Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KONSELING

A. IDENTITAS KONSELEE

Nama : Winda
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tgl. Lahir : Gresik, 20 September 2009
Kelas : 2 (Dua) SLTP
Alamat : Bangeran Lebak

Agama : Islam
Anak ke ... dari ... bersaudara : 1 dari 2 Bersaudara
Hobi : Menggambar
Cita-cita :-

B. LATAR BELAKANG KELUARGA


NAMA STATUS USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN
Ridwan Bapak 40 SLTA Wiraswasta
Anis Afianti Ibu 39 SLTA Ibu Rumah
Tangga
Winda Anak 14 SLTP -
Rantika Anak 5 TK -

C. MINAT
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka

2. Kegiatan di Waktu Luang Menggambar, Menulis

3. Prestasi yang pernah diraih -

4. Mata Pelajaran yang Diminati (3 Kesenian, Bahasa Indonesia, IPA


sesuai urutan minat)
5. Mata Pelajaran yang Kurang Matematika, PKN, Sejarah
Diminati (3)
6. Mata Pelajaran dengan Nilai Bahasa Indonesia, IPA, IPS
Terbaik (3)
7. Mata Pelajaran dengan Nilai Matematika, Sejarah, Bahasa Inggris
Rendah (3)
D. IDENTITAS KONSELOR
Nama : UMU TASYAROH
NIM : 202012704320285
E. WAKTU PELAKSANAAN KONSELING
Hari : Jum’at
Tanggal : 29 September 2023
Jam : 10.00
Tempat : Rumah Klient
F. SASARAN KONSELING
Sasaran dari sesi konseling ini adalah konseling Individu dengan
permasalahan klient kurangnya rasa percaya diri.

G. TUJUAN KONSELING
Membantu konseli untuk meningkatkan kepercayaan diri, agar konseli
dapat menerima kekurangan yang ada dalam diri mereka dan memaksimalkan
kelebihan yang mereka miliki.

H. ASESMEN
Winda adalah salah satu anak yang kurang mempunyai rasa percaya diri,
winda tinggal bersama kedua orang tuanya. menurut informasi winda ini
sering melakukan tindakan-tindakan yang tidak seperti siswa pada
umumnya, seperti: sering diam, sering menghela napas panjang, prestasi
menurun dan terlihat ketakutan. Dalam penggalian data ditemukan beberapa
faktor-faktor yang menyebabkan Winda memiliki sikap dan tindakan yang
tidak seperti siswa lainnya. Perilaku Winda yang tidak mandiri dibentuk dari
pola asuh dan pendidikan keluarganya yang selalu melayani dan
menyediakan kebutuhan Si Konseli sehingga dia tidak memiliki keberanian
atau melaksanakan sesuatu Atau Binggung Untuk Mengambil Suatu
Keputusan.
Perlakuan keluarganya mempengaruhi perkembangan Winda, mereka
tidak menyadari bahwa tindakannya tidak menjadikan lebih baik malah
sebaliknya menjadikan dia kehilangan rasa percaya diri. Untuk keberhasilan
seseorang baik itu dalam hal berprestasi, bersosialisasi atau pergaulan
senantiasa memerlukan rasa percaya diri.
Winda Mengaku sejak kecil mudah tersinggung, jika melakukan
kesalahan dan mendapat teguran dari orang tua maupun kakaknya dia
langsung lari mengurung diri di kamarnya. Winda juga sering curiga
terhadap teman-temannya yang tertawa dan bicara didekatnya, Winda
merasa mereka Sedang membicarakan dan menjelek-jelekkan dirinya.
Winda juga merasa malas untuk mendengarkan keterangan guru, Bahkan
menurutnya yang menyebabkan tidak dapat mencapai peringkat satu adalah
guru-gurunya. Pada pelajaran olah raga dia jarang ikut, karena kalau terlalu
lelah mudah sakit. Untuk pelajaran yang lain dia mengikuti dengan baik,
meskipun dengan meletakkan kepala di bangku atau dengan melamun.
Dengan melihat dampak kurangnya rasa percaya diri diatas, maka perlu
adanya pencegahan ataupun usaha untuk mengatasi rasa kurang percaya diri
tersebut, oleh karena itu dalam hal ini Konseling Rasional emotif dirasa tepat
untuk mengatasi siswa yang memiliki rasa kurang percaya diri. Tujuan
utama Konseling Rasional emotif ini adalah memperbaiki dan merubah
sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien
yang irrasional dan tidak logis menjadi logis agar klien dapat
mengembangkan diri dan meningkatkan rasa percaya diri. Dan juga
menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri
seperti : rasatakut, rasa bersalah, cemas, was-was dan lain sebagainya.

