Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR PENDIDIKAN NILAI/KARAKTER

Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Pendidikan Nilai/Karakter

Dosen Pengampu: Muslem, M.Pd.I

Disusun Oleh:
PAI 4 / Semester VII

KELOMPOK 1

NAMA NIM

Amir Saypuddin Ritonga 0301192163

Hasda Nami Harahap 0301192184

Muhammad Kafrawi Nasution 0301192162

Nur Rahmadhani Sholehah 0301191026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatnya penulis mampu
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, jika tidak dengan pertolongan-Nya penulis
tidak mampu menyelesaikannya secara tepat. Shalawat beserta salam kita haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang akan memberikan syafaat petunjuk bagi hambanya di hari
kiamat.

Makalah ini berjudul “Konsep Dasar Pendidikan Nilai/Karakter” Terima kasih


penulis ucapkan kepada Bapak Muslem, M.Pd yang memberikan pengarahan dan bimbingan
bermanfaat yang berguna dalam proses penulisan hingga penulisan makalah ini berjalan
dengan efektif sesuai dangan sistematika yang telah ditentukan.

Demikianlah, dibuat makalah ini dengan harapan semoga makalah ini memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pembaca. Dengan penuh kesadaran penulis meyakini bahwa
makalah ini belum sempurna oleh karenanya saran dan kritik sangan berguna bagi penulis
dalam rangka perbaikan penulisan kedepannya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, 11 September 2022

Penulis

(Kelompok 1)

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1


B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter...............................................2


B. Pembinaan dan Pengembangan Karakter.......................................................5
C. Nilai-Nilai Karakter Yang Ditargetkan Dalam Pendidikan Nasional............9

BAB III PENUTUP..............................................................................................................12

A. Simpulan........................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan menjadi hal penting bagi seseorang untuk bertahan hidup karena dengan
adanya pendidikan seseorang dapat mengetahui sesuatu yang belum pernah diketahuinya.
Oleh sebab itu seluruh warga Negara berhak menerima pendidikan. Akan tetapi pendidikan
harus dibarengi dengan moralitas. Pendidikan tanpa adanya perilaku yang baik tidaklah
berguna justru pendidikan harus diikutsertakan perilaku yang bai pula. Dalam dunia
pendidikan biasanya dikenal dengan sebutan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter menjadi topik yang sangat urgent untuk dibahas hal ini karena
adanya kemerosotan moralitas anak. Anak didik cenderung mengabaikan nilai-nilai luhur
(kejujuran, menolong, menghormati) namun mereka berbuat tingkah laku yang tidak beretika.
Banyak kasus yang bisa dilihat dari kemerosotan karakter anak. Seperti adanya anak didik
yang tidak menghormati orang yang lebih tua seperti orang tuanya maupun gurunya. Tidak
hanya itu ada juga kasus pembulian antara siswa, bolos sekolah, narkoba dan sebagainya.
Orang dewasa juga bisa seperti itu karena masih maraknya kasus korupsi, kekerasan seksual
dan sebagainya sangat banyak terjadi di Indonesia. Jika dibiarkan begitu saja maka
pendidikan bangsa Indonesia akan sangat meros0t dan tertinggal dari negraa-negara lainnya.
Sudah sepatutnya hal ini perlu dicari solusinya untuk menjadikan Sumber Daya
Manusia yang kuat dengan karakter yang tepat. Sangat dibutuhkan peran dari pemerintah dan
masyarakat bersama-sama memikul tanggung jawab yang besar ini untuk mengubah karakter
yang buruk menjadi karakter yang lebih baik lagi secara perlahan-lahan. Oleh sebab itu dalam
makalah ini penulis tertarik untuk memaparkan Konsep Dasar Pendidikan Nilai/Karakter
dengan materi yang beragam sehingga kita dapat mengetahui pentingnya pendidikan karakter
dan berusaha untuk menjadi individu dengan karakter yang luhur.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian karakter dan pendidikan karakter?


2. Bagaimana pembinaan dan pengembangan karakter?
3. Bagaimana nilai-nilai karakter yang ditargetkan dalam pendidikan nasional?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian karakter dan pendidikan karakter.


