Anda di halaman 1dari 38

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DESA KERTAWANGUNAN KECAMATAN

SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Tempat Ruang dan Sistem Sosial
Dosen Pengampu: Nunu Nurfirdaus, M.Pd.

Oleh:

ADELIA MAULIDIA

NIM 166223002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH KUNINGAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Desa Kertawangunan Kecamatan Sindangagung
Kabupaten Kuningan” proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Tempat Ruang dan Sistem Sosial Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD) STKIP Muhammadiyah Kuningan.
Selama penyusunan laporan proposal ini, penulis tidak luput dari kendala.
Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Maka dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.
Harapan penulis semoga laporan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan khususnya yang tertarik pada tingkat pendidikan anak.

Kuningan, 24 Desember 2019


Penyusun,

Adelia Maulidia
NIM. 166223002

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Batasan Masalah.................................................................................4
C. Perumusan Masalah............................................................................4
D. Tujuan Penelitian................................................................................5
E. Manfaat Penelitian..............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................6
A. Kajian Teori........................................................................................6
1. Pengertian Tingkat Pendidikan......................................................6
a. Pengertian Pendidikan...............................................................6
b. Pengertian Tingkat Pendidikan..................................................7
c. Tujuan Pendidikan.....................................................................8
d. Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Anak.........................9
2. Kesejahteraan Masyarakat............................................................10
a. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat.....................................10
b. Kategori Kesejahteraan Masyarakat........................................11
3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Kesejahteraan
Masyarakat...................................................................................12
B. Hasil Penelitian Yang Relevan.........................................................15
C. Operasional Variabel........................................................................16
D. Kerangka Berpikir............................................................................17
E. Hipotesis...........................................................................................19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................20
A. Metode Penelitian.............................................................................20
B. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................21

ii
1. Populasi........................................................................................21
2. Sampel..........................................................................................22
C. Instrument Penelitian........................................................................23
1. Instrumen......................................................................................23
a. Kuesioner (Angket).................................................................23
b. Dokumentasi ...........................................................................24
c. Observasi.................................................................................24
d. Wawancara..............................................................................24
2. Uji Instrumen...............................................................................24
a. Validitas...................................................................................24
b. Reliabilitas...............................................................................25
D. Teknik Pengumpulan Data...............................................................26
1. Teknik Wawancara.......................................................................26
2. Teknik Observasi.........................................................................27
3. Teknik Kuesioner (angket)...........................................................27
4. Teknik Dokumentasi....................................................................28
E. Teknik Analisis Data........................................................................28
1. Uji Normalitas..............................................................................29
2. Uji Hipotesis.................................................................................30
F. Jadwal Penelitian..............................................................................31
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut W.J.S Poerwadarminta (1985) mendefinisikan bahwa Pendidikan
berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Basri (2007) mendefinisikan bahwa Pendidikan adalah usaha yang
dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu
serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga
ia mencapai kualitas diri yang lebih baik.
Menurut Tedi Priatna (2004) mendefinisikan bahwa Pendidikan merupakan
usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan
sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan
berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dan lainnya, sehingga
membentuk satu sistem yang saling memengaruhi. (Tatang, 2012: 13-15)
Dapat disimpulkan, bahwa pengertian pendidikan adalah mengajarkan segala
hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmani,
pikiran maupun terhadap ketajaman dan kelembutan hati nuraninya. Pendidikan
dapat berbasis pada kebudayaan masyarakat, nilai-nilai agama, serta visi dan misi
lembaga pendidikan.
kesejahteraan adalah suatu keadaan di mana setiap anggota baik ia sebagai
individu, kelompok maupun masyarakat selamat memelihara kehidupan lahir dan
batin. Baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani, sehingga dapat di
katakan bahwa kesejahteraan menjadi kunci aktifitas manusia, karna kebutuhan
hidupnya terpenuhi sesuai dengan usaha mereka, segala bentuk kebutuhan hidup,
khususnya yang besifat mendasar adalah makanan, pakaian, pemahaman,
pendidikan dan perawatan kesehatan. (Fauzi, 2012: 10-11)

1
Menyatakan bahwa dalam mengukur kesejahteraan seseorang dapat
dilakukan dengan menggunakan indikator kesejahteraan salah satunya adalah
melalui pendidikan. Pendidikan ini masuk kedalam segi mental dan spiritual dalam
mengukur tingkat kesejahteraan seseorang. (Aini, 2018: 70)
Adapun permasalahan yang saya temui di Desa Kertawangunan Kecamatan
Sindangagung Kabupaten Kuningan yaitu dalam segi pendidikan, pada umumnya
hanya melanjutkan sampai jenjang SMA/SMK. Dengan menempuh pendidikan
SMA saja mereka juga sudah dapat bekerja dengan pergi merantau atau hanya
bekerja di kota sendiri. Apalagi, jika mereka lulusan SMK yang sudah mempunyai
keahlian dalam bidang tertentu yang difokuskan untuk bekerja. Mereka dapat
bekerja dengan disalurkan disuatu instansi atas persetujuan sekolah mereka
masing-masing. Jika lulusan SMA, mereka juga dapat bekerja sesuai keahlian
bidangnya masing-masing. Hal terpenting mereka dapat bersaing, mempunyai
keahlian dan mampu bekerja sama dalam sebuah tim. Terlebih lagi, lulusan fresh
graduate juga banyak dibutuhkan dalam dunia kerja, jika mereka mempunyai
keinginan dan tekad yang kuat untuk bekerja walaupun dalam segi pendidikan
hanya lulusan SMA. Untuk pemuda yang telah lulus SMP ataupun SMA lebih
memilih untuk mencari pekerjaan dengan merantau keluar kota, untuk lulusan
SMP biasanya orang tersebut pergi merantau untuk bekerja diwarung bubur seperti
didaerah yogyakarta. Tetapi untuk lulusan SMA/SMK biasanya orang tersebut
pergi merantau untuk bekerja di PT atau pabrik yang ada didaerah bekasi. Ada
juga yang bekerja dipabrik nabati didaerah majalengka. Oleh karena itu, didesa
kertawangunan sendiri banyak sekali orang yang pergi merantau ketika lulus
sekolah. Jadi, dapat dikatakan didesa kertawangunan kebanyakan pendidikan
hanya lulusan SMA/SMK.
Masyarakat desa kertawangunan sejak dahulu atau secara turun temurun
orang tua berpendidikan sampai jenjang SD atau SMP paling tinggi SMA, sangat
jarang yang melanjutkan sampai perguruan tinggi. Terlebih lagi, mengingat orang
tua dahulu beranggapan bahwa wajib belajar hanya sampai 12 tahun. Tidak