I. PROSES KONSELIN
Adapun Proses konseling yang dimana saat ini konseling munggunakan
teknik Rasional Emotif Behaviour Theraphy untuk menangani masalah
kurangnya percaya diri.
1. Rasional Emotif Behaviour Theraphy Adalah pemecahan masalah yang
fokus pada aspek berpikir, menilai, memutuskan, direktif tanpa lebih
banyak berurusan dengan dimensi-dimensi pikiran ketimbang dengan
dimensi-dimensi perasaan.
2. Langkah-langkah Terapi
a. Melakukan layanan konseling individu
 Membangun hubungan baik dengan konseli
 Memperjelas dan mendefinisikan masalah konseli
 Merancang bantuan untuk konseli dan menentukan
alternatif yaang sesuai.
 Mengekplorasi masalah konseli lebih dalam
 Konselor dan konseli membuat kesimpulan mengenai
hasil proses konseling
 Mengevaluasi jalanya proses dan hasil konseling
b. Melaksanakan kegiatan home visit

J. REFLEKSI DIRI KONSELOR


Kepada orang tua diharapkan untuk bersikap bijaksana terhadap anak dan
meningkatkan perhatian sehingga merasa mendapat kasih sayang yang tulus.
Komunikasi orang tua terhadap guru sangat diperlukan untuk mengetahui
perkembangan anaknya sehingga memudahkan penanganan bila anak sedang
bermasalah.
K. VERBATIM

PEMBICARAAN KETERANGAN
Konseli: ”Assalamualikum” Membuat suasana menjadi nyaman
Konselor: “Waalaikumsalam, oh iyaa Membentuk suatu kenyamanan
Mbak, mari silahkan duduk. Dimana hubungan antara konselor dan
saja boleh asalkan membuat mbak konseli agar selama sesi konseling
nyaman, Terimakasih sudah tumbuh kepercayaan
meluangkan waktu”
Konseli: “Baik kak, Terimakasih”
Konselor: “Oh iya, Bagaimana tempat Membuat konseli agar nyaman
duduknya?” dengan suasana melalui tempat
duduk.
Konseli: “Sudah kak, saya sudah
nyaman disini”
Konselor: ”Bagaimana Kabarnya Menanyakan Kabar si konseli,agar
winda” suasana tenang.
Konseli: ”Entahlah Kak, saya merasa
sangat bingung dan sedih"(diam,
menyimpan perasaan tertentu, melihat
ke bawah dan tidak menatapkonselor)
Konselor: Kalau Kakak boleh tau Memancing konseli untuk mulai
kenapa kabarnya winda tidak baik ? menceritakan keluhannya
Konseli: “Entahlah kak, saya merasa
sangat bingung dan sedih”
Konselor: “kakak memahami apa Dilakukan konselor agar konseli
yang kamu rasakan (empati), Namun merasa bahwa konselor paham
apakah perasaan tidak enak atau yang dengan apa yang dirasakan oleh
mengganggu perasaan mu itu bisa di konseli
bicarakan bersama ? ( bertanya
terbuka, perasaan)
Konseli: "Ya kak saya pikir juga
begitu” (sambil memandang konselor’
kemudian menunduk lagi)
Konselor: “Bisakah winda jelaskan ?” Memberikan respon agar konseli
merasa diperhatikan dan mulai
menceritakan keluhannya lebih lanjut
Konseli: ” Ya kak, dengan senang hati
saya akan menceritakannya. Tapi
mohon dirahasiakan kepadasiapapun
karena ini adalah masalah pribadi
saya.”
Konselor: ” Kalau begitu Kakak ingin Memberikan respon agar konseli
mendengarkan sejauh mana perasaan merasa percaya dan mulai
tidak enak yang mengganggu Winda? menceritakan keluhannya lebih lanjut
(Eksplorasi perasaan dan bertanya)
Disini winda bisa bercerita tentang
semua yang winda rasakan, karena
semuanya akan di jaga
kerahasiaannya, jadi winda bisa
bercerita dengan leluasa dan tenang.

