih memiliki harapan yang kak lily yakin bahwa bisa dicapai, disini saya
akan membantu kak lily untuk mengontrol dan mengurangi rasa tsayat, tertekan, sedih, tidak
tenang, dan tidak aman kak lily agar kak lily bisa mengaktulisasikan hal hal tersebut dengan
step pertama menjadi pribadi yang positif. Maka dari itu disini saya akan menggunakan teknik
reframing dan labelling. Intervensi ini bertujuan
untuk membantu kak lily belajar untuk menghargai diri kak lily sendiri dengan apa adanya,
mengembalikan sikap rasional kak lily , Mengembalikan lagi jati diri Konseli, memperoleh
kembali kepercayaan dirinya berdasarkan atribut kepribadian yang dimiliki kak lily .

Konselor: oke kita mulai dari menghargai diri kak lily sendiri dengan apa adanya, sebelumnya
kak lily menjelaskan bahwa bercerita ke teman itu merupakan hal baik namun karena teman
tidak selalu ada kak lily mencari jalan lain dengan melukai diri. Disini saya memiliki pilihan
yang lebih menguntungkan kak lily , kak lily membuat diary, nantinya setiap kak lily merasa
sedih atau tsayat atau tidak tenang kak lily silahkan menulis di diary tersebut. Kita akan
memulai semua ini dari diri kita, kita tidak bisa memilih keluarga yang akan kita tempati, kita
juga tidak bisa mengendalikan orang lain, maka dari itu kita mulai dari mengendalikan diri
sendiri. Menurut kak lily dengan diary ini apakah akan membantu kak lily ?
Konseli: sepertinya iya, saya dari kemarin belum kepikiran untuk menulis diary, sepertinya saya
juga bisa merasa lega karena mencurahkan isi hati saya dalam bentuk tulisan.

Konselor: Okey, tahap selanjutnya yang akan kita lsayakan adalah simple, jadi kita akan review
lagi perkataan kak lily , dimana kak lily merasa bahwa ayah dan ibu udah ga sayang lagi dengan
kak lily dan adik kak lily , yuk coba kita lihat media sosial ayah dan ibu kak lily , disini ada foto
kak lily dan adik kak lily dengan caption yang sangat menyentuh. Menurut kak march aini
bagaimana?

Konseli: Hmmmm iya, mungkin mereka sayang yaa Cuma gatau cara ngungkapinnya seperti apa

Konselor: Yaa betul, orang tua terkadang memang tidak mengetahui bagaimana mereka harus
mengekspresikan rasa sayangnya, mereka sayang sama kak lily dan adik kak lily namun
caranya yang kurang tepat.
Konseli: Iyaa… saya jadi bisa belajar kalau nanti saya jadi orang tua nanti gamua seperti orang
tua saya yang sekarang, saya mau jauh jd lebih baik dari mereka.

Konselor: Wah betul banget kak lily , selain itu kak lily juga harus fokus ya sama diri kak lily
dan masa depan kak lily dengan pertama untuk berpikir rasional, coba ya kak lily kita buat
perumpamaan, misalnya saya ini ternyata bersuku bugis dimana tadi kak lily bilang orang yang
bersuku bugis itu pasti kasar seperti orang tua kak lily , hal itu menurut kak lily masuk akal tidak
kak?

Konseli: iyaa kayanya ngga yaa karena orang yang jahat juga belum tentu bersuku bugis dan
orang yang baik bisa jadi bersuku bugis.

Konselor: Yap betul kak lily , jadi yuk kak kita fokus sama diri kak lily dan masa depan kak
lily , nah saya ingin menantang kak lily untuk menuliskan harapan-harapan kak lily apapun itu
dari segi akademik maupun non akademik kak lily yang ingin kak lily capai dengan membuat
pohon harapan. Kak lily cita-citanya ingin jadi apa?
Konseli: wah menarik banget ya, saya baru kepikiran buat pohon harapan gitu, cita cita saya
ingin jadi duta besar.

Konselor: Wah cita-cita nya keren banget ya kak lily , cita-cita keren juga dibarengi sama
aktuliasasi diri yang keren juga, nah kita sama sama yuk kak untuk mengurangi dan
mengendalikan rasa tsayat kak lily dengan fokus ke diri kak lily dengan berbagai kegiatan yang
tadi saya udah rekomendasikan ke kak lily . Menurut kak lily dengan kegiatan tersebut
dampaknya nanti kedepan bagaimana kak?

Konseli: Kalau saya melsayakannya dengan konsisten dan juga pantang menyerah saya yakin
banget ini efektif buat mengendalikan dan mengurangi rasa tsayat saya.

Konselor: Okey, bisakah kita mencoba rencana ini kak? Apakah kak lily merasa dapat
berkomitmen untuk melsayakannya?
Konseli: Ya, tentu saja, saya rasa saya bisa berkomitmen untuk melsayakannya.

Konselor: baik, saya ingin memastikan sekali lagi, apakah kak lily yakin dengan pilihan ini dan
dapat melsayakannya? Apakah menurut kak lily hal ini realistis untuk dicapai?

Konseli: Ya, saya yakin saya bisa jika saya mau dan berusaha. Saya akan bekerja keras untuk hal
ini.

Konselor: Baiklah, kak lily telah menyadari tanggung jawab yang kak lily punya serta peka
dengan apa yang kak lily butuhkan dan inginkan. Hal ini sangat baik untuk diri kak marhca yaaa
untuk mengenali diri kak lily lebih jauh yang nantinya akan bisa mengurangi dan mengontrol
rasa tsayat yang dialami. Oke, saya rasa apa yang perlu dan telah kita diskusikan bersama sudah
cukup. apakah ada yang ingin kak lily sampaikan kembali kepada saya?

Konseli: Saya rasa sudah cukup kak hazel

Konselor: Okay baik, nah dalam seminggu ini, kak lily coba untuk melsayakan kegiatan sesuai
rencana yang telah kita bicarakan. Kita lihat apakah rencana-rencana tersebut akan berhasil atau
membuat perubahan. Kita akan bertemu seminggu lagi untuk mengevaluasi apa yang telah kak
lily lsayakan dan bagaimana proses dan hasilnya. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk
mengikuti sesi konseling ini dan memberikan saya kesempatan untuk membantu kak lily , saya
sangat mengapresiasinya. Semoga apa yang akan kak lily lsayakan berjalan dengan lancar dan
mendapatkan hasil yang baik pula.

Konseli: Baik, terima kasih banyak kak Hazel atas sesi konseling yang sangat membantu.

Anda mungkin juga menyukai