Anda di halaman 1dari 25

COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING

SKIZOFRENIA DAN PHOBIA

Disusun Oleh Kelompok 11 :


Gustin Syafna Deka (1914201064)
Jenny Vionika Sari (1914201066)
Viona Halimahtusadiah (1914201092)
DEFENISI SKIZOFRENIA
Skizofrenia secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu“schizo” yang berarti “terpotong”
atau “terpecah” dan “phren” yang berarti “pikiran”, sehingga skizofrenia berarti pikiran yang
terpisah (Maramis, 2006). Arti dari kata-kata tersebut menjelaskan tentang karakteristik utama
dari gangguan skizofrenia, yaitu pemisahan antara pikiran, emosi, dan perilaku dari orang yang
mengalaminya. Skizofrenia merupakan gangguan psikis yang ditandai dengan penyimpangan
realitas, penarikan diri dari interaksi sosial, serta disorganisasi persepsi, pikiran,dan kognitif
(Stuart, 2013).
FAKTOR PENYEBAB SKIZOFRENIA
01 02
KETURUNAN ENDOKRIM

03 04
METABOLISME SUSUNAN SARAF PUSAT
KLARIFIKASI SKIZOFRENIA
A. Skizofrenia paranoid
● Pedoman diagnostik skizofrenia paranoid antara lain :
● Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
● Halusinasi dan atau yang menonjol
● Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
relatif tidak ada

B. Skizofrenia hebefrenik
● Pedoman diagnostik skizofrenia hebefrenik antara lain :
● Memenuhi kriteria umum skizofrenia
● Diagnosis hebefrenik hanya ditegakkan pertama kali pada usia remaja atau dewasa
muda (15-25 tahun)
● Gejala bertahan sampai 2-3 minggu
● Afek dangkal dan tidak wajar, senyum sendiri, dan mengungkapkan sesuatu
dengan di ulang-ulang.
C. Skizofrenia katatonik
● Pedoman diagnostik skizofrenia katatonik antara lain :
● Memenuhi kriteria umum skizofrenia
● Stupor (reaktifitas rendah dan tidak mau bicara)
● Gaduh – gelisah (tampak aktifitas motorik yang tidak bertujuan untuk stimuli
eksternal) Rigiditas (kaku tubuh)
● Diagnosis katatonik bisa tertunda apabila diagnosis skizofrenia belum tegak
dikarenakan klien tidak komunikatif

D. Skizofrenia tak terinci


● Pedoman diagnostik skizofrenia tak terinci antara lain :
● Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
● Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, dan
katatonik
● Tidak memenuhi diagnosis skizofrenia residual atau depresipascaskizofrenia
GEJALA SKIZOFRENIA

Menurut Maramis (2006) gejala yang muncul pada klien skizofrenia digolongkan menjadi tiga gejala,
yaitu :
A. Gejala positif yang timbul pada klien skizofrenia
B. Gejala Negative yang mungkin muncul pada penderita skizofrenia
C. Gejala kognitif
PENATALAKSANAAN

Tujuan utama dari penatalaksanaan skizofrenia adalah mengembalikan fungsi


normal klien dan mencegah kekambuhannya. Menurut Maramis penatalaksanaan
skizofrenia adalah :
A. Terapi Farmakologi
Obat-obatan yang digunakan dalam terapi farmakologi klien skizofrenia adalah
golongan obat antipsikotik. Penggunaan obat antipsikotik digunakan dalam jangka
waktu yang lama dikarenakan obat antipsikotik berfungsi untuk terapi pemeliharaan,
pencegah kekambuhan, dan mengurangi gejala yang timbul pada orang dengan
skizofrenia
KONSEP KEKAMBUHAN
A. Defenisi Kekambuhan

Kekambuhan merupakan keadaan pasien dimana muncul gejala yang sama seperti sebelumnya dan
mengakibatkan pasien harus dirawat kembali (Andri, 2008).

B. Faktor-Faktor Kekambuhan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekambuhan penderita gangguan jiwa dalam Keliat (2010),
meliputi :

• Pasien
• Penanggung Jawab Pasien (Case Manager)
• Keluarga Ekspresi emosi yang tinggi dari keluarga diperkirakan menyebabkan kekambuhan yang tinggi
pada pasien
FAKTOR RESIKO KEKAMBUHAN
Menurut Murphy, MF, & Moller MD, faktor resiko untuk kambuh dalam Videbeck (2009), adalah :
a. Gangguan sebab dan akibat pikir
b. Gangguan proses informasi
c. Gizi buruk
d. Kurang tidut
e. Kurang olahraga
f. Keletihan
g. Kesulitan keuangan
h. Perubahan yang menimbulkan stress dalam peristiwa kehidupan
i. Keterampilan sosial yang buruk, kesepian
j. Tidak ada kontrol, perilaku agresif, perilaku kekerasan
k. Perubahan mood
l. Konsep diri rendah
m. Perasaan putus asa
n. Kehilangan motivasi
GEJALA-GEJALA KAMBUH
Menurut Keliat (2010), gejala kambuh yang diidentifikasi oleh klien dan
keluarganya, yaitu nervous, tidak nafsu makan, sukar konsentrasi, sulit
tidur, depresi, tidak ada minat dan menarik diri. Pada gangguan jiwa
psokotik akan timbul gejala positif yang lebih aktif seperti waham,
halusinasi, gangguan pikiran, ekoprasia, asosiasi longer, Flight ofideas.
FOBIA
Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau
fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang
yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang
pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering
dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya
PENGGOLONGAN RASA TAKUT DAN FOBIA MENURUT
L.MARKS ( 1969) :
1. Rasa takut yang biasa ( normal fears )

2. Rasa takut yang tidak biasa ( abnormal fears / fobia )


ADAKAH SOLUSI BAGI PENDERITA FOBIA?
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia, segala tindakan yang ada dilakukan untuk
menghilangkan ketakutan, antara lain :
1. Psikoterapi (perorangan maupun berkelompok). Tujuan: memberikan dukungan agar ia dapat
mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas dan takutnya.
2. Psikoanalisa. Tujuan: penderita dapat menggali penyebabnya akan tetapi hal ini membutuhkan waktu
yang panjang.
3. Desensitisasi: mendekatkan benda atau keadaan yang menakutkan pada penderita mulai dari yang
ringan hingga yang paling.
4. Pembanjiran. (kebalikan dengan desensitisasi), dimulai dari yang paling menakutkan hingga yang
paling ringan.
5. Terapi Kimiawi: memberikan obat anti cemas (Benzodiazepin) atau penenang ringan tetapi harus sesuai
dengan indikasi atau resep dokter.
ISTILAH-ISTILAH FOBIA
1. Hydrophobia – ketakutan akan air.
2. Photophobia – ketakutan akan cahaya.
3. Antlophobia – takut akan banjir.
4. Cenophobia – takut akan ruangan yang kosong.
5. Hyperphobia – takut akan ketinggian.
6. Felinophobia – takut akan kucing.
7. Lyghopobia – ketakutan akan kegelapan.
8. Necrophobia – takut akan kematian.
9. Panophobia – takut akan segalanya.
SEMBUHKAN FOBIA DALAM WAKTU CEPAT
Dibanding metode psikoterapi yang lain, hipnoterapi merupakan metode yang
paling cepat dalam menyembuhkan fobia. Untuk sebagian besar kasus fobia
yang kami tangani, fobia bukanlah masalah yang sulit diatasi dengan
hipnoterapi. Sebagian besar fobia bisa disembuhkan dalam waktu satu jam saja.
Kesembuhan tersebut pun bertahan lama atau permanen.
ASKEP TEORITIS

Diagnosa 1 : Resiko mencederai diri sendiri dan atau orang lain/lingkungan berhubungan
dengan perubahan persepsi sensori/halusinasi
-Tujuan Umum : Klien tidak mencederai diri sendiri dan atau orang lain / lingkungan.
-Tujuan khusus :
1.Klien dapat hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengotrol halusinasinya
5.Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Diagnosa 2 : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses
pikir (waham).
-Tujuan Umum : Klien dapat melakukan komunikasi verbal
-Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengindentifikasi kemampuan yang dimilki
c. Klien dapat mengindentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi :
d. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien
e. Klien dapat dukungan keluarga
f. Klien dapat menggunakan benar obat dengan
Doagnosa 3 : Difisit perawatan diri berhubungan dengan koping
individu tidak efektif
-Tujuan Umum : Klien mampu merawat diri sehingga penampilan diri
menjadi adekuat
-Tujuan Khusus :
1. klien dapat mengindentifikasi kebersihan diri
2. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan
kebersihan dirinya.
CONTOH KASUS

Asuhan keperawatan jiwa pada Tn. A dengan isolasi sosial di Ruang Elang Rumah Sakit Khusus
Provinsi Kalimantan Barat, penulis melakukan asuhan keperawatan selama tiga hari dimulai dari
tanggal 14 Juni 2012 sampai dengan 16 Juni 2012.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Pasien Pasien bernama Tn. A, umur 28 tahun dan belum menikah, pendidkan terakhir STM, pasien
masuk pada tanggal 1 Juni 2012 dan didiagnosa Skizofrenia Hebefrenik. Penanggung jawab pasien
adalah Tn. F (adik ipar) yang berusia 27 tahun.
2. Alasan Masuk
Berdasarkan catatan rekam medis, pada tanggal 1 Juni 2012 pasien di bawa ke RSK Provinsi
Kalimantan Barat oleh keluarganya dengan alasan 2 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien
marah-marah dan memukul warga setempat hingga menyerang warga menggunakan senapan
angin. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 Juni 2012 pasien mengatakan
dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit dengan alasan pasien tidak suka melihat tetangganya
yang suka omong kosong, pasien akan membentak orang tersebut dan akan meninju orang-orang
yang suka omong kosong, sehingga pasien mengisolasi diri dikamar sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit.
3. Faktor Predisposisi
Faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa pada Tn. A adalah kehidupan keluarganya yang kurang
harmonis, membuat pasien sering marah-marah dengan keluarganya, hal ini juga didukung dengan
keadaan dimana pasien tidak suka dengan keluarga maupun tetangga pasien yang suka bicara
omong kosong atau bicara tinggi. Menurut catatan keperawatan pasien mempunyai riwayat
putus cinta ± 8 bulan yang lalu sejak ia pulang dari malaysia, sejak kejadian itu klien menjadi sensitif
serta mudah marah. Pasien pernah menjadi pelaku dalam kekerasan rumah tangga, pada usia 28 tahun.

4. Faktor Presipitasi Sebelumnya pasien pernah mengalami gangguan jiwa. Tiga bulan yang lalu
tanggal 29 Februari 2012 pasien berobat ke Rumah Sakit Khusus Kalimantan Barat dengan
keluhan sering marah-marah dan terkadang mengisolasi diri dikamar tidak mau makan dan minum

5. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda - tanda vital :
TD = 100/60 mmHg,
N = 64 x/mnt,
S = 36, 2 °C
RR = 18 x/mnt.
2. Berat badan 70 kg, tinggi badan 172 cm, berat badan ideal 65 kg.
3. Pemeriksaan Fisik Head to Toe.
-Kepala, leher
-Kepala : Pada saat diinspeksi rambut pasien lurus dan pendek, berwarna hitam, kebersihan baik,
pada saat dipalpasi tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
-Leher : Pada saat diinspeksi tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan.
-Mata Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu penglihatan.
-Telinga Bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. A dapat menjawab pertanyaan
perawat, kebersihan telinga cukup dan Tn. A tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
-Hidung Tn. A simetris, fungsi penciuman baik dibuktikan Tn. A dapat mencium wangi sabun, tidak
terdapat polip.
-Mulut Bibir Tn. A simetris, gigi Tn. A lengkap dan bersih, mukosa bibir lembab.
Integumen Warna kulit sawo matang, kulit tampak kering, turgor kulit cukup.
-Dada
a) Rongga Torax Bentuk dada simetris, respirasi 18x/menit.
b) Abdomen Saat diispeksi tidak terdapat lesi, tidak terdapat nyeri tekan.
c) Punggung Tidak terdapat kelainan pada tulang belakang.
d) Ekstremitas Atas: pergerakan tangan baik, turgor kulit kurang, kulit berwarna sawo matang.
6. Psikososial
-Genogram
-Masalah komunikasi, pengambilan keputusan, dan pola asuh
Pasien mengatakan, ia anak ke-5 dari 7 bersaudara, ia hanya tinggal bersama ayah, ibu dan
adiknya yang ketujuh, sedangkan saudaranya yang lain ada yang telah menikah dan bekerja.
-Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Pasien mengatakan ia menyukai seluruh tubuhnya, karena pasien menyadari bahwa seluruh anggota
tubuhnya ini telah diciptakan Allah SWT sesempurna mungkin, sehingga ia selalu bersyukur dengan yang
diberikan allah SWT.
b. Identitas Diri
Pasien dapat menyebutkan namanya dan pasien mengatakan bahwa pasien adalah seorang laki- laki,
penampilan Tn. A sesuai dengan identitasnya sebagai seorang laki-laki. Tn. A merasa tidak puas
sebagai seorang laki-laki karena belum menikah. Tn. A bekerja sebagai petani. Pasien anak kelima dari tujuh
bersaudara, pasien tamatan STM.
-Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti Pasien mengatakan orang yang berarti baginya adalah kakaknya yang nomor
empat. Jika ada masalah pasien kadang menceritakan kepada kakaknya.
2. Peran dalam kegiatan kelompok Pasien mengatakan malas untuk bersosialisasi dengan
tetangganya, karena tetangganya sring berbicara kosong.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain. Pasien mengatakan mengatakan malas untuk
berhubungan dengan orang lain, selain karena ia malas ngobrol dengan orang lain, juga karena
pasien sering lupa nama orang dan tidak ada untungnya.

A.Masalah keperawatan:
Isolasi social

-Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Pasien beragama Islam, dan pasien percaya dengan adanya Allah SWT. Menurut pasien,
penyakitnya ini merupakan cobaan dari Allah SWT.
2.Kegiatan ibadah Saat di rumah pasien shalat lima waktu, namun selama dirumah sakit pasien
tidak pernah shalat, karena pasien beranggapan bahwa dirinya ini kotor dan tidak suci untuk
melakukan ibadah shalat.
7. Status Mental
1. Penampilan Penampilan pasien rapi, pakaian bersih dan diganti setiap hari, serta pasien
berpakaian sesuai.
2. Pembicaraan Pasien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, jelas dan mudah
dimengerti. Namun pasien tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada orang lain.

-Masalah Keperawatan:
Isolasi sosial

3. Aktivitas motorik Pasien tampak lesu, malas beraktivitas, pasien lebih sering berdiam
diri dan sering menghabiskan waktunya ditempat tidur.

-Masalah keperawatan:
Isolasi sosial

4. Afek dan Emosi


-Afek pasien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.
-Emosi pasien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak pernah lagi dijenguk keluarganya.

-Masalah keperawatan:
Isolasi social
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai