Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENDIDIKAN LINGKUNGAN
Dosen Pengampu : Tun Susdiyanti, S.HUT., M.PD

Di susun oleh :
Kelompok 8

Amellia Agusti 41206220123018


Siti Nurhaliza 41206220123019
Ikna Sarifa 41206120123042
Nur Fajrina 41206120123043
Dede Hanipah 41206120123044
Wardatus Sapitri 41206120123045
Rahma Aulia 41206120123046
Garin Noviansyah Rahmat 41206120124001
Raditya Danuja Pramudita 41204720123029

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN MIPA


UNIVERSITAS NUSA BANGSA KOTA BOGOR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan
Lingkungan” sesuai dengan ketentuan dan waktu yang ditentukan.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok untuk
matakuliah Pengantar Ilmu Lingkungan. Kendala-kendala sering kali penulis
hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun, berkat berbagai pihak, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Tun Susdiyanti, S.Hut., M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengantar
Ilmu Lingkungan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan sebagai acuan penulis untuk bisa melangkah lebih maju lagi di
masa depan. Akhir kata, penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat
bermanfaat untuk bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.

Bogor, 22 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

MAKALAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN..........................................................1


KATA PENGANTAR................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................9
PERSOALAN LINGKUNGAN HIDUP...................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................11
3.1 Definisi pendidikan lingkungan......................................................................11
3.2 Tujuan dari pendidikan lingkungan................................................................12
3.3 Tata cara penerapan pendidikan lingkungan..................................................14
3.4 Hakikat dan Makna Pendidikan Lingkungan bagi manusia...........................15
3.5 Dampak dari Pendidikan Lingkungan terhadap keberlanjutan lingkungan
secara jangka panjang.....................................................................................16
BAB V PENUTUP...................................................................................................18
5.1 Simpulan.........................................................................................................18
5.2 Saran...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan tentang lingkungan serta mempromosikan perilaku yang ramah
lingkungan melalui pendidikan formal maupun informal. Ini membantu
individu memahami pentingnya menjaga dan melindungi alam untuk
kesejahteraan masa depan.
Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana terdapat
pembelajaran yang menyadarkan manusia akan masalah lingkungan hidup di
sekitarnya. Pendidikan Lingkungan Hidup pada dasarnya adalah bertujuan
untuk meningkatkan sikap individu yang positif dalam melestarikan
lingkungan hidup, sehingga berguna untuk meningkatkan sikap peduli
terhadap lingkungan hidup di masyarakat. Lingkungan hidup yang dimaksud
meliputi lingkungan alam hayati, lingkungan alam nonhayati, lingkungan
buatan, dan lingkungan sosial yang mempengaruhi kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pencemaran lingkungan telah menjadi masalah global yang semakin
memprihatinkan, dengan dampak yang merugikan bagi kehidupan manusia
dan ekosistem. Penyebabnya antara lain adalah aktivitas industri, penggunaan
bahan bakar fosil, dan pola konsumsi yang tidak berkelanjutan. Kondisi ini
mengancam keberlanjutan sumber daya alam dan kesejahteraan manusia di
masa depan. Ada pun salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dan
mengurangi pencemaran lingkungan ialah memberikan edukasi lebih banyak
pada khalayak ramai tentang pendidikan lingkungan hidup.
Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk
meminimalisasi kerusakan lingkungan hidup dan merupakan sarana yang
penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan
prinsip pembangunan berkelanjutan. Pendidikan lingkungan dilakukan sebagai

1
upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam
mencari pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan.
Pendidikan lingkungan tidak akan merubah situasi dan kondisi lingkungan
yang rusak menjadi baik dalam waktu yang singkat, melainkan membutuhkan
waktu, proses, dan sumber daya. Atas dasar itulah pendidikan lingkungan
sedini mungkin perlu diupayakan agar dapat meminimalisasi kerusakan-
kerusakan lingkungan. Berkaitan dengan perilaku manusia terhadap kondisi
sumberdaya alam dan lingkungan yang cenderung tidak peduli, maka
mengubah perilaku menjadi prioritas utama dalam mengatasi krisis
lingkungan.

1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pelestarian lingkungan. Dengan menyajikan informasi tentang
dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan dan solusi-solusi yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, diharapkan masyarakat
dapat tergerak untuk mengubah perilaku menuju gaya hidup yang lebih ramah
lingkungan. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya
perlindungan lingkungan, diharapkan kita dapat menjaga keberlanjutan planet
ini bagi generasi mendatang.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan merupakan perkembangan yang terorganisis dan kelengkapan


dari semua potensi manusia, moral, intelektual dan jasmani, oleh dan daya
dukung kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan
demi menghimpun semua aktivitas tersebut. Pendidikan bukan hanya bermakna
pengajaran yang melakukan aktifitas peralihan ilmu pengetahuan dan teknologi
dari pengajar kepada peserta didik, tetapi juga meliputi aktifitas bimbingan kepada
peserta didik agar dihasilkan manusia yang tanggap dan peka terhadap perubahan
dan tantangan zaman.