2
difokuskan untuk melanjutkan sekolah tinggi, tetapi untuk bekerja. Walaupun,
pekerjaan tersebut hanya mengikuti apa yang dikerjakan oleh orang tuanya. Jika
orang tua tersebut berkerja sebagai pedagang, biasanya anak akan meneruskan
pekerjaan orang tua tersebut.
Dizaman sekarang ini, terdapat masalah-masalah sosial karena belum
sejahteranya masyarakat dalam kehidupanya. Paling sering kita dengar ialah
masalah ekonomi. Masalah kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari
memburuknya kebijakan program pemerintah menjaga daya beli masyarakat
seperti kenaikan harga BBM, kenaikan harga gas, listrik, kenaikan harga jaminan
kesehatan (BPJS) dan berbagai kebutuhan pokok lainnya. Yang dapat
menimbukan efek bagi masyarakat kenaikan harga ini bagi kalangan menengah ke
atas mungkin sesuatu yang terlalu mengejutkan, namun untuk kalangan menengah
kebawah kenaikan harga barang pokok kadang membuat mereka sulit untuk
mendapatkan kebutuhan setiap harinya.
kondisi dilapangan saat ini tidak dapat sepenuhnya menggambarkan keadaan
masyarakat. Seperti halnya yang terjadi di desa kertawangunan, pemuda yang
tidak mempunyai pendidikan yang tinggi harus merantau untuk pekerjaan yang
layak dengan gaji yang sesuai, agar tidak menjadi pengangguran. Semakin
sendikitnya penyerapan tenaga kerja, tidak sebanding dengan jumlah lapangan
pekerjaan menjadi permasalahan pengangguran. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian terutama dengan kesejahteraan.
Maka hasil analisis, menunjukan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan
dengan kesejahteraan masyarakat. Karena mengukur kesejahteraan seseorang
dapat dilakukan dengan menggunakan indikator kesejahteraan salah satunya
adalah melalui pendidikan. Maka tingkat pendidikan seseorang akan menentukan
kesejahteraan masyarakat dan pendidikan disini masuk dalam segi mental dan
spiritual. Karena, pendidikan tidak hanya membantu masyarakat agar hidupnya
berhasil, tetapi membantu agar hidupnya bermakna. Untuk itu dalam mendidik
anak tidak boleh lepas dari nuansa islam pada ajaran aqidah, akhlak, semuanya

3
mengacu kepada pendidikan akhlak dan pembinaan spiritual untuk pembinaan
mental pada anak. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan memiliki
hubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Karena semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka semakin tinggi kesejahteraan masyarakat dan
mendapat pekerjaan yang layak. Sejahtera disini juga didapat dari pendidikan
bangku sekolah mengenai segi mental dan spiritual. Meskipun seseorang tersebut
lulusan SMA, memiliki gaji yang cukup dari segi mental dan spiritualnya bagus
akan selalu merasa sejahtera karena penanaman sikap tersebut. Berdasarkan latar
belakang masalah yang dikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai “Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Desa Kertawangunan Kecamatan Sindangagung Kabupaten
Kuningan”.

B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Tingkat pendidikan ini dibatasi dengan adanya lulusan sampai jenjang SMA.
2. Kesejahteran ini dibatasi dengan terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan
sosial masyarakat.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat pendidikan di desa kertawangunan?
2. Bagaimana kesejahteraan masyarakat di desa kertawangunan?
3. Bagaimana hubungan tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan masyarakat di
desa kertawangunan?

4
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat pendidikan di desa kertawangunan.
2. Untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat di desa kertawangunan.
3. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan
masyarakat di desa kertawangunan

E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan mempunyai manfaat yaitu
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Berdasarkan penjelasan diatas, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat
bagi peneliti dan pembaca untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
didesa kertawangunan, kecamatan sindangagung, kabupaten kuningan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan bermanfaat bagi:
a. Manfaat bagi perangkat desa
1) Perangkat desa mengetahui tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan
masyarakat didesa kertawangunan
2) Perangkat desa dapat mengetahui untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dapat diterapkan pendidikan mental dan spiritual yang baik.
b. Manfaat bagi masyarakat
1) Memiliki kepribadian mental dan spiritual yang baik dalam kehidupanya
2) Pemuda desa kertawangunan memiliki keinginan untuk meningkatkan
pendidikan. Karena melihat pentingnya pendidikan terhadap kesejahteran,
dan menentukan pekerjaan yang layak
3) Mempersiapkan pemuda desa kertawangunan agar kehidupan lebih baik,
bermakna dan lebih sejahtera.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Tingkat Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan dapat dilihat dari segi bahasa dan istilah, dari
segi bahasa pendidikan berarti proses perubahan sikap dan tata laku
seseorang atau sekelompok orang untuk mendewasakan manusia malalui
upaya pengajaran dan pelatihan. (Fauzi, 2012: 13)
Sementara menurut istilah (terminologis) terdapat beberapa pengertian
tentang pendidikan, sebagaimana telah dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya sebagai berikut:
1) Menurut W.J.S Poerwadarminta (1985), mendefinisikan bahwa
Pendidikan berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
2) Menurut Tedi Priatna (2004), mendefinisikan bahwa Pendidikan
merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala
aspeknya. Pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai
tujuan tertentu dan melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan
antara satu dan lainnya, sehingga membentuk satu sistem yang saling
memengaruhi.
3) Menurut Basri (2007) mendefinisikan bahwa Pendidikan adalah usaha
yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi,
membina, membantu serta membimbing seseorang untuk
mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri
yanglebihbaik.

