Anda di halaman 1dari 45

SKIZOFRENIA

Kelompok 2

1. Amara Laudrya (201901500831)


2. Ayu Dewi C (201901500779)
3. Idah Dahniar (201901500821)
4. Indri Oktiara P (201901500852)
5. Rhesa Baihaqi (201901500802)
Pengertian Skizofrenia

Skizofrenia adalah suatu penyakit yang


mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya
pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang
aneh dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat
didefinisikan sebagai penyakit tersendiri, melainkan
sebagai suatu proses penyakit yang mencakup
banyak jenis dengan berbagai gejala seperti jenis
kanker. Selama berpuluh-puluh tahun, skizofrenia
sering disalahartikan oleh masyarakat.
Tipe Skizofrenia

Skizofrenia tipe
Menurut Videbeck (2012:349)
paranoid
Berikut ini adalah tipe
Skizofrenia tipe
skizofrenia dari DSM-IV-TR
katatonik
2000. Diagnosa ditegakkan
Skizofrenia tipe tidak
berdasarkan gejala yang
dapat dibedakan
dominan :
Skizofreni tipe residual
Gejala Skizofrenia
Gejala positif Gejala negatif
(gejala nyata) (gejala samar)

Halusinasi
Apatis
Waham
Alogia
Ekopraksia
Afek datar
Flight of ideas
Afek tumpul
Perseverasi
Anhedonia
Asosiasi longgar
Katatonia
Gagasan rujukan
Tidak memiliki kemauan
Ambivalensi
Kekambuhan Skizofrenia

Andri (2008) mengatakan bahwa kekambuhan


merupakan keadaan pasien dimana muncul
gejala seperti sebelumnya dan mengakibatkan
pasien harus dirawat kembali.
Tingkat kekambuhan lebih tinggi pada pasien
skizofrenia yang hidup bersama anggota
keluarga yang penuh ketegangan, bermusuhan
dan keluarga memperlihatkan kecemasan yang
berlebihan. Tingkat kekambuhan juga
dipengaruhi oleh stress dalam kehidupan
seperti hal berkaitan dengan keuangan dan
pekerjaan.
Faktor Kekambuhan

Menurut Yosep I (2010) ada beberapa faktor


yang dapat mempengaruhi kekambuhan,
antara lain tidak minum obat dan tidak
kontrol ke dokter secara teratur,
mengehentikan sendiri obat tanpa
persetujuan dari dokter, kurangnya dukungan
dari keluarga dan masyarakat, serta adanya
masalah kehidupan yang berat dan membuat
stress.
Faktor Resiko
Kekambuhan

faktor resiko
faktor resiko faktor resiko
perilaku dan
kesehatan lingkungan
emosional
Gejala Kekambuhan
Skizofrenia

Menjadi ragu-ragu dan


serba takut (nervous)
Menurut Yosep I ( 2010) Tidak ada nafsu makan
beberapa gejala kambuh Sukar konsentrasi
yang perlu di identifikasi Sulit tidur
klien dan keluarganya yaitu : Depresi
Tidak ada minat
Menarik diri
Pengobatan Skizofrenia

A. Jenis Obat

Terapi medis utama untuk skizofrenia ialah


psikofarmakologi. Antipsikotik yang juga dikenal
sebagai neuroleptik, diprogramkan utama karena
keefektifannya dalam mengurangi gejala
psikotik.Obat-obatan ini tidak dapat menyembuhkan
skizofrenia, tetapi digunakan untuk mengatasi
gejala-gejala tersebut (Videbeck, 2012).
Pengobatan Skizofrenia

B. Terapi

Menurut Hawari (2001) ada berbagai macam terapi yang


bisa diberikan pada pasien skizofrenia. Hal ini diberikan
dengan kombinasi satu sama lain dan dengan jangka
waktu yang relatif lama. Terapi skizofrenia terdiri dari
pemberian obat-obatan, psikoterapi, dan rehabilitasi.
Terapi psikososial pada skizofrenia meliputi: terapi
individu, terapi kelompok, terapi keluarga, rehabilitasi
psikiatri, latihan keterampilan sosial dan manajemen
kasus (Iswanti DI, 2012).
Pengobatan Skizofrenia

