Anda di halaman 1dari 17

"TUGAS SELAMA PERKULIAHAN "

Praktik Laboratorium Bimingan Konseling Perorangan

Dosen Pengampu :
Fijriani, M. Pd. Kons

Disusun oleh :

Ahmad Putra Wijaya (201901500877)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS


ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIALUNIVERSITAS
INDRAPRASTA PGRI
2022
1. Mind Map PCC

2. Penjelasan Mind Map


PENJELASAN MIND MAP PCC
 Pandangan Tentang Sifat Manusia → Manusia memliki berbagai kelebihan yang tidak
disadari, manusia mampu melakukan segala hal yang positif yang dapat mengarahkan
dirinya kepada hal yang lebih baik, manusia dapat bertanggung jawab atas berbagai
tindakan yang dilakukan oleh nya, Dorongan paling besar pada manusia adalah
aktualisasi diri yaitu memelihara, menegakkan, mempertahankan diri dan
meningkatkan diri dengan memberikan kesempatan terhadap individu untuk
berkembang dalam gerak maju dan memiliki cara untuk menyesuaikan diri.
 Sejarah → Pendekatan Person Centered pertama kali di perkenalkan oleh Carl Rogers
pada tahun 1940an. Roger menentang asumsi bahwa terapis adalah individu yang tahu
segalanya tentang klien dan Roger berasumsi bahwa manusia pada dasarnya dapat
dipercaya bahwa mereka memiliki potensi yang luas untuk memahami dan
memecahkan masalahnya sendiri.
 Tujuan → mengarahkan konseli untuk eksplorasi diri dan keterbukaan; menekankan
self direction dan berorientasi realistik; mendorong penerimaan diri dan orang lain;
dan memfokuskan here and now. Proses konseling diarahkan agar konseli memiliki
keterbukaan terhadap pengalaman-pengalamannya; memberikan kepercayaan penuh
pada konseli; melakukan evaluasi terhadap diri sendiri; dan kesediaan untuk
berkembang secara terus menerus.
 Hubungan Konselor – konseli → konselor mengembangkan berbagai sikap seperti
empati, hangat, terbuka, unconditional positive regard, sehingga hubungan yang
dibuat antara konselor dan konseli dapat menjadi sebuah instrumen yang dapat
membantu konseli
 Teknik – teknik → dimana konseli merasa keberatan untk mengungkapkan
dirinya,komunikasi hanya bersifat eksternal, dimana konseli tidak melihat diri
mereka sedang mengalami masalah dan menyalahkan orang lain atas kesulitan
yang timbul, komunikasi awal untuk mengekspresikan diri tanpa adanya topic
tentang diri Kemudian konseli mulai menunjukkan beberapa refleksi
terhadap dirinya, meskipun terutama dalam hal perasaan atau pengalaman
masa lalu. Perasaan dan pikiran yang bertentangan dapat diakui kemdudian
konseli mulai mengekspresikan perasaannya, pengekspresian tentang
ketakuatan, ketidakpercayaan, ketidakjelasan, Pengertian serta berbagai
upaya dengan klien dalam mengembangkan kerangka acuan internal dengan
memikirkan, merasakan, dan, mengeksplorasi.
 Keterbatasan
o Konseling berpusat pada klien dianggap terlalu sederhana
o Tujuan untuk setiap klien yaitu memaksimalkan diri, dirasa terlalu luas
dan umum sehingga sulit untuk menilai individu.
o Tidak cukup sistematik dan lengkap terutama yang berkaitan dengan
klien yang kecil tanggungjawabnya.
o Sulit bagi konselor untuk bersifat netral dalam situasi hubungan
interpersonal.
o Konseling menjadi tidak efektif ketika konselor terlalu non-direktif
dan pasif. Mendengarkan dan bercerita saja tidaklah cukup

3. Contoh Kasus PCC


Contoh Kasus :
Ade seorang mahasiswa yang kuliah di jurusan kedokteran, dia melihat dirinya sebagai
dokter masa depan, tetapi nilai semester limanya turun dari semester sebelumnya. Hal itu
menyebabkan Ade merasa usahanya belajar dengan sungguh-sungguh selama ini sia-sia dan
semua tugas yang diberikan Ade kerjakan sungguh-sungguh, sia-sia. Ade menjadi pesimis
menghadapai perkuliahan selanjutnya dan sulit untuk meyakinkan kembali dirinya sendiri
untuk menjadi seorang dokter. Dia juga merasa malu menunjukkan nilainya kepada orang
tuanya. Dan Ade menjadi orang yang lebih banyak diam dari pada sebelumnya yang lebih
terbuka. Dengan berbagai permasalahan tersebut tentu sangat mempengaruhi keadaan
psikologis Ade.

