Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

“Karakteristik Siswa SD/MI”

Oleh Kelompok 3:

1. Baiq Rosida Arsyad (200106067)

2. Nurhidayah (200106088)

3. Azra Nazam (200106091)

KELAS VC

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022
Kata Pengantar

Puji syukur ahdirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah berjudul
Karakteristik Siswa MI/SD ini tepat waktu. Shalawat dan salam semoga selalu
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Pembelajaaran Bahasa Arab. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pancasila bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Ucapan terima kasih juga tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam penyusunan makalah ini, antara lain:
1. Allah Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tanpa gangguan.
2. Bapak Muhammad Anwar Sani, M.Pd.I selaku Dosen Mata Kuliah
Pembelajaran Bahasa Arab, yang telah membimbing kami dalam menyusun
makalah ini.
3. Keluarga yang senantiasa mendukung kami.
4. Teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah.
Semua pihak yang telah terlibat yang tak dapat kami sebutkan satu-
persatu. Kami menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Untuk
itu, kami mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar
kedepannya kami lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah.

Kamis, 18 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Malasah.....................................................................................1
C. Tujuan Masalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Karkater Siswa MI/SD.........................................................3


B. Bentuk-Bentuk Karakter Siswa MI/SD..................................................5
C. Perkembangan Anak Usia MI/SD..........................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................15

A. Kesimpulan..........................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan peserta

didik aktif dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dengan tujuan

akhir meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas.

Pembelajaran dalam hal ini menjadi bagian penting dalam pendidikan. Untuk

bisa berlangsungnya transfer ilmu pengetahuan, perbaikan sikap dalam proses

pembelajaran, tentu saja sangat penting peran pendidik didalamnya. Pendidik

yang notabenenya memiliki kompetensi yang mahir, dapat membantu peserta

didik untuk memperoleh kompetensi yang diperlukan dan kehidupannya

khususnya siswa SD/MI.

Secara umum, anak usia SD/MI adalah anak anak usia

sekitar 7 hingga 12 tahun yang sedang menempuh pendidikan formalnya di

sebuah SD/MI. Secara khusus, anak usia SD/MI adalah anak-anak usia 7

hingga 12 tahun yang berada pada tahap perkembangan tertentu baik secara

kognitif, fisik, moral maupun sosio-emosional. Masing-masing tahap

perkembangan tersebut membentuk karakteristik tertentu yang dimiliki setiap

anak dan bersifat unik. Keunikan yang dimiliki oleh setiap anak pada setiap

tahap perkembangannya setiap tahap menjadikannya tidak dapat disamakan

satu sama lain.1 Oleh karena itu, penting kiranya seorang guru memahami

karkteristik peserta didiknya. Sehingga guru dapat menerapkan strategi


1
Rima Trianingsih, Aplikasi Pembelajaran Kontekstual yang Sesuai Perkembangan Anak Usia
Sekolah Dasar, (Banyuwangi: LPPM Institut Agama Islam Ibrahimiy Genteng Banyuwangi,
2018), hlm: 3

1
pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakter peserta didik. Karakter dapat

diartikan sebagai watak keperibadian seseorang yang ada dan melekat pada

diri seseorang tersebut. Untuk itu, makalah ini akan membahas lebih dalam

mengenai karakteristik dan perkembangan siswa MI/SD.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan karakter soswa MI/SD?

2. Bagaimana bentuk-bentuk karakter siswa MI/SD?

3. Bagaiamana perkembangan anak usia MI/SD?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian karakter siswa MI/SD

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk karakter siswa MI/SD

3. Untuk mengetahui perkembangan Anak Usia MI/SD

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Definisi Karakter Siswa MI/SD

Kata karakter berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti

to engrave (melukis atau menggambar), seperti oarang yang melukis kertas,

memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian yang seperti itu, character,

kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya

melahirkan suatu pandangan bahwa karakter adalah ‘pola atau perilaku yang

bersifat individual, keadaan moral seseorang’.2

Dalam bahasa Inggris ‘character’ berarti watak, karakter, sifat,

peran dan huruf. Dapat diartikan juga mental or moral qualities that make

thing what it is different from otther, sedangkan secara istilah karakter

diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana ia memiliki berbagai

sifat yang tergantung pada kehidupannya sendiri.3 Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi

pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. dengan demikian

karakter adalah nilai-nilai yang unik, baik, yang terpatri dalam diri dan

terejawantahkan dalam perilaku. 4

Sedangkan menurut Imam Ghazali karakter adalah suatu sifat yang

tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah

tanpa melakukan pertimbangan pikiran. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak

atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.

