Anda di halaman 1dari 13

BIMBINGAN KONSELING

MAKALAH
DISUSUN OLEH :

TOIBAH HASANAH TINAMBUNAN

1906010013

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVESITAS AL WASHLIYAH
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah subhana wa ta’ala serta serta Sholawat
dan salam penulis ucapkan kepada Nabi muhammad. Atas berhasilnya dalam menyelesaikan ma-
kalah “Bimbingan dan Konseling” ini. Makalah ini penulis ajukan guna memenuhi mata kuliah
“Bimbingan dan Konseling” dan juga penulis berharap makalah ini juga dapat bernanfaat untuk
menambah informasi dan wawasan bagi si pembaca makalah ini nantinya.
Dalam penulisan makalah ini penulis memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca.
Dan penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen yang membimbing mata
kuliah Bimbingan dan Konseling atas bimbingannya semester ini meskipun, baru memasuki awal
kuliah. Penulis juga berharap agar makalh ini dapat dijadikan pedoman apabila, berkaitan dengan
makalah ini.
Sebagai manusia yang tak luput dari salah dan khilaf penulis sangat mengaharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun demi semakin bagusnya makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 15 Oktober 2019


Penulis,

Toibah H. Tinambunan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................


DAFTAR ISI......................................................................................................................................

BAB 1 Pendahuluan ...........................................................................................................................


Latar belakang ........................................................................................................................
Pengertian .............................................................................................................................
Rumusan masalah ..................................................................................................................

BAB 2 Pembahasan ...........................................................................................................................


latar belakang perlunya BK di sekolah .................................................................................
landasan psikologis ...............................................................................................................
landasan sosiologis (sosial budaya .......................................................................................
landasan agama .....................................................................................................................
latar belakang perkembangan IPEK ......................................................................................
perlunya BK dilihat dari peserta didik yang berkebutuhan khusus .......................................
sejarah perkembangan BK dalam tataran pendidikan formal ................................................

BAB 3 Penutup .................................................................................................................................


Kritik ......................................................................................................................................
Saran ......................................................................................................................................
Daftar pustaka ........................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Upaya pengembangan manusia tidak lain adalah upaya mengembangkan segenap


potensi yang ada pada diri manusia secara individu dalam sebuah dimensi kemanusiaan agar
dirinya menjadi manusia manusia yang seimbang antara kehidupan individu dan sosialnya
Bimbingan konseling merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya yang memung-
kinkan individu tersebut mengenal dan menerima diri sendiri serta mengenal dan menerima ling-
kungan secara positif dan dinamis, serta mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan
mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan peran yang diinginkan di masa
depan.
Dalam pasal 27 peraturan pemerintah Nomor 29 tahun 1990 menegaskan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal
lingkungan social yang dapat menunjang proses penyesuaian peserta didik yang diharapkan pe-
serta didik dapat memanfaatkan sebesar-besarnya untuk mengembangkan diri semantap-mantap-
nya dan berkelanjutan. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksud agar siswa
mampu untuk mengambil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang menyangkut masa
depan karir, keluarga, pendidikan dan budaya.
B. PENGERTIAN

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Kata “gudance” yang kata da-
sarnya “ guide “ memiliki arti memberikan petunjuk. Istilah “guidance” juga diterjemahkan dalam
arti bantuan atau tuntutan. Ada juga yang menerjemahkan kata “ guidance” dengan arti pertolon-
gan. Berdasarkan arti ini secara etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan atau perto-
longan , tidak semua bantuan atau tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya bimbingan.
Konseling (counseling) merupakan bagian dari bimbingan. Konseling juga salah satu tekhnik
dalam bimbingan. Istilah konseling diambil dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus
artinya dikaitkan dengan kata “counsel” yang memiliki beberapa arti, yaitu nasihat, anjuran, dan
pembicaraan. Berdasarkan arti tersebut, konseling secara etimologis berarti pemberi dan pembic-
araan dengan bertukar pikiran.

