Anda di halaman 1dari 7

Nama : Abyan Azra

Tema : Pendidikan

TUJUAN HIDUP SEORANG GADIS KECIL

Seorang gadis kecil tinggal di suatu kota di Negara


Indonesia. Dia mempunyai satu orang kakak perempuan dan
kedua orang tua. Sekarang, gadis kecil itu menginjak kelas
XII di SMA favorit di kotanya.

Suatu hari yang berbahagia, gadis kecil itu sedang


memperhatikan seorang guru yang sedang menerangkan
sesuatu di depan kelas. Setelah menerangkan sesuatu, guru itu
bertanya kepada setiap murid tentang suatu hal termasuk pada
gadis kecil itu.

“Naura, apa cita-citamu kelak?” Tanya Pak Guru.


“Saya tidak mempunyai cita-cita yang pasti seperti teman yang lainnya, Pak. Seperti
dokter, insinyur, arsitektur, dan lain-lain. Tetapi saya memiliki tujuan hidup yang semaksimal
mungkin harus saya lakukan. Tujuan itu adalah saya hidup hanya untuk ibadah kepada Allah,
mempunyai kepribadian yang baik, dan kehidupan saya di dunia ini harus berguna untuk
manusia. Itulah tujuan hidup saya. Apa pun profesi yang saya geluti nanti, saya akan
menjalankannya dengan baik, yang penting profesi itu sesuai dengan kemampuan dan kecocokan
saya dalam bidang tersebut dan tidak terlepas dari tujuan hidup saya.” jawab Naura.

“Jawaban yang bagus Naura, tapi kenapa Naura bisa memiliki tujuan hidup seperti itu?
Tidak seperti teman yang lainnya yang mempunyai cita-cita setinggi langit?” tanya Pak
Guru.“Saya memang tidak punya cita-cita setinggi langit, tapi saya yakin, Pak. Saat saya
memiliki tujuan hidup dan saya memaksimalkan usaha dan kemampuan yang saya punya, tanpa
bermimpi atau menarget pasti hasilnya akan lebih baik. Mungkin saya bisa melebihi cita-cita
teman saya yang setinggi langit yaitu menjadi seluas alam semesta.” jawab Naura.
“Wah, bagus kamu, Nar. Tak sangka ternyata di zaman seperti ini masih ada seorang
remaja yang memliki pola pikir seperti itu.” Kata Pak Guru.Bel berbunyi, tandanya waktu pulang
tiba. Semua murid bersiap-siap untuk pulang. Naura tidak pulang, dia pergi ke tempat lesnya. Di
tempat lesnya terpampang sebuah poster yang isinya menjelaskan tentang beasiswa untuk siswa
yang kurang mampu, kalau siswa tersebut lolos dalam tahap-tahap penerima beasiswa, maka
siswa tersebut dibebaskan biaya saat dia kuliah nanti.

Naura tertarik dengan beasiswa itu, dia pikir jika dia diterima menjadi salah satu siswa
penerima beasiswa pasti kedua orang tuanya akan tersenyum penuh dengan kebahagiaan. Naura
pun menulis syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti beasiswa tersebut.

“Mah, tadi di tempat les Aku ngeliat poster beasiswa. Aku mau ikut beasiswa itu, syarat-
syaratnya ini, diusahain besok udah ada. Nanti sama Aku syarat-syarat dan formulirnya dikasih
ke tempat les.” kata Naura. “Emang beasiswa apa, Nar?” Tanya Mamah.

“Beasiswa bagi siswa yang tidak mampu, nanti kalau Aku lolos seleksi, Mamah enggak
usah bayarin Aku kuliah.” jawab Naura sambil tersenyum.“Ikutan aja, Nar. Biar Mamah yang
ngumpulin syarat-syarat untuk beasiswanya. Kalau kamu nanti lolos, mamah sangat terbantu
sekali.” kata Mamah. “Siap deh, Mah. Makasih ya, Mah.” Kata Naura sambil memeluk
Mamahnya.

“Sama-sama, Naura sayang.” Kata Mamah.


Ada beberapa tahap untuk bisa mendapatkan beasiswa itu. Tahap pertama adalah tes
ujian I, tahap kedua adalah wawancara, dan tahap ketiga atau akhir adalah tes ujian II. Tahap
pertama yaitu tes ujian I dilaksanakan di BimbelI (Bimbingan belajar Indonesia) di tempat itu
semua tahap beasiswa dilaksanakan, banyak sekali siswa yang mengikuti beasiswa tersebut.
Kurang lebih ada sembilan ratus orang yang mengikuti beasiswa itu. Naura menempati duduk di
belakang, dengan persiapan tes yang kurang maksimal, Naura tetap berdoa agar diberikan
kelancaran dan kemudahan oleh Allah dan diberikan hasil yang terbaik oleh Allah.

Tes ujian I pun dimulai, semua siswa mengerjakan soal yang diberi oleh panitia. Satu
menit, dua menit, tiga puluh menit, waktu berlalu begitu cepat.“Waktu yang tersisa lima belas
menit lagi.” kata panitia. Dan waktu untuk mengerjakan soal pun habis. Naura mengerjakan soal
itu semampunya, semampu yang bisa dia kerjakan. Hasil yang nanti dia dapati, baik buruk
maupun baik. Dia serahkan semuanya pada Allah.
Pengumuman siswa yang lolos beasiswa pun dibuka. Dengan cepatnya, Naura melihat
hasilnya. Syukur Alhamdulillah, Naura lolos tahap pertama. Tak ada kata yang bisa Naura
ucapakan selain ucapan terima kasih kepada Allah atas jalan yang Dia beri untuk Naura. Siswa
yang lolos tahap pertama kurang lebih tiga ratus orang.

Siswa yang lolos tahap pertama, diminta untuk datang ke BimbelI untuk pendataan dan
ada beberapa hal yang akan disampaikan kepada siswa yang lolos.Semua siswa pun berkumpul
di BimbelI pada hari yang telah ditentukan. Dalam pertemuan itu dijelaskan bahwa tahap kedua
yaitu wawancara telah dilalui, mereka mewawancarai peserta melalui formulir yang diisi oleh
peserta.

Tersisa satu tahap lagi untuk mendapatkan beasiswa tersebut, tahap ini adalah tes ujian II
yang akan diselenggarakan berbarengan dengan gelombang kedua beasiswa tersebut. Pada bulan
Desember, tahap ketiga ini akan dilaksanakan. Supaya para siswa mempunyai bekal ilmu yang
cukup untuk tes ujian II, siswa diberi les gratis oleh BimbelI,salah satu tempat les di kota itu.Para
siswa diberi secarik kertas, di sana tertulis jadwal yang akan dipilih untuk les. Naura pun
memilih hari-hari yang tidak bentrok dengan kegiatannya.

Saat itu Naura merasa bebannya mulai bertambah, dia harus meluangkan banyak waktu
untuk belajar. Padahal sudah cukup baginya les sepulang sekolah yang dia lakukan dua kali
seminggu. Entah mengapa hatinya tak menerima dirinya disibukkan oleh hal seperti itu. Dia
lebih baik disibukkan dengan kerjaan organisasi atau disuruh pergi kesana kemari. Beban yang
Naura rasakan saat ini membuat dirinya menjadi stres, akhirnya Naura pun jatuh sakit. Sangat
jarang bagi Naura sakit dua kali dalam satu bulan. Dia pun bingung, kenapa dirinya sakit
sesering itu?. Pada hari Minggu, Naura bertemu dengan seseorang yang suka memberinya solusi.
Sebut saja orang itu Paman. Naura pun menceritakan semua bebannya pada Paman. Dengan
bijak, Paman pun memberikannya solusi.

“Tidaklah satu pun makhluk di dunia ini yang tidak diberi ujian oleh Allah. Semua yang
terjadi di dunia ini sudah diatur oleh-Nya. Mungkin saja pandangan kita buruk terhadap suatu
hal, tapi ternyata hal itu adalah hal yang baik bagi kita.

