Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

“BK DALAM KURIKULUM 2013 DI SATUAN PENDIDIKAN”

OLEH KELOMPOK 12 :

Rahmi Azizah 19029104

Rheschy Auliya Kamil 19329128

Dewi Noviyanty 19046077

MATA KULIAH UMUM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalalah yang berjudul
“BK Dalam Kurikulum 2013 Dan Pelaksanaan Layanan Peminatan Di Satuan Pendidikan”.
Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai bahan pembelajaran untuk mata kuliah
Bimbingan dan Konseling.
Shalawat beriring salam tidak lupa penulis hadiahkan kepada arwah junjungan alam
yakni Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahiliyah ke
alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari berbagai
kesalahan. Kebenaran dari makalah ini semata-semata karena hidayah Allah SWT dan
segala kekurangannya merupakan keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang harus
terus belajar. Maka dari itu, penulis mengharapakan segala kritikan ataupun saran yang
bersifat membangun agar dapat menjadi bekal penulis pada penyusunan makalah
selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Padang, Mei 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................................ 1
LATAR BELAKANG................................................................................................................................................ 1
RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................................... 2
TUJUAN...................................................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................... 3
BK DALAM KURIKULUM 2013................................................................................................................. 3
A. IMPLEMENTASI BK DALAM KURIKULUM 2013.........................................................................3
B. ARAH BIMBINGAN DI KURIKULUM 2013........................................................................................ 5

BAB III PENUTUP............................................................................................................................................... 12


KESIMPULAN....................................................................................................................................................... 12
SARAN..................................................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan


Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan peradaban dunia. Untuk
mencapai semua itu dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh oleh semua
komponen pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan kemampuan
peserta didik mencapai perkembangan yang optimal.

Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan


kapasitas intelektual dan minat yang dimilikinya, melainkan sebagai sebuah kondisi
perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan
keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi
terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Selama ini fenomena dalam
mengambil keputusan dalam memilih program studi menunjukkan bahwa peserta
didik tamatan SMP/MTs yang memasuki SMA/MA dan SMK.

Tamatan SMA/MA dan SMK yang memasuki perguruan tinggi belum


semuanya didasarkan atas peminatan peserta didik yang didukung oleh potensi dan
kondisi diri secara memadai sebagai modal pengembangan potensi secara optimal,
seperti kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kondisi fisik serta
sosial budaya dan minat karir mereka. Akibatnya perkembangan mereka kurang
optimal, tidak seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, pengarahan lebih awal dalam
peminatan, khususnya dalam pemilihan dan penetapan pilihan peminatan dan juga
kelanjutan studi yang sesuai dengan potensi dan kondisi diri peserta didik serta
lingkungannya perlu segera dilakukan.

1
Tugas Guru BK/Konselor memberikan layanan yang profesional untuk
mengatasi semua itu dengan membuat program peminatan sebagai bagian dari
layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Layanan peminatan peserta didik
merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik
dalam bidang keahlian yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang
yang ada. Dalam konteks ini, Bimbingan dan Konseling membantu peserta didik
untuk memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan diri
dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab.

Bimbingan dan konseling membantu peserta didik mencapai perkembangan


optimal dan kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan
yang sedang dihadapi. Di samping itu juga membantu individu dalam memilih,
meraih dan mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif
dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan
umum melalui pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahuin bahwa bagaimana kurikulum 2013


menuntut bahwa peserta didik harus kreatif,inovatif dan sebagainya jadi bagaimana pandangan
bimbingan konseling dalam kurikulum 2013 serta pelaksanaan layanan satuan pendidikan.?

Dan salah satu perubahan BK di dalam kurikulum 2013 adalah sebutan


Bimbingan Konseling diubah menjadi Bimbingan Penyuluhan.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui pandangan BK di dalam


Kurikulum 2013 dan Pelaksanaan Peminatannya pendidikan di berbagai tingkat SD/MI,
SMP/MTsN,SMA/SMK/MA/MAK.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. BK DALAM KURIKULUM 2013.

A. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Implementasi Kurikulum 2013 dalam layanan Bimbingan dan Konseling pada


dasarnya tidak banyak perubahan yang mendasar. Secara keseluruhan, pelaksanaan
layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan layanan Bimbingan dan konseling meliputi :
a. Penyusunan program BK melalui beberapa tahap diantaranya :
1) Mengidentifikasi Kebutuhan dan Masalah Siswa
Identifikasi kebutuhan dan permasalahan siswa adalah
mengumpulkan dan memahami secara cermat kebutuhan dan
permasalahan mungkin atau benar-benar dirasakan dan dihadapi
oleh siswa. Kegiatan ini merupakan langkah awal dan sebagai dasar
dalam penyusunan program. Tanpa melakukan identifikasi yang jelas
dan mantap, maka layanan-layanan yang akan diberikan kepada siswa
belum tentu sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan siswa.
Identifikasi kebutuhan dan permasalahan siswa dapat dilakukan
dengan dua pendekatan.
Pertama pendekatan yang bersifat asumtif prediktif, yaitu
dengan memprediksi kemungkinan-kemungkinan kebutuhan
dan permasalahan yang bakal dirasakan atau dihadapi oleh siswa.
Kedua pendekatan yang bersifat aktual obyektif, yaitu
mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan yang secara aktual
dan obyektif benar-benar dirasakan dan dihadapi oleh siswa.
3
Untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan kebutuhan
dan permasalahan yang bakal dirasakan atau hadapi oleh siswa dapat
dilakukan dengan mendasarkan pada asumsi-asumsi teoritik dan
pengalaman- pengalaman nyata sebelumnya. Asumsi teoritik
terutama berkenaan dengan tugas-tugas perkembangan, sedangkan
pengalaman nyata adalah kebutuhan dan permasalahan yang pernah
atau biasanya dirasakan oleh siswa.
Identifikasi kebutuhan dan permasalahan siswa secara aktual
dapat dilakukan dengan teknik tes maupun non tes. Teknik tes
misalnya tes kecerdasan, bakat, minat, dan sebagainya. Penggunaan
teknik tes harus dilakukan oleh tenaga yang berkewenangan. Teknik
non tes misalnya dengan observasi, wawancara, angket, inventori, dan
sebagainya. Kedua pendekatan tersebut seyogyanya dilakukan secara
terpadu, sehingga dapat diperoleh pemahaman tentang kebutuhan
dan permasalahan siswa secara komprehensif. Berdasarkan
pemahaman yang komprehensif maka akan dapat dipilih secara
cermat dan selektif layanan-layanan yang memang benar-benar
sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan siswa.

2) Identifikasi jenis layanan dan kegiatan pendukung.


Hasil identifikasi tersebut selanjutnya dianalisis untuk
mengidentifikasi layanan-layanan yang relevan dan diperlukan oleh
siswa. Disamping itu, juga dapat diidentifikasi kegiatan-kegiatan
pendukung yang diperlukan sebagai konsekuensi dari layanan-
layanan tersebut. Dalam proses ini diperlukan wawasan yang
mendalam tentang pola pelayanan BK di sekolah (wawasan ke-BK-an,
bidang-bidang BK, jenis-jenis layanan, kegiatan-kegiatan pendukung,
dan format layanan).

4
Agar lebih mudah dibaca dan dipahami, maka hasil identifikasi
tersebut seyogyanya ditampilkan dalam sebuah tabel.

Konselor mendapat tugas minimal yaitu 24 jam pelajaran/ minggu


harus mengidentifikasi 432 layanan dan atau pendukung untuk
program satu tahun. Dalam mengidentifikasi jenis-jenis layanan
maupun kegiatan-kegiatan pendukung harus memperhatikan situasi
dan kondisi sekolah. Misalnya jumlah dan kualifikasi konselor, sarana
dan prasarana yang tersedia, skala prioritas kebutuhan/
permasalahan, kebijakan sekolah, dan program sekolah itu sendiri.
Apabila langkah ini dapat dilakukan dengan baik, maka
penyusunan program tahunan sampai dengan harian menjadai lebih
mudah. Penyusunan program tahunan sampai dengan harian pada
dasarnya merupakan pendistribusian seluruh kegiatan yang akan
diberikan kepada siswa sehingga menjadi jelas apa, untuk siapa, oleh
siapa, kapan, berapa lama, dan di mana sebuah layanan atau kegiatan
pendukung diberikan.

3) Menyusun Program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan


program harian .

B. Arah BK Di Kurikulum 2013


Terdapat beberapa permasalahan yang ada pada penerapan perubahan
kurikulum menjadi kurikulum 2013. Salah satunya adalah sebutan Bimbingan
Konseling diubah menjadi Bimbingan Penyuluhan. Dimana kita ketahui, Bimbingan
Penyuluhan adalah istilah pada era pembentukan profesi konselor di Indonesia.
Ketika hal itu semakin berkembang, maka istilahnya diubah menjadi Bimbingan
Konseling. Lalu, mengapa sekarang istilah lama yang diterapkan kedalam Kurikulum
2013 ini?
5
Jika kondisi demikian tidak dirubah maka akan berakibat sangat fatal, akan
banyak perubahan yang menyertainya meliputi perubahan organisasi bimbingan
konseling, perubahan mata kuliah, perubahan sistem administrasi guru BK, sistem
struktural manejemen BK, dan lain-lain.

Yang sangat di sayangkan perubahan tersebut adalah perubahan yang


mengarah kepada kemunduran. Selain itu, pernyataan dari seorang Guru Besar BK,
Peran guru BK dalam implemetasi kurikulum 2013 akan semakin penting, pasalnya
di tingkat SMA sederajat penjurusan ditiadakan, diganti dengan kelompok
peminatan, kata guru besar bimbingan dan konseling Prof Mungin Eddy Wibowo.
Menurut Dia, dengan diberlakukannya kelompok peminatan, maka guru BK
memiliki tugas untuk memberikan pendampingan secara intensif kepada siswa.
Diharapkan, siswa dapat memilih sesuai dengan kemampuan, bakat, serta minatnya.
Dengan adanya program kelompok peminatan, maka peran dan tugas guru BK
semakin besar. Karena sejak awal masuk, siswa harus diarahkan sesuai dengan
bakat, minat, dan kecenderungan pilihannya.
Memang, pada dasarnya hal tersebut merupakan salah satu tugas dari
seorang Guru BK, tetapi apakah perlu dengan mengganti dengan nama yang lama?
Alangkah indahnya jika dalam kurikulum 2013 ini sebutan yang di rubah adalah
Konselor Sekolah untuk menuju pada era tinggal landas. Bukan malah menggunakan
istilah lama Guru Bimbingan dan Penyuluhan. Keberadaan konselor sebagai salah
satu bagian dari pendidikan di sekolah sebenarnya telah ditegaskan oleh Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU
sisdiknas tersebut disampaikan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dan menegaskan bahwa
konselor adalah pendidik.

6
Rencana penerapan kurikulum baru 2013 ini sontak menimbulkan pro dan
kontra, terutama dikalangan para pakar dan praktisi pendidikan karena beberapa
kebijakan-kebijakan baru. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah tidak
disinggungnya pelayanan bimbingan dan konseling. Secara tersurat memang
layanan Bimbingan dan Konseling tidak ada lagi dalam kurikulum baru tersebut.
Tapi salah satu dasar adanya pengembangan kurikulum baru ini yang penulis
lihat pada draft uji publik adalah makin marakanya fenomena negatif yang
mengemuka di kalangan para pelajar seperti perkelahian antar pelajar, narkoba,
korupsi, kecurangan dalam ujian.
Pengembangan kurikulum 2013 yang juga berorientasi pada persiapan
kompetensi masa depan siswa yang salah satunya agar memiliki kesiapan untuk
berkarir di dunia kerja. Nyatanya semua itu adalah tugas yang dibebankan kepada
konselor sekolah. Hal ini tertuang dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebutkan
bahwa pelayanan konseling meliputi pemberian kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kemampuan,
bakat dan minat. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam Permendiknas tersebut jelas sekali disebutkan bahwa layanan
konseling kepada siswa di sekolah berorientasi pada pengembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Yang tentu saja berkaitan dengan fenomena negatif yang
belakangan muncul ditengah-tengah siswa. Salah satu masalah yang mendasar pada
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah penggunaan tenaga konselor
yang ada di sekolah itu sendiri.

7
Saat ini BANYAK GURU BK yang menjadi konselor sekolah, namun TIDAK
BERASAL DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING.
Alhasil, implikasinya berimbas pada bagaimana ia memberikan layananya. Namun
semakin mengarah pada kemajuan zaman, para calon konselor siap untuk
menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya dibangku perkuliahan.
Dan mereka berhak untuk menjadi seorang konselor dan pendidik
sebagaimana mestinya. Keberadaan guru BK yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan bimbingan dan konseling sebenarnya telah disadari oleh pemerintah.
Terbukti, melalui Kementrian Pendidikan Nasional, pemerintah menerbitkan
Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor.
Pada peraturan tersebut tercantum sejumlah peraturan khusus untuk
konselor di sekolah. Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor di Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa untuk
dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi
akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional. Kemudian
penyelenggara pendidikan yang satuan pendidikannya mempekerjakan konselor
wajib menerapkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor.
Permasalahan yang kedua, tahun 2013 ini seharusnya menjadi momentum
kebangkitan dunia bimbingan dan konseling Indonesia. Namun, hal itu
mendapatkan sedikit tantangan lewat rencana pemerintah memberlakukan
kurikulum baru yang didalamnya tidak adalagi pelayanan bimbingan dan konseling
secara tersurat. Pengembangan kepribadian siswa, dan juga masalah kesiapan
untuk terjun kemasyarakat dan dunia kerja yang seharusnya menjadi tugas
konselor sekolah rencananya akan dilimpahkan kepada guru mata pelajaran
masing-masing.

8
Bagaimana para calon konselor menyikapi hal ini? Secara hukum juga
bimbingan dan konseling cukup kuat dengan terbitnya peraturan pemerintah tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Permendiknas tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik Konselor.Dengan demikian, para calon konselor tidak
perlu risau dan gusar apalagi sampai berpikir untuk segera meninggalkan
perkuliahan yang sedang dijalani saat ini.
Yang paling penting untuk dilakukan saat ini oleh para calon konselor
sekolah adalah senantiasa meningkatkan kualitas pribadi sebagai calon konselor
yang diharapkan bisa berimplikasi pada peningkatan kualitas pelayanan bimbingan
dan konseling.
Jadikan permasalahan ini menjadi suatu pacuan atau cambukan agar kita
mendapatkan hak, dan dapat mengabdikan diri untuk kemajuan pendidikan di
Indonesia.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa BK di dalam kurikulum 2013 lebih mengarah pada


peminatan dimana peserta didik di bombing untuk menekankan pada bagian mana
bakat nya yang menonjol dan diharapkan peserta didik mampu mengembangkan
kreatifitas,bakat,minat yang dimilikinya dan perubahan jenis layanan konseling lebih
diarahkan pada penjurusan, peminatan di bagi kedalam berbagai tingkat baik itu SD,
SMP dan SMA meskipun begitu semua nya tergantung pada bakat yang dimiliki setelah
tamat SMA konselor membimbing bagaimana peserta didik kedepan nya untuk pilihan
hidup nya.

B. SARAN
Makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu diharapkan kepada pembaca
untuk memberikan kritik dan saran. Dan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu untuk penyelesaian makalah ini semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya dan untuk lebih menambah wawasan lagi mengeai mata kuliah
Bimbingan dan Konseling.
DAFTAR PUSTAKA

http://unnes.ac.id/berita/kurikulum-2013-peran-guru-bk-semakin-penting

http://edukasi.kompasiana.com/2013/01/03/dalam-kurikulum-

2013.sebutanbimbingankonseling-dirubah-menjadi-bimbingan-penyuluhan-

521853.html

http://www.profesi-unm.com/2013/03/tenaga-bimbingan-dan-konseling-akan.html

http://www.blogspot.com/2013/02/Peminatan-di-satuan-pendidikan-bk.html

http://www.indahnur.com/2013/02/Peminatan-bk.html

Anda mungkin juga menyukai