C. RUMUSAN MASALAH

a. Menjelaskan latar belakang perlunya BK di sekolah


b. Menjelaskan landasan psikologis
c. Menjelaskan landasan sosiologis (sosial budaya)
d. Menjelaskan landasan agama
e. Menjelaskan latar belakang perkembangan IPEK
f. Menjelaskan perlunya BK dilihat dari peserta didik yang berkebutuhan khusus
g. Menjelaskan sejarah perkembangan BK dalam tataran pendidikan formal
BAB 2

PEMBAHASAN

a. LATAR BELAKANG PERLUNYA BK DI SEKOLAH

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari yang namanya masalah.
Baik masalah keluarga, pendidikan, lingkungan sekitar, dan masalah yang lainnya. Masalah terse-
but akan berpengaruh pada pola tingkah laku anak. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan
masalah diluar sekolah dan di dalam sekolah. suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik
dengan bimbingan konseling yang mengarahkan peserta didik untuk mengetahui bakat dan potensi
diri mereka.
Bimbingan koneling sangat penting posisinya yaitu untuk membimbing siswa untuk
memotivasi diri, bahwa mereka adalah suatu pribadi dengan keunikan masing-masing yang
mampu bersaing.
Perlunya bimbingan konseling juga dapat berfungsi sebagai pemantau masalah -masalah
siswa yang berkaitan dengan masalah kelainan tingkah laku, tidak dapat menerima pelajaran
dengan baik, adaptasi

b. LANDASAN PSIKOLOGIS
Menurut Prayitno, 2009 terdapat beberapa faktor psikologis yang menyebabkan pentingnya BK
bagi siswa. Diantaranya :
 Masalah perkembangan individu
Meliputi hasil proses belajar tergantung pada tingkat kematangan yang telah di-
capai, tempo perkembangan berlangsung cepat pada tahun-tahun permulaan, setiap
individu memiliki tempo perkembangan masing-masing, perkembangan individu
mengikuti pola umum, faktor pembawaan dan lingkungan sama pengaruhnya ter-
hadap proses perkembangan individu, dan masalah perbedaan individu di sekolah
siswa dibentuk oleh lingkungan guru dan materi pelajaran yang sama, akan tetapi
hasilnya berbeda, ada siswa yang cepat, lambat, dan ada yang cerdas, malas dalam
belajar.
 Faktor perbedaan individu
Setiap individu memiliki keunikan masing-masing. Berarti tidak ada dua orang in-
dividu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya. Perbedaan pembawaan
akan mungkin meskipun pembawaannya sama. Di sekolah sering kali tampak
perbedaan individu ini, perbedaan-perbedaan ini sering kali menyebabkan masalah
baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi lingkungan. Siswa akan menghadapi kesu-
litan dalam penyesuaian diri anatara keunikan dirinya sendiri dan tuntutan ling-
kungan.
 Masalah kebutuhan individu
Pengenalan terhadap jenis dan kebutuhan siswa dan sangat diperlukan bagi usaha
membantu mereka. Program bimbingan dan konseling merupakan salah satu usaha
kearah itu.
 Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku
 Masalah belajar
Merupakan suatu proses melakukan perubahan tingkah laku untuk memperoleh
pola-pola respons yang baru yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan
secara efisien. Dalam proses belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pela-
jar itu sendiri maupun bagi pengajar. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang
besar dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hen-
daknya sekolah memberikan bantuan kepada sisiwa dalam mengatasi masalah-
masamasalah yang timbul dalam kegiatan belajar.
Di sinilah letak penting dan perlunya program bimbingan konseling untuk membantu agar
mereka berhasil dalam belajar.

c. LANDASAN SOSIOLOGIS (SOSIAL BUDAYA)