2. Untuk mengetahui pembinaan dan pengembangan karakter.
3. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang ditargetkan dalam pendidikan
nasional.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter


1. Pengertian Karakter
Karakter secara etimologi berasal dari bahasa Latin dan Yunani (Character),
makna tersebut diterjemahkan dalam kamus Poewardarminta yang mengandung
pengertian watak atau tabiat, budi pekerti, tabiat, akhlak, sifat-sifat kejiwaan dan
keperibadian. Asal mula kata tersebut digunakan untuk memberi tanda mengesankan pada
dua koin.1 Apabila diartikan dalam KBBI karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, budi
pekerti yang bisa memberikan perbedaan antara dirinya dengan orang lain.
Pengertian karakter secara terminologi bisa dilihat dari banyaknya pendapat para
ahli. Simon Philips menyatakan karakter bermakna sebagai nilai-nilai suatu sistem yang
menjadi landasan seseorang dalam berpikir, bersikap atau berperilaku yang ditampilkan. 2
Masnur Muslich berpendapat bahwa karakter adalah tiap-tiap nilai tingkah laku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, diri sendiri, dan juga lingkungan
yang muncul dalam cara berpikir, bicara, serta perilaku sesuai dengan aturan yang
mendalam berdasarkan kepada budaya, adat istiadat, hukum dan agama.3 Oleh sebab itu
karakter dianggap sebagai cara pikir dan juga sudut pandang yang menggambarkan setiap
orang untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat serta
negara.
Muchlas Samani mengatakan, karakter diartikan sebagai nilai dasar yang
membedakan seseorang dengan orang lain dalam membentuk pribadi individu, yang
dibingkai oleh pengaruh keturunan dan pengaruh lingkungan melalui sikap dan tindakan
dalam melakukan kegiatan rutin di kehidupan.4 Menurut pendapat Agus Wibowo,
karakter ini menggambarkan ciri khas dari individu dalam keluarga, lingkungan, dan
negara.5 Pada hakikatnya karakter adalah ciri yang dimiliki manusia, dalam terbentuknya

1
Fathul Muin, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teorik dan Praktek, (Jogyakarta: Ar-Rruz, 2011), Hlm.
162
2
Sumarno, Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Karakter Peserta Didik, Jurnal Al
Lubab Vol.1 No.1 2016, Hlm. 122
3
Masnur Muslich. Pendidikan Karakte: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. (Jakarta: Bumi
Aksara. 2011), Hlm.84“
4
“Muchlas Samani & Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2011), Hlm.43“
5
“Agus Wibowo. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012, Hlm.33 ”

2
karakter seseorang dan merupakan daya dorong utama bagaimana seorang individu
menggambarkan cara bertindak, berkata, dan menjawab sesuatu.6
Karakter terbentuk dari kebiasaan yang terus menerus dilakukan. Hal ini dilihat
dari adanya dua makna yang tersirat. Makna pertama, tingkah laku menjadi bukti nyata
dari suatu karakter contohnya tingkah laku angkuh, keras kepala, rakus, egois bentuk dari
karakter yang buruk. Sedangkan tingkah laku jujur, sopan santun, dan tolong menolong
mencerminkan karakter yang baik. Makna kedua karakter erat kaitannya dengan
keperibadian, seseorang yang berkarakter jika perilakunya sesuai dengan moral.7
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah nilai-nilai yang
terkandung dalam diri seseorang yang dapat membedakan dirinya dengan orang lain
dilihat dari bentuk perkataan, pikiran ataupun tindakan dalam mengendalikan suatu
keadaan atau bentuk jawaban dalam merespon sesuatu hal yang berkaitan dalam
kehidupan baik yang berhubungan dengan diri sendiri maupun dengan lingkungannya.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan memiliki makna yang beragam seperti yang dikatakan oleh
D.Marimba pendidikan ialah cara pendidik dalam membimbing atau memimpin dengan
penuh kesadaran terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik sehingga
membentuk pribadi yang utuh. Suddirman N juga berpendapat bahwa, pendidikan ialah
usaha individu atau sekelompok yang mempengaruhi orang lain dalam tahap kedewasan
menuju pribadi yang mantap.8 Pendidikan menjadi sebuah bantuan yang sengaja
diberikan untuk anak dalam tumbuh kembang jasmani dan rohani menuju tingkat
kedewasaan.
Beberapa definisi pendidikan karakter menurut para ahli diantaranya:
a. Zubaedi mengemukakan, karakter merupakan upaya secara sengaja untuk
melaksanakan kebajikan bagi perseorangan serta seluruh masyarakat.9
b. Menurut Raharjo, pendidikan karekter ialah keseluruhan proses pendidikan yang
mengaitkan antara moral dan sosial anak didik yang menjadi landasan hidupnya