Pendidikan lingkungan hidup ialah progran pendidikan yang dirancang


dengan tujuan agar pelajar memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang
rasional dan bertanggung jawab terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumber
daya alam sehingga lingkungan hidupnya tetap dapat meningkatkan kualitas atau
kesejahteraan hidup diri dan masyarakat mendatang. Dalam tinjauan pustaka ini,
kami akan mengeksplorasi temuan-temuan utama dari 10 penelitian jurnal yang
relevan tentang topik ini.

Menurut Suaedi Hammado Tantu (2016) dalam bukunya “Pembelajaran


Pendidikan Lingkungan Hidup” Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan
program pendidikan yang ditujukan untuk mengubah sikap dan perilaku manusia
agar bereproduksi secara rasional, memelihara lingkungan hidup, serta
bertanggung jawab terhadap kualitas kehidupan saat ini dan masa yang akan
datang melalui proses pendidikan. PLH mempunyai misi dalam upaya
pendewasaan seseorang, dalam hal ini peserta didik agar berperilaku yang rasional
serta bertanggung jawab tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup.
[1]

Dra. Mestika Sakarwinahyu, M.Pd. dalam modul pembelajaran


“Pendidikan Lingkungan Hidup” Pendidikan lingkungan hidup bertujuan untuk
mendorong dan memberikan kesempatan kepada masyarakat memperoleh

3
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang pada akhirnya dapat menumbuhkan
kepedulian, komitmen untuk melindungi, memperbaiki serta memanfaatkan
lingkungan hidup secara bijaksana, turut menciptakan pola perilaku baru yang
bersahabat dengan lingkungan hidup, mengembangkan etika lingkungan hidup
dan memperbaiki kualitas hidup. [2]

Lilis Widia Ningsih dalam jurnalnya “Pendidikan Lingkungan Hidup:


Membelajarkan anak dalam kearifan lokal” Pendidikan lingkungan hidup yang
diajarkan pada tingkat sekolah dasar dan menengah dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) mengisyaratkan pentingnya kreativitas dalam
mengembangkan pembelajaran. Alam adalah sumber belajar yang tidak akan
pernah habis untuk dieksplorasi, dikembangkan dan dijadikan media pembelajaran
yang menarik bagi siswa didik. Alam mengajarkan banyak hal tentang kehidupan,
tentang nilai-nilai, tentang kebaikan dan keburukan yang dikomunikasikan dengan
bahasanya sendiri. Perkembangan teknologi informasi yang makin pesat telah
menggeser pola perilaku anak yang lebih banyak dipengaruhi oleh media
elektronik dibanding berelasi dengan alam lingkungannya. Magnet televisi, game
komputer, bermain-main dengan handphone adalah keprihatinan mendalam yang
terjadi pada anak-anak. Tanpa disadari, telah begitu banyak yang terlewati oleh
anak dari kearipan alam dan lingkungan yang menjadi ruang hidup mereka. [3]

Vony Restu T. (2019) dalam jurnal sekripsinya “Pelaksaan Pendidikan


Lingkungan Hidup Untuk Membangun Kesadaran Di Tingkat Sekolah Dasar
Kecamatan Kelaten Selatan” Pentingnya pendidikan lingkungan pada anak untuk
menanamkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan langkah yang paling
strategis adalah melakukan pendidikan tentang pentingnya peduli lingkungan.
Pendidikan lingkungan dibutuhkan dan harus diberikan kepada anak sejak dini
agar mereka mengerti dan tidak merusak lingkungan . Melalui proses pendidikan
di harapkan dapat membantu setiap siswa sebagai anggota masyarakat akan
kesadaran dan kepekaan terhadap permasalahan lingkungan hidup. Contoh
merusak lingkungan dalam hal membuang sampah sembarangan, membuang
limbah ke sungai, adanya penebangan pohon secara besar-besaran yang
menyebabkan banjir dan tanah longsor, serta masih banyak lagi masalah
lingkungan yang disebabkan oleh ulah manusia. Melihat hal-hal tersebut sangat