Manusia merupakan makhluk biopsikososiospiritual yang artinya bahwa manusia adalah


makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Setiap anak sejak lahir tidak hanya mam-
pumemenuhi kebutuhan biologisnya, tetapi juga tuntutan budaya dimana ia tinggal, tuntutan itu
dilakukan agar segala dampak modernisasi dapat disaring oleh individu tersebut secara otomatis,
serta yang diharapkan dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan budaya yang sudah ada,
agar dapat di terima dengan baik oleh masyarakat. Namun nyatanya, di sekolah sering tampak
siswa yang mengikuti tren orang barat yang tidak sesuai dengan peraturan dan norma-norma di
sekolah. Untuk itulah bimbingan dan konseling sangat penting bagi pelajar khususnya bagi pelajar
Indonesia.
Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya mengatakan
tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan pen-
dekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Bimb-
ingan dan konseling dilaksanakan dengan berlandaskan semangat bhineka tunggal ika, yaitu kesa-
maan di atas keberagaman. Layanan bimbinga dan konseling hendaknya lebih berpangakal pada
nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam
kondisi pluralistik terutama bagi kalangan pelajar Indonesia.
d. LANDASAN AGAMA

Setiap individu merupakan makhluk Tuhan yang pada dasarnya sama memiliki fitrah sebagai
khalifah dan hamba-Nya. Dalam kategori ini pun sangat diperlukan bimbingan terhadap setiap
tantangan dimensi spiritualitas individu khususnya bagi kalangan pelajar seperti dekadensi moral,
budaya hedonisyik, dan penyakit hati. Bimbingan dalam hal ini diperuntukkan bagi para pelajar
agar mampu memandang setiap tantangan kearah positif bukan malah terjerumus kearah negatif.
Dalam landasan agama, bimbingan dan konseling diperlukan penekanan pada 3 hal pokok :
 Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah makhluk Tuhan
 Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah
dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama
 Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal sua-
sana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-kai-
dah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu
Landasan religius bimbingan dan konseling di sekolah pada dasarnya ingin menetapkan pela-
jar (klien) sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya
bimbingan dan konseling. Pembahasan landasan religius ini, terkait dengan upaya mengintegrasi-
kan nilai-nilai agama dalam proses bimbingan dan konseling.

e. LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN IPTEK

Di era ini perkembangan IPTEK berkembang sangat pesat, oleh karena itu diperlukan sebuah
bimbingan yang nantinya akan mengarahkan para pelajar untuk mengetahui dampak-dampak pos-
itif dan negatif yang ditimbulkan dari perkembangan IPTEK tersebut. Dengan teknologi jaringan
tidak hanya mata kuliah atau bidang studi saja yang bisa memanfaatkan teknologi tinggi, melain-
kan hampir sebagian proses belajar mengajar termasuk bimbingan konseling atau bimbingan karier
sudah bisa memanfaatkan teknologi.
Terkait sasaran layanan makin kompleks, diperlukan pelayanan BK yang profesional. Salah
satu syarat pekerjaan profesional itu adalah adanya komitmen menerapkan keahlian. Lembaga
ataupun sekolah harus selau menyiapakan guru BK yang adaptif dengan perubahan IPTEK se-
hingga teori yang dipelajari relevan dengan tugas BK.
Bimbingan merupakan bagian dari proses pendidikan di sekolah dan memiliki kontribusi ter-
hadap keberhasilan proses pendidikan di sekola (Juntika, 2005). Berdasarkan pernyataan di atas
dapat dipahami bahwa pendidikan di sekolah termasuk madrasah tidak akan berhasil dengan baik
apabila tidak didukung oleh penyelenggara bimbingan dengan baik.
Secara umum masalah yang dihadapi oleh individu khususnya oleh siswa di sekolah
dan madrasah sehingga memerlukan bimbingan dan konseling adalah:
 Masalah-masalah pribadi
 Masalah belajar (masalah yang menyangkut pembelajaran)
 Masalah pendidikan
 Masalah karir atau pekerjaan
 Penggunaan waktu senggang
 Masalah-masalah sosial dan lain-lain