2
M. Shoffa dan Saifillah Al-Faruq, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Deepublish Publisher,
2021), hlm: 2
3
Muhammad Soleh Hapudin, Manajemen Karakter: Membentuk Karakter Baik pada aAnak,
(Jakarta: Tazkia Press, 2019), hlm: 6
4
M. Shoffa dan Saifillah Al-Faruq, op.cit, hlm: 3

3
Karakter merupakan standar-standar batin yang terimplementasi dalam

berbagai bentuk kualitas diri. Terminologi "karakter" itu sendiri sedikitnya

memuat dua hal: values (nilai-nilai) dan kepribadian. Suatu karakter

merupakan cerminan dari nilai apa yang melekat dalam sebuah entitas.

"Karakter yang baik" pada gilirannya adalah suatu penampakan dari nilai yang

baik pula yang dimiliki oleh orang atau sesuatu, di luar persoalan apakah

"baik" sebagai sesuatu yang "asli" ataukah sekadar kamuflase. Sebagai aspek

kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari

seseorang: mentalitas, sikap dan perilaku.5

Menurut Soemarno Soedarsono juga mengungkakan bahwa

karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri kita melalui

pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan,

dipadukan dengan nilai-nilai dari dalam diri manusia menjadi semacam nilai

intrinsik yang mewujud dalam sistem daya juang melandasi pemikiran, sikap

dan perilaku kita.6

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa karakter

siswa SD/MI adalah seluruh kondisi/keadaan watak yang nyata dan timbul

dalam suatu tindakan siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga dengan

demikian, karena watak dan perbuatan manusia tidak akan lepas dari kondrat

dan sifat, serta bentuknya yang berbeda-beda antara seorang dengan lainnya,

maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbeda-beda.

5
Adi Suprayitno dan Wahid Wahyudi, Pendidikan Karakter di Era Milenial, (Yogyakarta:
Deepublish, 2020), hlm: 34
6
Soemarno Soedarsono, Membangun Kembali Jati Diri Bangsa, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2013) hlm: 16

4
B. Bentuk-Bentuk Karakter Siswa MI/SD

1. Senang bermain

Pada umumnya, karakteristik anak SD yaitu senang bermain, khususnya

pada anak kelas rendah. Untuk itu, sebagai guru SD hendaknya perlu

merancang pembelajaran yang terdapat unsur permainan di dalamnya.

Belajar sambil bermain, merupakan alternative, agar siswa merasa

nyaman dalam pembelajaran, dan tidak tertekan, guru hendaknya lebih

santai. Dalam proses pembelajaran, guru bisa menyelingi dengan hal-hal

yang mengandung permainan.7

2. Senang Bergerak

Selain itu, pada usia sekolah dasar, anak cenderung lebih aktif atau senang

bergerak. Apabila dalam proses pembelajaran hanya ceramah,

mendengarkan, siswa duduk selama berjam-jam, tentu mereka sangat

jenuh.8 Oleh karen itu, guru profesional harus memberikan layanan yang

baik agar anak dapat bergerak secara leluasan dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.9

3. Anak Senang Bekerja dalam Kelompok

Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya anak belajar aspek-aspek

yang penting dalam proses sosialisasi, seperti belajar memenuhi aturan-

aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada

7
PGSD Kelas A, Jejak-Jejak Permainan Tradisiona lIndonesia, (Malang: Penerbit Universitas
Muhammadiyah Malang, 2017), hlm: 276
8
Ibid
9
Abdul Kadir Sahlan, Mendidik Prespektif Psikologi, (Yogyakarta: Deepublish, 2012), hlm: 16

5
diterimanya di lingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar

bersaing dengan orang lain secara sehat, mempelajari olahraga dan

membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran

yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok,

serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa

implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang

memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta

belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi

bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan

anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta

siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk

mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.10

4. Senang merasakan atau melakukan, memperagakan sesuatu secara

langsung :seperti yang dikatakan oleh Jean Piaget dengan teori

perkembangan kognitifnya, dijelaskan bahwa anak usia sekolah dasar

memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah,

ia belajar menghubungan ungkapan konsep-konsep baru dengan konsep-

konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep

tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral,

dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran

akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama guru

hendaknya merancang model pembelajaran yang berkualitas dan

10
Komang Teguh Hendra Putra. dkk, Teori Landasan Pendidikan Sekolah Dasar, (Pidie: Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini, 2021), hlm: 82

