1. Sebutkan 5 Faktor Predisposisi masalah keperawatan : halusinasi
Menurut Yosep (2011) a. Faktor Perkembangan b. Faktor Sosiokultural c. Faktor Biokimia d. Faktor Psikologis e. Pola genetik dan pola asuh 2. Sebutkan 5 Faktor Presipitasi masalah keperawatan : halusinasi Penyebab halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi menurut Yosep (2011) a. Dimensi Fisik b. Dimensi Emosional c. Dimensi Intelektual d. Dimensi Spiritual e. Dimensi Sosial 3. Sebutkan Fase terjadinya halusinasi dan jelaskan! Menurut Kusumawati dan Hartono (2010), tahapan halusinasi terdiri dari 4 fase a. Fase I (comforting) Disebut juga fase menyenangkan, pada tahapan ini masuk dalam golongan nonpsikotik. Karakteristik dari fase ini klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, perasaan rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. pada fase ini klien berperilaku tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika sedang asik dengan hausinasinya dan suka menyendiri. b. Fase II (conndeming) Pengalaman sensori menjijihkan dan menakutkan termasuk dalam psikotik ringan. karakteristik klien pada fase ini menjadi pengalaman sensori menjijihkan dan menakutkan, kecemasan meningkat, melamun dan berfikir sendiri menjadi dominan, mulai merasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tau dan klien ingin mengontrolnya. Perilaku klien pada fase ini biasanya meningkatkan tanda tanda system syaraf otonom seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, klien asyik dengan halusinasinya dan tidak bisa membedakan dengan realita. c. Fase III (controling) Controlling disebut juga ansietas berat, yaitu pengalaman sensori menjadi berkuasa. Karakteristik klien meliputi bisikan, suara, bayangan, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Tanda-tanda fisik berupa berkeringat, tremor, dan tidak mampu memenuhi perintah. d. Fase IV (conquering) Conquering disebut juga fase panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya termasuk dalam psikotik berat. Karakteristik yang muncul pada klien meliputi halusinasi berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang control dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain dan lingkungan 4. Bagaimanakah tahapan penanganan halusinasi pendengaran? Pengobatan halusinasi perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Karena itu penting untuk mendapat pemeriksaan dari dokter untuk mencari penyebab halusinasi sebelum memulai pengobatan. Halusinasi pendengaran perlu segera ditangani jika sering berulang, menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari atau hubungan dengan orang sekitar. Untuk mengatasi halusinasi pendengaran bisa dengan pemberian obat-obatan seperti antipsikotik dan psikoterapi. Dokter ahli kesehatan jiwa atau psikiater dapat mengevaluasi kondisi ini lebih lanjut dan menentukan langkah penanganan yang tepat untuk Anda.
5. Apakah yang dimaksud dengan Mood disorder?
Gangguan mood merupakan suatu tipe gangguan yang ditandai dengan gangguan pada mood. 6. Apa tanda gejala utama pada Mood disorder? a. Afek depresi b. Kehilangan minat dan kegembiraan c. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah 7. Bagaimana tahapan terjadinya Mood disorder? 1. Mania (episode manik) Mania dimulai dengan perasaan senang disertai dengan energi yang berlebih, merasa sangat kreatif. Perasaan ini secara cepat berkembang menjadi suatu euphoria (perasaan senang yang sangat berlebihan) atau menjadi sangat irrirable/sensitif. Orang dengan mania biasanya menolak disalahkan dan sering malah marah menyalahkan orang yg menegurnya. 2. Fase depresi meliputi: A. Perasaan sedih dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang sebelumnya diminati B. Merasa tidak berharga dan merasa bersalah C. Merasa sangat bersedih dan kehilangan harapan pada jangka waktu yang panjang D. Sulit berkonsentrasi E. Memiliki pemikiran untuk bunuh diri
8. Jelaskan penanganan non farmakologis pada Mood disorder!
A. Psikoterapi Menggobati penyalagunaan zat serta pemberian nutrisi yang baik dengan protein normal dan asupan asam lemak esensial, berolahraga, tidur yang cukup, pengurangan stres, dan terapi psikososial (Wells et al., 2015). Ini bisa dilakukan Dengan memberikan dukungan, edukasi, dan bimbingan kepada orang-orang dengan gangguan bipolar dan keluarga penderita gangguan bipolar. Beberapa perawatan psikoterapi yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar meliputi : 1. Terapi kognitif (CBT) 2. Terapi keluarga 3. Terapi psycotherapy interpersonal B. Electroconvulsive Therapy Bentuk perawatan psikologis yang berbeda telah terbukti membantu mengurangi gejala depresi (Kring et al., 2012). Electroconvulsive therapy (ECT)adalah perawatan yang aman dan efektif untuk penyakit mental berat tertentu. Pasien dengan depresi adalah target untuk ECT yang cocok untuk diterapkan (Wells et al., 2015). Electroconvulsive Therapy (ECT) dapat memberikan bantuan bagi orang dengan gangguan bipolar berat yang tidak dapat sembuh dengan perawatan lainnya. Terkadang ECT digunakan untuk gejala bipolar saat kondisi medis lainnya, termasuk kehamilan, yang terlalu berisiko minum obat. Pasien gangguan bipolar harus mendiskusikan kemungkinan manfaat dan risiko ECT dengan profesional kesehatan. Dikarenakan ECT dapat menyebabkan beberapa efek samping jangka pendek, termasuk kebingungan, disorientasi, dan penurunan memori. Hingga amnesia