PROPOSAL
OLEH:
DALILLAH FITRI NOVIA RIZKY
NIM : A1E120068
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................
BAB I.....................................................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................................
BAB II...................................................................................................................................
LANDASAN TEORITIS..................................................................................................
BAB III................................................................................................................................
METODE PENELITIAN..............................................................................................
ii
3.6 Instrumen Pengumpulan data.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian……………………………….
Tabel 1. Indikator dan Aspek Pertanyaan Wawancara dengan Guru Bimbingan
dan Konseling ………………………………....
v
LAMPIRAN
Lampiran 1. Indikator dan Aspek Pertanyaan Wawancara dengan Guru
Bimbingan dan Konseling
vi
BAB I
PENDAHULUAN
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan, pendidikan bukan
ialah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
dirinya, masyarakat bangsa dan negara”. Jika di kaji lebih jauh lagi, masih
1
2
masih belum berjalan secara maksimal. Hal demikian harus diatasi dengan
bersama-sama.
secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang
telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat
perbuatan yang dapat merugikan baik aspek pribadi maupun sosialnya. Salah
satu perbuatan yang merugikan peserta didik dalam ranah pendidikan yaitu
dan layanan konseling kelompok. Tugas dari siswa disekolah yaitu belajar
akademik, namun kenyataan yang banyak kita lihat sekarang bahwa siswa
membolos ini sudah menjadi kebiasaan buruk atau tidak baik yang turun
jadwal sehari-hari dapat dikatakan bahwa dia melarikan diri atau benar-benar
menjauh maka dia tidak liburan. Perilaku ini bukan cuma berdampak prestasi
penyimpangan dalam perilaku dan pedoman sosial yang berbeda atau praktik
tidak dapat bertanggung jawab dalam belajarnya, hal ini akan merusak
Oleh sebab itu, penanganan terhadap peserta didik yang suka membolos
menjadi perhatian yang sangat serius oleh semua guru Bimbingan dan
4
Konseling serta guru mata pelajaran dan peran orang tua peserta didik itu
sendiri. Penanganan tidak saja dilakukan oleh sekolah, tetapi pihak keluarga
lebih sering berasal dari dalam keluarga itu sendiri. Jadi komunikasi antara
melakukan bolos sekolah. Sikap bolos siswa tersebut bukan hanya tidak
datang sekolah melainkan siswa terkadang sengaja tidak masuk jam pelajaran
tertentu karena tidak suka dengan pelajaran tersebut atau dengan guru mata
warkop atau tempat lainnya, keluar saat jam pelajaran berlangsung dan pergi
ke kantin dan ada juga yang membuat alasan sakit lalu pergi ke UKS agar
tidak belajar. Hal ini dapat merugikan siswa itu sendiri karena tertinggal
materi pelajaran yang telah dilewatkan. Jika hal ini dibiarkan begitu saja,
tingkah laku membolos tersebut. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
agar siswa bisa mengindari dan mengurangi perilaku membolos yang sudah
1. Manfaat Teoritis
7
membolos siswa.
2. Manfaat Praktis
hal yang menyimpang dan berdampak buruk pada prestasi belajar siswa
itu sendiri.
8
BAB II
LANDASAN TEORITIS
lingkungannya.
9
10
(konselor/guru BK) agar yang diberikan bimbingan menjadi lebih terarah dan
sehingga siswa, anak didik atau orang yang meminta bantuan tadi
mampu menuju kea rah aktualisasi diri dan kesadaran diri serta
akhir dari sebuah proses konseling diserahkan kepada klien bukan sebaliknya
secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta membantu peserta didik
proses pemberian bantuan dari konselor kepada klien secara bertatap muka
untuk membantu klien keluar dari masalahnya, dengan adanya bimbingan dan
dapat tercapai prestasi yang lebih baik (W. S. Winkel, 2006:27 dalam Amani,
2018).
mengalami kesulitan-kesulitan.
dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar
13
kebudayaan;
masalahnya;
sekolah tersebut.
pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan kepada klien agar
b. Fungsi pemahaman
c. Fungsi perbaikan
ini hal-hal yang dipandang positif agar tetap baik dan mantap. Dengan
kondisi yang positif dalam rangka perkembangan diri secara mantap dan
kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang hendak
bersumber dari kajian filosofis hasil dari penelitian dan pengalama praktis
secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya yang
dan dinamis.
perkembangan individu.
individu tidaklah selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang
berkenaan dengan:
fisik individu.
didik.
ini akan diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga
permasalahannya.
4) Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua
Kurniati, 2018).
keterangannya yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain.
benar-benar tejamin.
baiknya.
itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru
konseling.
23
Guru Pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,
guru-guru lain, atau ahli lain dan demikian pula Guru Pembimbing
l. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
Menurut pendapat Prayitno (2004: 254) dalam Iman Santoso (2019) bahwa
dan masyarakat.
perkembangan dirinya.
kelompok.
Menurut Ws. Winkell Guru bimbingan dan konseling adalah seorang guru
tugasnya sebagai tenaga pengajar (Ws. Winkel, 1997 dalam Reza Anugrah,
dilaksanakan oleh semua guru atau sembarangan guru (Prayitno, 1997 dalam
dirinya.
konseling secara khusus meliputi aspek pribadi sosial, belajar, serta karir.
Berikut ini beberapa tujuan bimbingan dan konseling ditinjau dari bermacam
aspek yaitu:
masyarakat.
masyarakat.
28
C. Perilaku Membolos
suatu tujuan. Gunarsa (1981: 31) dalam Haris Handoko (2013) menyebutkan
membolos dapat diartikan sebagai anak yang tidak masuk sekolah dan anak
yang meninggalkan sekolah belum usai tanpa izin (Supriyo, 2008:111 dalam
merupakan suatu tindakan atau perilaku siswa yang tidak masuk sekolah
dengan alasan yang tidak jelas, atau bisa diartikan ketidakhadiran dengan
tertentu tanpa izin dari pihak guru ataupun pihak sekolah yang bersangkutan.
Menurut Reid Ken (1999) Rini (2020) menjelaskan bahwa penyebab spesifik
alasan utama mengapa anak bolos adalah karena mereka tidak suka sekolah.
29
Ketidaksukaan siswa dapat berupa tidak suka terhadap mata pelajaran atau
sekolah dan tanpa izin yang jelas, dan dilakukan untuk mencapa i suatu tujuan
tertentu.
lebih nyaman.
keluarga yang broken home cenderung anak menjadi nakal dan salah
minuman keras.
orang tuanya, bahkan tidak jarang orang tuanya yang meminta agar
bebas bergaul dengan siapa saja. Salah satu diantaranya bergaul dan
hidup dengan gaya hidup anak punk atau kelompok anak-anak yang
terlambat.
pidana Bye Lynn, etc (2010) dalam Rini (2020). Perilaku membolos
satunya yang paling merugikan yaitu penurunan prestasi akademik dari siswa
karena dalam hal ini perilaku membolos menuntut siswa untuk meninggalkan
jam pelajaran sekolah. dan hal tersebut sering kali membuat siswa tertinggal
Menurut Prayitno dan Erman Amti (2015: 62) dalam Rini (2020),
dimiliki.
lainnya.
disimpulkan bahwa dampak dari perilaku membolos tidak hanya terhadap diri
32
belajar yang menurun akan tetapi juga memberikan dampak ada pihak diluar
penelitian ini yaitu analisis kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu
membolos.
ini yaitu analisis kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu untuk
data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis kualitatif. Hasil
kurangnya jam masuk untuk guru BK, dan ruangan untuk guru BK
sehingga orang tersebut sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan
oleh guru bimbingan dan konseling, dengan demikian perilaku membolos bisa
berkurang.
34
Perilaku
Siswa Membolos Membolos
Berkurang
Guru BK
Layanan
Bimbingan dan
Konseling
BAB III
METODE PENELITIAN
objek yang alamiah untuk diamati oleh peneliti ditempat penelitian (Sugiono,
2016 dalam Umira Rizkilia, 2020). Penelitian ini berjalan secara natural,
metode dalam penelitian suatu kondisi atau pemikiran disuatu peristiwa pada
masa sekarang ini yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran
antara fenomena yang diselidiki (Yatim Riyanto, 1996 dalam Umira Rizkilia,
cerita, perilaku dan lebih jauh lagi kapasitas asosiasi, perkembangan sosial,
analisis secara rinci dan detail. Adapun jenis penelitian kualitatif yang
35
36
gambaran, keadaan, realita yang akan diteliti. Sehingga data yang diperoleh
A. Lokasi Penelitian
B. Waktu Penelitian
2. Penulisan Proposal
3. Bimbingan Proposal
4. Persetujuan Proposal
5. Seminar Proposal
6. Penelitian
7. Sidang skripsi
37
seperti benda, individu, atau kelompok yang dijadikan sebagai informasi yang
menjadi sumber data atau tempat kita untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah dua orang
yaitu, Ibu Siti Supriyah, S.Pd dan subjek kedua adalah Ibu Dina Sosilawati,
S.Pd.
berikut:
membolos.
tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak jelas, atau bisa diartikan
jam-jam pelajaran tertentu tanpa izin dari pihak guru ataupun pihak
A. Observasi
B. Wawancara
membolos lalu diterima oleh siswa dan hasil apa yang sudah tercapai dalam
ada di SMPN 7 Muaro Jambi yaitu Ibu Siti Supriyah, S.Pd dan Ibu Dina
Sosilawati, S.Pd.
40
C. Dokumentasi
letak geografis, keadaan siswa dan guru serta sarana prasarana yang
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Kejenuhan data
ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Teknik
analisis data yang akan digunakan adalah model interaktif, yaitu antara proses
pengumpulan data, reduksi data (penyusunan data dalam pola, kategori atau
2020).
kegiatan lapangan dan setelah kegiatan lapangan. Jika dirasa datanya masih
41
atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengolahan dan analisis data, langkah
awal yang dilakukan adalah mengumpulkan semua data yang diperoleh dari
A. Reduksi Data
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa dalam reduksi data, semua
merangkumkan data-data mana yang penting dan tidak penting, pada tahap ini
dijawab oleh guru bimbingan dan konseling yang menjadi sampel. Tujuan
peneliti melakukan proses reduksi data adalah untuk penghalusan data yang
sesuai dengan tema penelitian, peneliti mereduksikan data. Semua ini peneliti
lakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data, agar data
data, dalam penyajian data peneliti menyajikan makna terhadap data yang
Amani. 2018. “Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Memotivasi Belajar
Siswa SMPN 15 Yogyakarta. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol. 15, No.
1, Hal. 20.
Andre. 2021. Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar: Teori dan Aplikasi
Dasar-Dasar Bimbingan serta Konseling Belajar. Jawa Barat: CV. Adanu
Abimata.
Anugrah, Reza. 2021. Analisis Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dalam
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok di MAN 1 Medan. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan.
Kurniati, Erisa. 2018. “Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Prinsip dan Asas”.
Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol. 3, No. 2, Hal. 55-58.
Ma’rifah, Siti. 2020. “Perilaku Membolos: Penyebab, Dampak dan Solusi”. Jurnal
Lokarya Nasional. Vol. 2, No. 2, Hal. 100-103.
Rini. 2020. “Hubungan Peran Keluarga dan Kontrol Diri dengan Perilaku
Membolos Siswa”. Jurnal Edukasi. Vol. 4, No. 4, Hal. 20-23.
43
44
dan Konseling
45
46
tersebut?
4. Apakah ada berkoordinasi dengan wakil kepala
bidang kesiswaan dan guru mata pelajaran untuk
menangani masalah membolos ini?
5. Diantara banyaknya layanan bimbingan dan
konseling, layanan apa yang sering digunakan
untuk mengatasi masalah membolos siswa?
6. Setelah dilakukan layanan bimbingan dan
konseling tersebut apakah ada perubahan
terhadap perilaku membolos siswa?
7. Apa upaya guru bimbingan dan konseling untuk
mencegah masalah perilaku membolos di
sekolah?
8. Tindak lanjut apa yang akan di berikan guru
bimbingan dan konseling untuk mengatasi
masalah membolos?