C. Efek Samping

Menurut Maslim (2001), efek samping yang sering


terjadi adalah gejala ekstrapiramidal seperti :
kedua tangan gemetar (tremor), kekakuan alat
gerak (bila berjalan seperti robot), otot leher kaku
sehingga kepala klien seolah-olah terpelintir atau
tertarik. Efek samping ini menimbulkan rasa tidak
nyaman untuk klien dan menimbulkan asumsi
negatif terkait ada dan tidak adanya manfaat dari
obat tersebut bagi kesembuhan klien skizofrenia.
Pengobatan Skizofrenia

D. Indikator Keberhasilan Terapi


Menurut Medicastore (2009) Kontinuitas


pengobatan dalam penatalaksanaan skizofrenia
merupakan salah satu faktor utama
keberhasilan terapi. Pasien yang tidak patuh
pada pengobatan akan memiliki resiko
kekambuhan lebih tinggi dibandingkan dengan
pasien yang patuh pada pengobatan.
Ketidakpatuhan berobat ini yang merupakan
alasan pasien kembali dirawat di rumah sakit.
Faktor Terjadinya
Skizofrenia

A. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang
berkontribusi pada munculnya respon
neurobiologi seperti :
Faktor Genetik
Faktor struktur dan fungsi otak
(neuroanatomi)
Faktro neurotransmiter (neurokimia)
Faktor psikososial
Pengaruh Negatif Skizofrenia

Pada penderita skizofrenia, dampak yang terjadi


adalah munculnya gejala-gejala seperti sulit
membedakan yang mana kenyataan dan yang
mana imajinasi, tidak bisa berbicara secara logis,
dan tidak bisa fokus atau rapi dalam melakukan
sesuatu, atau bahkan mengalami gejala negatif
seperti tidak mampu melakukan fungsi sehari-
harinya seperti mandi, tidak bisa berkomunikasi
dengan orang sekitar, dan mengurung diri.
Lanjutan

Apabila skizofrenia tidak ditangani secara dini,


maka gejala tersebut akan terus berlangsung dan
dapat menyebabkan komplikasi seperti munculnya
ide untuk bunuh diri, gangguan cemas, depresi,
penyalahgunaan obat-obatan, tidak bisa
bekerja/sekolah, masalah keuangan, dan perilaku
agresif seperti mengamuk.
Layanan Bagi Orang dengan Skizofrenia

Konselor sebagai fasilitator

Peranan konselor menurut


Rogers (1962), sebagai Dalam melakukan penanganan
fasilitator yang membantu klien gangguan psikotik skizofrenia
agar dia tidak bersifat defensive yang di bantu oleh seorang
dan membantu klien melihat diri konselor sebagai fasilitator
dan masalahnya dengan jelas. sebagai berikut :
Selain daripada itu, konselor Asesmen
juga sedia mendengar segala Melakukan konseling
masalah yang dikemukakan. Melakukan monitoring
Layanan Bagi Orang dengan Skizofrenia

Konselor sebagai motifator

Konselor sebagai pemberi motivasi


yaitu memberikan dorongan Klien harus senantiasa
kepada klien dalam upaya didorong untuk bekerjasama
memecahkan masalahnya secara dalam konseling dan
efektif dan produktif. senantiasa berada dalam
Memahami motivasi merupakan situasi itu.
satu hal yang sangat penting bagi Klien harus senantiasa
para konselor dalam proses didorong untuk berbuat dan
konseling karena beberapa alasan berusaha sesuai tuntutan.
yaitu :
HASIL OBSERVASI
Sejarah Tempat Populasi

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI)


berdiri pada tahun 2009, saat grup Komunitas
Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) di Facebook
dibuat. Saat ini KPSI telah memiliki sekitar 75.000
orang di facebook grup. KPSI memiliki beberapa
program kerja yang berorientasi pada edukasi serta
layanan terhadap orang dengan masalah kejiwaan,
terutama mereka yang mengalami skizofrenia
(gangguan jiwa dengan halusinasi) serta dukungan
aspek legal dan hukum. Anggota KPSI datang dari
penderita dan keluarga nya, kalangan medis serta
masyarakat umum.
Masalah Klien

Pada tahun 2008, Osse Kiki mengalami depresi berat


yang disebabkan adanya toxic relationship yang
berujung gagalnya pernikahan yang seharusnya
berlangsung di tahun itu. Setelah itu, ia memutuskan
untuk masuk biara dan menjadi pastor namun tidak
diterima. Pada saat malam menjelang pagi, ia terbangun
dan di kepala merasa penuh dengan dogma-dogma
gereja dan ayat kitab suci dan ada suara-suara. Hal itu
berlangsung selama 4 hari. Banyaknya pikiran- pikiran
yang merasa bahwa dapat menjadi tuhan dan
menyelamatkan manusia sehingga memunculkan
perilaku-perilaku tidak wajar.
Analisis Kebutuhan