Identifikasi masalah :
 Nilai Semester 5 Ade turun dari semester sebelumnya
 Pesimis terhadap perkuliahan yang dijalani
 Kurang percaya diri
Diagnosis masalah :
 Ade kehilangan kepercayaan diri dan ketidakmampuan mengambil keputusan.
Langkah-langkah Penanganan Kasus :
1. Klien datang untuk meminta bantuan kepada konselor secara sukarela.
2. Konselor mendorong klien untuk mengungkapkan perasaaan secara bebas, dan
berkaitan dengan masalahnya.
3. Konselor secara tulus menerima dan menjernihkan perasaan klien
yang sifatnya negative dengan memberikan respon yang tulus dan menjernihkan
kembali perasaan klien.
4. Setelah perasaan negative klien terungkapkan, maka secara psikologis bebannya
mulai berkurang.
5. Konselor menerima perasaan positif yang diungkapkan oleh klien.
6. Saat klient mencurahkan perasaannya secara berangsur muncul perkembangan
terhadap wawasan (insigt) mengenai dirinya. Dan pemahaman (understanding) serta
penerimaan diri tersebut.
7. Apabila klien telah memiliki pemahaman terhadap masalahnya dan
menerimanya, maka klien mulai membuat keputusan untuk melangkah
memikirkan tindakan selanjutnya.
Arah Solusi Penanganan Kasus :

Pertama konselor menciptakan suasana konseling senyaman mungkin sehingga saat Ade
menceritakan dan mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya secara terbuka.
Dalam kasus ini Ade kehilangan kepercayaan diri dan ketidakmampuan mengambil
keputusan. Konselor juga memberitahukan keadaan yang Ade alami saat ini, agar dia
memahami permasalahan yang dialami. Selanjutnya konselor mengarahkan sebagaimana
Ade lakukan dimasa sekarang agar Ade bisa melanjutkan hidupnya.
4. Contoh Dialog PCC
Konseli/ konselor Dialog Tahapan
Konseli Assalamu’alaikum. Opening
Konselor Wa’alaikumsalam
Silahkan masuk Ari, silahkan duduk! Arie mau duduk
dimana? Silahkan Arie pilih tempat duduk yang
membuat Arie nyaman!
Konseli Iya Pak terimakasih, Saya duduk di sini saja.
Konselor Apakah Arie sudah merasa nyaman duduk disitu? Lead
Konseli Sudah Pak.
Konselor Baiklah kalau Arie sudah merasa nyaman. Lead
Ngomong-ngomong bagaimana kabar Arie hari ini?
Konseli Alhamdullilah baik Pak
Konselor Bapak dengar Ari kemarin juara tenis meja tingkat Topik netral
Asrama PP2 UM ya?
Konseli Iya Pak, kebetulan saja teman-teman pada mengalah
dan akhirnya Saya yang menjadi juara Pak
Konselor Pengalaman apa yang Ari peroleh dari perlombaan Lead
tersebut? dan apa perasaan apa yang Ari rasakan saat
menjadi juara tenis meja?
Konseli Ya Saya bisa menerapkan teknik-teknik bermain tenis
meja dengan bagus, sehingga Saya merasa senang bisa
mengalahkan mereka semua
Konselor Dengan kata lain Ari merasa senang menjadi juara Reflection of
tenis meja tingakat Asrama felling
Konseli Ya seperti itulah Pak, soalnya Saya hobi main tenis
meja
Konselor Ehm… begitu ya Ari Alih topik
Bapak merasa sangat senang Ari datang kemari,
sehubungan dengan kedatangan Ari kesini adakah
sesuatu yang ingin diceritakan atau disampaikan
kepada Bapak
Konseli Iya Pak, Saya ingin menceritakan sesuatu kepada
Bapak
Konselor Bapak merasa sangat senang sekali Ari mau
berbagi cerita.
Sekarang Ari coba ceriterakan!
Konseli Ehm…
Konselor Baiklah Ari, sebelum kita berbincang-bincang lebih Raport
lanjut perlu Ari ketahui disini Bapak sebagai konselor
wajib menampung segala apa yang ingin diceritakan
dan wajib menjaga kerahasiaan konseli baik itu hal-
hal yang bersifat pribadi dan umum.
Konseli Ehm.. begini Pak, Saya merasa bingung dan galau
karena Saya mencintai seseorang tetapi teman-
temannya tidak menyukai hubungan Saya
Konselor Hmm.. baiklah Ari, Bapak harap pada pertemuan kali Harapan
ini Ari bisa menyelesaikan segala permasalahan yang keberhasilan
dialami Ari
Konseli Iya, Pak
Konselor Baiklah Ari, sehubungan dengan apa yang dikatakan Restatement
Ari tadi, coba ceritakan kembali mengenai mencintai
seseorang tetapi teman-temanya tidak suka.
Konseli Begini Pak, sebelum Saya mencintai Via, Saya dekat
dengan yang namanya Vita, dia itu teman dekatnya
Via, ya bisa dikatakan mereka itu sahabat.

