Anda di halaman 1dari 10

MODEL PENELITIAN KARAKTER

Dosen Pengampu :
Dr. Dine Trio Ratnasari M.Pd

Disusun Oleh :
1. Alvina Fitriani (8620623094)
2. Gita Nurjihan (8620623093)
3. Siti Fatonah (8620623252)
4. Peni Irawati (8620623243)
5. Delli Fahrunasihah (8620623073)
6. Firli maulidia (8620623074)

PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN


UNIVERSITAS SETIA BUDHI RANGKASBITUNG TAHUN

2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah segala puji syukur dan karunia Allah SWT, atas izin-Nya lah kami
dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa pula kami panjatkan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya
yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Karakter.
Dalam penyusunan tugas ini, kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Dine Trio
Ratnasari selaku pengampu mata kuliah Pendidikan Karakter yang telah memberi dukungan dan
motivasi agar terselesainya tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi.

Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi. Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami
mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan tugas dimasa mendatang. Kami
harap semoga tugas ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.

Rangkasbitung, 25, Maret 2024

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
2
DAFTAR ISI.......................................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB I.............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN..............................................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................................... 4

BAB II............................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN................................................................................................................................5

A. Model Penilaian Karakter dalam Pendidikan.............................................................................5

B. Tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan Penilaian Karakter............................8

BAB III.......................................................................................................................................... 10

PENUTUP..................................................................................................................................... 10

KESIMPULAN................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian karakter merupakan tahapan yang sangat penting sekaligus rumit. Hal ini
berkenaan dengan hasil akhir dari pendidikan karakter yang berupa tindakan moral. Hasil
pendidikan karakter bukan hanya berupa pemikiran atau gerakan yang dengan mudah dapat
dinilai melalui kemampuan menulis jawaban, atau mempraktekkan sebuah keterampilan yang
3
kemudian diakumulasikan dalam bentuk angka. Penilaian karakter berkaitan dengan perilaku
peserta didik dalam setiap aktivitas baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Di dalam pendidikan karakter, guru memerlukan berbagai informasi atau data yang sangat
diperlukan dalam mengambil keputusan, untuk menyusun program dan menyempurnakan
pelaksanaan pendidikan karakter. Apabila pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan pada
informasi yang akurat dandapat diandalkan, penyusunan dan penyempurnaan pendidikan
karakter akan tepat sehingga dapat mengarah pada pencapaian hasil seperti yang diharapkan.
Jika dilakukan sebaliknya, perancangan dan penyempurnaan pendidikan karakter akan tidak
sesuai sehingga tidak akan efektif serta tidak dapat mencapai hasil sesuai yang direncanakan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Model Penilaian karakter dalam pendidikan?


2. Apa saja tantangan yang mungkin dihadapi dalam implementasikan penilaian karakter?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui model penilaian karakter dalam pendidikan.


2. Mengetahui Tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan Penilaian Karakter

BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Penilaian Karakter dalam Pendidikan


1. Penilaian Karakter Secara Umum
Perkembangan karakter dapat dilihat dari perilaku peserta didik yang diungkapkan
dalam bentuk ucapan, cara berpikir, dan perbuatan.
1. Dalam bentuk ucapan
Setiap saat peserta didik menggunakan kata-kata dan kalimat (lisan atau tulisan)
yang mencerminkan aspek atau sikap tertentu.
2. Cara berpikir

4
Dalam berpikir peserta didik dapat dilihat ketika berbicara dalam komunikasi biasa,
dalam menjawab atau menulis jawaban atas suatu pertanyaan.
3. Bentuk perbuatan
Bentuk perbuatan dapat terlihat dari mimik ketika berbicara dalam gerakan ketika
melakukan sesuatu, dan dalam tindakan ketika berkomunikasi atau bekerja sama
dengan teman, pendidik, pegawai administrasi, dan orang lain yang ada disekolah.
Sejalan dengan hal tersebut karakter peserta didik dapat dinilai dari ucapan
ekspresi dan tindakan yang dilakukan peserta didik ketika proses pembelajaran di
kelas dan kegiatan lain di sekolah. Pendidik perlu langsung memberikan respon
terhadap perilaku mononjol peserta didik: koreksi untuk perilaku peserta didik
secara individual: penghargaan atau pujianperlu diberikan untuk perilaku yang baik
atau prestasi yang dicapai peserta didik.
Pendidik atau wali kelas hendaknya mempunyai catatan tjal peserta didik
sebagai rekaman perkembangan peserta didik. Catatan tersebut berupa informasi
perilaku yang tampak/menonjol dari peserta didik, baik yang positif maupun yang
negatif. Informasi tersebut dapat berasal dari hasil observasi guru, laporan pendidik
lain, pegawai sekolah atau peserta didik lain. Pendidik dapat mengkaji dan melihat
perkembangan perilaku peserta didik sehingga usaha untuk membina atau
mengarahkan peserta didik sesuai dengan kondisi masing-masing dapat dilakukan.
Peserta didik yang menonjol pada suatu aspek dapat diarahkan atau diberi
kepercayaan untuk suatu tugas atau mengikuti suatu kegiatan yang sesuai. Peserta
didik belum menunjukan perilaku yang diharapkan dapat di beri pembinaan yang
sesuai.
Catatan tersebut juga dapat disiapkan dalam bentuk aplikasi yang dapat diakses
oleh kepala sekolah, pendidik bimbingan konseling atau pihak yang relevan sehingga
informasi tentang perkembangan peserta didik dapat dimonitor.
2. Penilaian Karakter yang di tentukan Sekolah
Sekolah dapat menetapkan karakter yang menjadi fokus pengembangan atau
penguatan karakter di sekolah. Karakter yang dipilih menjadi misi sekolah pada periode
waktu tertentu. Sebagai contoh pada tahun 2019, SD A menetapkan kejujuran dan
mandiri sebagai fokus karakter. Karakter yang dipilih kemudian dijadikan program
pendidikan karakter yang terpadu. Misalnya sekolah menyelenggarakan kantin
kejujuran. Di kantin ketika membayar makanan yang dibeli peserta didik diminta
memasukan sendiri uang kedalam kotak yang disediakan. Dalam situasi yang
memberikan kebebasan, peserta didik diberi kepercayaan dan dilatih untuk jujur, bila
ditemukan peserta didik yang tidak jujur, dilakukan pembinaan, misalnya ditegur secara
individual dengan suasana yang netral.