Allah sudah merencanakan semua hal yang terbaik bagi kita. Janganlah kita selalu
suudzan pada-Nya. Sekarang yang Naura alami adalah ketidaksukaan Naura disibukkan dengan
banyaknya tambahan belajar di luar jam pelajaran sekolah. Namun mungkin dibalik
ketidaksukaan itu, terdapat suatu hal yang baik bagi Naura. Sekarang yang perlu Naura lakukan
adalah berbaik sangka kepada Allah, Dialah yang mengatur kehidupan kita, baik atapun
buruknya hanya Dia yang tau.
Pahamilah diri Naura bahwa Naura sedang berada ditempat yang mengharuskan Naura
untuk selalu belajar. Mungkin ini juga salah satu doa Naura yaitu semoga selalu diberikan yang
terbaik oleh-Nya. Mungkin inilah yang menurut-Nya terbaik untuk Naura saat ini. Setelah
berbaik sangka, yakinkan pada diri Naura bahwa ini adalah kesempatan Naura untuk
memaksimalkan kemampuan dan usaha yang Naura lakukan.

Teruslah berjuang untuk tujuan hidup yang telah Naura pilih. Jangan pernah Naura
mengeluh akan suatu hal, karena itu tak ada gunanya. Tak ada bedanya kok, setelah atau sebelum
Naura mengeluh akan suatu hal. Nah terus, sakit yang Naura alami sekarang bukan karena Naura
capek melakukan suatu aktivitas. Tapi Naura lelah dengan perasaan Naura sendiri, Naura stress
menghadapi ini semua. Itu bisa membuat seseorang atau Naura jadi sakit. Oleh karena itu,
kendalikan stres itu. Paman yakin, Naura pasti bisa. Semangat!”.

Satu, dua, tiga tetes air mata mengalir di pipi Naura. Naura sadar semua hal yang
dikatakan Paman adalah benar. Kalaulah aku menjadi seorang yang mengeluh, apa gunanya
juga?.Solusi yang Paman berikan pada Naura membuat Naura menjadi lebih yakin bahwa ini
bukanlah suatu beban tapi inilah jalan dan takdir Naura. Oleh karena itu, Naura harus
memaksimalkannya.

Sekolah, les, dan les, itulah rutinitas yang Naura lakukan tiap harinya. Hari ini, ya, hari
ini mungkin Naura sampai pada titik jenuh dia untuk belajar. Walau begitu, Naura tetap
istiqomah untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan memaksimalkan waktu yang ia punya
untuk hal yang berguna, salah satunya yaitu untuk belajar.

Beberapa bulan kemudian, bulan Desember. Tahap ketiga atau akhir yaitu tes ujian II
telah tiba. Naura telah duduk menunggu soal yang datang untuk dia isi. Soal pun dibagikan,
Naura mengerjakan soal-soal itu dengan teliti dan cermat.

Beberapa jam setelah tes, hasil dari tahap ketiga itu dipampang di sebuah mading di
BimbelI. Pada tahap ketiga ini hanya 150 orang yang lolos. Naura pun bergegas menuju tempat
mading itu berada bersamaan dengan siswa lainnya untuk melihat hasil tahap ketiga.

“Naura Arashya LOLOS”


Rasa syukur dia panjatkan kepada Allah SWT, tak ada kata yang dia ucap selain
Alhamdulillah. Hanya Allah yang dapat memberikan semua ini padanya.

Bulan Maret.
Tak terasa bulan yang ditunggu oleh para siswa se-Indonesia akhirnya datang juga.
Setelah usaha yang telah mereka lakukan, belajar setiap hari agar dapat mengerjakan ujian
nasional dengan lancar dan mereka akan merasakan hasilnya pada hari-hari ujian ini. Tetapi ada
beberapa oknum yang mengandalkan kunci jawaban yang telah mereka beli sebelum UN
dilaksanakan. Oknum tersebut membagikan kunci jawaban pada semua siswa termasuk Naura.
Tetapi dengan keyakinan yang kuat Naura menolaknya.

“Naura ingin mengerjakan ujian ini dengan jujur, tanpa kecurangan sedikit pun. Bukan
nilai atau kelulusan yang Naura diinginkan, tapi yang Naura inginkan adalah mental baja seorang
pemuda Indonesia di masa mendatang. Bukan para pemuda yang bermental tempe yang tak siap
menghadapi dunia dan malah melakukan korupsi kecil-kecilan seperti ini.

Kalau kalian masih melakukan hal semacam ini, tak salah kok kalau negara kita tidak
akan pernah maju. Kenapa? Karena pemuda penerus bangsanya sudah diajarkan sejak dini,
bagaimana caranya untuk melakukan kecurangan atau korupsi?” kata Naura dengan nada yang
tegas.

Semua oknum yang mendengar ucapan Naura seketika terdiam membisu, mereka sadar
bahwa yang mereka lakukan adalah salah. Akhirnya, oknum penyebar kunci jawaban UN pun
mengambil semua kertas kunci jawaban yang sudah ditulis oleh siswa dan membuangnya.

“Berlakulah adil pada diri kita sendiri, kita selalu mengeluh kalau ada pejabat yang
korupsi, padahal secara tidak sadar kita pun melakukan korupsi kecil. Sudah cukup sampai sini
kita menyontek dan melakukan kecurangan. Ayo kita maksimalkan kemampuan yang kita punya
untuk mengisi soal-soal ujian ini. Buktikan bahwa kita bisa dengan kemampuan yang kita
punya.” Kata salah satu oknum kepada teman-teman di kelas. Ujian Nasional pun dilaksanakan,
semua siswa di ruangan Naura mengisi soal-soal ujian dengan jujur tanpa melakukan kecurangan
sedikit pun seperti menyontek.

Hari-hari Ujian Nasional telah Naura lalui. Setelah Ujian Nasional, ada ujian berikutnya
yang harus Naura lalui, ujian itu adalah UMK ITB.Beberapa hari setelah UN dilaksanakan.
UMK ITB (Ujian Masuk Kuliah Institut Teknologi Bandung) sudah di depan mata.
Naura mencari tempat duduknya untuk melaksanakan UMK ITB. Selama dua hari UMK
ITB dilaksanakan.Tak ada yang bisa membantu Naura pada saat UMK ITB kecuali Allah. Naura
selalu berdoa setelah shalatnya.

“ Ya Allah, berilah petunjuk kepada hamba- Mu ini, berilah aku kelancaran dan kemudahan
untuk menjalani perjalanan hidup di dunia. Berilah aku jalan terbaik menurut-Mu. Selamatkanlah
aku di dunia maupun akhirat. Amin. ”

UMK pun sudah Naura lewati. Walau semua ujian tulis telah Naura lalui, Naura tak
hentinya belajar. Karena dia tak tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Apakah dia
diterima di ITB melalui jalur UMK atau tidak? Yang tahu hanyalah Allah SWT.

Pengumuman UMK pun dibuka, Naura membuka web ITB dan mengetikkan nama dan
nomor peserta ujian pada halaman web tersebut. Setelah menunggu beberapa detik. Keluarlah
hasil dari perjuangan seorang gadis kecil.

NAURA ARASHYA
Selamat Anda
DITERIMA

Sujud syukur, hal yang pertama kali dia lakukan setelah melihat hasil tersebut. Berterima
kasih kepada Allah yang memberikan dia hasil yang membuat kedua orang tuanya tersenyum
bahagia. Tidaklah satu makhluk di dunia ini yang tidak diberi ujian oleh Allah, hasil yang Naura
dapati hari ini bukanlah kesenangan belaka. Tapi itu semua adalah sebuah ujian baru yang Allah
berikan untuk Naura.

Beban, ya beban, sesuatu yang Naura anggap beban kali ini mulai berkurang. Tersisa satu
pengumuman lagi yang Naura nanti. Itu adalah hasil Ujian Nasional. Tak terasa, hari
pengumuman pun tiba. Sekolah mengirim hasil Ujian Nasional via pos ke setiap rumah. Surat itu
pun sampai di rumah Naura. Perlahan Naura membuka isi surat itu. tertulis disana sebuah kata
LULUS, tersenyumlah Naura.
“ Ya Allah, ya Rabb. Apakah semua ini adalah takdir yang terbaik yang engkau berikan
padaku saat ini? Apakah ini jalan yang telah kau berikan agar aku tetap istiqomah pada tujuan
hidupku? Jika iya, aku akan berusaha semaksimal mungkin dengan detik-detik terakhir yang aku
punya agar aku bisa membuat bumi dan isinya menjadi lebih baik. Terima kasih atas segala yang
telah Kau berikan kepadaku ya Allah, tanpa-Mu aku bukan apa-apa di dunia ini. Semoga Engkau
selalu menuntun setiap langkah yang aku jalani. Amin. ”

Anda mungkin juga menyukai