Berdasarkan dari proses wawancara dan


observasi yang dilakukan, analisis
kebutuhan klien adalah, klien membutuhkan
dukungan dari keluarga, teman, maupun
orang di sekitarnya. Adanya diagnose
sebagai sebagai penyintas skizofrenia yang
membuat kehidupan sehari-harinya
berdampingan dengan stigma negative di
masyarakat.
Teori
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang
mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi,
emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan
terganggu. Skizofrenia tidak dapat didefinisikan
sebagai penyakit tersendiri, melainkan sebagai
suatu proses penyakit yang mencakup banyak
jenis dengan berbagai gejala seperti jenis
kanker. Selama berpuluh-puluh tahun,
skizofrenia sering disalahartikan oleh
masyarakat (Videbeck, 2012: 348).
Diagnosis
Berdasarkan pada hasil dari pengamatan dan
wawancara terhadap klien satu dan dua maka
dapat di diagnosis :
Dikarenakan adanya persoalan-persoalan di masa
lalu yang belum selesai dan adanya factor berada
di hubungan tidak sehat menajdi pemicu stress dan
depresi berat yang menjadi awal gangguan mental.
Selain itu, klien juga mengalami halusinasi bahwa
dirinya merupakan sosok yang menjadi penolong
bagi umat manusia, dan merasa dirinya diutus
sebagai tuhan di kemudian hari.
Prognosis

Dari hasil diagnosis klien maka merujuk kepada


beberapa akibat diantaranya :
Klien yang masih memiliki masalah-masalah
dimasalalu sehingga tidak memiliki
hubungan yang sehat dan menjadi pemicu
stress dan depresi berat yang menjadi awal
gangguan mental
Kurangnya tempat bercerita/keluh kesah
klien sehingga apa yang dia rasakan
dipendam sendiri.
Treatment

Dalam memberikan treatment kepada klien,


kelompok menggunakan layanan konseling
individu, layanan ini diberikan kepada klien
agar klien sembuh dari penyakit tersebut.
Layanan informasi, layanan ini diberikan
untuk memberikan informasi mengenai
orang dengan skizofrenia, orang dengan
skizofrenia mengalami kesulitan
berinteraksi dengan orang lain.
Perencanaan Pelaksanaan Konseling

Pendekatan dan Layanan :


Layanan konseling individu mengarahkan klien agar dapat menjadi pribadi
yang lebih baik
Layanan konseling sebaya (peer counseling), klien akan berinteraksi dengan
konselor yang untuk memahami kondisi kesehatan mental seseorang dan
dapat mendengarkan keluh kesah klien
Layanan informasi diberikan bertujuan untuk membekali individu dari berbagai
pengetahuan dan pemahaman tentang skizofrenia itu sendiri yang berguna
untuk mengenali diri, mencegah atau peka terhadap kondisi orang sekitar
Konseling Keluarga, konseling keluarga adalah suatu proses dalam upaya
memberikan bantuan oleh konselor keluarga dalam membantu tiap anggota
keluarga menyadari tugas, peran, dan fungsi dari masing-masing anggota
keluarga sehingga saling memahami dan menciptakan keharmonisan terutama
memberikan dukungan dan motivasi terhadap ODS.
Lanjutan

Kegiatan :
melakukan konseling individu sesuai dengan tahapan konseling individu.
melalui konseling yang diberikan adanya respon dari pasien yang mampu
memulihkan kondisi pasien tersebut.
konseling yang diberikan oleh konselor pada setiap individu kegiatan atau
proses pemberian bantuan pada individu yang sedang mengalami
permasalahan.
dpelaksanaanya konseling yang diterapkan oleh konselor ini merupakan
motivasi, mencecagah dan upaya untuk memulihkan keadaan pasien baik fisik
mupun jiwanya kegiatan konseling ini secara rutin dilaksanakan guna untuk
mengenbalikan keadaan pasien dari sebelumnya.
Konselor menyimpulkan kegiatan konseling.
Laporan Pelaksanaan
Konseling

Laporan pelaksanaan konseling yang diberikan :