6
memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran sesuai

dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

5. Anak Sulit Memahami Isi Pembicaraan Orang Lain

Pada anak usia sekolah dasar, anak susah dalam memahami apa yang

diberikan guru, disini guru harus dapat membuat atau menggunakan

metode yang tepat, misalnya dengan cara metode eksprimen agar anak

dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan menemukan sendiri

inti dari pelajaran yang diberikan sedangkan dengan ceramah, yang

dimana guru Cuma berbicara didepan membuat anak malah tidak

memahami isi dari apa yang dibicarakan oleh gurunya.

6. Senang Diperhatikan

Dalam suatu interaksi sosial, anak biasan ya mencari perhatian teman atau

gurunya, mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan

berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya. Disini, peran guru

untuk mengarahkan perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode

tanya jawab misalnya, anak yang ingin diperhatikan akan berusaha

menjawab atau bertanya dengan guru agar anak lain beserta guru

memperhatikannya.

7. Senang Meniru

Dalam kehidupan sehari-hari anak mencari suatu figur yang sering dia

lihat dan dia temui. Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan

orang yang ingin dia tiru tersebut. dalam kehidupan nyata, banyak anak

7
yang terpengaruh acara televisi dan menirukan adegan yang dilakukan di

situ.11

C. Perkembangan Anak Usia MI/SD

Anak-anak di dalam setiap tahapan perkembangan yang dilaluinya

selalu memiliki ciri khas yang membedakan dengan tahapan yang lain.

Demikian pula dengan anak usia SD/MI secara umum akan menampakkan

ciri-ciri khas yang sama sebagai karakteristik tahapan perkembangannya.

Karakteristik yang dimiliki anak usia SD/MI sangatlah kompleks dan

menyangkut berbagai aspek perkembangan anak. Semua aspek perkembangan

tentunya harus dianalisis secara mendalam untuk mengetahui keterkaitan satu

sama lain di dalam perkembangan anak. Perkembangan anak usia SD/MI

secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan Fisik dan Motorik

Perkembangan fisik anak usia SD dapat dilihat dari

gambaran umum menyangkut pertambahan proporsi tinggi dan berat

badan serta ciri-ciri fisik lain yang tampak. Anak SD umumnya berada

pada fase tenang, di mana perkembangan fisik pada masa ini terbilang

lambat namun konsisten. Ciri-ciri perkembangan fisik yang mendasar

pada anak SD usia 7 hingga usia 9 tahun, anak perempuan lazimnya lebih

pendek dan ringan daripada anak laki-laki. Pada usia 9 sampai 10 tahun,

anak perempuan lazimnya memiliki tinggi dan berat badan yang sama

dengan anak laki-laki. Pada usia sekitar 11 tahun anak perempuan lebih

tinggi dan berat dibandingkan anak laki-laki. Di usia SD ini, anak banyak
11
Abdul Kadir Sahlan, op.cit, hlm: 17-18

8
mengembangkan kemampuan motorik dasar yang digunakan untuk

menyeimbangkan badan, berlari, melompat, dan melempar.

Perkembangan motorik penting untuk dikembangkan melalui proses

pembelajaran. Guru perlu mengajak anak untuk belajar dengan

melibatkan aktivitas fisik misal olahraga, menulis, menggambar dan

sebagainya sebagai latihan anak untuk mengembangkan keterampilan

motoriknya. Orang tua di rumah juga penting untuk memberikan asupan

gizi yang sehat dan seimbang agar pertumbuhan fisik anak sehat dan

dapat beraktivitas. dengan penuh semangat.12

2. Perkembangann Intelektual

Intelektual menurut Wechler, merumuskan intelektual

sebagai "keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak

secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan

secara efektif. Pada usia sekolah dasar anak sudah dapat mereaksi

rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang

menuntut kemamapuan intelektual atau kemampuan kognitif. Menurut

Piaget masa ini berada pada tahap operasi konkret yang ditandai dengan:

a. Kemampuan mengklasifikasikan benda-benda dengan ciri yang sama.

b. Menyusun atau mengasosiasikan angka-angka atau bilangan.

c. Memecahkan yang sederhana.

Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk

menjadi dasar diberikanya berbagai kecakapan yng dapat

mengembangkan pola piker atau daya nalarnya. Untuk mengembangkan


12
Rima Trianingsih, op.cit, hlm: 24-28

9
daya nalarnya, daya cipta,kreatifitas anak. maka anak perlu diberi

peluang-peluang untuk bertanya berpendapat atau menilai tentang

berbagai hal tentang pelajaran atau peristiwa yang terjadi di lingkungan.

Upaya lain yang dapat dilakukan sekolah dalam mengembangkan

kreatifitas anak adalah dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan

seperti lomba mengarang, menggambar dan menyanyi. Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi perkembangan Intelektual:

a. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang

sehingga ia mampu berpikir reflektif.

b. Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah

sehingga seseorang bisa berpikir proporsional.

3. Perkembangan Emosi

Pada usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa

pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima. Oleh karena itu, dia

mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol emosinya.

Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya melalui peniruan dan latihan

(pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru

dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak

dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang emosionalnya stabil,

maka perkembangan emosi anak juga akan cenderung stabil, namun

apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang

stabil, maka perkembangan emosi anak juga cenderung kurang stabil.

4. Perkembangan Sosial

10
Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan,

kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Perkembangan sosial

juga bisa diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan

norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan sosial

pada anak usia SD/MI ditandai dengan adanya perluasan hubungan,

disamping dengan para anggota keluarga, juga dengan teman sebaya (peer

group), sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas.Pada

usia ini, anak mulai memliki kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap

berpusat kepada diri sendiri (ogosentris) kepada sikap bekerja sama

(kooperatif) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang

lain. Anak mulai berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya, dan

bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok

dan merasa tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya Dalam

proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat

dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok,

baik yang membutuhkan tenaga fisik (seperti membersihkan kelas dan

halaman sekolah, maupun tugas yang membutuhkan pikiran. Tugas tugas

kelompok ini haruslah memberikan kesempatan kepada setiap peserta

didik atau siswa untuk menunjukkan prestasinya. Dengan bekerja

kelompok, siswa dapat belajar tentang bagaimana cara ia bersosialisasi,

bekerja sama, saling menghormati, bertenggang rasa dan bertanggung

jawab.13

13
Nanik Sri Hartik. Dkk, Mengenal Bimbingan Konseling dalam Institusi Pendidikan, (Malang:
Media Nusa Crative, 2017), hlm. 103-105

11
5. Perkemabangan Bahasa

Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkem-bangan

berpikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam

perkembangan bahasanya, yaitu kemampuan membentuk pengertian,

menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan. Anak usia sekolah dasar

merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan

menguasai perbendaharaan kata. Dengan dikuasainya keterampilan

membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar

membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis (tentang

petualangan, riwayat pahlawan, dan lain-lain). Pada masa ini tingkat

berpikir anak sudah lebih maju. Dia banyak menanyakan soal waktu dan

sebab akibat. Misalnya, kata tanya yang semula digunakan hanya "apa",

sekarang sudah diikuti dengan pertanyaan "di mana", "mengapa",

"bagaimana", dan sebagainya. Oleh sebab itu, pelajaran bahasa yang

sengaja diberikan di sekolah dasar dapat menambah perbendaharaan kata

peserta didik, melatih peserta didik menyusun struktur kalimat,

peribahasa, kesusastraan, dan keterampilan mengarang. Diperkirakan

sekitar 50 bahasa isyarat digunakan di seluruh dunia. Penggunaan bahasa

isyarat ini diduga mempengaruhi pemrosesan informasi dan belajar.14

6. Perkembangan Kesadaran Agama

Kesadaran beragama pada anak usia SD bukanlah

merupakan hasil pemikiran, melainkan sikap emosi yang berkaitan erat

14
Hasanuddin, Psikologi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi, (Banda Aceh: Syiah Kuala
University, 2017), hlm: 143-144

12
dengan kebu tuhan jiwa akan kasih sayang. Oleh karena itu, dalam

mengenalkan Tuhan kepada anak, sebaiknya ditonjolkan sifat-sifat

pengasih dan pe nyayangnya. Jangan menonjolkan sifat-sifat Tuhan yang

menghu kum, mengazab, atau memberikan siksaan dengan neraka.

Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan

nilai-nilai agama. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh

pro ses pendidikan yang diterimanya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka

pendidikan agama di sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting.

Oleh karena itu, pendidikan agama di SD/MI harus menjadi per hatian

semua pihak yang terkait dan bukan hanya tugas guru agama saja dengan

cara memberi teladan dalam mengamalkan agama kepada anak, sehingga

kesadaran beragama berkembang secara positif.

Santosa menyampaikan, dalam menumbuhkan kesadaran

beragama pada anak hendaklah dengan menanamkan rasa kecintaan nya

kepada Allah (aqidah/keyakinan). Penanaman aqidah pada anak lebih

utama sebelum menjalankan syariah. Allah menyatakan bahwa syariah itu

beban (taklif), sesuatu yang anak tidak suka. Hanya dengan aqidahlah

yang membuat segala hal yang berat menjadi terasa ringan. Melaksanakan

salat itu berat, tetapi jika dia mencintai Allah, maka dia akan menegakkan

salat dengan penuh kecintaan. Dengan demikian, kunci utama pendidikan

anak adalah keimanan.15

15
Fitri Indriani, Perkembangan Peserta Didik Terintegrasi dengan Nilai-nilai keislaman,
(Yogyakarta: UAD Press, 2021), hlm: 130

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karakter siswa MI/SD adalah seluruh kondisi/keadaan watak yang

nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalam kehidupannya sehari-hari.

Sehingga dengan demikian, karena watak dan perbuatan manusia tidak akan

14
lepas dari kondrat dan sifat, serta bentuknya yang berbeda-beda antara

seorang dengan lainnya, maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga

berbeda-beda.

Adapun Bentuk-Bentuk Karakter Siswa MI/SD yaitu senang

bermain, senang bergerak, senang berkerja dalam kelompok, senang

merasakan atau melakukan serta memperagakan sesuatu secara langsung,

senang diperhatikan dan yang terakhir anak sulit memahami isi pembicaraan

orang lain.

Perkembangan anak usia MI/SD dapat dilihat dari beberapa hal

berikut yaitu: perkembangan fisik dan motorik; perkembangan intelekstual;

perkembangan emosi; perkembangan sosial; perkembangan bahasa; serta

perkembangan kesadaran beragama.

B. Saran

Sebagi sorang guru hendaknya, dapat mengetahui dan memahami

karakter sebenarnya dari peserta didik, sehingga dalam proses belajar

mengajar tidak salah arah dan dapat dijadikan titik awal untuk menentukan

tujuan pendidikan di MI/SD. Selain itu, melalui pemahaman karakter peserta

didik dan perkembanganya, guru dapat menentukan waktu yang tepat dalam

memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik

itu sendiri. Melalui materi yang disajikan dalam makalah ini, diharapkan

dapat menjadikan referensi untuk bekal kelak dalam mengetahui dan

memahami perkembangan peserta didik.

15
DAFTAR PUSTAKA
Hasanuddin. 2017. Psikologi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Banda Aceh:
Syiah Kuala University.
Hartik, Nanik Sri dkk. 2017. Mengenal Bimbingan Konseling dalam Institusi
Pendidikan. Malang: Media Nusa Crative
Hapudin, Muhammad Soleh. 2019. Manajemen Karakter: Membentuk Karakter
Baik pada Anak. Jakarta: Tazkia Press.
Sahlan, Abdul Kadir. 2012. Mendidik Prespektif Psikologi. Yogyakarta:
Deepublish.
Shoffa M dan Saifillah Al-Faruq. 2021. Pendidikan Karakter. Yogyakarta:
Deepublish.

16
Soedarsono, Soemarno. 2013. Membangun Kembali Jati Diri Bangsa. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Suprayitno, Adi dan Wahid Wahyudi. 2020. Pendidikan Karakter di Era Milenial.
Yogyakarta: Deepublish.
Trianingsih, Rima. 2018. Aplikasi Pembelajaran Kontekstual yang Sesuai
Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Banyuwangi: LPPM Institut
Agama Islam Ibrahimiy Genteng Banyuwangi.
PGSD Kelas A. 2017. Jejak-Jejak Permainan Tradisiona Indonesia. Malang:
Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.
Putra, Komang Teguh Hendra, dkk. 2021. Teori Landasan Pendidikan Sekolah
Dasar. Pidie: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini

17

Anda mungkin juga menyukai