Konseli: ” Begini kak..(bingung dan


ragu) “Saya merasa tidak percaya diri
ketika sedang melakukan
apapun,bahkan prestasi saya turun
karna ketidak percayaan diri saya
terhadap lingkungan”
Konselor: ”Lalu bagaimana?” Mengulang pertanyaan agar konseli
(eksplorasi perasaan, bertanya merasa diperhatikan dan lanjut
terbuka) bercerita.
Konseli: ”Setiap saya tampil di depan
kelas,ataupun diluar kelas saya pasti
gugup dan bingung harus berkata apa,
rasanya setiap saya inggin bicara tiba-
tika bibir saya menjadi kaku.”
Konselor: ”Bisakah Winda Meminta konseli agar bercerita lebih
menjelaskan lebih jauh tentang lanjut tentang keluhanya.
perasaan tidak percaya diri yang
winda rasakan ?”
(bertanaya,eksplorasi perasaan)
Konseli: ” Saya gemetar ketika tampil
di depan kelas kak. Saya juga merasa
tidak percaya diri saat akan menjawab
pertanyaan dari guru ataupun teman,
bahkan saya slalu merasa ketika ada
teman yang berbicara di dekat saya,
saya merasa kalau mereka sedang
membicarakan saya, ini yang
menyebabkan saya jarang bicara dan
berpendapat ketika guru mengajar di
kelas”

Konselor:” Selanjutnya apa yang Menanyakan kepada konseli tentang


winda lakukan ketika winda merasa masalah yang dia ceritakan
tidak percaya di kelas ataupun diluar
kelas?” (bertanya terbuka, eksplorasi
perasaan)
Konseli:” Saya hanya diam saja, dari
pada saya malu di depan banyak orang
karena saya merasa aneh ketika gugup
dan gemetar”
Konselor: ”Apakah dengan cara Memberi tanggapan baik kepada
demikian winda merasa senang dan konseli, agar konseli merasa nyaman
nyaman?” (bertanaya dan diperhatikan
tertutup,stressing, leading-memimpin)
Konseli: ” Tidak kak, (tertunduk
diam) tetapi saya terus berpikir.”
Konselor: ” Mungkin winda berpikir Konselor memperjelas cara berpikir
kalau segala sesuatu itu harus konseli dan sekaligus memahami
sempurna tanpa ada kesalahan perasaannya
sedikitpun. Apakah demikian ?”
(menangkap pesan utama konseli dan
bertanya terbuka)
Konseli:” Ya kak, saya orangnya
memang seperti itu segala sesuatu
harus yang saya kerjakan dengan
sempurna walaupun itu tidak
mungkin. Mungkin itu juga yang
membuat saya seperti ini (tertunduk
diam)”
Konselor:” Kalau begitu apakah Dilakukan konselor agar konseli
masalah mu tentang bagaimana winda merasa bahwa konselor paham
bisa percaya diri dengan lingkungan dengan apa yang dirasakan oleh
dan menjawab pertanyaan guru konseli.
supaya tidak gugup dan bisa percaya
diri ? (mendefinisikan masalah klien,
bertanya terbuka)”
Konseli: ” Ya kak..dan saya bingung
harus bagaimana. Setiap hari saya
berpikir dan berusaha bagaimana
caranya agar saya bisa percaya diri.”
Konselor: ” Ya bagus sekali winda Mengulangi kata-kata masalah yang
sudah memahami masalah yang kamu di ucapkan oleh konseli.
alami, yaitu bagaimana winda bisa
maju di depan kelas dan tidak gugup
dalam menjawab pertanyaan bapak
ibu guru.”

Konseli: ” Ya kak, Saya sangat ingin


bisa tampil percaya diri di depan
kelas, tapi rasanya sulit sekali.
(berharap dan kebingungan).”

Konselor: ” Bagus sekali keinginan Konselor memberikan dukungan


winda, saya sangat senang sekali kepada konseli, agar konseli punya
mendengarnya. Lalu apakah winda semangat untuk bisa mengatasi
sudah punya cara untuk mengatasi masalahnya.
masalah winda tentang tidak percaya
diri saat di lingkungan dan gugup saat
menjawab pertanyaan bapak ibu
guru ?.”
Konseli: ”Saya masih bingung kak.”
(diam)
Konselor: ”Apa yang membuat winda Menanyakan kembali kepada konseli
merasa bingung ?” apa yang membuat konseli merasa
binggung dengan masalahnya.
Konseli: ” Saya takut jika nanti saya
salah saat menjawab pertanyaan,atau
ketika berbicara dengan teman-teman,
saya takut nanti saya di tertawakan
oleh semua teman-teman.”
Konselor: ” Apakah winda sudah Meyakinkan konseli agar tidak
berusaha melakukan yang terbaik ?” mudah menyerah.
Konseli: ” Rasanya belum kak.”
Konselor: ” Jika mencobanya saja Konselor memberi motivasi agar
winda belum, lalu kenapa winda bisa konseli dapat membuat keputusan
berpikiran negatif seperti itu ?” untuk menangani masalahnya sendiri.
Konseli: ” Nah itu yang saya tidak
mengerti kak (bingung dan berpikir).
Baik saya akan berusaha melakukan
yang terbaik kak agar saya merasa
percaya diri saat maju didepan kelas
dan menjawab pertanyaan guru.
Konselor:” Baiklah, apa kira-kira Dilakukan konselor agar konseli
rencana mu sementara sebagai bersedia berusaha menangani
pegangan untuk tindakan masalahnya.
selanjutnya?”
Konseli:” Pertama, saya akan berlatih
dan belajar dulu tentang pelajaran
yang sudah dijadwalkan,kedua saya
akan berpenampilan rapi sehingga
saya akan merasa lebih percaya diri
dan yang ketiga saya akan berdoa dulu
sebelum tampil agar saya merasa lebih
tenang.
Keempat, saya akan berusaha
berkomunikasi dengan teman-teman.
Saya rasa itu yang akan saya saya
lakukan kak.
Konselor:” Bagus , winda sudah tahu Menanyakan konseli bagaimana
apa yang harus winda lakukan. perasaanya setelah bercerita.
Baiklah kalau begitu, Sebelum
pembicaraan ini kita tutup, bagaimana
perasaan mu setelah kita berdiskusi,
atau apakah kesimpulan anda ?
Konseli:” Saya merasa lega dan lebih
tenang selelah melakukan konseling.
Kecemasan dan ketakutan yang saya
alami mulai menurun dan juga saya
tahu langkah-langkah apa yang harus
saya lakukan untuk mengatasi rasa
tidak percaya diri saya ini.
Konselor:”Setelah melakukan Konselor menyampaikan kembali apa
konseling sekitar 20 menit, jadi saja yang dibutuhkan dan yang telah
kesimpulannya adalah Pertama, diputuskan oleh konseli agar tidak
Winda akan berlatih dan belajar dulu terjadi kesalah pahaman.
tentang materi yang sudah
dijadwalkan setiap harinya, kedua
winda akan berpenampilan rapi
sehingga winda akan merasa lebih
percaya diri dan yang ketiga saya akan
berdoa dulu sebelum presentasi.
Keempat, winda akan berusaha
berkomunikasi dengan teman-teman.
Apakah winda yakin akan melakukan
itu ?”
Konseli:” Ya kak saya yakin”
Konselor:” Baik, Kalo begitu Apakah Menanyakan Konseli apakah masih
masih ada yang akan winda ada masalah lainya.
sampaikan?”
Konseli:” Tidak kak, saya kira
cukup.”
Konselor: ”Bagaimana kalau kita Konselor menutup pembicaraan dan
tutup pembicaraan ini dan saya memberikan kesan hangat pada
mengucapkan terima kasih atas konseli.
kesediaan winda”
Konseli:” Baik kak, Saya juga
berterimakasi”
Konselor: ” Sama-sama, (sambil Konselor memberikan kesan hangat
tersenyum). kepada konseli
Konseli: “ Assalamu’alaikum kak”
(Bersalaman dan tersenyum)
Konselor: “Wa’alaikumussalam tetap Konselor memberikan rasa bahagia
semangat ya Winda” (Senyum dan pada konseli
melambaikan tangan)
Konseli: “ Iya kak“ (Tersenyum)

Anda mungkin juga menyukai