Konselor Hems.. ekat dengan Vita Clarification


Coba ceritakan kedekatan Ari dengan Vita
Konseli Ya kedekatan Saya dengan Vita bisa dikatakan sangat
dekat, Saya sering keluar bareng, makan bareng, tetapi
lama-lama dia mulai menjauh dari Saya, Pak.
Konselor Kalau Bapak boleh tahu, hal-hal apa yang membuat Lead
kedekatan Ari dengan Vita mulai menjauh ?
Konseli Ya memang awalnya Saya tidak menyangka kenapa
bisa seperti ini, Vita mulai menjauh karena takut bila
jatuh cinta sama Saya, Pak !
Konselor Dengan kata lain Vita menjauh karena takut jatuh Reflection of
cinta. felling
Terus apa yang Ari rasakan ketika Vita mulai mejauh? Lead
Konseli Saya merasa bingung, kenapa tiba-tiba dia cuekin
Saya dan disaat itu muncul Via didalam kehidupan
Saya
Konselor Bapak bisa merasakan dengan apa yang Ari rasakan Acceptance
Bisa diceritkan seberapa dekat hubungan Ari dengan Lead
Via ?
Konseli Ya dekat sekali Pak, bisa dikatakan Via itu adalah Clarification
pacar Saya
Konselor Hems, pacar..
Konseli Iya Pak, Saya sudah hampir satu bulan ini pacaran
dengan Via, tetapi teman-temannya tidak terima
dengan hubungan Saya, dan mereka mulai menjauhi
Via, maka dari tu Saya bingung Pak !
Konselor Bisa diceritakan kepada Bapak, kenapa teman- Lead
temanya tidak menyukai hungan Ari dengan Via?
Konseli Ya begini Pak, Saya ini dikira laki-laki “play boy”
yang suka memepermainkan hati perempuan, apalagi
yang Saya pacari itu adalah temanya Vita
Konselor TamPaknya Ari tidak terima kalau dikatakan “play Reflektion of
boy” feeling
Konseli Ya jelas ga terima Pak, Saya kan ga ada maksud
menyakiti, atau apapun karena apa yang Saya lakukan
saat ini memang benar-benar cinta !
Konselor Terus apa yang Ari rasakan ketika dekat dengan Via Lead
tetapi teman-temannya tidak menyukai hubungan Ari?
Konseli Yang pasti Saaya merasa bingung, merasa bersalah,
dan merasa gak enak dengan Vita, maupun dengan
Via yang dijauhi teman-temannya.
Konselor Dengan kejadian itu apa yang Ari harapkan? Lead
Konseli Ya Saya ingin semuanya damai dalam artian teman-
teman Via yang bernama Vita dan temannya mau
menerima hubungan Saya dengan Vita, Pak !
Konseli Ya baguslah, setidaknya Ari punya niat baik untuk Acceptance
damai, dan Bapak sangat mendukungnya.
Sejauh ini apa yang telah Ari lakukan untuk
mencipatakan suasana damai? Lead
Konseli Yang telah Saya lakukan, Saya pernah memberikan
pengertian, penjelasan mengenai hubungan kami
bahawa apa yang Saya lakukan itu benar, dan tidak
ada maksud untuk menyakiti Vita.
Konselor Sejauh mana keberhasilan Ari memberikan penjelasan Lead
kepada teman-teman Via?
Konseli Ya setelah Saya memberikan penjelasn kepada
mereka sebenrnya Vita sudah mau menerima
hubungan kami, namun ada beberapa temannya yang
belum mau menerimanya.

Konselor Bapak sangat mendukung dengan apa yang Ari telah Acceptance
lakukan, dan apabila cara tersebut dilakukannya
kembali dengan memberikan pemahaman kepada
teman-teman yang belum bisa menerima InsyaAllah
akan berhasil, dan mereka sadar dan menerimanya.
Konseli Iya, Pak nanti Saya akan melakukannya lagi
Konselor Ya baiklah Ari, kita tadi dari awal sampi saat ini
sduah membahas megenai permasalahan Ari yaitu:
1. Teman-teman Via tidak bisa menerima Ari Summary
berpacaran dengan Via, karena Ari pernah kenal
dengan Vita yang dulunya adalah teman Via.
2. Disaat Vita sudah bisa menerima kedekatan Ari
dengan Via, tetapi teman-teman Vita belum bisa
menerimanya.
Adapun kelanjutannya untuk memberikan pemahaman
kepada beberapa teman yang belum bisa menrima
hubungan Ari dan Vita, sangat tergantung pada diri
Ari sendiri dan Bapak yakin Ari mampu
melaksanakannya !
Konseli Iya, Pak. Saya akan melakukannya.
Konselor Bagaimana Ari dengan konseling ini ? atau adakah Terminasi
hal-hal lain yang ingin dibicarakan lagi ?
Konseli Sudah tidak ada Pak, terimakasih Bapak telah
membantu menyelesaikan masalah Saya ini.
Konselor Itu sudah tugas Bapak, dan nanti Ari bisa kesini lagi
untuk menindak lanjuti dari apa yang akan dilakukan
Ari dan jika Ari menemui masalah baru, serta sulit
menyelesaikannya sendiri, Ari tidak perlu segan-segan
datang kemari.
Konseli Iya, Pak. Saya pamit dulu.
Assalamu’alaikum.
Konselor Wallaikum’salam