6
Jamal Ma’mur Asmani. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Sekolah. (Yogyakarta: Diva
Press. 2011), Hlm.23 ”
7
Syafitri Agustin Nugraha, Konsep Dasar Pendidikan Karakter, Al-Munawwar: Jurnal Pendidikan Islam,
Vol.8, No. 2, 2016, Hlm. 90
8
Sudirman N, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1987), Hlm. 4
9
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2011), Hlm.15

3
sehingga tercipta generasi berkualitas yang mampu bertahan hidup secara mandiri atas
kebenaran dengan bertanggung jawab.10
c. Menurut pendapat Yahya Khan pendidikan karakter ialah kegiatan-kegiatan yang
diberikan dengan kesadaran yang penuh dan terencana untuk mengkoordinasikan
siswa.11 Pendidikan karakter juga merupakan suatu rangkaian latihan yang mengarah
pada pembiasaan sifat pendidikan dan pembinaan otak yang mendidik, membimbing,
dan membina setiap individu agar memiliki kemampuan yang tercermin dalam
kualitas pendidikannya. Sisi positif dari pendidikan karakter yang dapat dihayati
dalam tinjauan ini adalah tegas, patriot, cerdik, dapat diandalkan, terlatih, mandiri,
lihai, sadar mendukung, kerjasama, yakin, berdedikasi, imajinatif, berpikiran terbuka,
toleransi dan perhatian.12
d. Mukshinuddi menyatakan bahwa, Pendidikan karakter menjadi suatu usaha dalam
membentuk karakter pribadi (Character Working) siswa agar menjadi lebih baik,
karena karakter siswa sangat mudah dibentuk. Pendidikan karakter menanamkan
nilai-nilai karakter pada siswa, yang memberikan keyakinan, dan keinginan serta
latihan yang melakukan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, diri kita
sendiri, dan lingkungan sehingga individu dapat memahaminya guna mewujudkan
insan kamil.13
e. Ramli mengatakan pendidikan karakter dapat membentuk pribadi anak dalam
mewujudkan manusia yang baik bagi bangsa dan negara karena pendidikan karakter
menumbuhkan nilai-nilai luhur untuk membimbing pribadi kearah yang lebih baik.
f. Albertus mengemukakan pendidikan karakter diberikan menjadi wadah kebebasan
seseorang dalam penghayatan nilai-nilai yang layak diperjuangkan sebagai petunjuk
bagi manusia untuk berhadapan dengan tuhan, dirinya, dan orang lain.
g. Menurut Ratna Megawangi pendidikan karakter yaitu upaya mendidik anak berguna
untuk mengambil keputusan dengan bijak dalam mengaplikasikannya di kehidupan
sehari-hari.