6
4) Menurut Omar Muhammad (2004), mengartikan pendidikan sebagai
perubahan yang diinginkan dan diusahakan oleh proses pendidikan, baik
pada tataran tingkah laku individu maupun pada tataran kehidupan sosial
serta tataran relasi dengan alam sekitar, atau pengajaran sebagai aktivitas
asasi dan proporsi di antara profesi-profesi dalam masyarakat. (Tatang,
2012: 13-16)
Dapat disimpulkan, bahwa pengertian pendidikan adalah mengajarkan
segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas
jasmani, pikiran maupun terhadap ketajaman dan kelembutan hati nuraninya.
Pendidikan dapat berbasis pada kebudayaan masyarakat, nilai-nilai agama,
serta visi dan misi lembaga pendidikan.
b. Pengertian Tingkat Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan berkelanjutan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan para peserta didik, tujuan
yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. (UU No. 20 Tahun
2003, Bab 1 Pasal 1 ayat 8)
Jenjang pendidikan terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. (UU No 20 Tahun 2003, Bab VI pasal
14):
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar
(SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), atau bentuk lain yang sederajat serta
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau
bentuk lain yang sederajat. (Pasal 17 ayat 1 dan 2) Pendidikan menegah
merupakan lanjutan pendidikan dasar, yang terdiri atas pendidikan
menengah umum dan kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah
Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). (Pasal 18 ayat 1,
2 dan 3)

7
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. (Pasal 19 ayat 1
dan 2) (Widodo, 2015: 9-10)
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan adalah suatu tahap dalam berkelanjutan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan yang terdiri dari pendidikan dasar,
menengah dan tinggi.
Pendidikan memiliki arti penting yaitu sebagai investasi menganggap
manusia sebagai suatu bentuk modal yang pada akhirnya dapat me-
ningkatkan kesejahteraan hidupnya dimasa yang akan datang. Investasi
pendidikan memang akan mendatangkan hasil atau manfaat dalam waktu
lama, karena pada saat berinvestasi, keluarga memerlukan sejumlah biaya
dan waktu yang akan menghabiskan pendapatan yang diterima. (Widyastuti,
2012: 5)
c. Tujuan Pendidikan
Pendidikan bertujuan mencetak anak didik yang beriman. Wujud
tujuan itu adalah akhlak anak didik yang mengacu pada kurikulum yang
diterapkan dalam pendidikan yang dilaksanakan diberbagai lembaga, baik
lembaga pendidikan formal maupun nonformal.
Tujuan merupakan sasaran yang hendak dicapai sekaligus merupakan
pedoman yang memberi arah aktivitas yang dilakukan. Tujuan pendidikan
yaitu sebagai berikut:
1) Membentuk akhlak yang mulia, sebab salah satu tujuan pendidikan yang
paling mendasar adalah pembentukan akhlak dan kesucian jiwa.
2) Menyiapkan anak didik untuk dapat hidup bahagia didunia dan akhirat.
3) Persiapan untuk mencari nafkah, atau yang lebih terkenal sekarang
dengan tujuan vokasional dan professional.

8
4) Menumbuhkan semangat ilmiah para siswa dan memuaskan
keingintahuannya
5) Menyiapkan anak didik agar menjadi profesional dan teknisi yang andal,
dan memiliki keterampilan bekerja dalam masyarakat. (Tatang, 2012: 61-
62)
d. Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Anak
Sebagaimana diketahui bahwa banyak yang dapat mempengaruhi
pendidikan yaitu faktor lingkungan, keluarga, sarana dan prasarana,
psikologis dan ekonomi yaitu sebagai berikut:
1) Faktor lingkungan
Sering kita dapat di jalan anak-anak sekolah yang bolos (tidak
masuk belajar pada jam belajar) pada jam pelajaran dan lebih memilih
berkeliaran di jalan dan nongkrong bersama teman-teman mereka
daripada mengikuti pelajaran di sekolah. Hal itu disebabkan faktor
lingkungan di mana mereka bergaul dengan anak-anak yang berada pada
lingkungan anak putus sekolah.
2) Faktor keluarga
Faktor keluarga juga sangat berpengaruh, banyak anak yang malas
belajar karena mereka merasa kurang mendapat dorongan dan perhatian
dari keluarga meraka, sehingga prestasinya menurun dan lambat laun
enggan untuk bersekolah.
3) Faktor sarana dan prasarana
Sarana dan prasana juga berpengaruh pada pendidikan, seperti yang
diketahui bahwa banyak sekolah yang memiliki sarana dan prasarana
pendidikan yang sangat minim seperti gedung sekolah yang tidak layak
pakai, pengadaan buku-buku, jumlah siswa yang melebihi standar jumlah
yang seharusnya dalam satu kelas, kurangnya fasilitas pendukung lainnya.

9
4) Faktor psikologis
Banyak anak yang enggan pergi ke sekolah untuk belajar
disebabkan oleh karena anak tersebut mendapat tekanan psikologis baik
dari guru, teman-teman sekolahnya ataupun dari orang-orang terdekatnya
sehingga ia merasa takut untuk sekolah.
5) Faktor ekonomi
Faktor lain yang juga menghambat pendidikan adalah faktor
ekonomi, banyak anak yang bergolongan ekonomi rendah berhasrat untuk
memperoleh pendidikan yang lebih tinggi harus dihalangi karena faktor
biaya. Bahkan tidak sedikit dari mereka harus membuang jauh-jauh
impiannya untuk menduduki bangku sekolah. (Fauzi, 2012: 16-17)
2. Kesejahteraan Masyarakat
a. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat
Masalah tingkat kesejahteraan mempunyai arti penting bagi upaya
peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu masalah kesejahteraan
masyarakat seharusnya mendapatkan perhatian khusus. Kesejahteran berasal
dari kata sejahtera yang artinya rasa aman, sentosa, keselamatan,
ketentraman dan kemakmuran (terlepas dari segala macam ganguan).
Kesejahteraan dapat diartikan sebagai berikut “sejahtera adalah keselamatan,
ketentraman dan kemakmuran lahir dan batin dalam tata kehidupan secara
individu maupun dalam kehidupan bersama. Sejalan dengan itu maka
pengertian kesejahteraan adalah keadaan dimana setiap anggota baik ia
sebagai individu, kelompok atau masyarakat, mengalami suatu keadaan
hidup yang tenang, tentram, lahir batin serta sehat jasmani dan rohani.
Dengan uraian di atas jelaslah yang dimaksud kesejahteraan adalah
suatu keadaan di mana setiap anggota baik ia sebagai individu, kelompok
maupun masyarakat selamat memelihara kehidupan lahir dan batin. Baik
kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani, sehingga dapat di katakan
bahwa kesejahteraan menjadi kunci aktifitas manusia, karna kebutuhan