5. Latihan Analisis Video PCC


Analisis Proses Konseling, terkait :
a. Masalah yang di selsesaikan (tepat atau tidak menggunakan PCC)
b. Bahasa komunikasi konseling (Sudah sesuai dengan penerpan PCC atau belum)
c. Teknik konseling (sudah sesuai dengan Yang seharusnya dlm teknik PCC atau
bagaimana)

Analisis Menurut Saya :


 Masalah yang diselesaikan sesuai karena ada nya kecemasan yang terjadi secara terus
menerus masalah yang di selesaikan yaitu masalah rumah tangga mereka, namun sang ayah
memiliki kecemasan secara terus menerus kepada anak nya khususnya jackie yang masih
berusia 7 tahun yang secara disadari melihat kejadian mereka bertengkar, sang ayah sangat
sedih ketika jackie melihat kejadian itu yang ditakutkan ada berdampak lebih besar untuk
kedepannya.
 Untuk bahasa komunikasi menurut saya sudah sesuai karena bahasa yang digunakan tepat
pada masalah yang sedang diselesaikan pada saat itu tidak bertele-tele tepat kepada sasaran
melakukan konseling Person Client Centered
 Untuk teknik yang di gunakan menurut saya sesuai, dimana konselor menekankan aspek
emotional dari pada intelektual yang terjadi pada client nya, serta fokus dalam konseling
individu tidak dari masalahnya, klien juga mengekspresikan perasaan yang benar benar iya
rasakan
6. Mind Map Konseling Realita