10
Raharjo, Pendidikan Karakater Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, (Jakarta: Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional, Vol.16, No.3, 2010
11
Yahya Khan, Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri, (Yogyakarta : Pelangi Publishing, 2010),
Hlm.34“
12
Ibid
13
“Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah (Jogjakarta: Laksana,
2011), Hlm.18-19 ”

4
Maka dapat disimpulkan, pendidikan karakter yaitu segala bentuk upaya yang
dilakukan oleh pendidik secara sadar dan tersusun rapih untuk menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai luhur kepada anak didik agar menerapkannya dengan bijak
dalam kehidupan baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara. Melalui
pendidikan karakter seseorang akan akan memiliki sikap yang tangguh dan memiliki
kebijaksanaan dalam menghadapi sesuatu.
Pendidikan karakter bertujuan untuk (1) membuat kemampuan yang ada dalam
diri seseorang baik peserta didik ataupun warga negara berkembang (2) membiasakan
peserta didik berperilaku mulia dengan nilai-nilai religious, (3) menumbuhkan jiwa
pemimpin yang bertanggung jawab, (4) menciptakan seseorang berwawasan kebangsaan,
kreatif dan mandiri, (5) menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang aman, menjalin
persahabatan yang baik, membuat banyak hal yang kreatif dengan penuh rasa
kebangsaan.14
B. Pembinaan Dan Pengembangan Karakter
Pendidikan karakter pada dasarnya mencakup pengembangan substansi, proses dan
suasana atau lingkungan yang menginspirasi, mendorong dan memfasilitasi pengembangan
kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan ini lahir dan berkembang sesuai
dengan kesadaran, keyakinan, kepekaan dan sikap orang yang bersangkutan. Dengan
demikian, karakter dibangun melalui pendidikan karakter terbalik, di mana perilaku
berkembang menjadi kebiasaan yang baik melalui dorongan internal, bukan paksaan
eksternal.15 Pendidikan karakter adalah sistem nilai yang ditanamkan pada warga sekolah
yang meliputi unsur pengetahuan, persepsi, kemauan dan tindakan untuk mewujudkan nilai-
nilai tersebut. Pendidikan karakter dalam konteks Indonesia juga menggunakan dua strategi
developmental. Secara khusus, strategi pengembangan karakter makro dan strategi
pengembangan karakter mikro.
Strategi Pengembangan Karakter Secara Makro
Strategi pengembangan karakter makro adalah keseluruhan konteks nilai/karakter
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang melibatkan semua pemangku kepentingan
dalam pendidikan nasional. Menurut Dasim Budimansyah, strategi ini dapat dibagi menjadi
tiga fase, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil.
14
Said Hamid Hasan dkk, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Bahan Pelatihan
Penguatan Metode Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Bangsa, (Jakarta: Puskur Balitbang Kemendiknas,
2010), Hlm. 7
15
Siti Irene Astuti D. “Pendekatan Holistik dan Kontekstual dalam menganalisis krisis karakter Di
Indonesia” dalam Cakrawala Pendidikan, (Yogyakarta: UNY, Mei 2010, tahun.XXIX, Edisi Khusus Dies
Natalis UNY), Hlm. 156

5
a. Pada tahap perencanaan, suatu character set dikembangkan, digali, dikristalkan
dan dikonstruksi dengan menggunakan berbagai sumber antara lain dengan
pertimbangan: 1) Filsafat agama , Pancasila, UUD 195, UU Nomor Indonesia); 2)
pertimbangan teoritis - teori otak, psikologi, nilai dan etika, pendidikan (pedagogi
dan penampilan) dan sosiokultural; dan 3) menguji eksperimen dalam hal
pengalaman dan praktik terbaik (praktik terbaik), termasuk: jumlah, pesantren,
perguruan tinggi, dan kelompok budaya. 16
b. Pada tahap implementasi, pengalaman belajar dan proses belajar dibangun, yang
mengarah pada pembentukan kepribadian pada individu .siswa yang
berpartisipasi. Proses ini dicapai melalui proses pembudayaan dan pemberdayaan
yang diidentifikasikan sebagai salah satu prinsip penuntun pendidikan nasional.
Proses ini merupakan bagian dari tiga pilar pendidikan: sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Setiap pilar pendidikan akan menanamkan dua jenis pengalaman
belajar dengan dua pendekatan, intervensi dan pembiasaan. Melalui intervensi
tersebut dikembangkan interaksi belajar dan pembelajaran yang sengaja dirancang
untuk mencapai tujuan pembentukan karakter dengan melakukan aktivitas
terstruktur (struktur pengalaman belajar). Selama ini, melalui kebiasaan,
diciptakan situasi dan kondisi (situasi hidup permanen) yang memungkinkan
siswa di sekolah, di rumah dan di masyarakat membiasakan diri untuk
berperilaku sesuai dengan nilai-nilainya dan menjadi karakter dan kepribadian
yang terinternalisasi dan personal. dari intervensi. Kedua proses ini - intervensi
dan pembentukan kebiasaan - harus dikembangkan secara sistematis dan holistik.
c. Pada tahap penilaian hasil, langkah-langkah yang diambil (penilaian) untuk
perbaikan berkelanjutan sengaja dirancang dan diterapkan untuk mendeteksi
kinerja karakter pada siswa sebagai indikator melihat bahwa proses pembudayaan
dan pemberdayaan karakter tersebut berhasil di semua aspek kehidupan sekolah.