4
penting untuk meningkatkan kesadaran dan menjadi tanggung jawab semua
masyarakat untuk lebih peduli dalam pelestarian lingkungan hidup. Banyak cara
dalam rangka pelestarian lingkungan hidup. salah satunya adalah meningkatkan
kesadaran cinta lingkungan pada generasi muda terkhusus anak anak usia dini di
sekolah dasar. Diharapkan dengan adanya pendidikan lingkungan hidup di
sekolah dasar mampu menanamkan kepada generasi muda pewaris bumi untuk
mencintai lingkungan demi keberlangsungan kehidupan lewat pendidikan
lingkungan hidup di sekolah dasar sebagai alternatif menciptakan sekolah hijau.
[4]

Muhammad Ali Adriansyah dkk. dalam jurnalnya “Pengaruh Pelatihan


Pendidikan Lingkungan Hidup Terhadap Sikap Peduli Anak Akan Kelestarian
Lingkungan” Pendidikan lingkungan hidup didasarkan pada empat pilar
pendidikan (Delors Report dalam Campbell, 2001; Yusuf dalam Simbolon, 2010),
antara lain, sebagai berikut: (1) Learning to know merupakan pendidikan untuk
mengetahui dan memahami lingkungan hidup dengan segala aspeknya. (2)
Learning to do merupakan pendidikan untuk menanamkan sikap, kemampuan dan
keterampilan dalam melestarikan lingkungan. (3) Learning to live together
merupakan pendidikan untuk menanamkan cara hidup bersama dibumi yang harus
diamankan kelestariannya bagi generasi yang akan datang). (4) Learning to be
merupakan pendidikan untuk menanamkan keyakinan mendalam bahwa manusia
merupakan bagian dari alam, bahwa manusia merupakan teman dan bukan lawan
alam, serta dalam kehidupannya harus bertindak secara ramah dan bijaksana
memperlakukan alam. [5]

Dewi Agustin dalam jurnalnya “Integritas Aktivis Lingkungan Hidup


dalam Mewujudkan Jurnalisme Lingkungan Hidup yang Berkualitas” Informasi
lingkungan hidup menjadi isu krusial yang seyogyanya menarik untuk dibahas.
Mengabarkan informasi lingkungan hidup merupakan pekerjaan mulia, akan tetapi
tidak semua media memiliki informasi mengenai lingkungan hidup yang
berkualitas. Hal ini karena media massa kini cenderung menjadi media populer
sehingga berita lingkungan hidup kurang diminati. Oleh karena itu, penelitian ini
menunjukkan bahwa untuk mengabarkan informasi lingkungan hidup yang baik
dibutuhkan kepedulian khusus dalam lingkungan hidup, baik jurnalis maupun

5
medianya. Dengan demikian tak jarang jika yang menjadi jurnalis lingkungan
hidup ialah orang yang sekaligus menjadi aktivis lingkungan hidup di beberapa
organisasi lingkungan hidup. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini
adalah dua orang aktivis dan jurnalis pada salah satu media daring yang khusus
memberitakan berita lingkungan hidup, sehingga lewat praktik jurnalisme
lingkungan hidup, aktivis dan jurnalis lingkungan hidup dapat menyalurkan
informasi kepada khalayak luas dan dapat menjadi corong ketika lingkungan
hidup di rusak oleh pihak-pihak yang sarat kepentingan. Dengan demikian, artikel
ini hendak memaparkan secara deskriptif prinsip dasar yang melandasi naluri
seorang aktivis dan juga seorang jurnalis yang rela berkecimpung demi
menyelamatkan lingkungan hidup. Tulisan ini juga memaparkan pengalaman
mereka dalam menulis berita lingkungan hidup yang dapat memperlihatkan
integritas dan kualitas praktik jurnalisme lingkungan hidup. [6]