7. Riview Mind Map


Konseling realitas dicetuskan oleh William Glasser, yang merupakan suatu bentuk
hubungan pertolongan yang praktis, relatif sederhana dan bentuk bantuan langsung pada
klien. Hal ini berdasarkan pada konsep terapi realitas dimana seorang klien ditolong agar
dia mampu menghadapi realita di masa depan dengan penuh optimis. Konseling realitas
berprinsip bahwa seseorang dapat dengan penuh optimis menerima bantuan dan terapi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan mampu menghadapi kenyataan tanpa
merugikan siapapun. Konseling realitas lebih menekankan masa kini, maka dalam
memberikan alternatif bantuan tidak usah melacak sejauh mungkin pada masa lalunya,
sehingga yang dipentingkan bagaimana klien dapat sukses mencapai hari depannya, karena
manusia dalam kehidupan mempunyai kebutuhan dasar, yaitu cita dan harga diri. Setiap
orang akan belajar memenuhi kebutuhannya dengan bertingkah laku normal, yaitu 3 R
(Right, Responsibility, dan Reality) dimana masa yang penting dalam penanaman adalah
usia 2-5 tahun dengan peranan orang tua dan sekolah sebagai faktor yang menentukan.
Tujuan utama pendekatan konseling ini untuk membantu menghubungkan (connect)
atau menghubungkan ulang (reconnected) klien dengan orang lain yang mereka pilih untuk
mendasari kualitas hidupnya. Di samping itu, konseling realitas juga bertujuan untuk
membantu klien belajar memenuhi kebutuhannya dengan cara yang lebih baik, yang
meliputi kebutuhan mencintai dan dicintai, kekuasaan atau berprestasi, kebebasan atau
independensi, serta kebutuhan untuk senang. Sehingga mereka mampu mengembangkan
identitas berhasil.
Tugas utama konselor dalam konseling ini adalah melibatkan diri dengan konseli dan
mendorong konseli untuk menghadapi kenyataan dan untuk membuat pertimbangan nilai
mengenai perilakunya sekarang. Setelah konseli menetapkan prubahan – perubahan
spesifik yang dinginkannya, rencana – rencana dibuat, dan hasilnya dievaluasi.
Terapi realitas tidak memasukan sejumlah teknik yang secara umum diterima oleh
pendekatan – pendekatan terapi lain. Teknik – teknik diagnostic tidak menjadi bagian dari
terapi realitas sebab diagnostic dianggap membuang waktu, merusak klien dengan
menyematkan label pada klien yang cenderung mengekalkan tingkah laku yang tidak
bertanggung jawab dan gagal. Teknik lain yang tidak digunakan adalah penafsiran,
pemahaman, wawancara nondirektif, asosiasi bebas,analisis transferensi dan resistensi, dan
analisis mimpi.
8. Contoh Kasus Konseling Realita
a. Deskripsi Kasus
Fitri adalah mahasiswi semester 6, yang berkuliah di Universitas
Muhammadiyah Jakarta (UMJ) pada program studi Ahli Gizi. Saat ini Fitri berusia 21
tahun. Fitri bertinggal tinggal di daerah Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Pada cerita kali
ini, klien adalah teman saya sendiri. Dahulu Fitri terkenal sebagai anak yang periang,
ceria dan selalu positif. Tetapi beberapa tahun belakangan, hidup Fitri sangat berubah
180 derajat, Fitri menjadi pribadi yang lebih murung, sedih, menghindar dari orang
banyak, lebih suka menyendiri dan bahkan Fitri lebih senang untuk menyakiti dirinya.
Hal ini terjadi karena adanya keretakan pada keluarganya. Tepat 8 tahun yang
lalu Ayah dan Ibunya Fitri berpisah, menurut Fitri factor kerusakan pernikahan Ayah
Ibunya ialah karena orang ketiga, Ayahnya Fitri meninggalkan Fitri dan Ibunya begitu
saja saat itu, setelah kejadian ini Fitri dan Ibunya harus menyoba untuk bangkit untuk
hidupnya kedepan tanpa sosok kepala keluarga dan super heronya. Fitri sangat amat
terpukul dan merasa kehilangan arah, karena sejak umurnya 13 tahun kehilangan
penyemangat hidupnya dan bahkan Fitri merasa mental dan batinnya dirusak oleh super
heronya sendiri.
Tidak terhenti sampai disini, setelah 5 tahun berlalu, Fitri dan Ibunya banting
tulang demi membiayai kehidupannya untuk bertahan hidup. Fitri berfikir bahwa
nasibnya akan berubah karena masa lebih baik dengan kehidupannya yang sekarang
karena mengikhlaskan dan menerima keadaannya saat ini. Saat tepat umur Fitri 18
tahun, Ibunya menemukan pengganti suami dan Ayah untuknya. Fitri berfikir bahwa ia
kira semua akan berjalan dengan baik-baik saja, dan Fitri merasa bahwa ia akan
memiliki keluarga yang utuh, tetapi diluar dugaan dan pemikirannya bahwa ternyata
Ayah tirinya hanya menginginkan sosok Ibunya saja. Maka dari itu, Ayah tirinya
mengusir Fitri, dan pada saat itu Ibunya tidak berdaya untuk membantu menolong Fitri.
Fitri amat sangat kecewa, marah dan ingin sekali bunuh diri pada saat itu, Fitri
merasa kenapa Ayah dan Ibunya tega sekali mengacuhkan hidupnya, jika bisa diputar
Fitri tidak ingin memiliki orang tua seperti orang tuanya. Tetapi apakah anak bisa
memilih ia terlahir dari orang tua yang mana? Tentu tidak.
Setelah kejadian tersebut, Fitri pergi kerumah Neneknya yang tidak jauh dari
rumahnya. Neneknya mengurusnya dengan sabar dan telaten karena Neneknya tau
cucunya saat ini lagi terluka mental, batin serta fisiknya.
Dari umur Fitri 18 tahun setelah kejadian ia terpisah dengan ibunya hingga
umurnya 20 tahun Fitri sering kali melakukan percobaan diri, tidak terhenti sampai
disitu saja, Fitri senang menyakiti dirinya seperti menyilet-nyiletkan tangannya dengan
karter ataupun silet. Fitri merasa bahwa setelah menyiletkan tangannya ia merasa
menjadi lebih lega, hal ini diketahui oleh sang Nenek tepat setahun lalu, setelah itu
Neneknya membawa Fitri ke psikiater untuk membantu cucunya agar tidak melakukan
hal yang tidak menyenangkan seperti itu lagi. Sampai saat ini setahun berjalan Fitri
nyaman dan menemukan tempat baru untuk bercerita di psikiater dan masih minum
obat dari psikiater untuk membantu menenangkan dirinya.

b. Analisis Kasus
 Identifikasi Masalah
1. Egois
2. Marah
3. Kecewa
4. Stress
5. Kasih Sayang
6. Depresi
7. Trauma

 Diagnosis Masalah
Masalah yang terjadi pada Fitri tentunya berasal dari factor eksternal yang
berasal dari keluarganya sendiri. Keluarganya yang menyebabkan psikisnya
Fitri terganggu hingga memerlukan psikiater untuk membantu menangani
dirinya dan mengkonsumsi obat.
Faktor keluarga adalah hal yang sangat penting untuk ruang lingkup
pertumbuhan anak, keluarga adalah sekolah pertama untuk anak dan
berkembang. Hal-hal ini adalah gejala yang timbul dari luar klien yang dapat
mengakibatkan hambatan dalam diri klien serta mengganggu diri klien untuk
kedepannya.

