Disusun oleh
Ghefira Lintang Kinaryosi
Kelas X IIS 1
Disusun oleh
Ghefira Lintang Kinaryosi
Oleh
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Cipondoh – Tangerang
Ikhlasiyah, S.Si.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Pergaulan Bebas terhadap Remaja
Khususnya Pelajar SMA Muhammadiyah 2 Cipondoh – Tangerang”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara moral maupun materi. Penulis menyadari bahwa laporan penelitian yang
penulis buat ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan bahasa
maupun tata penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan penelitian ini bsia menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
peneladanan, pembiasaan, dan penegakan aturan. Remaja termasuk kelompok
beresiko yaitu terjadi berbagai perubahan dan dibutuhkan kualitas hubungan
orang tua terhadap anak remaja dalam berinteraksi. Bila hal tersebut
dilaksanakan maka akan memberikan pendidikan karakter pada anak remaja
supaya tidak melakukan seksual pranikah (Firmansyah dkk, 2020).
2
BAB II
KERANGKA TEORI
3
Pubertas (puberty) merupakan suatu periode di mana kematangan
kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja.
Akan tetapi, pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba-tiba terjadi.
Pubertas adalah bagian dari suatu proses yang terjadi berangsur-angsur
(gradual). Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-
anak berubah dari mahluk aseksual menjadi mahluk seksual. Kata pubertas
berasal dari kata latin yang berarti “usia kedewasaan”. Kata ini lebih
menunjukkan pada perubahan fisik daripada perubahan perilaku yang terjadi
pada saat individu secara seksual menjadi matang dan mampu memperbaiki
keturunan.
Pada 1974, WHO (World Health Organization) memberikan definisi
tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut
dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi,
sehingga secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut. Remaja
adalah suatu masa di mana:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.
Dalam tahapan perkembangan, remaja menempati posisi setelah masa
anak dan sebelum masa dewasa. Masa remaja relatif bergejolak dibandingkan
dengan masa perkembangan lainnya, hal ini menyebabkan masa remaja
menjadi penting untuk diperhatikan.
4
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang
mana “bebas” yang dimaksud adalah perilaku manusia yang melewati batas
norma-norma agama dan tidak ada batasannya. Pergaulan bebas dan dampak
negatifnya adalah pergaulan antara manusia dengan sesama manusia terutama
dengan lawan jenisnya yang mengarah kepada pelaksanaan hubungan seks di
luar nikah yang mempunyai konsekuensi destruksif dan juga bertentangan
(Aisyah, 2013).
Pergaulan bebas merupakan suatu kasus yang semakin mengkhawatirkan
terutama bagi remaja yang telah terjerat dengan perilaku-perilaku menyimpang
yang tidak sesuai dengan nilai/norma agama, adat istiadat serta kaidah-kaidah
yang berlaku di masyarakat. Adapun faktor penyebab terjadinya pergaulan
bebas pada remaja yaitu rendahnya kontrol diri, rendahnya kesadaran diri
remaja terhadap bahaya pergaulan bebas, nilai-nilai keagamaan cenderung
kurang, gaya hidup yang kurang baik, rendahnya taraf pendidikan keluarga,
keadaan lingkungan keluarga yang kurang harmonis, minimnya perhatian
orang tua, pengaruh temam sebaya, dan pengaruh internet (Anwar dkk, 2019).
5
di sektor-sektor lain seperi industri pertanian dan pembangunan, serta hal-
hal yang dapat menunjang kemajuan dan kemakmuran.
2. Seks mempengaruhi kesehatan umum
Bila kebebasan seks diiringi dengan menghambur-hamburkan kekayaan
melanda suatu bangsa, maka hal itu mengakibatkan dampak negatif
terhadap masyarakat, dimana mereka akan ditimpa berbagai penyakit dan
penderitaan. Seorang dokter Prancis mengungkapkan bahwa setiap tahun di
Prancis 30.000 orang meninggal dunia akibat penyakit sipilis.
3. Seks dapat merusak hubungan masyarakat
Di antara dampak negatif dari kebebasan seks adalah hancurnya keluarga
dan rusaknya kesatuan masyarakat, serta putusnya hubungan silaturahmi.
4. Seks dapat melunturkan akhlak
Di antara fenomena keruntuhan akhlak akibat kebebasan seks, adalah
menonjolnya tabiat hewani pada seseorang, menyebarnya sifat masa bodoh
tanpa batas.
Menelaah pendapat di atas dapat dikonklusikan bahwa efek pergaulan
bebas tidak hanya berbahaya bagi para remaja akan tetapi berdampak negatif
bagi kemaslahatan seluruh umat manusia. Pengalaman sejarah telah
membuktikan betapa besarnya harta kekayaan untuk merongrong masyarakat
menghambur-hamburkan harta kekayaannya untuk memenuhi kebutuhan
seksualnya dengan cara ilegal. Kekayaannya terkuras dipergunakan untuk
perbuatan yang tidak bermanfaat, akhlak menjadi rusak dan hubungan antara
sesama manusia serta hubungan dengan Tuhan akan terputus. Dengan
demikian mereka akan ditimpa dengan berbagai macam penyakit yang
membahayakan seperti penyakit AIDS, sipilis serta penyakit kelamin lainnya.
Sehingga mereka dihantui dengan ketakutan, yang disebabkan perbuatan
mereka sendiri, maka dengan demikian mereka sendirilah yang mengeksekusi
diri mereka.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
Populasi merupakan sekumpulan unit-unit elementer atau hal-hal
yang menjadi sumber pengambilan data yang memenuhi syarat tertenty
dan berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar SMA
Muhammadiyah 2 Cipondoh – Tangerang.
3.4.2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dan
dieprgunakan untuk penelitian dimana memiliki sifat dan karakteristik
yang dapat mewakili populasi sebagai objek penelitian.
Sampel dalam penelitian ini adalah pelajar SMA Muhammadiyah
2 Cipondoh – Tangerang kelas X IIS 1 yang berjumlah 20 orang.