M. Syahril dalam jurnalnya “Bentuk – Bentuk Partisipasi Warga Negara


Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup Berdasarkan Konsep Green Moral Di
Kabupaten Blitar” Partisipasi warga negara dalam menjaga kelestarian lingkungan
hidup di dasari karena manusia merupakan bagian dari lingkungan hidup itu
sendiri. Kerusakan pada lingkungan hidup pada dasarnya juga merusak pada diri
manusia itu sendiri. Prinsip-prinsip deep ecology (Arne Naess dalam Mudhofir,
2010: 197) adalah: (1) Kesejahteraan dan perkembangan manusia dan non
manusia di muka bumi memiliki nilai di dalam dirinya sendiri (seperti nilai
intrinsic atau nilai inheren). Nilai-nilai tersebut tidak tergantung dari nilai non-
manusia untuk tujuan-tujuan manusia; (2) Kekayaan dan keragaman bentuk-
bentuk kehidupan berkontribusi pada kesadaran nilai-nilai mereka sendiri dan juga
nilai-nilai inherennya (dalam dirinya sendiri); (3) Manusia tak memiliki hak untuk
mengurangi kekayaan dan keragamannya kecuali untuk memenuhi kebutuhan
pokok saja; (4) Perkembangan hidup dan budaya manusia sepadan dengan
pengurangan subtansial populasi manusia. Perkembangan kehidupan non manusia
memerlukan pengurangan semacam ini; (5) Intervensi manusia modern atas dunia
non manusia terlalu berlebihan, dan kondisi ini makin memburuk; (6)Karena itu,
kebijakan-kebijakan harus berubah. Kebijakan-kebijakan tersebut mempengaruhi
struktur dasar ekonomi, teknologi, dan juga ideologi. Keadaan yang dihasilkannya

6
akan berbeda dari keadaannya semula; (7) Perubahan ideologi yang utama adalah
penghormatan pada kualitas hidup (yakni berada dalam kondisi-kondisi nilai
inheren) bukannya mempertahankan standar hidup yang makin tinggi. Selanjutnya
akan muncul kesadaran mendalam terhadap perbedaan antara yang besar dan
besar sekali (the difference between big and great); (8) Mereka yang mendukung
poin-poin diatas memiliki kewajiban untuk menerapkan perubahan-perubahan
mendesak tersebut, langsung maupun tidak langsung. [7]

Teguh Rahayu dkk. dalam jurnalnya “Pemetaan Mikrozonasi Dalam


Mendukung Perencanaan Dan Pengembangan Kelembagaan Lingkungan Hidup”
Mikrozonasi memberikan dasar untuk analisis risiko spesifik lokasi, yang dapat
membantu dalam mitigasi kerusakan gempa bumi, tata ruang dan proyeksi
pembangunan jalan dan kota (Seismic microzonation - Wikipedia, no date).
Mikrozonasi menjadi sangat penting dalam proyeksi hazard (dampak dan risiko),
pembangunan dan lingkungan hidup ( Nath, 2007; Rehman, El-hady, Atef, &
Harbi,

2016). Di Indonesia, perkembangan mikrozonasi masih sangat minim, untuk itu


perlu ditingkatkan, mengingat pemetaan pembangunan tata ruang kota,
pembangunan infrastruktur jalan dan pemukiman serta perencanaan nasional yang
harus didasarkan pada peta risiko dan mitigasi bencana. Beberapa kota di
Indonesia telah melakukan mikrozonasi. [8]

Made Erna Wintari & Nyoman Gede Remaja dalam jurnalnya “Pos
Pengaduan Masyarakat Dalam Menyelesaikan Masalah Lingkungan Hidup Pada
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng” Di Indonesia, permasalahan yang
selalu muncul salah satunya adalah permasalahan lingkungan hidup seperti
pengerusakan lingkungan hidup, pencemaran lingkungan hidup, penurunan
kwalitas lingkungan hidup, dan masalah lingkungan hidup lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa permasalahan lingkungan di Indonesia tergolong relatif sulit
ditangani oleh pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah. Meningkatnya
kasus lingkungan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah pengaduan yang
dilaporkan masyarakat kepada instansi pemerintah baik ditingkat pusat maupun
daerah. Pengaduan kasus pencemaran dan/atau pengerusakan lingkungan hidup

7
adalah pengaduan oleh masyarakat yang berkaitan dengan adanya dugaan
terjadinya pencemaran dan/atau pengerusakan lingkungan hidup. [9]

Mohammad Kemal Dermawan dalam jurnalnya “Perilaku Merusak


Lingkungan Hidup: Perspektif Individu, Organisasi Dan institusional” Latar
belakang mengapa manusia melakukan perusakan lingkungan hidup adalah sangat
luas. Weick berpendapat, latar belakang yang luas tersebut dapat mendorong
orang untuk menghindari pemberian perhatian pada isu lingkungan hidup. Karena
luasnya, maka sulit bisa memilah-milah penyebab motivasi orang untuk merusak
lingkungan hidup. Penulis melihat tiga lensa yang menyediakan sudut yang
bermanfaat dan memungkinkan perhatian sedemikian rupa, sehingga lebih banyak
sarjana dapat menemukan lebih banyak cara untuk membuat analisis.

Isu lingkungan hidup terletak pada suatu peristiwa unik dari kedua ilmu,
baik ilmu fisik dan ilmu pengetahuan sosial, melebar pada komponen dari suatu
kelompok yang lebih luas dari disiplin ilmu lainnya, seperti ilmu politik, ekonomi,
manajemen, engineering, biologi, ilmu kimia, dan ekologi. 10 Perilaku organisasi
menawarkan berbagai lensa untuk memahami isu kompleks ini. Pada level
individu, organisasi, dan institusional, perilaku organisasi menawarkan
pemahaman mendalam tentang bagaimana persepsi dan penormaan sosial tentang
isu lingkungan hidup berlangsung, serta oleh karena itu, menyoroti sumber
mendasar dari perilaku yang merusak lingkungan hidup.[10]

8
BAB III

PERSOALAN LINGKUNGAN HIDUP

Masalah Iingkungan sudah ada sejak dahulu kala, tetapi dampaknya yang
lebih luas mulai dirasakan pada dasawarsa 1950-an, akibat dari berkembangnya
teknologi. Menurut Soeriaatmadja (1990), suatu penemuan yang sangat besar
dampaknya terhadap alam pikiran manusia pada abad ke 20 ini ialah ketika
manusia berhasil pertama kalinya mengarungi angkasa luar dengan pesawat luar
angkasa. Dari jendela pesawat para astronot dapat melihat planet bumi kita yang
dihuni oleh bermacam-macam makhluk hidup. Pandangan lama menganggap
bahwa manusia hidup di tengah-tengah berbagai benua yang terhampar luas tanpa
batas dan dipisahkan oleh samudra yang batasnya tak jelas. Sehingga dengan
berhasilnya manusia mengarungi angkasa luar, manusia juga dapat mengamati
kerusakan planet bumi dari atas bumi. Kerusakan lingkungan juga mengakibatkan
kerusakan kehidupan, contohnya smog, asap menyerupai kabut yang berasal dari
buangan mobil dan pabrik yang kemudian bereaksi dengan matahari, akan
menganggu kesehatan (sistem pernafasan).
Masalah-masalah lingkungan adalah kondisi-kondisi pada lingkungan
biofisik yang menghalangi kepuasan kebutuhan manusia untuk kesehatan dan
kebahagiaan. (Swan & Stapp, 1974). Kenyataannya setiap manusia selalu
menghadapi masalah lingkungan, makanya untuk bisa memuaskan maka masalah
lingkungan harus dipecahkan. Masalah lingkungan terutama berkaitan dengan
penyediaan makanan, air, dan tempat tinggal. Pemecahan masalah ini adalah
dengan cara menemukan wilayah yang belum tereksploitasi dan akhirnya mulai
menanam tumbuhan dan memelihara hewan. Saat sekarang ini, kebanyakan orang
tetap mencoba menghindarkan diri dari polusi dengan menjauhi masalah, tetapi
solusi ini berlangsung singkat dan maslah tetap ada seperti halnya dengan gaya
hidup.
Masalah adalah kesenjangan antara realitas atau kenyataan dengan harapan
kita tentang yang harusnya terjadi. Menurut teori Maslow (1970) secara hierarki
manusia memerlukan kebutuhan fisiologis yaitu makanan dan minuman yang
mutlak harus dipenuhi. Kebutuhan berikutnya adalah menyangkut fisiologis
seperti rasa aman, dicintai dan mencintai, harga diri, dan aktualisasi diri yang
kesemuanya perlu dipenuhi. Tetapi yang didapatkan sekarang adalah udara yang
tercemar, air, tanah yang sangat kotor penuh dengan sampah. Kebutuhan dasar
saja sudah tidak terpenuhi, padahal lingkungan juga diperlukan untuk rekreasi,
sifat alaminya dan keindahannya dan diperlukan untuk manusia masa datang.
Tantangan inilah yang dihadapi manusia agar manusia dapat memenuhi
kebutuhannya. Beberapa hal pokok yang menyebabkan timbulnya masalah
lingkungan antara lain adalah tingginya tingkat pertumbuhan penduduk,
meningkatnya kualitas dan kuantitas limbah, adanya pencemaran lintas batas

9
negara. Adapun jenis-jenis masalah lingkungan yang banyak dijumpai di sekitar
kita, yaitu :
1. Pencemaran Air
Pencemaran Air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Pencemaran air merupakan masalah global utama yang
membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua
tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah
dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka didunia untuk
kematian dan penyakit.
2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau
merusak property.
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kima buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan alami tanah. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar
kedalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah Industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).

10
BAB IV

PEMBAHASAN

3.1 Definisi pendidikan lingkungan


Pendidikan merupakan kebutuhan untuk kehidupan yang manusiawi.
Sebenarnya pada hewan pun ada pendidikan, tetapi pendidikan itu hanya
bersifat naluri (teknologi” kodrati) dan hasil “belajar (adaptasi) terhadap
lingkungannya, agar hewan itu dapat memperoleh makanan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Karena itu, pendidikan pada
manusia yang membuat dirinya manusiawi bukanlah semata-mata pendidikan
teknologi, melainkan pendidikan agama, filsafat, ilmu, seni dan budaya.
Pendidikan Lingkungan sendiri merupakan upaya mengubah perilaku dan
sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran
mayarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan
yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif
dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan yang akan datang. Pendidikan lingkungan mempelajari
permasalahan lingkungan khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran,
kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.
Perubahan lingkungan semakin cepat terjadi, berbagai bencana datang silih
berganti, sungguh merupakan fenomena yang menyentak pemikiran kita.
Beberapa musibah bencana disebabkan oleh penurunan kualitas lingkungan,
menjadikan kita berpikir kebelakang dan menghubungkan kejadian tersebut
dengan proses pendidikan yang diterapkan. Musibah hutan gundul yang
menyebabkan erosi dan longsor mengakibatkan banyak korban dikarenakan
longsoran menimpa kawasan permukiman padat, permasalahan polusi udara di
kota besar dikarenakan banyaknya penggunaan kendaraan bermotor, sikap
penduduk yang masih membuang sampah sembarangan, dan masih banyak
penyimpangan perilaku yang dapat menurunkan kualitas lingkungan.

11
Permasalahan diatas membuat kita berpikir apakah kepedulian masyarakat
akan lingkungan sedang mengalami krisis, apakah selama ini pendidikan yang
mengupayakan peningkatan kepedulian masyakat masih kurang atau kurang
optimum. Hal tersebut yang menyebabkan kita harus berpikir bagaimana
upaya-upaya yang perlu di tempuh agar masyarakat dapat meningkat
kepeduliaannya terhadap lingkungan. Pernyataan yang sampai saat ini masih
terngiang dari Sumarwoto (1997) adalah pembangunan dapat dan telah
merusak lingkungan, tetapi pembangunan juga diperlukan untuk memperbaiki
kualitas lingkungan. Kita semua memang menginginkan keadaan lingkungan
yang lestari, yaitu kondisi lingkungan yang secara terus menerus dapat
menjamin kesejahteraan hidup manusia dan juga mahluk hidup lainnya. Untuk
memelihara kelestarian lingkungan ini setiap pengelolaan harus dilakukan
secara bijaksana. Pengelolaan yang bijaksana menuntut adanya pengetahuan
yang cukup tentang lingkungan dan akibat yang dapat timbul karena gangguan
manusia. Pengelolaan yang bijaksana juga menuntut kesadaran akan tanggung
jawab manusia terhadap kelangsungan generasi mendatang. Pengetahuan dan
kesadaran akan pengelolaan lingkungan ini dapat diperoleh melalui
pendidikan dan sejenisnya.

3.2 Tujuan dari pendidikan lingkungan


Secara global ada 5 tujuan pendidikan lingkungan yang disepakati usai
pertemuan di Tbilisi 1977 oleh dunia internasional. Fien dalam Miyake, dkk.
(2003) mengemukakan kelima tujuan yaitu sebagai berikut.
a. Bidang pengetahuan: membantu individu, kelompok dan masyarakat
untuk
mendapatkan berbagai pengalaman dan mendapat pengetahuan tentang apa
yang diperlukan untuk menciptakan dan menjaga lingkungan yang
berkelanjutan.
b. Bidang kesadaran: membantu kelompok sosial dan individu untuk
mendapatkan kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan secara
keseluruhan beserta isu-isu yang menyertainya, pertanyaan, dan
permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan dan pembangunan.

12
c. Bidang perilaku: membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk
memperoleh serangkaian nilai perasaan peduli terhadap lingkungan dan
motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam perbaikan dan perlindungan
lingkungan.
d. Bidang ketrampilan: membantu individu, kelompok dan masyarakat
untuk
mendapatkan ketrampilan untuk megidentifikasi, mengantisipasi,
mencegah, dan memecahkan permasalahan lingkungan.
e. Bidang partisipasi: memberikan kesempatan dan motivasi terhadap
individu, kelompok dan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam
menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Jadi pendidikan lingkungan hidup diperlukan untuk dapat mengelola secara


bijaksana sumber daya kita dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap
kepentingan generasi yang akan datang diperlukan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan atau perilaku yang membuat sumber daya kita tetap dapat
dimanfaatkan secara lestari atau dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
(sutainable used).

Atau, tujuan pendidikan lingkungan hidup adalah sebagai berikut :

1. Mendorong dan mengedukasi masyarakat

2. Menumbuhkan keterampilan dan sikap peduli

3. Menumbuhkan komitmen untuk memiliki dan melindungi

4. Memperbaiki dan memanfaatkan lingkungan dengan bijaksana

5. Menciptakan pola kehidupan yang bersahabat dengan lingkungan

6. Menumbuhkan etika dan memperbaiki kualitas hidup.

Dan Prinsip Pendidikan Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :

1. Suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup, mencakup pendidikan


prasekolah hingga pendidikan formal dan nonformal

13
2. Memandang lingkungan secara keseluruhan, baik alami maupun buatan,
teknologi maupun sosial (ekonomi, politik, kultural, historis, moral,
estetika, dan lain-lain)

3. Memiliki pendekatan interdisipliner, serta menarik karakteristik unik


dari tiap disiplin ilmu untuk memunculkan suatu pendekatan dan
perspektif yang seimbang

4. Menekankan pada kondisi lingkungan saat ini dengan


mempertimbangkan perspektif sejarahnya

5. Mempelajari masalah lingkungan dari perspektif lokal, nasional,


regional, dan internasional, sehingga dapat memperoleh pemahaman
tentang keadaan lingkungan di tempat lain

6. Menghubungkan kepekaan terhadap lingkungan, pengetahuan,


kemampuan untuk memecahkan masalah, serta klarifikasi nilai pada tiap
tahapan umur

7. Memanfaatkan berbagai situasi pembelajaran (learning environment)


dan metode pembelajaran mengenai kegiatan yang praktis, serta memberi
pengalaman langsung.

3.3 Tata cara penerapan pendidikan lingkungan


Pendidikan lingkungan merupakan hal yang penting untuk menciptakan
kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan di masyarakat. Berikut
beberapa cara menerapkan pendidikan lingkungan di masyarakat:
a. Melalui Sekolah dan Kurikulum: Sekolah dapat mengintegrasikan
pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum atau program ekstrakurikuler.
Ini melibatkan pembelajaran tentang isu-isu lingkungan, praktik
berkelanjutan, dan bagaimana menjaga alam sekitar.
b. Lembaga Pemerintah: Pemerintah dapat memperkuat pendidikan
lingkungan melalui kampanye, program, dan regulasi yang berfokus pada
kesadaran lingkungan dan perlindungan alam.
c. Organisasi Lingkungan: Organisasi lingkungan seperti LSM, komunitas
peduli lingkungan, dan kelompok sukarelawan dapat mengadakan seminar

14
lokakarya, dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang isu-isu lingkungan.
d. Media Massa: Media massa memiliki peran penting dalam menyebarkan
informasi tentang lingkungan. Artikel, berita, dan program televisi yang
mengedukasi tentang isu-isu lingkungan dapat membantu meningkatkan
kesadaran masyarakat.
e. Program Pemerintah: Pemerintah dapat menginisiasi program-program
seperti penghijauan, pengelolaan sampah, dan konservasi sumber daya
alam. Program ini dapat melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
f. Keluarga: Keluarga juga berperan dalam pendidikan lingkungan. Dengan
memberikan contoh positif dan mengajarkan anak-anak tentang
pentingnya menjaga lingkungan, keluarga dapat membentuk kesadaran
lingkungan sejak dini.

3.4 Hakikat dan Makna Pendidikan Lingkungan bagi manusia


Hakikat dan makna pendidikan lingkungan bagi manusia dapat ditinjau dari
dua aspek yang saling terkait:
1. Lingkungan Hidup atau Alam:
 Lingkungan hidup atau alam mencakup segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam yang berada di sekitar manusia.
 Komponen lingkungan alam meliputi faktor abiotik seperti udara,
tanah, dan air, serta faktor biotik seperti hewan, tumbuhan, dan
manusia.
 Lingkungan alam memberikan tempat bagi manusia untuk hidup,
berkembang biak, dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Lingkungan Sosial Budaya:
 Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia itu
sendiri.
 Lingkungan ini menekankan aspek manusia dalam lingkup budaya dan
sosialnya.
 Terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi, organisasi sosial,
dan perilaku manusia.