Strategi Pengembangan Karakter secara Mikro


Adapun strategi pengembangan karakter pada kontek mikro berlangsung dalam
konteks satuan pendidikan atau sekolah secara holistic (the whole school reform). Sekolah
sebagai leading sector, berupaya memanfaatkan dan memberdayakan semua lingkungan
belajar yang ada untuk menginisiasi, memperbaiki, menguatkan dan menyempurnakan secara
terus menerus proses pendidikan karakter di sekolah.

16
Abdul Madji, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: Rosdakarya, 2011), Hlm.38

6
Secara mikro pengembangan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat pilar, yakni
kegiatan belajar megajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk penciptaan budaya
sekolah (school culture); kegiatan ko kurikuler atau ekstrakurikuler, serta kegiatan keseharian
di rumah dan di masyarakat. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas pengembangan
nilai/karakter bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua
mata pelajaran (embedded approach). Khusus untuk mata pelajaran agama dan pendidikan
kwarganegaraan, karena memang misinya mengembangkan nilai dan sikap, maka
pengembangan nilai/karakter harus menjadi focus utama yang dapat mengguanakan berbagai
strategi/metode pendidikan nilai (value/character education). Untuk kedua mata pelajaran
tersebut nilai karakter dikembangkan sebagai dampak pembelajaran ( instructional effects)
dan juga dampak pengiring (nurturant effect). Sedangkan untuk mata pelajaran lain yang
tugas utamanya bukan membentuk kepribadian, kegiatan harus dibangun untuk mendukung
pengembangan kepribadian siswa.
Dalam lingkungan sekolah dikondisikan agar lingkungan budaya memungkinkan
siswa dan warga sekolah mengkonstruksi kegiatan sekolah sehari-hari yang mencerminkan
nilai/karakteristik. Melalui yang langka ini akan dibangun budaya sekolah yang
mencerminkan nilai-nilai khas seperti budaya kesucian, disiplin, kritik, kesopanan dan
toleransi. Budaya sekolah dianggap sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi
perkembangan anak. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana siswa saling
berinteraksi, guru dengan guru, pembimbing dengan siswa, dan anggota kelompok
masyarakat dengan warga sekolah. Nilai-nilai karakter dikembangkan dalam budaya sekolah
seperti kepemimpinan, keteladanan, toleransi, rasa kebangsaan dan tanggung jawab.
Dalam proses pembentukan kepribadian di sekolah, semua pelaku (agen pendidikan)
harus dilibatkan, termasuk komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi program, proses
pembelajaran dan penilaian, perlakuan atau pengelolaan mata pelajaran, administrasi sekolah,
kinerja ekstrakurikuler kegiatan atau kegiatan, pemberdayaan sarana, prasarana, pendanaan,
dan etika kerja bagi seluruh warga sekolah/lingkungan.
Untuk melaksanakan pendidikan karakter di sekolah, haruus ditempuh dengan
pendekatan holistik, yaitu mengintegrasikan pengembangan kepribadian ke dalam semua
aspek kehidupan sekolah. Pendekatan pendidikan karakter yang komprehensif memiliki
petunjuk sebagai berikut :
1. Semua kegiatan di sekolah diatur atas dasar hubungan sinergis - kerjasama antara
siswa, guru dan masyarakat.
2. Pembelajaran emosional dan sosial setara dengan pembelajaran
7
3. Kerjasama dan kolaborasi antar siswa lebih penting daripada kompetisi . Nilai-
nilai seperti keadilan, rasa hormat, dan kejujuran adalah bagian dari pembelajaran
sehari-hari baik di dalam maupun di luar kelas
4. Siswa memiliki banyak kesempatan untuk mempraktikkan perilaku etis melalui
kegiatan seperti pembelajaran untuk memberikan layanan
5. Disiplin dan manajemen kelas merupakan pusat pemecahan masalah melalui
pelaporan penghargaan dan hukuman