5
Pada lampiran di erikan contoh perilaku yang dapat diamati untuk masing-masing
karakter sesuai dengan tingkat perkembangan anak (SD/SMP/SMA/SMK). Misalnya
untuk menilai kejujuran, pendidik dapat mengamati perilaku peserta didik ketika ujian
atau melaksanakan tugas atau ketika berinteraksi dengan orang lain. Untuk menilai
tahapan perkembangan peserta didik, pada contoh juga diberikan indikator perilaku dan
kategori capian. Contoh perilaku yang diamati, indikator perilaku dan kategori capaian
atau perkembangan untuk kejujuran disajikan pada tabel 1.
Tabel 1 dan 2. Contoh indikator perilaku dan kategori tahapan perkembangan
karakter untuk kejujuran

NILAI : KEJUJURAN Perilaku dan ucapan dapat dipercaya/tidak


berbohong/berpura-pura

Perilaku yang diamati Mengakui kesalahan

Kategori Indikator

Membudaya (M) Bila melakukan kesalahan bersedia mengakui


dengan sukarela (tanpa ditanya).

Berkembang (B) Mengakui kesalahan dengan meminta


dukungan dan perantara orang lain (teman
atau orang tua).

Mulai berkembang (MBK) Mau mengakui kesalahan setelah ditanya


oleh pendidik.

Memerlukan bimbingan (MB) Tidak mau mengakui kesalahan yang


dilakukannya.

Tabel.1

NILAI : KEJUJURAN Perilaku tidak berbuat curang

Perilaku yang diamati Mengerjakan tugas/ulangan/ujian dengan


tidak meniru/menyontek pekerjaan
temannya

Kategori Indikator
6
Membudaya (M) Mengajak teman untuk tidak meniru
pekerjaan teman ketika mengerjakan
tugas/ulangan/ujian.

Berkembang (B) Mengerjakan tugas/ulangan/ujian dengan


tidak meniru/menyontek pekerjaan
temannya.

Mulai Berkembang (MBK) Bertanya kepada teman untuk mendapatkan


jawaban ketika mengerjakan
tugas/ulangan/ujian.

Memerlukan Bimbingan (MB) Meniru/menyontek pekerjaan temannya


ketika mengerjakan tugas/ulangan/ujian.

Tabel.2

Keterangan kategori perkembangan sebagai berikut :

Kategori Capaian Penjelasan

Memerlukan Bimbingan Peserta didik belum menampilkan perilaku yang dinyatakan


(MB) dalam rubik perilaku.

Mulai Berkembang (MBK) Peserta didik menampilkan perilaku yang dinyatakan dalam
perilaku tapi belum konsisten.

Berkembang (B) Peserta didik mulai konsisten menampilkan perilaku yang


dinyatakan dalam rubik perilaku.

Membudaya (M) Peserta didik selalu konsisten menampilkan perilaku yang


dinyatakan dalam rubik perilaku.

Sekolah dapat menggunakan rubik penilaian seperti pada contoh atau mengubah untuk
disesuaikan dengan kondisi sekolah.

B. Tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan Penilaian Karakter


Tantangan utama yang dihadapi sekolah dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan karakter
adalah belum adanya pedoman yang operasional dalam melakukan evaluasi pendi-dikan

7
karakter. Sekolah sampai saat ini belum mempunyai model evaluasi pendidikan karakter yang
mampu mengevaluasi pendidikan karakter peserta didik secara tepat, efisien dan efektif.
Dengan adanya model evaluasi diharapkan sekolah dapat menjaring informasi tentang keadaan
karakter peserta didik saat ini, sehingga dapat dilakukan perbaikan dengan tepat.

