A. IDENTITAS KONSELEE
Nama : Winda
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tgl. Lahir : Gresik, 20 September 2009
Kelas : 2 (Dua) SLTP
Alamat : Bangeran Lebak
Agama : Islam
Anak ke ... dari ... bersaudara : 1 dari 2 Bersaudara
Hobi : Menggambar
Cita-cita :-
C. MINAT
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
G. TUJUAN KONSELING
Membantu konseli untuk meningkatkan kepercayaan diri, agar konseli
dapat menerima kekurangan yang ada dalam diri mereka dan memaksimalkan
kelebihan yang mereka miliki.
H. ASESMEN
Winda adalah salah satu anak yang kurang mempunyai rasa percaya diri,
winda tinggal bersama kedua orang tuanya. menurut informasi winda ini
sering melakukan tindakan-tindakan yang tidak seperti siswa pada
umumnya, seperti: sering diam, sering menghela napas panjang, prestasi
menurun dan terlihat ketakutan. Dalam penggalian data ditemukan beberapa
faktor-faktor yang menyebabkan Winda memiliki sikap dan tindakan yang
tidak seperti siswa lainnya. Perilaku Winda yang tidak mandiri dibentuk dari
pola asuh dan pendidikan keluarganya yang selalu melayani dan
menyediakan kebutuhan Si Konseli sehingga dia tidak memiliki keberanian
atau melaksanakan sesuatu Atau Binggung Untuk Mengambil Suatu
Keputusan.
Perlakuan keluarganya mempengaruhi perkembangan Winda, mereka
tidak menyadari bahwa tindakannya tidak menjadikan lebih baik malah
sebaliknya menjadikan dia kehilangan rasa percaya diri. Untuk keberhasilan
seseorang baik itu dalam hal berprestasi, bersosialisasi atau pergaulan
senantiasa memerlukan rasa percaya diri.
Winda Mengaku sejak kecil mudah tersinggung, jika melakukan
kesalahan dan mendapat teguran dari orang tua maupun kakaknya dia
langsung lari mengurung diri di kamarnya. Winda juga sering curiga
terhadap teman-temannya yang tertawa dan bicara didekatnya, Winda
merasa mereka Sedang membicarakan dan menjelek-jelekkan dirinya.
Winda juga merasa malas untuk mendengarkan keterangan guru, Bahkan
menurutnya yang menyebabkan tidak dapat mencapai peringkat satu adalah
guru-gurunya. Pada pelajaran olah raga dia jarang ikut, karena kalau terlalu
lelah mudah sakit. Untuk pelajaran yang lain dia mengikuti dengan baik,
meskipun dengan meletakkan kepala di bangku atau dengan melamun.
Dengan melihat dampak kurangnya rasa percaya diri diatas, maka perlu
adanya pencegahan ataupun usaha untuk mengatasi rasa kurang percaya diri
tersebut, oleh karena itu dalam hal ini Konseling Rasional emotif dirasa tepat
untuk mengatasi siswa yang memiliki rasa kurang percaya diri. Tujuan
utama Konseling Rasional emotif ini adalah memperbaiki dan merubah
sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien
yang irrasional dan tidak logis menjadi logis agar klien dapat
mengembangkan diri dan meningkatkan rasa percaya diri. Dan juga
menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri
seperti : rasatakut, rasa bersalah, cemas, was-was dan lain sebagainya.
I. PROSES KONSELIN
Adapun Proses konseling yang dimana saat ini konseling munggunakan
teknik Rasional Emotif Behaviour Theraphy untuk menangani masalah
kurangnya percaya diri.
1. Rasional Emotif Behaviour Theraphy Adalah pemecahan masalah yang
fokus pada aspek berpikir, menilai, memutuskan, direktif tanpa lebih
banyak berurusan dengan dimensi-dimensi pikiran ketimbang dengan
dimensi-dimensi perasaan.
2. Langkah-langkah Terapi
a. Melakukan layanan konseling individu
Membangun hubungan baik dengan konseli
Memperjelas dan mendefinisikan masalah konseli
Merancang bantuan untuk konseli dan menentukan
alternatif yaang sesuai.
Mengekplorasi masalah konseli lebih dalam
Konselor dan konseli membuat kesimpulan mengenai
hasil proses konseling
Mengevaluasi jalanya proses dan hasil konseling
b. Melaksanakan kegiatan home visit
PEMBICARAAN KETERANGAN
Konseli: ”Assalamualikum” Membuat suasana menjadi nyaman
Konselor: “Waalaikumsalam, oh iyaa Membentuk suatu kenyamanan
Mbak, mari silahkan duduk. Dimana hubungan antara konselor dan
saja boleh asalkan membuat mbak konseli agar selama sesi konseling
nyaman, Terimakasih sudah tumbuh kepercayaan
meluangkan waktu”
Konseli: “Baik kak, Terimakasih”
Konselor: “Oh iya, Bagaimana tempat Membuat konseli agar nyaman
duduknya?” dengan suasana melalui tempat
duduk.
Konseli: “Sudah kak, saya sudah
nyaman disini”
Konselor: ”Bagaimana Kabarnya Menanyakan Kabar si konseli,agar
winda” suasana tenang.
Konseli: ”Entahlah Kak, saya merasa
sangat bingung dan sedih"(diam,
menyimpan perasaan tertentu, melihat
ke bawah dan tidak menatapkonselor)
Konselor: Kalau Kakak boleh tau Memancing konseli untuk mulai
kenapa kabarnya winda tidak baik ? menceritakan keluhannya
Konseli: “Entahlah kak, saya merasa
sangat bingung dan sedih”
Konselor: “kakak memahami apa Dilakukan konselor agar konseli
yang kamu rasakan (empati), Namun merasa bahwa konselor paham
apakah perasaan tidak enak atau yang dengan apa yang dirasakan oleh
mengganggu perasaan mu itu bisa di konseli
bicarakan bersama ? ( bertanya
terbuka, perasaan)
Konseli: "Ya kak saya pikir juga
begitu” (sambil memandang konselor’
kemudian menunduk lagi)
Konselor: “Bisakah winda jelaskan ?” Memberikan respon agar konseli
merasa diperhatikan dan mulai
menceritakan keluhannya lebih lanjut
Konseli: ” Ya kak, dengan senang hati
saya akan menceritakannya. Tapi
mohon dirahasiakan kepadasiapapun
karena ini adalah masalah pribadi
saya.”
Konselor: ” Kalau begitu Kakak ingin Memberikan respon agar konseli
mendengarkan sejauh mana perasaan merasa percaya dan mulai
tidak enak yang mengganggu Winda? menceritakan keluhannya lebih lanjut
(Eksplorasi perasaan dan bertanya)
Disini winda bisa bercerita tentang
semua yang winda rasakan, karena
semuanya akan di jaga
kerahasiaannya, jadi winda bisa
bercerita dengan leluasa dan tenang.