6. Model pembelajaran yang berpusat pada guru perlu ditinggalkan dan dialihkan ke
ruang kelas ruang kelas demokratis di mana guru dan siswa membangun
persatuan, standar, dan pemecahan masalah.
Pada saat yang sama, peran lembaga pendidikan atau sekolah dalam pelaksanaan
pendidikan karakter dapat melalui empat tahap:
1. Menyatukan guru, orang tua, dan siswa untuk mengidentifikasi dan
mengidentifikasi faktor kepribadian yang perlu ditekankan.
2. Memberikan pelatihan kepada guru tentang bagaimana mengintegrasikan
pendidikan karakter ke dalam kehidupan kehidupan dan budaya sekolah.
3. Bermitra dengan orang tua dan masyarakat agar siswa dapat mendengar bahwa
perilaku karakter penting untuk keberhasilan di sekolah dan dalam kehidupan.
4. Memberi kesempatan kepada kepala sekolah, guru dan orang tua serta
masyarakat untuk menjadi model pelaku sosial dan moral17
Di lingkungan keluarga, mereka melalui kegiatan kegiatan sehari-hari di rumah,
untuk memperkuat hasil pendidikan kepribadian yang dilakukan oleh sekolah. Di lingkungan
masyarakat, .tokoh masyarakat menempuh pendidikan karakter melalui kegiatan sehari-hari
di .komunitas dengan tujuan meningkatkan hasil pendidikan karakter di sekolah
dan .keluarga. Model kerjasama ketiga lembaga ini dalam berbagi peran dalam pendidikan
karakter terhadap .siswa tidak dapat ditawar lagi karena semakin kompleks dan sulitnya
pendidikan karakter di era sekarang ini. Kompleksitas dan kesulitan yang lebih besar ini
merupakan dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya dalam skala yang
lebih besar dari pada era-era sebelumnya. Lickona mengungkapkan bahwa sinergi orang tua,
guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah dalam membentuk kepribadian siswa mutlak
diperlukan. Hanya dengan demikian lingkungan atau suasana sekolah yang kondusif dapat
dibentuk untuk menumbuhkan nilai-nilai luhur yang telah disepakati bersama.

17
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan,..
Hlm.196

8
C. Nilai-nilai Karakter yang Ditargetkan dalam Pendidikan Nasional

Kementerian Pendidikan Nasional merumuskan ada 18 nilai-nilai karakter yang


ditanamkam pada diri warga Indonesia untuk memperkuat karakter bangsa meliputi nilai
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif,
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.18
1. Religius
Nilai ini mengajarkan untuk dapat bersikap patuh dan taat terhadap ajaran
agama yang dianut dan bersikap saling menghargai antara pemeluk agama lain.
Contoh sikap religius ini mendekatkan diri kepada tuhan seperti beribadah, berdoa,
setiap agama dapat ikut serta andil dalam mengikuti kegiatan keagamaannya.
2. Jujur
Nilai karakter ini memberi makna adanya sikap keterbukaan tanpa ditutupi
dengan sesuatu yang lain. Artinya, pendidik harus membimbing peserta didiknya agar
bersikap konsisten terhadap kepercayaan, perkataan, dan perbuatan dan nantinya
peserta didik akan mudah u#ntuk dipercaya.
3. Toleransi
Toleransi merupakan sikap saling menghormati terhadap sesame timbul ketika
terjadi sebuah perbedaan dengan adanya perbedaan tersebutlah dibutuhkan sikap
saling menghargai dan menghormati keputusannya. 19 Sikap saling menghargai diatas
perbedaan-perbedaan yang ada seperti perbedaan antara suku, budaya, ras, agama,
tindakan serta pendapat dengan tidak memaksakan kehendak orang lain dengan cara
mengambil tindakan yang positif.
4. Disiplin
Disiplin akan terwujud melalui beberapa tahapan proses dari tingkah laku
seseorang yang memperlihatkan tertib atau tidaknya perilaku dari berbagai ketentuan
dan peraturan. Disiplin merupakan bentuk dari rasa patuh, setia, teratur dan taat atas
setiap peraturan yang diberlakukan. Dengan adanya sikap disiplin setiap pekerjaan
akan terorganisir dengan baik.