Prinsip pendidikan karakter adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik, tumbuh
dalam karakter yang baik, tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan
berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar, dan cenderung memiliki
tujuan hidup. Pendidikan karakter yang efektif, ditemukan di lingkungan sekolah yang
memungkinkan semua peserta didik menunjukkan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang
sangat penting (Kemendiknas, 2010; Sani et al., 2020).

Realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak sekolah yang mengatakan bahwa dalam
proses pembelajaran sekolah tersebut menggunakan pembelajaran berbasis pendidikan
karakter. Namun pada praktiknya belum sepenuhnya memenuhi pencapaian tujuan pendidikan
karakter. Meskipun pembelajaran di sekolah sudah merencanakan beberapa instrumen
pendidikan karakter, tetapi hanya sebagai wacana, belum sampai

pada tingkat pelaksanaan atau aplikasi pendidikan karakter yang diharapkan.

Implementasi pendidikan karakter pada sekolah terdiri atas tiga hal, yaitu penginte-grasian
pendidikan karakter dalam (1) semua materi pembelajaran (intrakurikuler), (2) kegiatan
ekstrakurikuler, dan (3) melalui budaya sekolah. Namun ternyata strategi ini belum cukup
memadai dalam mencapai keberhasilan pendidikan karakter pada anak didik.

Furkan (2013) menyebutkan bahwa faktor penyebab tidak berhasilnya implementasi


pendidikan karakter adalah (1) pemikiran bahwa unsur duniawi adalah segalanya, (2) cara
pandang ilmu dan teknologi yang keliru, (3) pendidikan karakter tidak menjadi kebutuhan yang
penting, (4) sikap atau cara hidup yang individual, (5) sikap ingin mendapatkan segala
sesuatunya dengan cepat dan mudah, (6) nilai akademik menjadi ukuran keberhasilan, (8)
masuknya nilai dan cara pandang asing yang tidak dapat diantisipasi.

Menurut Huston Pat dalam Poerwanti (2010), kelemahan yang dihadapi dalam penerapan
pendidikan karakter pada sekolah adalah tidak adanya penerapan pendidikan karakter secara
menyeluruh, melainkan sekadar memenuhi kewajiban mengajar saja, tanpa mengetahui
bagaimana seharusnya. Kesimpulannya agar pendidikan karakter berjalan optimal beberapa
faktor yang harus diperhatikan diantaranya: (1) sebagian sekolah belum optimal mengevaluasi
implementasi pendidikan karakter, (2) belum semua guru dapat dijadikan model implementasi
nilai-nilai karakter, (3) sebagian guru belum optimal menanamkan pendidikan karakter dalam
pembelajaran, (4) pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam budaya sekolah belum berjalan
8
dengan baik, dan (5) belum adanya model evaluasi. Oleh karena itu, Pemerintah (dalam hal ini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional) perlu berpikir ulang untuk menyeleksi
kembali nilai-nilai karakter mana yang harus diutamakan ditanamkan pada peserta didik.
Mungkin dalam setiap semester tidak perlu terlalu banyak, dua atau tiga karakter, tetapi guru
dapat fokus mengintegrasikan dalam proses pembelajaran, sekaligus dapat menilai secara
cermat dan akurat keberhasilan penanaman karakter tersebut, yaitu dengan mengamati sudah
membudaya atau belumnya karakter tersebut dalam diri peserta didik, atau bahkan sudah
terbentuk habits (kebiasaan) dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sedikit tetapi berhasil
sampai pada moral action lebih baik daripada banyak tetapi hanya sampai batas moral
knowing.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Penilaian karakter siswa bertujuan untuk menjawab pertanyaan sejauh mana siswa
memahami dan komitmen terhadap nilai-nilai inti etika. Pada tahap ini sekolah dapat
mengumpulkan data tentang berbagai karakter yang berhubungan dengan perilaku, antara lain:
religius, percaya diri,rasional, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, dapat
dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut,
setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, bersahaja,
bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian
diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, dan tertib.

Guru di era globalisasi dituntut untuk dapat membekali peserta didik dengan nilai-nilai
karakter terpuji yang tidak cukup hanya disampaikan, tetapi melalui pembiasaan dan

9
keteladanan (Munawwaroh, 2019). Hal ini karena berbagai kemajuan di era modern saat ini
sangat mudah mempengaruhi dan menggeser nilai-nilai karakter yang baik dari anak didik
menjadi karakter yang tidak sesuai lagi dengan budaya ketimuran. Dengan kata lain, tugas guru
tidak cukup hanya transfer of knowledge, tetapi juga transfer of value dan transfer of skill.
Dengan demikian tujuan pendidikan nasional untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya
melalui olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga agar anak didik memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global akan tercapai (Sulistiani & Sukarman, 2020).

DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/Areke/model-penilaian-karakter-2019

https://www.researchgate.net/publication/
336205959_KENDALA_GURU_DALAM_PENYELENGGARAAN_PENILAIAN_SIKAP

10

Anda mungkin juga menyukai