Klien mengikuti konseling dengan baik
sehingga proses konseling berjalan dengan
optimal tanpa terkendala.
Telah telah terjalin hubungan yang baik antara
klien dengan kelompok (konselor).
Klien diminta untuk memberikan evaluasi
mengenai perubahan positif apa yang
dirasakan setelah mengikuti layanan
Evaluasi Konseling
Keberhasilan layanan konseling individual
ditentukan dari berbagai faktor. Leibert (2011)
menuliskan empat faktor yang membuat
konseling efektif adalah :
faktor konseli
faktor harapan
faktor hubungan
faktor model/teknik pendekatan.
Keempat faktor tersebut telah terbukti
berpengaruh pada perubahan konseli. Di samping
itu, faktor tersebut tidak berdiri sendiri melainkan
saling berkaitan.
Rekomendasi dan
Tindak Lanjut

Rekomendasi yang diberikan oleh Tindak lanjut : Klien sudah dirasa


kelompok kepada klien adalah : cukup aware dengan Kesehatan
Diharapkan selalu berkonsultasi mentalnya dan pengobatan yang
dengan psikiater/psikolog sudah dijalani. Tindak lanjut dari
mengenai permasalahannya hal ini adalah dapat berupa
Selalu mengkonsumsi obat yang dengan melakukan pengamatan
diresepkan kepada klien agar secara berkala dengan klien
kondisinya semakin cepat pulih tentang perubahan perilaku dan
kegiatannya dalam sehari-hari.
HASIL INSTRUMENT
Pengertian
Pengembangan Diri
Menurut Alhamuddin, pengembangan diri adalah
kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap
peserta didik, sesuai dengan kondisi sekolah.
Sedangkan Terminologi pengembangan diri
menurut Hery Wibowo, bagaimana individu
mampu mendidik dirinya sendiri, pengembangan
diri adalah aktifitas mengajari diri dengan hal-hal
yang baik, yang berpotensi mendorong diri kita
untuk beraktualisasi sepenuh-penuhnya.
Definisi Operasional

Pengembangan diri merupakan usaha


seseorang dalam mengembangkan dirinya pada
suatu minta, bakat, dan kreativitas. Oleh karena
itu diperlukan program khusus yang diatur
sedemikian rupa agar minat dan bakat
kreativitas yang ada di dalam diri seseorang
dapat berkembang dengan baik.
Blue Print
Hasil Penskoran
Uji Validitas
Uji Validitas
Uji Validitas
Pelajaran yang diambil

Di Indonesia, kerap kali masyarakat dan anggota


keluarga memberi stigma buruk terhadap penderita
skizofrenia karena kurangnya edukasi mengenai
kesehatan mental. Menurut International Journal of
Mental Health Systems, pasien dengan gangguan
kejiwaan sering didiskriminasi. Dalam hal ini, pelajaran
yang dapat diambil adalah perlunya dukungan dari
keluarga, orang terdekat, dan lingkungan masyarakat
atas kondisi mental seseorang.
Kesimpulan

Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa


dengan manifestasi kondisi psikotik yang berat
dan persisten serta bersifat kronis dimana
sebagian besar penderita skizofrenia tidak
mendapat penatalaksanaan secara tepat
karena kuatnya stigma di masyarakat, juga
akibat dampak stigma pada skizofrenia yang
menghambat pemulihan, hubungan
interpersonal, penurunan harga diri,
kemampuan bersosialisasi, dan menimbulkan
kualitas hidup yang buruk.
Saran
Dianjurkan agar ditingkatkan publikasi, penyuluhan, dan pendidikan
mengenai skizofrenia pada keluarga yang salah satu anggotanya
menderita skizofrenia, sehingga kehadiran keluarga akan membantu
memperbaiki kelainan yang terjadi melalui terapi keluarga.
Tindakan emosional, bunuh diri, dan tindakan agresif dari penderita
skizofrenia sebaiknya dicegah dengan meningkatkan perhatian dan
kepedulian pada penderita skizofrenia, bukannya mengasingkan
mereka. Sehingga penderita skizofrenia tidak hidup sebagai golongan
minoritas yang menerima stigmatisasi masyarakat sebagai 'orang gila'.
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai berbagai obat
antipsikotik dan agen-agen jenis baru untuk mendapatkan obat terbaik
dalam mengatasi skizofrenia, yaitu yang memiliki efektivitas lebih tinggi
dan efek samping yang lebih rendah dibanding agen yang sudah ada.
Dokumentasi kegiatan
Dokumentasi kegiatan
THANKYOU!

Anda mungkin juga menyukai