PENDIDIKAN LINGKUNGAN
Dosen Pengampu : Tun Susdiyanti, S.HUT., M.PD
Di susun oleh :
Kelompok 8
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan
Lingkungan” sesuai dengan ketentuan dan waktu yang ditentukan.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok untuk
matakuliah Pengantar Ilmu Lingkungan. Kendala-kendala sering kali penulis
hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun, berkat berbagai pihak, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Tun Susdiyanti, S.Hut., M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengantar
Ilmu Lingkungan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan sebagai acuan penulis untuk bisa melangkah lebih maju lagi di
masa depan. Akhir kata, penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat
bermanfaat untuk bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam
mencari pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan.
Pendidikan lingkungan tidak akan merubah situasi dan kondisi lingkungan
yang rusak menjadi baik dalam waktu yang singkat, melainkan membutuhkan
waktu, proses, dan sumber daya. Atas dasar itulah pendidikan lingkungan
sedini mungkin perlu diupayakan agar dapat meminimalisasi kerusakan-
kerusakan lingkungan. Berkaitan dengan perilaku manusia terhadap kondisi
sumberdaya alam dan lingkungan yang cenderung tidak peduli, maka
mengubah perilaku menjadi prioritas utama dalam mengatasi krisis
lingkungan.
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pelestarian lingkungan. Dengan menyajikan informasi tentang
dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan dan solusi-solusi yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, diharapkan masyarakat
dapat tergerak untuk mengubah perilaku menuju gaya hidup yang lebih ramah
lingkungan. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya
perlindungan lingkungan, diharapkan kita dapat menjaga keberlanjutan planet
ini bagi generasi mendatang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang pada akhirnya dapat menumbuhkan
kepedulian, komitmen untuk melindungi, memperbaiki serta memanfaatkan
lingkungan hidup secara bijaksana, turut menciptakan pola perilaku baru yang
bersahabat dengan lingkungan hidup, mengembangkan etika lingkungan hidup
dan memperbaiki kualitas hidup. [2]
4
penting untuk meningkatkan kesadaran dan menjadi tanggung jawab semua
masyarakat untuk lebih peduli dalam pelestarian lingkungan hidup. Banyak cara
dalam rangka pelestarian lingkungan hidup. salah satunya adalah meningkatkan
kesadaran cinta lingkungan pada generasi muda terkhusus anak anak usia dini di
sekolah dasar. Diharapkan dengan adanya pendidikan lingkungan hidup di
sekolah dasar mampu menanamkan kepada generasi muda pewaris bumi untuk
mencintai lingkungan demi keberlangsungan kehidupan lewat pendidikan
lingkungan hidup di sekolah dasar sebagai alternatif menciptakan sekolah hijau.
[4]
5
medianya. Dengan demikian tak jarang jika yang menjadi jurnalis lingkungan
hidup ialah orang yang sekaligus menjadi aktivis lingkungan hidup di beberapa
organisasi lingkungan hidup. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini
adalah dua orang aktivis dan jurnalis pada salah satu media daring yang khusus
memberitakan berita lingkungan hidup, sehingga lewat praktik jurnalisme
lingkungan hidup, aktivis dan jurnalis lingkungan hidup dapat menyalurkan
informasi kepada khalayak luas dan dapat menjadi corong ketika lingkungan
hidup di rusak oleh pihak-pihak yang sarat kepentingan. Dengan demikian, artikel
ini hendak memaparkan secara deskriptif prinsip dasar yang melandasi naluri
seorang aktivis dan juga seorang jurnalis yang rela berkecimpung demi
menyelamatkan lingkungan hidup. Tulisan ini juga memaparkan pengalaman
mereka dalam menulis berita lingkungan hidup yang dapat memperlihatkan
integritas dan kualitas praktik jurnalisme lingkungan hidup. [6]
6
akan berbeda dari keadaannya semula; (7) Perubahan ideologi yang utama adalah