15
 Contohnya meliputi lingkungan pertemanan, jaringan sosial, adat
istiadat, dan pola perilaku masyarakat sekitar.

Arti penting lingkungan bagi manusia meliputi:

1. Tempat Hidup dan Berkembang Biak:


 Lingkungan merupakan tempat bagi manusia untuk hidup,
berkembang biak, dan bertahan.
 Tanah yang subur dan perairan yang dapat dimanfaatkan adalah
bagian penting dari lingkungan ini.
2. Sumber Penghidupan:
 Lingkungan memberikan sumber-sumber penghidupan manusia,
seperti hasil pertanian, perikanan, dan sumber daya alam lainnya.
 Pengaruh terhadap Sifat dan Perilaku Manusia:
 Lingkungan memengaruhi karakter, perilaku, dan pola pikir
manusia yang mendiaminya.
 Kondisi lingkungan dapat mendorong manusia untuk berpikir
kreatif dan menciptakan solusi.
3. Tantangan bagi Kemajuan Peradaban:
 Kondisi lingkungan memicu manusia untuk menciptakan dan
mengkreasikan sesuatu.
 Peradaban manusia berkembang seiring dengan tantangan yang
diberikan oleh lingkungan.
 Kemampuan Manusia untuk Memperbaiki dan Mengubah
Lingkungan:
 Manusia memiliki kemampuan untuk memperbaiki, mengubah,
bahkan menciptakan lingkungan sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan hidupnya.

3.5 Dampak dari Pendidikan Lingkungan terhadap keberlanjutan


lingkungan secara jangka panjang
Pendidikan lingkungan memiliki dampak yang signifikan terhadap
keberlanjutan lingkungan dalam jangka panjang. Berikut adalah beberapa
dampak positif dari pendidikan lingkungan:

16
1. Kesadaran dan Pemahaman: Pendidikan lingkungan membantu
meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang
kompleksitas lingkungan. Melalui pendidikan ini, kita memahami
bagaimana sistem alam saling terkait, konsep seperti daur hidup, rantai
makanan, dan keseimbangan ekologi.
2. Keterampilan Berpikir Kritis: Siswa yang mendapatkan pendidikan
lingkungan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan
masalah terkait lingkungan. Mereka belajar mengevaluasi bukti dan
argumentasi, mengidentifikasi bias, dan menyusun solusi yang tepat untuk
masalah lingkungan.
3. Pengelolaan Sumber Daya: Individu yang dibekali dengan pendidikan
lingkungan dapat mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
Mereka memahami pentingnya konservasi air, pengurangan limbah, dan
efisiensi energi untuk melestarikan lingkungan bagi generasi mendatang.
4. Menghargai Lingkungan: Anak-anak yang diajarkan untuk menghargai
lingkungan cenderung membawa nilai-nilai tersebut hingga dewasa.
Pendidikan lingkungan membentuk kebiasaan positif sejak usia dini dan
merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan bumi kita.

Dengan pendidikan lingkungan, kita membangun fondasi untuk masa


depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Semakin banyak orang yang
teredukasi tentang isu-isu lingkungan, semakin besar peluang kita untuk
menjaga keberlanjutan lingkungan kita.

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan
Pendidikan lingkungan hidup membicarakan masalah yang berkaitan
dengan kesadaran masyarakat dalam upaya mengubah perilaku dan sikap
yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat
tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada
akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan masa yang akan datang. Mengenai ruang lingkup pendidikan
lingkungan hidup adalah kelembagaan, SDM, sarana dan prasarana,
pendanaan, materi, komunikasi dan informasi, peran serta masyarakat dan
metode pelaksanaan. Tujuan dari pendidikan lingkungan hidup adalah untuk
membentuk manusia agar memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan
pengetahuan, kesadaran masyarakat tentang permasalahan lingkungan.

5.2 Saran
Pendidikan lingkungan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian alam. Hal ini dapat
membantu mengatasi berbagai masalah lingkungan yang dihadapi
Indonesia, seperti polusi, deforestasi, dan perubahan iklim. Kita mesti
memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum pendidikan
formal, pendidikan lingkungan harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak
agar mereka dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai pelestarian
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Juga melatih guru-guru tentang pendidikan lingkungan, guru-guru perlu
dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk
mengajar pendidikan lingkungan secara efektif. Selain itu, mengembangkan
program pendidikan lingkungan yang kreatif dan inovati juga harus diikut
sertakan. Program pendidikan lingkungan harus menarik dan interaktif agar
dapat menarik minat dan partisipasi masyarakat.

18
Melibatkan berbagai pihak dalam pendidikan lingkungan juga perlu
dilakukan. Pemerintah, organisasi non-pemerintah, komunitas, dan sektor
swasta harus bekerja sama untuk meningkatkan pendidikan lingkungan di
Indonesia, demi kemajuan pendidikan lingkungan di negara kita tercinta,
Indonesia.

19
DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai