Prima Fenta Oktora - 201901500885 - R6.i - Tugas Akhir Mata Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif
Prima Fenta Oktora - 201901500885 - R6.i - Tugas Akhir Mata Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial untuk Memenuhi
Persyaratan Tugas Akhir Mata Kulias Metode Penelitian Kuantitatif
Disusun Oleh:
Prima Fenta Oktora
201901500885
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akses yang luas dalam berkarir, Karir menurut Soetjipto dkk adalah bagian dari
perjalanan hidup seseorang bahkan bagi sebagian orang merupakan suatu tujuan
hidup (dalam Riadi, 2018). Sehingga seseorang hidup untuk menjalankan karier
yang dipilihnya dan menjadi bagian dari kehidupan hingga akhir hayat. Dengan
mengakses dunia hanya dalam hitungan detik untuk mengetahui banyak informasi
yang berguna untuk menambah asumsi dalam menentukan karier yang selaras
wajib dalam kehidupan, Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang
harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan
Dalam hal ini termasuk peserta didik SMA yang menjadi bagian dari sistem
Peserta didik yang menjalankan pendidikan pada tingkat SMA ialah sudah
memasuki masa-masa remaja yakni rentang usia remaja dapat dibagi menjadi dua
2
bagian, yaitu bagian pertama pada usia 12 atau 13 tahun sampai dengan 17 tahun
atau 18 tahun dinamakan dengan remaja awal, selanjutnya, untuk usia 17 tahun
atau 18 sampai dengan 21 tahun/22 tahun dinamakan dengan tingkat remaja akhir
menurut Ali dan Asrori dalam (Dewinta, 2022). Sehingga seorang yang sedang
yang bersifat biologis atau fisiologis juga bersifat psikologis, sehingga dapat
dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah
K.F., 2019). Sehingga masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan
karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan
fisiknya. Sehingga seringkali pada fase ini seseorang akan dilanda kebingungan
dan kecemasan pada dirinya yang sebelumnya belum pernah dialami, hal ini
individu kedalam citra diri yang konsisten. munculnya sebuah tuntutan dan
tanggung jawab yang lebih banyak dari dirinya dibandingkan masa sebelumnya
yang berasal dari sistem sosial dan norma-norma yang berlaku pada dirinya (Erik
Erickson).
3
Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri
menjadi mandiri adalah hal yang harus dan wajib dimiliki oleh seseorang yang
sudah memasuki masa-masa akhir remaja dan hendak menempuh masa dewasa.
kehidupannya.
dimana perempuan identik sebagai sosok yang lemah dan berpangku tangan pada
perempuan secara psikologis dimana terdapat keinginan yang kuat untuk dirawat
dan dilindungi orang lain yaitu laki-laki serta keyakinan bahwa sesuatu dari
luarlah yang akan menolongnya. Istilah Cinderella Complex ini diambil dari salah
satu tokoh cerita dongeng Cinderella yang terbaring dipeti kaca menanti sang
Stigma sosial yang telah membudaya ini membawa pengaruh yang sangat
masyarakat luas bahwa perempuan itu adalah sosok yang harus dilindung dan
4
tidak mandiri secara fisik dan pasikis, hal ini didukung oleh patriarki yang
melekat pada masyarakat hingga saat ini, Patriarki adalah sebuah sistem sosial
yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam
organisasi sosial. Posisi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dalam segala
aspek kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Menurut Pinem (dalam Israpil,
2017).