c. Langkah-Langkah Penanganan Kasus Realitas

a. Keterlibatan
Kehangatan hubungan, perhatian, pemahaman, penghayatan dll. Penggunaan topik
netral pada awal pertemuan yakni yang berhubungan dengan keberhasilan seorang
konseli. Ditahap ini, konselor melakukan perkenalan singkat yang humoris untuk
membuat suasana lebih rileks, disini juga tugas konselor memberikan pemahaman
bagaimana konseling realitas tersebut, meyakinkan bahwa apa yang diutarakan klien
akan terjamin kerahasiaannya dan merangkul klien untuk semua permasalahan
ataupun topik yang akan dibawakannya. Dengan demikian klien merasa kehangatan
dari konselor untuk membantunya dalam permasalahan yang dihadapi klien.

b. Pemusatan Pada Tingkah Laku Sekarang, bukan Perasaan


Penekanan terhadap apa yang dilakukan dan apa yang dipikirkan dari pada apa
yang dirasakan dan yang dialami secara fisiologis. Ditahap kedua ini, seorang
konselor memberikan penjelasan kepada klien untuk mengungkapkan apa yang
sedang klien rasakan saat ini, dan mengharapkan klien bisa mengungkapkan
perasaannya dengan terbuka secara bebas tanpa paksaan, dan konselor menguatkan
dengan penuh keyakinan agar klien dapat mengeluarkan apa yang rasakan dan
dipikirkan saat ini dan berharap klien bisa terbebas dari perasaan yang mengganggu
dirinya
c. Pertimbangan Nilai
Konseli perlu dibantu menilai kualitas apa yang dilakukannya dan menentukan
apakah tingkah laku tersebut bertanggung jawab atau tidak. Tanpa adanya kesadaran
konseli mengenai ketidak efektifan tingkah lakunya dalam mencapai tujuan
hidupnya, maka tidak mungkin ada perubahan pada diri konseli tersebut. Pada tahap
ini, setelah konselor mendengar semua yang dikatakan klien. Konselor
mengembalikan kepada klien dengan menanyakan mengapa klien melakukan
Tindakan tersebut, apakah Tindakan yang dilakukan klien benar? Apakah Tindakan
klien dapat dipertanggung jawabkan? Karena yang sudah kita ketahui Tindakan
yang sudah Fitri lakukan ialah melakukan percobaan bunuh diri dan melukai
tangannya.

d. Perencanaan Tingkah Laku Bertanggung Jawab


Rencana perubahan tingkah tidak bertanggung jawab menjadi tingkah laku
bertanggung jawab. Rencana tindakan yang efektif berupa rencana yang sederhana,
dapat dicapai, terukur, segera dan terkendalikan oleh klien. Pada tahap ini
diperkenankan konselor membuat dan merancang terkait tingkah laku yang sudah
dilakukan klien sebelumnya, tahap ini berguna untuk klien kedepannya agar lebih
memikirkan tingkah laku perbuatannya yang bisa dipertanggung jawabkan.
Konselor juga meminta kepada klien agar kedepannya klien tidak menyakiti dirinya
sendiri dan mencoba memikirkan tingkah lakunya kelak untuk dapat ditanggung
jawabkan.

e. Pembuatan Komitmen
Rencana akan bermanfaat jika konseli membuat suatu komitmen untuk
melaksanakannya. Komitmen dapat secara lisan atau tertulis. Ditahap kelima ini,
konselor mengarahkan dan menginformasikan klien untuk membuat komitmen
terhadap apa yang terjadi kedepannya. Dengan maksud bahwa konselor
mengharapkan klien bisa berkomit atas apa yang sudah ia buat dan melatih klien
dapat menciptakan kehidupan selanjutnya lebih baik lagi kedepannya.
f. Tidak Menerima Alasan Kegagalan
Konselor tidak boleh mengeksplorasi alasan-alasan mengapa konseli gagal dalam
melaksanakan rencana. Konselor memusatkan perhatian kembali pada rencana baru
yang lebih cocok. Pada tahap ke enam ini, jika rencana komitmen yang sudah klien
tentukan di tahap sebelumnya gagal. Konselor tidak boleh menyudutkan klien
dengan memberatkan pertanyaan-pertanyaan seputar kegagalan klien dalam
menjalankan komitmennya. Disini tugas konselor adalah membantu klien untuk
membangkitkan lagi niat dan harapannya kedepan dengan membuat rencana
komitmen yang lebih pas dan cocok.

g. Peniadaan Hukuman
Pemberian hukuman pada konseli yang gagal melaksanakan rencana sebetulnya
akan memperkuat identitas gagal konseli. Pada tahap ke tujuh ini, jika rencana
komitmen yang sudah direncanakan gagal lagi. Konselor tidak boleh menghukum
klien, hal ini sangat menjadi pembelajaran untuk konselor bahwa dalam tahap
konseling tidak boleh dan tidak pernah ada pemberian hukuman kepada klien.
Karena hal ini sangat membuat klien takut dan mengakibatkan gagal dalam
konseling serta penyalahgunaan SOP terhadap janji konselor sendiri.

h. Pantang Menyerah.
Konselor berkeyakinan bahwa konseli memiliki kemampuan untuk berubah Pada
tahap terakhir ini, konselor mengharapkan kepada klien untuk tetap focus pada
tujuannya kedepan, konselor juga membantu klien untuk terus melatih klien agar
memiliki keyakinan bahwa yang ia jalani sekarang berpotensi untuk memiliki
perubahan di masa yang akan datang asalkan klien tetap dalam pendiriannya untuk
berjuang dan tidak putus asa.

d. Arah Solusi
Solusi yang akan saya berikan terhadap permasalahan yang dihadapi klien saya saat ini
ialah mengarahkan klien untuk tetap focus pada tujuannya seperti bertanggung jawab atas
tingkah lakunya, bertanggung jawab kepada komitmen yang sudah dirancangnya. Selain
mengarahkan saya juga menginformasikan kepada klien terkait hal-hal yang
berkesinambungan dengan rencana yang sudah ia buat, seperti jika rencana ia gagal jangan
merasa kecil hati, teruslah belajar dan membuat rencana baru yang lebih cocok dengan
masalah yang ia hadapi. Setelah saya mengarahkan dan menginformasikan terkait rencana
klien, saya membantu klien dalam melatih dirinya untuk menjalani hidup sesuai dengan apa
yang sudah ia rencanakan dan terus focus pada tujuannya agar kelak klien saya dapat keluar
dari zona kehidupannya yang lampau ini.
9. Analisis Video Koreal
Analisis Proses Konseling, terkait :
a. Masalah yang di selsesaikan (tepat atau tidak menggunakan Koreal)
b. Bahasa komunikasi konseling (Sudah sesuai dengan penerpan Koreal atau belum)
c. Teknik konseling (sudah sesuai dengan Yang seharusnya dlm teknik Koreal atau
bagaimana)

Analisis Menurut Saya :


 Masalah yang diselesaikan sesuai karena masalah yang terjadi pada video tersebut
masalah masa kini pada diri klien, yaitu tidak adanya batasan kegiatan menonton video
youtube dengan belajar dan hasil belajar pada klien, dimana klien tidak mampu
membagi waktu atas tanggung jawab yang sedang ia jalani yaitu belajar, sehingga
mempengaruhi hasil belajar klien.
 Bahasa komunikasi pada video terdapat beberapa bagian yang kurang sesuai dengan
pelaksanaanya serta masih ada nya kebingungan konselor terkait beberapa teknik yang
dilaksanakan dalam video.
 Teknik yang di gunakan menurut saya sesuai namun konselor dapat menambahkan
beberapa teknik yaitu memberikan tugas kepada klien pada waktu pertemuan pertama
dengan perteman lainnya, serta konselor juga dapat meminta klien untuk membaca
beberapa referensi tertentu yang relevan terhadap masalah yang sedang dihadapinya.
10. Dialog Konseling Realita

DIALOG KONSELING INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN REALITIS

Konseli : ”Assalamualaikum”.
Konselor : “Waalaikumsalam. Silahkan duduk..” (sambil menghampiri dan menjabat
tangan konseli)
Konseli : “Makasih bu”.
Konselor : “Ini mas Dwi, betul?”
Konseli : “Iya bu,saya yang kemarin menghubungi ibu”.
(attending)
Konselor : “Mas Dwi asli tegal?”.
Konseli : “Bukan,saya asli Pemalang”.
Konselor : “Berarti disini ngekos atau ikut saudara?”.
Konseli : “Saya disini ngekos bu”
Konselor : “Ngekos dimana?”
Konseli : “Disitu deket kok bu, masih daerah sini”
Konselor : “Kalo berangkat jalan kaki ya?”
Konseli : “Iya bu, soalnya kan deket”
Konselor : “Mas Dwi mungkin pernah melakukan konseling?”
Konseli : “Iya udah pernah bu,beberapa kali”
Konselor : “Ya berarti mas Dwi sudah tau ya kalau dalam konseling ini kita dibatasi oleh waktu,
untuk hari ini kita bisa melakukan konseling sekitar 30 menit. Jika dibutuhkan konseling lebih
lanjut kita bisa melakukannya dilain waktu. Oh iya, kabar mas Dwi gimana? Kok kelihatannya
pucet kaya gitu”.
Konseli :” Iya bu, sebenernya lagi kurang sehat. Sering begadang tiap malem”.
Konselor : “Mas Dwi sering begadang? Kenapa kok sering begadang?
Konseli : “Iya bu, gara-gara mikirin mantan saya”.
(pertanyaan terbuka)

Konselor : “Mantan? Emang ada apa dengan mantannya?”.


Konseli : “Jadi gini loh bu, saya kan punya mantan lah saya udah pacaran 5 tahun”.
Konselor : “5 tahun ya?”
Konseli : “ya bu. Hubungan kami juga direstui sama orang tua kami,tapi hubungan kami
tidak berlangsung lanjut, kandas di tengah jalan”.
Konselor : “Mas Dwi begadang, tidur malam, Cuma memikirkan mantannya?”
Konseli : “Iya bu”

(pertanyaan tertutup)

Konselor : “Oh jadi dalam setahun penuh ini, mas Dwi ini setiap malem begadang gitu,
cuma memikirkan mantan?”
Konseli : “Nggak bu, cuman akhir-akhir ini aja, aku denger gitu ya Cuma kabar burung
sih dari temen kalo katanya dia udah tunangan, tadinya saya tuh nggak percaya bu. Saya belum
bisa terima aja loh bu. Tp setelah aku kepo-kepoin dia di media sosial teryanta emang bener bu
kalo dia udah tunangan. Banyak foto-foto berdua dan statusnya juga bertunangan”.

(empati)

Konselor : “Iya saya mengerti perasaan mas dwi. Lalu gini ya mas dwi, dia kan sudah
bertunangan. Kalo sudah bertunangan dengan laki-laki lain berarti mau ke jenjang ke yang lebih
lanjut, yang lebih serius”.

(merencanakan)

Konselor : “Sekarang dari mas Dwi sendiri ya, apa yang mba desi inginkan setelah melihat
keadaan seperti ini?”
Konseli : “Setelah melihat sendiri seperti itu, saya ingin sekali melupakan dia tapi saya
masih keingetan terus sama dia, masih belum bisa ikhlas”.

(Konfrontasi)
Konselor : “Mas Dwi kan tadi bilang ingin melupakan, nah lalu apa dengan mas dwi
menangis, begadang tiap malam, apa mas Dwi bisa melupakan mantannya?”
Konseli : “enggak bu”.
Konselor : “Kalo begitu mas Dwi udah tau gimana cara ngelupain mantannya mas dwi”.
Konseli : “Iya bu gimana? Apa Ibu punya saran?”
Konselor : “Mas dwi kan tadi bilang sering kepo-kepo di sosmednya, nah mungkin mas
dwi bisa menghapus sosial medianya atau membatalkan pertemanan di media sosial ataupun
lain sebagainya hanya untuk melupakan mantan. Itu saran dari saya”.
Konseli : “Jadi saya harus mendelcon media sosialnya gitu bu?”
Konselor : “Iya, itu baru tahap pertama”.

(merencanakan)

Konselor : “Nah mungkin setelahnya mas dwi ingin melakukan apa?”.


Konseli : “Saya bakalan lebih fokus sama kuliah saya, dan mungkin saya ingin mencari
penggantinya dia”.

(dorongan)
Konselor : “Nah oke, pasti bisa ya kan mas dwi ganteng. Jangan putus asa, aura mas dwi itu
bagus untuk mencari perempuan yang lain. Apalagi kalo fokus dengan kuliah dan cepat cepat
wisuda dan mencari uang maka akan lebih baik lagi tentunya”.

(konfrontasi)
Konselor : “Tadi kan mas Dwi bilang kalo akan mendelcon atau menghapus media
sosialnya dan fokus pada kuliah. Nah sekarang kita melakukan planing ya, dan mas Dwi akan
melakukannya mulai kapan?”
Konseli : “Sekarang bu, sekarang saya bisa mendelconnya”. (sambil membuka hp)
Konselor : “Oke bagus”.
Konseli :” Udah bu, saya udah mendelcon dia”.
Konselor : “Ya saya percaya dengan mas dwi, tuh kan mas dwi mempunyai keberanian, mas
dwi tuh sudah mampu melakukan apa yang mas dwi dikatakan”.

(menyimpulkan)

Konselor : “Setelah konseling ini, mas dwi mungkin bisa menyimpulkan sesuatu”.
Konseli : “Iya bu, ternyata saya ini terlalu bodoh ya bu masih mengharap-
harapkan dia.Seharusnya saya itu bisa bangkit dari dulu bu, dia aja bisa bahagia kenapa
saya enggak”.
Konselor : “Ya pastinya mas dwi akan mendapatkan pasangan yang lebih
baik”.Konseli : “Amin..”

(pertanyaan terbuka)

Konselor : “Okey, setelah melakukan konseling ini, mungkin bagaimana


perasaan masdwi?”
Konseli : “Saya merasa lebih tenang dan lebih rilex, masalah saya sudah plong
gitu dansudah terpecahkan dengan konsultasi dengan ibu”.
Konselor : “Saya senang akhirnya mas dwi bisa menyelesaikan masalah mas dwi.
Apakahkonseling hari ini bisa kita akhiri?”
Konseli : “Iya bu”.

(mengakhiri konseling)

Konseli : “Makasih ya bu, yaudah saya pamit dulu”. (berdiri dan menjabat
tangan)Konselor : “Iya hati-hati”.
Konseli : “Assalamualaikum”Konselor : “Waalaikumsalam”

Anda mungkin juga menyukai