penghormatan pada kualitas hidup (yakni berada dalam kondisi-kondisi nilai
inheren) bukannya mempertahankan standar hidup yang makin tinggi. Selanjutnya
akan muncul kesadaran mendalam terhadap perbedaan antara yang besar dan
besar sekali (the difference between big and great); (8) Mereka yang mendukung
poin-poin diatas memiliki kewajiban untuk menerapkan perubahan-perubahan
mendesak tersebut, langsung maupun tidak langsung. [7]
Made Erna Wintari & Nyoman Gede Remaja dalam jurnalnya “Pos
Pengaduan Masyarakat Dalam Menyelesaikan Masalah Lingkungan Hidup Pada
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng” Di Indonesia, permasalahan yang
selalu muncul salah satunya adalah permasalahan lingkungan hidup seperti
pengerusakan lingkungan hidup, pencemaran lingkungan hidup, penurunan
kwalitas lingkungan hidup, dan masalah lingkungan hidup lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa permasalahan lingkungan di Indonesia tergolong relatif sulit
ditangani oleh pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah. Meningkatnya
kasus lingkungan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah pengaduan yang
dilaporkan masyarakat kepada instansi pemerintah baik ditingkat pusat maupun
daerah. Pengaduan kasus pencemaran dan/atau pengerusakan lingkungan hidup
7
adalah pengaduan oleh masyarakat yang berkaitan dengan adanya dugaan
terjadinya pencemaran dan/atau pengerusakan lingkungan hidup. [9]
Isu lingkungan hidup terletak pada suatu peristiwa unik dari kedua ilmu,
baik ilmu fisik dan ilmu pengetahuan sosial, melebar pada komponen dari suatu
kelompok yang lebih luas dari disiplin ilmu lainnya, seperti ilmu politik, ekonomi,
manajemen, engineering, biologi, ilmu kimia, dan ekologi. 10 Perilaku organisasi
menawarkan berbagai lensa untuk memahami isu kompleks ini. Pada level
individu, organisasi, dan institusional, perilaku organisasi menawarkan
pemahaman mendalam tentang bagaimana persepsi dan penormaan sosial tentang
isu lingkungan hidup berlangsung, serta oleh karena itu, menyoroti sumber
mendasar dari perilaku yang merusak lingkungan hidup.[10]
8
BAB III
Masalah Iingkungan sudah ada sejak dahulu kala, tetapi dampaknya yang
lebih luas mulai dirasakan pada dasawarsa 1950-an, akibat dari berkembangnya
teknologi. Menurut Soeriaatmadja (1990), suatu penemuan yang sangat besar
dampaknya terhadap alam pikiran manusia pada abad ke 20 ini ialah ketika
manusia berhasil pertama kalinya mengarungi angkasa luar dengan pesawat luar
angkasa. Dari jendela pesawat para astronot dapat melihat planet bumi kita yang
dihuni oleh bermacam-macam makhluk hidup. Pandangan lama menganggap
bahwa manusia hidup di tengah-tengah berbagai benua yang terhampar luas tanpa
batas dan dipisahkan oleh samudra yang batasnya tak jelas. Sehingga dengan
berhasilnya manusia mengarungi angkasa luar, manusia juga dapat mengamati
kerusakan planet bumi dari atas bumi. Kerusakan lingkungan juga mengakibatkan
kerusakan kehidupan, contohnya smog, asap menyerupai kabut yang berasal dari
buangan mobil dan pabrik yang kemudian bereaksi dengan matahari, akan
menganggu kesehatan (sistem pernafasan).
Masalah-masalah lingkungan adalah kondisi-kondisi pada lingkungan
biofisik yang menghalangi kepuasan kebutuhan manusia untuk kesehatan dan
kebahagiaan. (Swan & Stapp, 1974). Kenyataannya setiap manusia selalu
menghadapi masalah lingkungan, makanya untuk bisa memuaskan maka masalah
lingkungan harus dipecahkan. Masalah lingkungan terutama berkaitan dengan
penyediaan makanan, air, dan tempat tinggal. Pemecahan masalah ini adalah
dengan cara menemukan wilayah yang belum tereksploitasi dan akhirnya mulai
menanam tumbuhan dan memelihara hewan. Saat sekarang ini, kebanyakan orang
tetap mencoba menghindarkan diri dari polusi dengan menjauhi masalah, tetapi
solusi ini berlangsung singkat dan maslah tetap ada seperti halnya dengan gaya
hidup.