f. PERLUNYA BK DILIHAT DARI PESERTA DIDIK YANG BERKEBUTUHAN


KHUSUS

Banyak anak yang memiliki kebutuhan khusus. Tetapi mereka juga berhak untuk menggapai
masa depannya. Masa depan wajib dimiliki semua manusia, namun tidak semua orang bisa meng-
gapainya. Usaha dan doa adalah kunci menggapai masa depan yang cerah. Banyak orang yang
mengaggap bahwa anak yang tidak normal itu tidak memiliki masa depan yang cerah.
Banyak dari mereka yang tidak bisa menerima keadaannya sebagai anak yang berkebutuhan
khusus, namun ada juga yang bisa menerimanya dan sanggup menjadi seseorang yang sukses
dengan ketidaknormalannya. Bukan hanya itu banyak orang tua yang tidak bisa menerima anaknya
seperti itu dan bahkan membuangkan atau dititipkan ke panti demi menjaga martabatnaya, tapi ada
juga yang mendidiknya sampai ia sukses.
Melihat hal itu, perlu diketahui bahwa anak yang berkebutuhan khusus harus memiliki dan
mendapatkan pendidikan yang khusus juga. Tujuan dari pendidikan khusus ini adalah agar anak
bisa mencapai derajat yang sama dengan anak yang di luar sana yang normal pada umumnya.
Home schooling merupakan cara yang baik untuk ABK yaitu, dengan sekolah di dalam rumah
dengan mendatangkan guru khusus atau guru yang bisa dikatakan lulusan pendidikan luar biasa.
Cara kedua adalah dengan menyekolahkan anak di SLB, yang mana ini memang merupakan
sekolah bagi anak yang berkebutuhan khusus.
Dua cara diatas mungkin bisa dilakukan bagi orang tua demi anaknya agar bisa menjalankan
kehidupannya dengan baik. Tapi mungkin cara tersebut hanya mungkin hanya bisa dilakukan oleh
orang tua yang bisa dibilang kondisi ekonominya diatas standar. Namun, bagaimana bagi orang
tua yang belum bisa menyekolahkan anaknya dengan cara tersebut? Tentunya banyak cara bagi
orang tua agar anak tetap bisa bersekolah.Bimbingan dan konseling sebagai layanan. Tentunya
layanan merupakan cara utama bagi anak. Melayani anak dengan sepenuh hati agar bisa mengam-
bil hati sang anak. Tentunya pelayanan yang baik bisa dilakukan oleh siapapun, bukan hanya guru
guru yang luar biasa yang bisa melakukannya. Orang tua di rumah bisa melakukannya. Dengan
cara pendekatan-pendekatan, seperti pendekatan krisi, remedial, perkembangan, serta pencegahan.
Pada hakikatnya memang sebagai kenselor utama. Jika orang tua mempunyai anak yang berkebu-
tuhan khusus maka orang tua wajib mendidik anaknya dengann hati-hati dan lemah lembut.
Mengajarkan anak bimbingan konseling setiap harinya.

g. SEJARAH PERKEMBANGAN BK DALAM TATARAN PENDIDIKAN FORMAL

Dari mulai berdirinya sampai saat ini bimbingan dan konseling terus mengalami perkem-
bangan, baik di dunia maupun di Indonesia. Militer (dalam Prayitno, 1999) berusaha meringkas
perkembangan bimbingan konseling kedalam 5 periode.
Periode pertama, Frank parson memprakarsai gerakan bimbingan melalui didirikannya sebuah
badan bimbingan yang disebut vocation Bureau di Boston pada tahun 1908. Badan ini selanjutnya
diubah namanya menjadi vocation Guidance Bureau. Inilah yang merupakan awal mulanya cikal
bakal pengembangan gerakan bimbingan di seluruh duni. Pada masa ini bimbingan dilihat sebagai
usaha mengumpulkan berbagai keterangan tentang individu dan tentang jawaban.
Pada periode kedua, gerakan pendidikan lebih menekankan pada bimbingan pendidikan. Da-
lam tahap ini bimbingan dirumuskan sebagai dirumuskan sebagai suatu totalitas pelayanann yang
secara keseluruhan dapat diintegrasikan dalam upaya pendidikan. Pada dua periode awal ini ru-
musan konseling belum dirumuskan.
Pada periode ketiga, pelayanan untuk penyelesaian dini mendapat perhatian utama. Pada peri-
ode ini disadari benar bahwa pelayanan bimbingan tak hanya di sangkut pautkan dengan usaha-
usaha pendidikan saja, tidak juga mencocokkan individu dengan jabatan-jabatan tertentu saja,
melainkan juga peningkatan kehidupan mental. Padaperiode ini rumusan konseling dimunculkan.
Pada periode keempat, gerakan bimbingan menekankan pentingnya proses perkembangan in-
dividu. Pada periode ini pelayanan bimbingan dihubungkan dengan usaha individu dalam
mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya dalam mencapai kematangan dan
kedewasaan menjadi tuujuan utama.
Pada periode kelima, pada periode ini tampak adanya dua arah yan berbeda, yaitu kecender-
ungan untuk kembali pada periode pertama dan kecenderungan yang lebih menekankan pada
rekonstruksi sosial sosial (dan personal) dalam rangka membantu pemecahan masalah yang
dihadapi individu. Pada dua tahap yang terakhir ini tampak tumpang tindih pengertian bimbingan
dan konseling, yang satu dapat dibedakan dari yang lainnya, tapi tidak bisa dipisahkan satu sama
lainnya.
Bagaimana dengan perjalanan bimbingan konseling di Indonesia?
Sejarah lahirnya bimbingan dan konseling di Indonesia diawali dari dimasukannya bimbingan dan
konseling (dulunya bimbingan dan penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran ini diawali sejak
tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
( disingkat FKIP yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20-24 Agustus 1960.
Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang menndirikan jurusan
Bimbingan dan penyuluhan. Tahun 1971 berdiri proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP)
pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang , IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Bandung, IKIP Yogya-
karta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Malang dan IKIP Manado. Melalui proyek ini bimb-
ingan dan penyuluhan dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan Pengem-
bangan Bimbingan dan penyuluhan” pada PPSP. Lahirnya kurikulum 1975 untuk sekolah menen-
gah atas didalamnya memuat pedoman Bimbingan dan Penyuluhan.
Tahun 1978 dilaksanakan program PGSLP dan PGSLA bimbingan dan penyuluhan di IKIP
untuk mengisi jabatan guru bimbingan dan penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada
jatah pengangkatan guru BP dari ttamatan S1 jurusan bimbingan dan penyuluhan. Pengangkatan
guru bimbingan dan penyuluhan di sekolah mulai diadakannya PGSLA dan PGSLA bimbingan
dan penyuluhan. Keberadaan bimbingan dan penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989
dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menpan/1989 tentang angka kredit bagi jabatan Guru dalam
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sampai pada tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas, par-
ahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat dengan BP. Mun-
cul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan yang bermasalah. Hingga lahirnya SK
Menpan No. 83/1993 tentang jabatan fungsional guru dan Angka kreditnya yang di dalamnya ter-
muat aturan tentang bimbingan dan konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Mendikbud
ini istilah bimbingan dan penyuluhan diganti menjadi bimbingan dan konseling di sekolahdan dil-
aksanakan oleh guru pembimbing. Disinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
sekolah sudah jelas.
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan di attas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling memiliki arti
yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang, atau sekelompok orang. Dari segi
lain konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan, konseling juga merupakan alat yang
paling ampuh dalam keseluruhan program bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan
ttitik sentral dari keseluruhan kegiatan bimbingan. Tujuan dari Bimbingan dan Konseling yaitu:
 Untuk dapat mewujudkan kepribadian individu
 Untuk dapat mengarahkan individu
 Untuk dapat membimbing individu untuk mengarahkan diri sendiri
 Untuk dapat membimbing individu agar menerima diri sendiri secara positif
 Untuk dapat membimbing individu mengenal diri sendiri dan lingkungan
Bimbingan dan Konseling memiliki arah pelayanan seperti pelayanan dasar, pelayanan
pengembangan, dan peminatan.

SARAN
Seorang guru bisa dinilai memilikimutu kerja yang berkualitas jika bisa membimbing
siswanya dengan baik. Jadi hendaknya seorang guru mendalami dan menguasai bidang bimbingan
dan konseling agar jika terjadi masalah yang dihadapi peserta didik, guru hendaknya membimbing
mereka agar dapat menyelesaikan masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali pers


Syamsu, Riska Ahmad. 1987. landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rosdakarya
http://harjualitaq.blogspot.com/2015/09/makalah

Anda mungkin juga menyukai