KHUSUS
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa menurut Yosep(2007) adalah kumpulan dari keadaan – keadaan
yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.
Keabnormalan terbagi dalam dua golongan yaitu : Gangguan jiwa(Neurosa) dan sakit
jiwa (psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai gejala adalah ketegangan(tension),
rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan yang terpaksa, hysteria, rasa lemah
dan tidak mampu mencapai tujuan.
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa dari berbagai masalah sangatlah
penting karena pasien tersebut berbeda dari pasien biasanya. Pasien yang mengalami
gangguan jiwa membutuhkan asuhan keperawatan yang sangat spesifik dari segi mental
atau kejiwaannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari gangguan jiwa ?
2. Apa penyebab umum gangguan jiwa ?
3. Bagaimana gejala umum gangguan jiwa ?
4. Apa tujuan komunikasi pada pasien jiwa ?
5. Bagaimana komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa dengan
berbagai masalah?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengklasifikasikan pasien gangguan jiwa dari berbagai masalah dan
cara berkomunikasi yang baik dengan pasien
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari gangguan jiwa
b. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab umum gangguan jiwa
c. Mahasiswa dapat mengetahui gejala umum gangguan jiwa
d. Mahasiswa dapat mengetahui komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa dengan
berbagai masalah
D. Manfaat
Mahasiswa dapat berkomunikasi dengan pasien yang mengalami gangguan jiwa
agar dapat memenuhi kebutuhan dasar pasien
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa menurut Yosep(2007) adalah kumpulan dari keadaan – keadaan
yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.
Keabnormalan terbagi dalam dua golongan yaitu : Gangguan jiwa(Neurosa) dan sakit
jiwa (psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai gejala adalah ketegangan(tension),
rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan yang terpaksa, hysteria, rasa lemah
dan tidak mampu mencapai tujuan. Perbedaan neurosa dengan psikosa adalah jika
neurosa masih mengetahui dan mereasakan kesukarannya, serta kepribadiannya tidak
jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya sedangkan
penderita psikosa tidak memahami kesukarannya, kepribadiannya(dari segi tanggapan,
perasaan/ emosi, dan dorongan motivasinya sangat terganggu ), tidak ada integritas dan ia
hidup jauh dari alam kenyataan(Zakiah dalam Yosep, 2007).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan jiwa menurut Yosep(2007) adalah kumpulan dari keadaan – keadaan
yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Ada
tiga faktor penyebab gangguan jiwa yaitu : Faktor somatic (somatogenik) atau
organobiologis, faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif dan faktor sosio-
budaya(sosiogenik) atau sosiokultural. Gejala umum yang muncul pada seseorang yang
mengalami gangguan mental (Sundari,2005) adalah : keadaan fisik, keadaan mental
dankeadaan emosi. Tujuan komunikasi pada pasien jiwa yaituperawat dapat memahami
orang lain, menggali perilaku klien,memahami perlunya member pujian dan memperoleh
informasi klien.
B. Saran
Calon perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada pasien
terutama pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-klien-dengan-
risiko.html . Diakses pada tanggal 30 desember 2011 pukul 19.00
http://tenreng.wordpress.com/2009/02/19/asuhan-keperawatan-dengan-pasien-depresi/. Diakses
pada tanggal 01 desember 2017 pukul 19.34
Yosep,iyus. Keperawatan Jiwa.2009.Bandung. Redika Aditama