Dari budaya patriarki ini menjadi faktor eksternal yang menimbulkan efek
stereotip pada masyarakat bahwa perempuan setelah melewati masa remaja adalah
bertugas dirumah saja yakni merawat anak, membersihkan rumah, dan lain-lain
Salah satu faktor lain munculnya cinderella complex ialah pola asuh yang
selama ini disematkan oleh orangtua dalam mendidik dan mengajarkan anak
perempuannya untuk dimanja dan dituruti segala hal yang diinginkan dan tidak
dibiarkan untuk memilih dan melakukan apa-apa yang diinginkan dan tidak
dibatasi segala keinginannya, hal ini menimbulkan pola pikir bahwa segala yang
diinginkan harus dituruti dan disediakan. Jika pola asuh ini diteruskan maka
5
Cinderella complex ini mampu untuk menimbulkan pola pikir pada peserta
didik perempuan SMA dalam memilih jalan karier selanjutnya. Karena kita
melekat pada pola pikir masyarakat kita. Menimbulkan perspektif yang dalam
terhadap pilihan karir siswi SMA. Karena hal inilah peneliti ingin meneliti
seberapa jauh dampak dari cinderella complex terhadap pilihan karier siswi SMA
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat
3. Pola pikir pada sebagian perempuan karena pola asuh yang cenderung
6
C. PEMBATASAN MASALAH
D. RUMUSAN MASALAH
Dari beberapa uraian yang penulis kemukakan pada bagian latar belakang
2. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua dan lingkungan sekitar dalam
Jakarta?
12 SMAN 50?
7
E. TUJUAN PENELITIAN
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
lain
yang berkepentingan.
2. Manfaat Praktis
8
karier yang dilandasi pada ketidakmandirian siswi disekolah
tersebut.
kedepannya.
1. Manfaat Sosial
tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab. Struktur organisasi
Bab I berisi uraian mengenai pendahuluan. Bagian awal dari skripsi ini
9
rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
Bab II berisi tentang kajian teori-teori yang terdiri dari hakekat cinderella
Bab III bagian ini membahas mengenai komponen dari metode penelitian. Bab
ini berisi tentang metode penelitian, desain penelitian, subjek dan objek
temuan penelitian. Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan
dari penelitian, ada dua alternatif cara penulisan kesimpulan, yakni dengan cara
butir demi butir atau dengan uraian padat. dan saran penulis sebagai bentuk
10
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Cinderella Complex
yang kuat untuk dirawat dan dilindungi orang lain terutama laki-laki,
11
serta keyakinan bahwa suatu dari luarlah yang akan menolongnya.
dalam hal ini adalah bergantung pada laki-laki. Hal ini didukung oleh
tampak dari luar sangat berhasil juga cenderung menjadi tergantung dan
pada hidupnya.
enam belas tahun atau tujuh belas tahun, kerap kali menghalangi
12
complex menjadi pertimbangan perempuan untuk menentukan masa
telah menucukupi untuk kita dapat mengakses segala hal yang telah
13
signifikan serta ditambah dengan menguatnya budaya patriarki yakni
namun masih terbatasi oleh pola pikir yang telah membudaya dan
tua mendidik yang mengikuti budaya yang ada maka tidak jarang cara
14
mempengaruhi seorang perempuan untuk mampu menjadi sosok yang
mandiri dan tidak lepas dari pengalaman dirinya yang dialami selama
mandiri.
sesuatu dengan tepat, gigih dalam usaha, dan melakukan sendiri segala
tekanan dari pihak yang bisa jadi merugikan dirinya. Dan konsep
15
mencoba mengatasi riutangan-rintangan dalam lingkungan, mencoba
dirinya berhenti pada titik tertentu dan tidak ingin meraih keberhasilan
16
merasa tidak mempunyai kontrol untuk memecahkan masalah sendiri
Hal ini terkait dengan faktor emosional seperti takut salah, merasa
rintangan.
e. Mengandalkan laki-laki
17
dan pemimpin dibebankan pada laki-laki. Setiap kali perempuan
orang tersebut tidak bisa melakukan hal apapun seorang diri seperti
telihat pasif dan tidak bisa melakukan hal apapun tanpa bantuan dari
orang lain.
penuh kasih sayang, berbudi halus, hangat, kalem dan suka berhati-hati.
dilakukan.
18
tempat kerja. Hal ini ditunjang dari pernyataan Santoso, dkk. (2008:12)
antara lain: pola asuh orang tua, media komunikasi massa, pekerjaan
lepas dari bagaimana pola asuh orang tua dalam mendidik anak
karena pola asuh orang tua akan bergantung pada budaya yang ada pada
media masa juga terpengaruh dari budaya tersebut, karena media masa
norma tingkah laku baik dan buruk terhadap perempuan yang lebih
menuruti apa-apa yang dikatakan orang tua dan lain-lainnya. Hal ini
19
a. Budaya Budaya patriarki yang masih lekat di dalam masyarakat
2003:41).
b. Pola asuh orang tua Orang tua dalam mendidik anak memberi nilai
merasa inferior.
ialah harga diri. Harga diri yang dibangun dengan sebuah konsep
Dowling (1995:103) yaitu kepercayaan diri serta harga diri yang rendah
20
2. Perencanaan Karir
implementasinya dalam gaya hidup ketika orang itu hidup senang dan
Walgito, 2010) karir ialah suaru pekerjaan atau profesi. Lalu menurut
21
peningkatan dalam kehidupannya baik dalam rumah tangga pendidikan,
didunia.
data serta pendapat, guna mencapai hasil yang menjadi tujuan yang
diharapkan.
dengan adanya : tujuan yang ditandai dengan adanya tujuan yang jelas
22
pekerjaan, dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan dan
23
dari suatu pekerjaan, mengetahui persyaratan yang dibutuhkan,
keputusan karir.
24
Rencana karir ditunjukan untuk mempersiapkan penempatan yang
25
pekerjaan atau saat memasuki jenjang perguruan tinggi pada suatu
untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang
belajar.
26
potensi, prestasi akademik, ambisi, keterbatasanketerbatasan, dan
Maka dari pendapat para ahli mengenai aspek dari perencanaan karir
27
dari segala aspek diri, lalu dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai informasi dunia kerja yang diminati, dan yang terakhir adalah
penelitian ini.
Yang pertama penelitian dari Nani Prasetyani tahun 2012 yang berjudul
Belajar pada Mahasiswi Jurusan PGMI angkatan 2012 UIN Maliki Malang”.
Kedua adalah penelitian dari Indra Bangkit Komara tahun 2016 yang
28
karir siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bantul. Hasil penelitian dapat
disimpulkan ada hubungan positif antara kepercayaan diri dan prestasi belajar
Ketiga adalah penelitian dari Chusnal Iffah tahun 2013 yang berjudul
4. Kerangka Berpikir
Dimasa sekarang yang sudah maju akan teknologi dan ilmu pengetahuan
sehingga akses kita pada dunia lebih mudah, maka sudah sewajarnya setiap
orang memiliki akses yang sama untuk meraih cita-cita dalam berkarir.
Namun tidak semua peserta didik memiliki kemauan untuk meraih cita-cita
pelajar untuk mampu meraih cita-cita yang tinggi. Salah satu sebabnya
29
Dowling (dalam Hapsari, A. D., Mabruri, M. I. & Hendriyani, 2014)
enam belas tahun atau tujuh belas tahun, kerap kali menghalangi mereka
dan memilih untuk bergantung pada pihak lain yang memiliki kuasa yang
mempengaruhi cinderella complex antara lain: pola asuh orang tua, media
komunikasi massa, pekerjaan atau tugas yang menuntut pribadi, dan agama.
Cinderellah
Complex
Faktor-Faktor Terbentuknya
Cinderellah Complex
30
Pola Asuh Media Tugas Yang Agama
Orangtua Komunikasi Menuntut
Massa Pribadi
5. Hipotesis Penelitian
31
BAB III
METODE PENELITIAN
ada di lokasi ini dan kebetulan SMAN 50 merupakan lokasi peneliti PPL.
b. Desain Penelitian
(dKampus, 2018)
kelas XII SMA Negeri 50 Jakarta dengan rentan usia 17-18 tahun. Populasi
32
menurut Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
(Sugiyono, 2013).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti
33
pengukuran untuk mengidentifikasi konstrak psikologis(Psikologi &
Diponegoro, 2007).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologis dengan
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang ten tang
Menurut Sugiyono dalam skala likert variabel yang akan diukur dijabarkan
e. Instrumen Penelitian
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena
dalam penelitian ini adalah skala cinderella complex menurut Dowling dan
f. Definisi Operasional
a) Cinderella Complex
34
membudaya sejak dahulu. menurut Dowling (Muthmainnah, dalam Fauzan,
orang lain (laki-laki) dan keyakinan bahwa sesuatu diluar dirinyalah yang
akan menolongnya.
Untuk mengungkapkan skala cinderella complex yang terjadi pada siswi kelas
e. Mengandalkan laki-laki
b) Perencanaan Karir
karir hidupnya.
35
Untuk mengungkapkan kesiapan dalam perencanaan karir siswi kelas 12
Parsons, ada tiga aspek yang harus terpenuhi dalam membuat suatu
1. Kisi-Kisi Skala
Variabel
Aspek-aspek Indikator No Item Jumlah
Penelitian
36
Kehidupannya diarahkan oleh 9.12,41,43 4
orang lain
37
perasaan diri sendiri
a) Uji Validitas
menggunakan uji validitas isi untuk meneliti instrumen yang akan diujikan.
38
pertimbangan ahli yaitu Dosen Bimbingan Konseling, Universitas Indraprasta
PGRI.
𝑟 𝑛(𝛴𝑋𝑌) − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√[𝑛(𝛴𝑋 2 ) − (𝛴𝑋)2 ][𝑛(𝛴𝑋 2 ) − (𝛴𝑋)2 ]
Keterangan:
𝑛= Jumlah responden
b) Uji Reliabilitas
sebagai alat pengumpulan data. Suatu angket dikatakan reliabel jika jawaban
apabila digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau respon.
39
2
𝐾 ∑𝜎
𝑟=[ ] [1 − 𝑏]
𝐾−1 2
𝜎𝑡
Keterangan:
r : Reliabilitas instrumen
K : Banyaknya butir item pertanyaan
2
∑𝜎 𝑏 : Jumlah varians butir
2
𝜎 :Varians total
𝑡
XII di SMAN 50 Jakarta. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka
teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa
a) Uji Normalitas
berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas ini menggunakan rumus
∑(𝑓𝑜− 𝑓ℎ )2
𝑋2 =
𝑓ℎ
Keterangan:
X2 = chi kwadrat
40
fh = frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari
sama dengan K-1. Jika p lebih besar atau sama dengan 0.05 maka dapat
dikatakan data berdistribusi normal, sebaliknya jika harga p lebih kecil dari
b) Uji Lineritas
Keterangan :
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑔
𝑓𝑟𝑒𝑔 =
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠
Taraf signifikan yang digunakan untuk uji lineritas hubungan variabel bebas
dengan variabel terikat pada penelitian ini adalah taraf signifikan 5% dengan
derajat kebebasan (db) untuk regresi harga F adalah 1 lawan N-1. Jika harga p
lebih besar dari 0.05 maka kedua variable mempunyai hubungan yang linear,
41
c) Uji Hipotesis
Keterangan:
𝑛∑𝑋𝑌 − ∑𝑋∑𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛∑𝑋 2 − (∑𝑋 2 )][𝑛∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 ]
N = Jumlah sampel
Sangat rendah
0,00-0,199
Rendah
0,20-0,399
Sedang
0,40-0,599
kuat
0,60-0,799
Sangat Kuat
0,80-1,000
42
DAFTAR PUSTAKA
Ajhuri, & K.F. (2019). Psikologi Perkembangan Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. In Psikologi Perkembangan
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Anggriany, N. (2015). Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna
Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Psikologi.
Budiman, N. (2010). Perkembangan Kemandirian Pada Remaja.