Masalah adalah kesenjangan antara realitas atau kenyataan dengan harapan
kita tentang yang harusnya terjadi. Menurut teori Maslow (1970) secara hierarki
manusia memerlukan kebutuhan fisiologis yaitu makanan dan minuman yang
mutlak harus dipenuhi. Kebutuhan berikutnya adalah menyangkut fisiologis
seperti rasa aman, dicintai dan mencintai, harga diri, dan aktualisasi diri yang
kesemuanya perlu dipenuhi. Tetapi yang didapatkan sekarang adalah udara yang
tercemar, air, tanah yang sangat kotor penuh dengan sampah. Kebutuhan dasar
saja sudah tidak terpenuhi, padahal lingkungan juga diperlukan untuk rekreasi,
sifat alaminya dan keindahannya dan diperlukan untuk manusia masa datang.
Tantangan inilah yang dihadapi manusia agar manusia dapat memenuhi
kebutuhannya. Beberapa hal pokok yang menyebabkan timbulnya masalah
lingkungan antara lain adalah tingginya tingkat pertumbuhan penduduk,
meningkatnya kualitas dan kuantitas limbah, adanya pencemaran lintas batas
9
negara. Adapun jenis-jenis masalah lingkungan yang banyak dijumpai di sekitar
kita, yaitu :
1. Pencemaran Air
Pencemaran Air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Pencemaran air merupakan masalah global utama yang
membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua
tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah
dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka didunia untuk
kematian dan penyakit.
2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau
merusak property.
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kima buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan alami tanah. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar
kedalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah Industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
10
BAB IV
PEMBAHASAN
11
Permasalahan diatas membuat kita berpikir apakah kepedulian masyarakat
akan lingkungan sedang mengalami krisis, apakah selama ini pendidikan yang
mengupayakan peningkatan kepedulian masyakat masih kurang atau kurang
optimum. Hal tersebut yang menyebabkan kita harus berpikir bagaimana
upaya-upaya yang perlu di tempuh agar masyarakat dapat meningkat
kepeduliaannya terhadap lingkungan. Pernyataan yang sampai saat ini masih
terngiang dari Sumarwoto (1997) adalah pembangunan dapat dan telah
merusak lingkungan, tetapi pembangunan juga diperlukan untuk memperbaiki
kualitas lingkungan. Kita semua memang menginginkan keadaan lingkungan
yang lestari, yaitu kondisi lingkungan yang secara terus menerus dapat
menjamin kesejahteraan hidup manusia dan juga mahluk hidup lainnya. Untuk
memelihara kelestarian lingkungan ini setiap pengelolaan harus dilakukan
secara bijaksana. Pengelolaan yang bijaksana menuntut adanya pengetahuan
yang cukup tentang lingkungan dan akibat yang dapat timbul karena gangguan
manusia. Pengelolaan yang bijaksana juga menuntut kesadaran akan tanggung
jawab manusia terhadap kelangsungan generasi mendatang. Pengetahuan dan
kesadaran akan pengelolaan lingkungan ini dapat diperoleh melalui
pendidikan dan sejenisnya.
