Dialog Drama
Lubis:
Besok hari Minggu kalian pada mau kemana nih? Pasti ada acara jalan-jalan ya?!
Erna:
Nggak tahu tuh.. aku belum punya rencana kemana-kemana.
Jalil:
Kalau aku mau stay dirumah aja. Aku mendingan belajar daripada jalan kesana-kemari nggak
jelas gitu.
Umroh:
Iya, aku juga sama dengan Jalil. Daripada keluyuran nggak jelas kan mending belajar aja
dirumah.
Jali dan Umroh memang berbeda dengan Lubis dan Erna. Jalil dan Umroh adalah sosok
remaja yang rajin belajar dan senantiasa memprioritaskan pendidikan.
Lubis:
Kalian hari Minggu pun masih dipake untuk belajar?! kan selama tujuh hari itu kita hanya
punya satu hari untuk menenangkan diri, ngapain juga mesti dipake untuk belajar.
Erna:
Iya, mereka ini rajin banget sih. Padajal belajar selama enam hari itu kan juga sudah lebih
dari cukup.
Umroh kemudian menjabarkan kepada mereka bedua, betapa pendidikan itu jauh lebih
penting daripada bermain atau keluyuran nggak tentu arah.
Umroh:
Berlibur itu emang perlu sih.. kita pastinya emang merasa jenuh jika setiap hari hanya belajar
dan belajar, tapi kit aharus ingat bahwa dengan banyak belajarlah yang akan menjadikan kita
sebagai anak yang pintar.
Jalil:
Iya, aku setuju dengan kamu, Umroh. Udahlah, aku sih bukannya melarang kalau kalian mau
jalan, tapi maunya aku tuh kalian tetap fokus sama pendidikan. Jangan kebanyakan
keluyuran, sementara pendidikan kalian abaikan.
Erna:
Siapa bilang aku mengabaikan pendidikan. Aku juga belajar kok.. cuman nggak serajin kalin
sih..
Umroh:
Nah itu dia, mulai sekarang kalian harus memberi waktu yang lebih banyak untuk proses
belajar kalian agar nantinya kamu bisa lulus dengan nilai yang membanggakan.
Lubis pun dibuat terenung oleh nasehat temannya itu (betapa mereka ini sangat
mementingkan pendidikan katimbang bermain) bisik Lubis dalam hati.
Lubis:
Ok, aku terima masukan kalian. Sepertinya apa yang kalian sampaikan itu emang benar.
Mulai sekrang aku harus lebih care dengan pendidikan.
Erna:
Iya juga ya.. ngapain aku harus ngebuang banyak waktu untuk tujuan yang nggak jelas gitu,
sementara pendidikan yang harusnya aku beri banyak perhatian malah jadi terabaikan.
Friendship
Kisah ini terjadi di sebuah sekolah yang sangat terkenal bernama Genie High
School. Disana ada sebuah persahabatan yang bernama Flames, beranggotakan 3
anak populer yang bernama Choco, Cherry, dan Candy.
Suatu ketika seorang anak bernama Cindy yang dari dulu ingin gabung ke
dalam anggota Flames akhirnya memberanikan diri untuk bertanya agar bisa masuk
anggota Flames.
Cindy : Hai Flames !(dengan nada centil)
Tapi mereka asyik sendiri sampai tidak menghiraukan Cindy.
Cindy : Hei!! Pada ngomongin apaan sih?
Choco : Eh, siapa sih ni anak? Kepo banget deh!(dengan nada kesal)
Candy : Iya nih, sok kenal banget!
Cherry : Udah deh, dia kan cuma nanya.
Cindy : Kalau ga mau jawab juga gapapa kok. Aku cuma ingin nanya boleh ga sih aku
gabung ke Flames?
Flames : WHAATTTT??!!!!!(teriak)
Choco : Gue ga salah denger nih?
Candy : Ngaca dong! Lo ga punya cermin ya di rumah? Ih kasian banget deh!
Cherry : Sorry ya, kita ga ngadain open audition.
Akhirnya Cindy pergi meninggalkan Flames dengan hati yang amat sangat
terluka. Dia pergi menyendiri dengan keinginan balas dendam.
Cindy : Liat aja nanti. Gue pasti bakal ngehancurin Flames!(berkata dalam hati)
Keesokan harinya, Cindy datang pagi sekali, di dalam kelas dia hanya bertemu
Cherry. Dan kemudian dia mulai menjalankan rencana jahatnya.
Cindy : Hai Cherry. Sorry ya kemarin aku ga bermasud bikin kalian marah.(sambil
meletakan tas)
Cherry : Iya gapapa kok. Kemarin kita juga yang kelewatan.
Cindy : Cherry, kamu kemarin pulang sendiri?
Cherry : Iya, emang kenapa?
Cindy : Kemarin aku lihat cowokmu pulang bareng Candy.
Cherry : APA???!! Lo ga salah lihat Cindy?(kaget)
Cindy : Aku pertamanya sih juga ga percaya. Tapi aku lihat-lihat emang bener.
Cherry langsung meninggalkan kelas dengan kesal.
Cindy : Game on!(berkata dalam hati)
Cindy tersenyum licik dan mengikuti Cherry dari belakang. Lalu Cherry
bertemu dengan Candy.
Candy : Hei Cherry!(menyapa dan tersenyum)
Cherry : Maksud lo tu apa? Lo mau nusuk gue dari belakang? Dasar pengkhianat!!
Candy
: Lo ngomongin apaan sih? Tiba-tiba marah-marah ga jelas.
Cherry : Ternyata lo deketin gue biar bisa ngerebut cowok gue gitu?
Candy : Ha? Gua ga ada niat sedikit pun untuk ngerebut cowok lo. Kaya ga ada cowok yang
lain aja.
Cherry : Alah, ga usah alasan deh! Gue bener-bener ga nyangka!
Kemudian Cherry pergi meninggalkan Candy dengan tatapan sinis. Di
belakang, Cindy melihat kejadian itu dan tersenyum licik.
Cindy : Yess!! Rencana gue berhasil!
Sepulang sekolah, Candy pergi ke rumah Choco.
Choco : Cherry, udah dong. Dia kan udah minta maaf. Malahan harusnya kita minta maaf
juga ke dia.
Cherry : Ih, ngapain? Orang dia yang salah kok.
Candy : Gimana pun juga, kita juga udah kelewatan memperlakukan dia kayak gitu.
Cherry : Iya deh, maafin kita ya Cindy?
Cindy : Iya, maafin aku juga ya?
Choco : Lo masih mau kan gabung sama Flames?
Cindy : Gausah deh, entar kalau ada aku, kalian malah berantem terus.
Candy : Gak lah, asalkan kamu mau jujur sama kita, kita juga bakal jujur sama kamu.
Cherry : So?
Cindy : Iya deh, aku mau. Thanks ya guys. Kalian baik banget sama aku.
Choco : Yeay! Flames Forever!!
TAMAT