10
hidupnya terpenuhi sesuai dengan usaha mereka, segala bentuk kebutuhan
hidup, khususnya yang besifat mendasar adalah makanan, pakaian,
pemahaman, pendidikan dan perawatan kesehatan. (Fauzi, 2012: 10-11)
Ilmu kesejahteraan adalah suatu ilmu terapan yang mengkaji dan
mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi) masyarakat
antara lain melalui pengelolaan masalah sosial, pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat dan pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat untuk
berkembang. kesejahteraan adalah aman, sentosa, tenang, selamat tak kurang
satu apapun. sejahtera adalah keselamatan lahir batin dalam suatu kehidupan
orang, seseorang maupun dalam kehidupan bersama. (Adi, 2015: 23)
b. Kategori Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan dari perbedaan tingkat ekonomi atau mata pencaharian
dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Kelas atas (upper class), yaitu golongan orang dalam masyarakat yang
menempati tempat teratas, misalnya pengusaha besar atau pemilik modal
besar.
2) Kelas menengah atau madya (middle class) yaitu golongan orang dalam
masyarakat yang menempati tempat di tengah atau di antara lapisan kelas
atas dan bawah. Misalnya tenaga-tenaga ahli, managerial tingkat
menengah, karyawan, staf dan pengusaha menengah.
3) Kelas bawah (lower class), yaitu golongan orang dalam masyarakat yang
menduduki tempat terbawah, misalnya pekerja di sekitar informal,
pekerja setengah terampil dan buruh kasar. (Fauzi, 2012: 11-12)
Dapat disimpulkan bahwa memahami fenomena yang erat kaitanya
dengan perekonomian, termaksuk dalam hal ini masalah pendidikan, bahwa
dalam proses pelaksaan itu sampai pada terselesainya pendidikan itu tidak
terlepas dari kekuatan sosial ekonomi sebagai salah satu faktor penentu
dalam kelanjutan pendidikan anak.

11
3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Kesejahteraan Masyarakat
Pendidikan adalah mengajarkan segala hal yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmani, pikiran maupun terhadap
ketajaman dan kelembutan hati nuraninya. Pendidikan dapat berbasis pada
kebudayaan masyarakat, nilai-nilai agama, serta visi dan misi lembaga
pendidikan. Pendidikan dapat berjalan, baik secara formal maupun informal.
(Tatang, 2012: 17)
Tingkat pendidikan atau sekolah umum yang telah lama dan diminati di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Sekolah Dasar (SD), merupakan sekolah yang paling banyak jumlahnya
diindonesia. Pelaksanaan sekolah dasar didasarkan pada peraturan yang
berlaku , mulai sistem pendidikanya, kurikulum dan jenjang waktu yang
ditetapkan, yakni enam tahun.
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pe rtama (SLTP) atau Sekolah Menengah Pertama
(SMP), merupakan lanjutan sekolah dasar.
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau Sekolah Menengah Umum
(SMU), merupakan kelanjutan sekolah menengah pertama.
Setelah sekolah menengah umum atau madrasah aliyah dilalui oleh siswa,
sekolah yang akan ditempuh adalah perguruan tinggi. Ada beberapa jenis
perguruan tinggi yaitu:
1. Universitas, perguruan tinggi yang mengkaji semua program studi, terdiri
atas berbagai fakultas dengan berbagai jurusan, misalnya Universitas Gajah
Mada (UGM) dan Universitas Padjajaran (UNPAD).
2. Institut, perguruan tinggi yang menyajikan satu jenis kajian atau bidang ilmu
tertentu. Misalnya, Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengkaji bidang
ilmu yang berhubungan dengan teknologi.
3. Sekolah tinggi, perguruan tinggi yang sama dengan institut. (Tatang, 2012:
176-177)

12
kesejahteraan adalah suatu keadaan di mana setiap anggota baik ia
sebagai individu, kelompok maupun masyarakat selamat memelihara kehidupan
lahir dan batin. Baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani, sehingga
dapat di katakan bahwa kesejahteraan menjadi kunci aktifitas manusia, karna
kebutuhan hidupnya terpenuhi sesuai dengan usaha mereka, segala bentuk
kebutuhan hidup, khususnya yang besifat mendasar adalah makanan, pakaian,
pemahaman, pendidikan dan perawatan kesehatan. (Fauzi, 2012: 11)
Pendidikan adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan sosial. Peran
pendidikan dalam membentuk karakter masyarakat sangat besar. Melalui
pendidikan baik yang bersifat formal maupun non formal pembentukan mental
manusia juga terjadi. Pada beberapa negara yang sudah maju ataupun negara
yang masih berkembang, metode pendidikan yang diterapkan sangat bervariasi.
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan konsep pendidikan yang
disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan sebuah bangsa atau negara. Akan
tetapi esensi dan semangat nilai-nilai pendidikan yang ingin dicapai adalah
membentuk generasi yang cerdas dan paham tentang ilmu pengetahuan serta
mampu memecahkan masalah sosial yang ada di dalam kehidupan sosial.
Secara umum ukuran untuk, mencapai kesejahteraan sosial adalah
terpenuhinya akses kebutuhan makan dan minum, kesehatan, dan pendidikan.
Prioritas dan paling mendasar adalah kebutuhan yang bersifat primer, yaitu
makan dan minum. Hal ini sangat penting untuk segera direalisasikan karena
berhubungan langsung dengan aktivitas sosial, yang pada akhirnya akan
berdampak secara langsung terhadap kebutuhan lainnya.
Akses kesehatan yang layak kepada masyarakat, juga menjadi standar
untuk mengukur kesejahteraan sosial. Kesehatan secara fisik akan membantu
individu dan kelompok beraktivitas dengan lancar dan tanpa hambatan. Yang
pada akhirnya akan mempermudah tercapainya hasil yang maksimal dalam
beragam aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sosialnya.

13
Pendidikan menjadi landasan utama untuk membentuk mental dan
karakter individu. Melalui pendidikan dinamika pengetahuan terjadi dalam
beberapa institusi, baik yang bersifat formal maupun non-formal. Sekolah
adalah institusi sosial yang menjadi tempat utama sekaligus sumber
dilakukannya transformasi ilmu pengetahuan. Disamping itu, lembaga sosial
lain yang memiliki peran penting sebagai media untuk memperoleh nilai-nilai
pendidikan adalah keluarga dan masyarakat. Dalam kehidupan keluarga, mental
dan karakter dibentuk sesuai dengan kondisi sosial yang ada, yakni melalui
peran orangtua dan anggota keluarga lainnya.
Secara sosiologis, kesejahteraan sosial akan dapat tercapai jika kebutuhan
pendidikan, makan dan minum, kesehatan yang layak diberikan kepada
masyarakat. Salah media yang bisa dilakukan adalah dengan memaksimalkan
lembaga sosial. Misalnya sekolah dan pemberdayaan kepada masyarakat.
Membentuk komunitas menjadi alternatif untuk mengimbangi peran sekolah
sebagai lembaga sosial yang formal. Didalam komunitas, pemberdayaan
melalui transformasi ilmu pengetahuan harus menjadi fokus utama. Salah satu
yang bisa dilakukan adalah dengan membentuk komunitas yang berbasis pada
pemahaman tentang nilai-nilai pendidikan. Tentu saja peran serta yang
berkelanjutan dan membangun partisipasi yang berbasis kesadaran anggota
masyarakat adalah hal utama yang juga harus dilakukan dengan maksimal.
mengukur kesejahteraan seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan
indikator kesejahteraan salah satunya adalah melalui pendidikan. Pendidikan ini
masuk ke dalam segi mental dan spiritual dalam mengukur tingkat
kesejahteraan seseorang. (Aini, 2018: 70)

14
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan atau berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fauzi Tahun (2012), yang berjudul
“Hubungan Tingkat Kesejahteraan dengan Kepedulian Pendidikan Anak di
Kelurahan Boneoge Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi
Tenggara”.
Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui lebih jelas
persamaan dan perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian
sebelumnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
No Judul Peneliti Tahun Persamaan Perbedaan
1 Hubungan Ahmad 2012 terletak Perbedaanya yaitu
Tingkat Fauzi pada penelitian yang
Kesejahteraan Kesejahtera dilakukan
dengan an yang sebelumnya
Kepedulian diterapkan. diterapkan untuk
Pendidikan anak sekolah
Anak di dasar, sedangkan
Kelurahan peneliti sendiri
Boneoge untuk diterapkan
Kecamatan pada masyarakat.
Lakudo
Kabupaten
Buton
Provinsi
Sulawesi
Tenggara

15
C. Oprasional Variabel
Tingkat pendidikan atau sekolah umum yang telah lama dan diminati di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Sekolah Dasar (SD), merupakan sekolah yang paling banyak jumlahnya
diindonesia. Pelaksanaan sekolah dasar didasarkan pada peraturan yang
berlaku, mulai sistem pendidikanya, kurikulum dan jenjang waktu yang
ditetapkan, yakni enam tahun.
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau Sekolah Menengah Pertama
(SMP), merupakan lanjutan sekolah dasar.
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau Sekolah Menengah Umum
(SMU), merupakan kelanjutan sekolah menengah pertama.
Setelah sekolah menengah umum atau madrasah aliyah dilalui oleh siswa,
sekolah yang akan ditempuh adalah perguruan tinggi. Ada beberapa jenis
perguruan tinggi yaitu:
1. Universitas, perguruan tinggi yang mengkaji semua program studi, terdiri atas
berbagai fakultas dengan berbagai jurusan, misalnya Universitas Gajah Mada
(UGM) dan Universitas Padjajaran (UNPAD).
2. Institut, perguruan tinggi yang menyajikan satu jenis kajian atau bidang ilmu
tertentu. Misalnya, Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengkaji bidang
ilmu yang berhubungan dengan teknologi.
3. Sekolah tinggi, perguruan tinggi yang sama dengan institut. (Tatang, 2012:
176-177)
kesejahteraan adalah suatu keadaan di mana setiap anggota baik ia sebagai
individu, kelompok maupun masyarakat selamat memelihara kehidupan lahir dan
batin. Baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani, sehingga dapat di
katakan bahwa kesejahteraan menjadi kunci aktifitas manusia, karna kebutuhan
hidupnya terpenuhi sesuai dengan usaha mereka, segala bentuk kebutuhan hidup,

16
khususnya yang besifat mendasar adalah makanan, pakaian, pemahaman,
pendidikan dan perawatan kesehatan. (Adi, 2015: 23)
Dalam penelitian yang berjudul “ Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap
kesejahteraan Masyarakat Desa Kertawangunan”. Dimana dalam penelitian ini
terdapat dua variable yaitu variable X (Variabel bebas) dan Variabel Y (Variabel
terikat). Dalam variable X dalam penelitian ini yaitu Hubungan Tingkat
Pendidikan. Sedangkan, variabel Y pada penelitian ini yaitu mengenai
keberlanjutan kesejahteraan masyarakat desa kertawangunan. Keduanya
dihubungkan untuk mengetahui tingkat hubungan variabel tersebut.

D. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti. (Sugiyono, 2015: 91)
Pendidikan adalah mengajarkan segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia, baik terhadap aktivitas jasmani, pikiran maupun terhadap ketajaman dan
kelembutan hati nuraninya. Pendidikan dapat berbasis pada kebudayaan
masyarakat, nilai-nilai agama, serta visi dan misi lembaga pendidikan. Sedangkan
Tingkat pendidikan adalah pendidikan yang memungkinkan mereka untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Karena pendidikan dapat
meningkatkan pendapatan melalui kualitas pekerja, diindonesia pendidikan formal
dibagi kedalam 3 jenjang yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi.
Kesejahteraan adalah suatu keadaan di mana setiap anggota baik ia sebagai
individu, kelompok maupun masyarakat selamat memelihara kehidupan lahir dan
batin. Baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani, sehingga dapat di
katakan bahwa kesejahteraan menjadi kunci aktifitas manusia, karna kebutuhan
hidupnya terpenuhi sesuai dengan usaha mereka, segala bentuk kebutuhan hidup,

17
khususnya yang besifat mendasar adalah makanan, pakaian, pemahaman,
pendidikan dan perawatan kesehatan.
Mengukur kesejahteraan seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan
indikator kesejahteraan salah satunya adalah melalui pendidikan. Maka tingkat
pendidikan seseorang akan menentukan kesejahteraan masyarakat dan pendidikan
disini masuk dalam segi mental dan spiritual. Karena, pendidikan tidak hanya
membantu masyarakat agar hidupnya berhasil, tetapi membantu agar hidupnya
bermakna. Untuk itu dalam mendidik anak tidak boleh lepas dari nuansa islam
pada ajaran aqidah, akhlak, semuanya mengacu kepada pendidikan akhlak dan
pembinaan spiritual untuk pembinaan mental pada anak. Hal ini menunjukan
bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan kesejahteraan masyarakat.
Karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi
kesejahteraan masyarakat dan mendapat pekerjaan yang layak. Sejahtera disini
juga didapat dari pendidikan bangku sekolah mengenai segi mental dan spiritual.
Meskipun seseorang tersebut lulusan SMA, memiliki gaji yang cukup dari segi
mental dan spiritualnya bagus akan selalu merasa sejahtera karena penanaman
sikap tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti berfokus menganalisis hubungan tingkat
pendidikan terhadap kesejahteraan masyarakat desa kertawangunan. Berdasarkan
praobservasi yang dilakukan, mayoritas masyarakat di desa kertawangunan dalam
segi pendidikan, hanya melanjutkan sampai jenjang SMA/SMK. Dengan
menempuh pendidikan SMA saja mereka juga sudah dapat bekerja dengan pergi
merantau atau hanya bekerja di kota sendiri. Hal terpenting mereka dapat
bersaing, mempunyai keahlian dan mampu bekerja sama dalam sebuah tim.
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk
memotivasi, membina, membantu serta membimbing seseorang untuk
mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih
baik.

18
Jadi dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, satu variabel bebas yaitu
tingkat pendidikan dan satu variabel terikat yaitu kesejahteraan masyarakat.
Penelitian ini didesain untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan terhadap
kesejahteraan masyarakat desa kertawangunan, skema penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

X Y

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. (Sugiyono, 2015: 96)
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diungkapkan di
atas maka hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang positif dan signifikan
antara tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan masyarakat desa kertawangunan
kecamatan sindangagung kabupaten kuningan.

19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah, maka penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional untuk menguji hubungan
antara dua variabel. Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan. Suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah dalam bidang pendidikan. (Sugiyono, 2015: 6)
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukuan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan. (Sugiyono, 2015: 14)
Menurut Arikunto (2013), mendefinisikan penelitian korelasional sebagai
penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara
dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi
terhadap data yang sudah ada. Artinya tidak ada perlakuan terhadap variabel
seperti halnya penelitian eksperimen. (Nur’aeni, 2019: 24)
Dikatakan penelitian korelasional karena penelitian ini dilakukan pada saat
ingin mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua atau lebih variabel. Pada
penelitian ini peneliti akan melihat ada atau tidaknya korelasional atau hubungan
tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan masyarakat.

20
Berdasarkan pendapat diatas, bahwa dalam setiap penelitian diperlukan
adanya metode yang sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai. Oleh
sebab itu, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode korelasional,
metode ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara tingkat
pendidikan terhadap kesejahteraan masyarakat desa kertawangunan kecamatan
sindangagung kabupaten kuningan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Kata populasi sangat popular dipakai dalam penelitian untuk
menyebutkan suatu objek, populasi sebagai kelompok subjek yang hendak
dikenai generalisasi hasil penelitian. Populasi diartikan sebagai keseluruhan
atau sebagian obyek penelitian yang dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. (Sugiyono, 2015:
117) Populasi dapat dikatakan sebagai suatu kesatuan yang berada di wilayah
secara umum terdiri dari obyek atau subyek dan dibalik itu menjadi kuantitas
dan ciri-ciri tertentu serta ditetapkan oleh peneliti. Dari pengertian di atas,
penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu
penelitian yang akan diteliti. Populasi menggambarkan karakteristik subjek
penelitian dan menentukan pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian ini
yaitu seluruh penduduk di kelurahan atau desa kertawangunan Rt 1,2,3 dan Rw
1,2,3. Dapat dilihat pada tabel berikut:

21
Tabel 3.1
Populasi penelitian
No Desa Penduduk Akhir Bulan
L P L+P
1 Kertawangunan 1.801 1.748 3.549

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 118). Sampel adalah suatu prosedur
pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan
dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu
populasi. (Siregar, 2013: 30) Dalam pengambilan sampel juga tidak terlepas
dari penyusunan dan penarikan sampel. Faktanya sampel dapat dikatakan baik
dan ideal yaitu 10% dari jumlah keseluruhan populasi atau minimal 50 orang.
Pada penelitian ini jumlah populasi di Kelurahan Kertawangunan berjumlah
3.549, sehingga sampel yang digunakan 10% dari jumlah sampel yang ada yaitu
354 orang. Namun, terbatasnya waktu dan biaya maka dalam pengambilan
minimum sampel yang digunakan peneliti sebesar 354 orang atau responden.
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi. Pengambilan sampel dengan cara demikian dapat
dilakukan dengan asumsi anggota populasi homogen. (Sugiyono, 2015: 120)
Untuk menentukan responden sebagai sampel digunakan teknik simple
random sampling yaitu dengan cara membuat gulungan kertas karton yang
bertuliskan angka 1 sampai 354. Kemudian diambil secara acak dan nomer
pertama yang keluar adalah angka 2, maka angka selanjutmya 4,6,8 dan

22
seterusnya sampai angka 354. Angka-angka tersebut yang akan menjadi sampel
dalam penelitian. Pengambilan nomer dilakukan sebanyak 3 kali karena dalam
penelitian ini menggunakan 3 RW sebagai sampel dalam penelitian. Sehingga
masing-masing RW di ambil 118 sampel. sampel yang digunakan dalam
peneliti ini adalah masyarakat Desa Kertawangunan.

C. Instrumen Penelitian
instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
memperoleh, mengolah data dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh
dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
(Siregar, 2013: 46) Untuk mendukung keabsahan suatu data maka diperlukan
instrument penelitian atau alat pengumpulan data.
1. Instrument
Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
a. Kuisioner (Angket)
Alat yang digunakan oleh peneliti sebagai alat mengumpulkan data
dalam penelitian ini yaitu lembar angket kuesioner. Angket merupakan
instrumen penelitian yang berisi sejumlah pertanyaan/pernyataan yang
harus dijawab oleh responden yang digunakan untuk memperoleh
informasi. (Fauzi, 2012: 28)
Angket digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca
dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia.
(Sugiyono, 2015: 172) Tujuan dari pembuatan kuesioner ini adalah untuk
memperoleh informasi yang relevan dengan reliabilitas dan validitas
setinggi mungkin serta memperoleh informasi yang relevan. Instrument ini
digunakan sebagai alat atau cara utama untuk memperoleh data tentang
hubungan tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan masyarakat.

23
b. Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan data yang bersifat dokumentasi seperti jumlah
masyarakat. (Fauzi, 2012: 29) Data ini diperoleh dengan format
dokumentasi sebagai instrument pengumpulan data. Data jumlah
masyarakat diperoleh lansung dari Kantor Kelurahan Kertawangunan
Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan.
c. Observasi
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengamati langsung kegiatan masyarakat yang mempunyai anak yang
telah lulus sekolah. (Fauzi, 2012: 29) Adapun pedoman observasi yang
digunakan adalah keterlibatan, masyarakat atau orang tua dalam
menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan tinggi untuk
mensejahterakan masyarakat atau penduduk tersebut. Observasi digunakan
bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam,
responden kecil. (sugiyono, 2015: 172)
d. Wawancara
Yakni pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung
kepada responden. Wawancara ini dilaksanakan secara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara sebagai instrumen pengumpulan data.
(Fauzi, 2012: 29) wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari
responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit
(Sugiyono, 2015: 172)
2. Uji Instrument
a. Validitas
Validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh mana suatu alat
ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. (Siregar, 2013: 46) Fungsi
validitas dalam instrumen yaitu untuk menentukan kesahihan instrumen
sehingga jika instrumen tersebut digunakan untuk mengumpulkan data atau
digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang tidak diragukan lagi hasil

24
yang diperoleh dari instrumen tersebut. Adapun kegunaannya untuk
menyeleksi item-item mana yang telah disusun perlu direvisi atau dibuang.
Di samping itu, dapat diketahui kualitas instrumen yang digunakan sebagai
pengumpul data. Validitas berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur
apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrument dikatakan valid apabila
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

r xy =
N ∑ XY − (∑ X ) (∑ Y )
√ { N ∑ X 2−(∑ X )2 } { N ∑ Y 2−(∑ Y )2 }
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan
N = banyaknya sampel
X = skor variabel (jawaban responden)
Y = skor total dari variabel (jawaban responden)
Kemudian mengkonsultasikan ke tabel r product moment, dengan
ketentuan bila r hitung ≥ r tabel maka soal valid dan dapat digunakan untuk
instrument penelitian, tetapi jika rhitung ≤ rtabel maka soal tersebut tidak
valid dan tidak dapat digunakan untuk instrument penelitian. (Siregar, 2013:
48)
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.
(Siregar, 2013: 55)
Untuk menentukan reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach
sebagai berikut:

25
Keterangan:
r 11 = koefisisen reliabilitas instrument
K = Jumlah butir pertanyaan
= jumlah varians butir

= varians total
(Siregar, 2013: 58)

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan
sekunder, dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang amat
penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah
yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. (Siregar,
2013: 17)
Dalam penelitian ini, menggunakan teknik dalam pengumpulan data
diantaranya sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/data untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan
wawancara. (Siregar, 2013: 18)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. (Sugiyono, 2015:
194)

26
Wawancara yang dilakukan didesa kertawangunan yaitu berupa tanya
jawab yang dilakukan oleh peneliti dan informen yang ditetapkan untuk
memperoleh data tentang hubungan tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan
masyarakat.
2. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan
penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang
mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang
kondisi objek penelitian tersebut. (Siregar, 2013: 19)
Menurut Sutrisno (1986), mengemukakan bahwa, observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan. (Sugiyono, 2015: 203)
3. Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analisis mmempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku dan
karakteristik beberapa orang utama didalam organisasi yang bisa terpengaruh
oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. (Siregar, 2013: 21)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas. (Sugiyono,
2015: 199)
Kuesioner (angket) disini dapat dilakukan dengan sejumlah pertanyaan
atau pernyataan tertulis yang dibagikan kepada responden untuk memperoleh
data tentang kesejahteraan masyarakat pada Kel. Kertawangunan Kec.
Sindangagung Kab. Kuningan.