Pendidikan, 4(3), 57–71.
http://marefateadyan.nashriyat.ir/node/150
Dewinta, N. (2022). Pengertian Remaja Menurut Para Ahli,
Karakteristik dan Masalah Umum pada Remaja - Berita sedang
viral Pengertian Sedang Viral. https://lambeturah.id/pengertian-
remaja-menurut-ahli-karakteristik-dan-masalah-umum-pada-
remaja/
dKampus. (2018). Memahami Metode: Pendekatan Penelitian
Kuantitatif - dKampus. DKampus.
https://www.dkampus.com/2016/03/memahami-metode-
pendekatan-penelitian-kuantitatif/
Fauzan, M. A. (2021). Analisis dan Penanganan Perilaku
Kecenderungan Cinderella Complex. Indonesian Journal of
School Counseling: Theory, Application, and Development, 1(1),
41. https://doi.org/10.26858/ijosc.v1i1.19322
Hapsari, A. D., Mabruri, M. I., &, & Hendriyani, R. (2014).
Cinderella Kompleks Pada Mahasiswi Di Universitas Negeri
Semarang. Journal Psychology Universitas Negeri Semarang,
43
3(1), 5–12.
https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:aw31R6m
-
9RkJ:scholar.google.com/+Menurut+Dowling+(Hapsari,+Iqbal,+
%26+Hendriyani,+2014)+cinderella+complex&hl=id&as_sdt=0,5
Israpil, I. (2017). Budaya Patriarki dan Kekerasan Terhadap
Perempuan (Sejarah dan Perkembangannya). Pusaka, 5(2), 141–
150. https://doi.org/10.31969/pusaka.v5i2.176
Manis, S. (2018). Pengertian Karir, Aspek, Faktor Dan Bentuk
Pengembangan Karir Menurut Para Ahli Lengkap. Kajian
Pustaka. https://www.pelajaran.co.id/2018/22/pengertian-karir-
aspek-faktor-dan-bentuk-pengembangan-karir-menurut-para-ahli-
lengkap.html
Presiden. (2008). Peraturan Pemerintah RI Tentang Wajib Belajar. Pp
Ri, 11(75), 23–26.
http://www.desarrollosocialyfamilia.gob.cl/storage/docs/Informe_
de_Desarrollo_Social_2020.pdf%0Ahttp://revistas.ucm.es/index.p
hp/CUTS/article/view/44540/44554
Psikologi, F., & Diponegoro, U. (2007). Skala psikologi. November,
1–12.
Redaksi. (2022). 10 Pengertian Globalisasi Menurut Para Ahli dan
Kesimpulannya. Sosiologi Info.
https://www.sosiologi.info/2022/02/10-pengertian-globalisasi-
menurut-para-ahli-dan-kesimpulannya.html
Sa’diyah, R. (2017). Pentingnya Melatih Kemandirian Anak.
Kordinat: Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama
44
Islam, 16(1), 31–46. https://doi.org/10.15408/kordinat.v16i1.6453
Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan.
Syarif, T. (2016). Cinderella Complex dalam Perspektif Psikologi
Perkembangan Sosial Emosi. Indigenous: Jurnal Ilmiah
Psikologi, 1(1), 92. https://doi.org/10.23917/indigenous.v1i1.2222
Vinet, L., & Zhedanov, A. (2011a). A “missing” family of classical
orthogonal polynomials. Journal of Physics A: Mathematical and
Theoretical, 44(8), 1689–1699. https://doi.org/10.1088/1751-
8113/44/8/085201
Vinet, L., & Zhedanov, A. (2011b). A “missing” family of classical
orthogonal polynomials. Journal of Physics A: Mathematical and
Theoretical, 44(8), 316–327. https://doi.org/10.1088/1751-
8113/44/8/085201
You, Y. (2019). Relasi Gender Patriarki Dan Dampaknya Terhadap
Perempuan Hubula Suku Dani, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Sosiohumaniora, 21(1), 65.
https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v21i1.19335
45