18
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter:Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban,..Hlm. 43-44
19
Thomas Lickona, Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan
Pendidikan Tentang Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Hlm. 74

9
5. Kerja keras
Sikap ini memberikan nilai semangat kepada setiap manusia untuk berusaha
dengan bersungguh-sungguh dan tidak ada kata malas untuk melakukannya. 20
Misalnya seorang peserta didik yang penuh kesungguhan dalam belajar walaupun ada
hambatan yang dilaluinya namun dia tetap semangat agar mencapai apa yang
diharapkannya.
6. Kreatif
Terampil dalam mengerjakan sesuatu hingga dapat menyelesaikan masalah
dengan ide yang cemerlang dengan menemukan sesuatu yang baru dari yang
sebelumnya. Orang yang kreatif akan menemukan ide-ide yang tertuang pada dirinya.
7. Mandiri
Sikap dewasa seseorang yang terlihat bahwa ia bisa berdiri dengan usahanya
sendiri tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain yang menyebabkan tidak ada
ketergantungan dengan orang lain.
8. Demokratis
Sikap yang memandang sama antara hak dengan kewajiban dirinya dengan
hak dan kewajiban yang ada pada orang lain.
9. Rasa ingin tahu
Sikap yang memiliki rasa untuk mengetahui secara lebih luas dari apa yang
telah ia ketahui sebelumnya dengan cara mempelajarinya seperti peserta didik yang
selalu mempunyai rasa ingin tahu ketika materi pelajaran dimulai yang
mengakibatkan ia akan mencari tahu lebih dalam dan mendapatkan pengetahuan yang
luas.
10. Semangat Kebangsaan
Sikap yang memiliki pemikiran dan gagasan bahwa ia akan menempatkan
kepentingan bangsa dan Negara di atas kepetingan diri sendiri yang nantinya akan
membuat jiwa patriot yang tinggi.
11. Cinta Tanah Air
Memiliki rasa hormat, loyal, peduli dan setia kepada tanah air, mencitai adat
budayat serta produk atau ciri khas dari tanah airnya. sehingga ingin lebih banyak
mengharumkan nama bangsa dan Negara.

12. Menghargai Prestasi


20
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakaerta: Amzah,2015), Hlm.104

10
Berkeinginan untuk mengharumkan nama bangsa dan Negara dengan
menghasilkan prestasi-prestasi dan juga menghormati setiap prestai yang diraihnya
dan yang telah orang lain raih pula.
13. Bersahabat atau Komunikatif
Membiasakan untuk bisa berbaur dengan orang yang ada dilingkungan sekitar
dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat bersama-sama, saling menyapa dan
lainnya.
14. Cinta Damai
Bersikap baik dengan sesama orang sehingga akan membuat orang sekitar
menjadi nyaman dan aman dan anti akan kekerasan.
15. Gemar Membaca
Terbiasa melungkan waktunya untuk membaca buku dengan begitu akan
mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dan juga menjadi kegiatan yang lebih
bermanfaat. Seperti peserta didik yang masih meluangkan waktu untuk membaca.
16. Peduli Lingkungan
Senantia menjaga alam sekitar dengan memeliharanya tanpa berbuat
kerusakan sehingga lingkungan menjadi lebih bersih dan nyaman. Contohnya siswa
yang membuang sampah pada tempatnya
17. Peduli Sosial
Memiliki keinginan untuk memberi bantuan atau penolongan bagi orang-orang
yang membutuhkan walaupun belum bisa membantunya namun masih ada rasa untuk
kemaun untuk menolongnya dengan melakukan bentuk kegiatan yang bermanfaat.
18. Tanggung Jawab
Menggemban tugas kewajibannya dengan baik tanpa harus ada yang
disalahkan karena sepenuhnya itu merupakan bentuk dari amanah yang telah
diberikan untuknya oleh karena itu, berusaha untuk menjalankan tanggung jawabnya
dengan bagus.

BAB III
11
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan dari materi yang telah dijelaskan dalam makalah maka dapat
penulis simpulan sebagai berikut:
1. Pengertian karakter dan pendidikan karakter
- Karakter adalah nilai-nilai yang terkandung dalam diri seseorang yang
membedakan dirinya dengan orang lain dilihat dari perkataan, pikiran ataupun
tindakan mengendalikan suatu keadaan atau bentuk jawaban dalam merespon
sesuatu berhubungan dengan diri sendiri maupun dengan lingkungannya.
- Pendidikan karakter yaitu segala bentuk upaya yang dilakukan oleh pendidik
secara sadar dan tersusun rapih untuk menumbuhkan dan mengembangkan
nilai-nilai luhur kepada anak didik agar menerapkannya dengan bijak dalam
kehidupan baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara. Melalui
pendidikan karakter seseorang akan akan memiliki sikap yang tangguh dan
memiliki kebijaksanaan dalam menghadapi sesuatu.
2. Pembinaan dan Pengembangan Karakter dilakukan dengan cara pengembangan
karakter secara makro dilakukan dengan tiga fase, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Secara mikro dibagi dalam empat pilar, yakni
kegiatan belajar megajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk penciptaan
budaya sekolah (school culture); kegiatan ko kurikuler atau ekstrakurikuler, serta
kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat.
3. Nilai-Nilai Karakter Yang Ditargetkan Dalam Pendidikan Nasional ada 18
meliputi nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
B. Saran
Semoga dengan adanya penulisan makalah ini pembaca dapat lebih
mementingkan pendidikan karakter yang berguna bagi kehidupan jika memiliki
karakter yang luhur maka kehidupan akan berjalan dengan baik pula. Penulis
memohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan kiranya pembaca dapat
memberi masukan untuk penulisan ini agar lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
12
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Sekolah.
Yogyakarta: Diva Press.”
Aunillah, Nurla Isna. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.
Jogjakarta: Laksana.”
D, Siti Irene Astuti. 2010. “Pendekatan Holistik dan Kontekstual dalam menganalisis krisis
karakter Di Indonesia” dalam Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta: UNY. Hlm. 156
Hasan, Said Hamid dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Bahan Pelatihan Penguatan Metode Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Bangsa,.
Jakarta: Puskur Balitbang Kemendiknas.
Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta : Pelangi
Publishing.
Lickona, Thomas. 2012. Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah Dapat
Memberikan Pendidikan Tentang Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. Jakarta:
Bumi Aksara.
Marzuki. 2015. Pendidikan Karakter Islam. Jakarta: Amzah.
Muin, Fathul. 2011. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teorik dan Praktek. Jogyakarta: Ar-
Rruz.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakte: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.
Jakarta: Bumi Aksara.
N, Sudirman. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugraha, Syafitri Agustin. 2016. Konsep Dasar Pendidikan Karakter, Al-Munawwar: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol.8, No. 2. Hlm. 90
Raharjo. 2010. Pendidikan Karakater Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional,
Vol.16, No.3
Samani, Muchlas & Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sumarno. 2016. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Karakter
Peserta Didik, Jurnal Al Lubab Vol.1 No.1 Hlm, 122
Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter:Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zubaedi. 2010. Desain Pendidikan Karakter Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana.

13

Anda mungkin juga menyukai