27
4. Dokumentasi
Menurut Sumadinata (2010) studi documenter merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang
dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. (Nur’aeni, 2019: 35) suatu
metode yang digunakan untuk mendapatkan data lapangan dengan jalan
mencatat dan mengambil data dokumentasi yang umumnya terdapat di kantor
Kel. Kertawangunan Kec. Sindangagung Kab. Kuningan.

E. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak
dilakukan. (Sugiyono, 2015: 207)
Untuk melihat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kesejahteraan
masyarakat, maka penulis menggunakan analisis statistik dengan mengunakan
rumus product moment untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
dan dependen yang digambarkan sbb:

X Y

Dimana : X = Keadaan tingkat pendidikan sebagai variabel bebas


Y = Kesejahteraan masyarakat sebagai variable terikat.

28
Untuk memperoleh data dari hasil penelitian ini, digunakan tehnik statistic
deskriptif. Tehnik statistik deskriptif yang digunakan adalah tabel frekuensi dengan
uji korelasi product moment. Adapun rumus yang digunakan untuk analisa
validitas item ini adalah rumus korelasi prodect moment, sebagai berikut :

r xy =
N ∑ XY − (∑ X ) (∑ Y )
√ { N ∑ X 2−(∑ X )2 } { N ∑ Y 2−(∑ Y )2 }
Keterangan :
ΣX = Skor butir item dari variable
ΣY = Skor total butir item dari variable
ΣXY = Hasil kali dengan skor total butir item
ΣX2 = Kuadrat skor butir item
ΣY2 = Kuadrat skor total butir item
N = Jumlah sampel
Untuk memperoleh data dari hasil penelitian ini digunakan tehnik statistic
deskriptif. Tehnik statistik deskriptif yang digunakan adalah tabel frekuensi dan
untuk mengetahui hubungan antara ke dua variabel penulis menggunakan uji
korelasi product moment. (fauzi, 2012: 33-35) Pada penelitian ini analisis data
dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Analisis data
a. Uji Normalitas
Menurut Supriyadi (2014), uji normalitas digunakan untuk mengetahui
normalitas data apakah data tersebutberdistribusi normal dengan
menggunakan uji chi kuadrat.
k 2
(Oi−Ei )
x h¿ ∑
2

i Ei

Keterangan:
X2 = Chi kuadrat hitung
Oi = frekuensi hasil pengamatan (frekuensi observasi) ke-i

29
Ei = frekuensi yang diharapkan (frekuensi ekspektasi) ke-i
(Nur’aeni, 2019: 36)
Pengujian normalitas data dengan rumus chi kuadrat dapat dilakukan
oleh siapa saja karena tidak memerlukan sarana khusus seperti pengujian
dengan kertas probabilitas normal. Data yang terkumpul (data jenis interval)
disusun dalam satu distribusi frekuensi.
b. Uji Linieritas
Hubungan dua variabel dikatakan linier apabila kenaikan skor pada
variabel X diikuti kenaikan skor pada variabel Y dan sebaliknya. Variabel
dikatakan mempunyai hubungan yang linier apabila memiliki nilai sig
linearity-nya dibawah 0,05 dan nilai Sig.Deviation of linearity-nya di atas
0,05. (Widodo, 2015: 48)
2. Uji Hipotesis
Menurut Sujati (2013), Penelitian ini menggunakan rumus Korelasi
Product Moment, Uji korelasi digunakan untuk mencari kuatnya hubungan
antara dua variabel atau lebih. Arah korelasi ada 3 kemungkinan, yakni: positif,
negatif dan nihil.
a. Arah positif terjadi jika kenaikan atau penurunan variabel X diikuti kenaikan
atau penurunan variabel Y.
b. Arah negatif jika kenaikan pada variabel X diikuti penurunan pada variabel
Y.
c. Arah nihil jika tidak terdapat hubungan yang sistematis antara variabel X dan
Y. Untuk mengetahui tingkat signifikansi kita perlu mencocokan hasil dari
penghitungan r hitung dengan r tabel. Apabila r hitung lebih besar dari r
tabel berarti terdapat hubungan secara signifikan. (Widodo, 2015: 48)

30
F. Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan penelitian dilakukan di Desa kertawangunan, Kecamatan
Sindangagung, Kabupaten Kuningan. Direncanakan selama 4 bulan Januari –
April. Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan peneliti selama melakukan
penelitian adalah sebagai berikut:
No Rencana Penelitian Bulan

Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Observasi awal

2 Pengajuan Judul

3 Penyusunan Proposal

4 Seminar Proposal

5 SK

6 Revisi Proposal

7 Pelaksanaan

Penelitian

8 Penyusunan Laporan

9 Sidang Skripsi

10 Revisi Skripsi

11 Penggandaan

31
DAFTAR PUSTAKA

Adi, isbandi rukminto. 2015. Kesejahteraan Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.
Tatang. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV.Pustaka Setia.
Siregar, syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. 2015: Alfabeta.
Fauzi, ahmad. 2012. Hubungan Tingkat Kesejahteraan dengan Kepedulian
Pendidikan Anak Di Kelurahan Boneoge Kec. Lakudo Kab. Buton Provinsi
Sulawesi Tenggar. Makassar: Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar.
Widodo, ariyo. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Motivasi
Belajar Siswa Sd Kelas V. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Nur’aeni, evi. 2019. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar
Kognitif Siswa Kelas IV Pada Semester 1 Di SDN 2 Cileuya. Kuningan:
STKIP Muhammadiyah Kuningan.
Aini, dkk. 2018. Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di
Kelurahan Kesatrian Kota Malang. Universitas Negeri Semarang, Vol 3 (1):
70.
Widyastuti, astriana. 2012. Analisis Hubungan Antara Produktivitas Pekerja Dan
Tingkat Pendidikan Pekerja Terhadap Kesejahteraan Keluarga Di Jawa
Tengah Tahun 2009. Universitas Negeri Semarang, Vol 1 (2): 4.

32
33
34

Anda mungkin juga menyukai