12
c. Bidang perilaku: membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk
memperoleh serangkaian nilai perasaan peduli terhadap lingkungan dan
motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam perbaikan dan perlindungan
lingkungan.
d. Bidang ketrampilan: membantu individu, kelompok dan masyarakat
untuk
mendapatkan ketrampilan untuk megidentifikasi, mengantisipasi,
mencegah, dan memecahkan permasalahan lingkungan.
e. Bidang partisipasi: memberikan kesempatan dan motivasi terhadap
individu, kelompok dan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam
menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
13
2. Memandang lingkungan secara keseluruhan, baik alami maupun buatan,
teknologi maupun sosial (ekonomi, politik, kultural, historis, moral,
estetika, dan lain-lain)
14
lokakarya, dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang isu-isu lingkungan.
d. Media Massa: Media massa memiliki peran penting dalam menyebarkan
informasi tentang lingkungan. Artikel, berita, dan program televisi yang
mengedukasi tentang isu-isu lingkungan dapat membantu meningkatkan
kesadaran masyarakat.
e. Program Pemerintah: Pemerintah dapat menginisiasi program-program
seperti penghijauan, pengelolaan sampah, dan konservasi sumber daya
alam. Program ini dapat melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
f. Keluarga: Keluarga juga berperan dalam pendidikan lingkungan. Dengan
memberikan contoh positif dan mengajarkan anak-anak tentang
pentingnya menjaga lingkungan, keluarga dapat membentuk kesadaran
lingkungan sejak dini.
15
Contohnya meliputi lingkungan pertemanan, jaringan sosial, adat
istiadat, dan pola perilaku masyarakat sekitar.
16
1. Kesadaran dan Pemahaman: Pendidikan lingkungan membantu
meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang
kompleksitas lingkungan. Melalui pendidikan ini, kita memahami
bagaimana sistem alam saling terkait, konsep seperti daur hidup, rantai
makanan, dan keseimbangan ekologi.
2. Keterampilan Berpikir Kritis: Siswa yang mendapatkan pendidikan
lingkungan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan
masalah terkait lingkungan. Mereka belajar mengevaluasi bukti dan
argumentasi, mengidentifikasi bias, dan menyusun solusi yang tepat untuk
masalah lingkungan.
3. Pengelolaan Sumber Daya: Individu yang dibekali dengan pendidikan
lingkungan dapat mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
Mereka memahami pentingnya konservasi air, pengurangan limbah, dan
efisiensi energi untuk melestarikan lingkungan bagi generasi mendatang.
4. Menghargai Lingkungan: Anak-anak yang diajarkan untuk menghargai
lingkungan cenderung membawa nilai-nilai tersebut hingga dewasa.
Pendidikan lingkungan membentuk kebiasaan positif sejak usia dini dan
merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan bumi kita.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pendidikan lingkungan hidup membicarakan masalah yang berkaitan
dengan kesadaran masyarakat dalam upaya mengubah perilaku dan sikap
yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat
tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada
akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan masa yang akan datang. Mengenai ruang lingkup pendidikan
lingkungan hidup adalah kelembagaan, SDM, sarana dan prasarana,
pendanaan, materi, komunikasi dan informasi, peran serta masyarakat dan
metode pelaksanaan. Tujuan dari pendidikan lingkungan hidup adalah untuk
membentuk manusia agar memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan
pengetahuan, kesadaran masyarakat tentang permasalahan lingkungan.
5.2 Saran
Pendidikan lingkungan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian alam. Hal ini dapat
membantu mengatasi berbagai masalah lingkungan yang dihadapi
Indonesia, seperti polusi, deforestasi, dan perubahan iklim. Kita mesti
memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum pendidikan
formal, pendidikan lingkungan harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak
agar mereka dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai pelestarian
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Juga melatih guru-guru tentang pendidikan lingkungan, guru-guru perlu
dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk
mengajar pendidikan lingkungan secara efektif. Selain itu, mengembangkan
program pendidikan lingkungan yang kreatif dan inovati juga harus diikut
sertakan. Program pendidikan lingkungan harus menarik dan interaktif agar
dapat menarik minat dan partisipasi masyarakat.
18
Melibatkan berbagai pihak dalam pendidikan lingkungan juga perlu
dilakukan. Pemerintah, organisasi non-pemerintah, komunitas, dan sektor
swasta harus bekerja sama untuk meningkatkan pendidikan lingkungan di
Indonesia, demi kemajuan pendidikan lingkungan di negara kita tercinta,
Indonesia.
19
DAFTAR PUSTAKA
20