Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENANGANAN BULLYING DENGAN PENDEKATAN RELIGIUS

Laporan ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS)
pada mata kuliah “Konseling Religius”

Dosen Pengampu:

Khairiyah Khadijah, S.Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh:
Dara Salsabilla
12111621025

Program Studi Bimbingan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
2022

i
PRAKATA
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Penanganan Bullying Dengan Pendekatan
Religius” dapat selesai. Laporan ini dibuat dengan tujuan memenuhi Ujian Tengah Semester
dari Ibu Khairiyah Khadijah, S.Pd.I., M.Pd pada bidang Studi Konseling Religius. Selain itu,
penyusunan Laporan ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Penanganan
Bullying Dengan Pendekatan Religius. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu
selaku dosen mata kuliah Konseling Religius. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam
makalah ini.

Pekanbaru, April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................i
PRAKATA ........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................3
A. Bullying ..................................................................................................3
B. Pandangan Islam Terhadap Bullying .......................................................3
C. Peran Guru Bk dalam Penanganan Bullying Dengan Konseling Religius4
BAB III : PENUTUP ........................................................................................6
A. Kesimpulan .............................................................................................6
B. Saran .......................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................7

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perilaku bullying merupakan permasalahan serius di dunia pendidikan kita yang


terjadi dimana saja dan hampir di setiap sekolah di Indonesia. Bullying berasal dari kata
bully yang dalam bahasa Inggris berarti gertakan. Dalam arti yang lebih luas bullying
merupakan ancaman dari pihak yang lebih kuat ke pihak yang lebih lemah. Bullying
merupakan perilaku agresif tipe proaktif yang di dalamnya terdapat aspek kesengajaan
untuk mendominasi, menyakiti, atau menyingkirkan, adanya ketidakseimbangan
kekuatan baik secara fisik, usia, kemampuan kognitif, keterampilan, maupun status
sosial, serta dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau beberapa anak terhadap
anak lain. Sementara menurut Rigby bahwa bullying dilakukan secara tidak
bertanggung jawab dan dilakukan dengan perasaan senang. Sementara itu, pendapat
lain menyebutkan bahwa bullying bukanlah semata-mata mengenai kemarahan pelaku
saja, melainkan mengenai rasa tidak suka yang sangat besar terhadap korban yang
dianggap lemah, tidak berharga, dan tidak layak dihargai. Perilaku bullying merupakan
tindakan atau perilaku menyakiti orang lain yang dilakukan seseorang atau sekelompok
orang yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih lemah dan dilakukan berulang-
ulang tanpa perlawanan, dengan tujuan untuk menggertak atau menakut-nakuti baik
secara fisik, verbal, relasional, dan cyber.
Beberapa contoh kasus bullying yang sempat viral di Bali yaitu ada tiga remaja
perempuan asal Klungkung berurusan dengan polisi karena melakukan perundungan
(bullying) yaitu menendang, menampar, hingga nyaris menelanjangi korban berinisial
KA gara-gara tudingan 'cabe-cabean'. Kasus bully lainnya terjadi di Gianyar Bali, yang
mana korban berinisial AR (16) dipaksa sujud di kaki salah satu pelaku dan juga
dianiaya oleh ketiga pelaku. Dunia maya juga pernah dihebohkan dengan video frank
(lelucon) yang dibuat oleh siswa salah satu SMKN di Denpasar terhadap guru
pengajarnya. Fenomena bullying juga penulis temukan di lingkungan SMP Negeri 1
Selemadeg, baik bullying secara fisik, verbal, social maupun cyber bullying. Hal ini
dapat dilihat dari catatan kejadian/kasus di sekolah, di mana tiap kelas terjadi rata-rata
31 sampai dengan 36 kasus bullying dalam satu semester, dengan kasus bullying
terbanyak adalah bullying verbal.
Beberapa kasus bullying di atas mengindikasikan sudah semakin merosotnya
karakter siswa di masa pendidikan sekarang ini. Hal ini tidak sesuai dengan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
pasal 3, yang menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak peserta didik, dengan tujuan berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang bertanggungjawab.

1
Menyikapi permasalahan siswa di atas, harus segera ditanggulangi agar tidak
terjadi hal-hal yang mengganggu proses pembelajaran dan suasana psikologis siswa di
sekolah. Upaya penanggulangan kasus tersebut, antara lain, dilakukan dengan
mengefektifkan pelaksanaan layanan bimbingan konseling baik yang bersifat preventif
maupun yang kuratif. Salah satu strategi atau pendekatan konseling yang digunakan
adalah dengan pendekatan konseling Religius.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang Dimaksud Dengan Bullying?
2. Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Bullying?
3. Bagaimana Peran Guru BK dalam Penangan Bullying Dengan Konseling Religius?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Definis Bullying


2. Untuk Mengetahui Pandangan Islam Terhadap Bullying
3. Untuk Mengetahui Peran Guru Bk dalam Penanganan Bullying Dengan Konseling
Religius

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bullying

Bullying adalah perilaku yang disengaja yang menyebabkan orang lain


terganggu baik melalui kekerasan verbal, serangan secara fisik, maupun pemaksaan
dengan cara-cara halus seperti manipulasi. Menurut Geldard, bentuk perilaku agresif
yang dimanifestasikan oleh penggunaan kekerasan atau paksaan untuk mempengaruhi
orang lain, khususnya ketika perilaku itu sudah merupakan kebiasaan dan melibatkan
ketidakseimbangan kekuasaan. Hal ini dapat mencakup pelecehan verbal, kekerasan
fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin
atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Peneliti menyimpulkan
bahwa perilaku bullying adalah perilaku yang sengaja dilakukan untuk memenuhi
keinginannya dapat berupa kekerasan fisik, verbal, maupun psikologis yang dilakukan
oleh individu atau kelompok yang menganggap dirinya kuat terhadap individu atau
kelompok yang dianggap lemah, dilakukan secara berulang yang dapat menghambat
perkembangan emosi dan mental individu.
Faktor Penyebab Perilaku Bullying Faktor penyebab perilaku bullying dari
dalam diri yakni jenis kelamin, tipe kepribadian, dan kepercayaan diri. Berikut faktor
eksternalnya:1) Lingkungan keluarga. Pola asuh orang tua yang permisif dapat menjadii
faktor penyebab perilaku bullying, karena anak bebas melakukan tindakan apapun yang
dia inginkan. Kurangnya kehangatan dalam keluarga dan tingkat kepedulian orang tua
rendah. 2) Sekolah. Pihak sekolah yang sering mengabaikan keberadaan bullying. 3)
Teman Sebaya. Anak lebih sering bersama dengan teman-temannya daripada
keluarganya sehingga anak mudah terpengaruhi oleh teman sebayanya. 4) Kondisi
Lingkungan Sosial. Pada sebagian remaja putri, agresi sosial terkadang dijadikan untuk
menghibur diri. Terkadang juga dijadikan alat untuk mencari perhatian dari kawan-
kawan yang dianggap saingannya.5) Tayangan televisi dan penggunaan media sosial
yang kurang pengawasan orang tua.

B. Pandangan Islam Terhadap Bullying

Rasulullah saw mengajarkan kepada umat Islam untuk berperilaku sesuai


dengan tuntutan dalam AlQuran dan Hadist agar mereka bahagia di dunia dan akhirat.
Dalam Islam perilaku bullying sangat dilarang karena dapat merugikan orang lain,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Firman Allah swt dalam Quran Surat al-
hujurat ayat 11: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah sekumpulan laki-
laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri
dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburukburuk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak
bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS Al-Hujurat: 11)14 Setiap

3
manusia memiliki derajat yang sama di hadapan Allah swt sehingga sehingga individu
tidak berhak merasa dan meninggikan dirinya di depan orang lain. Karena belum tentu
yang direndahkan (dibully) lebih baik dari yang merendahkan (membully).

C. Peran Guru Bk dalam Penanganan Bullying Dengan Konseling Religius

Guru bimbingan konseling dalam melaksanakan tujuan konseling spiritual


memberikan beberapa intervensi konseling spiritual sebagai bentuk pelayanan
diantaranya :
1. Interversi Keagamaan dengan Spiritual. Intervensi keagamaan dengan spiritual
dilakukan oleh guru BK terhadap siswa MTS Bustanul Ulum Mempawah Timur,
untuk membantu siswa dalam memberikan pelayanan agar lebih terstruktur,
dengan memberikan pemahaman dan pengajian kitab suci. Mendorong siswa untuk
selalu melakukan ibadah tepat waktu dan berjama’ah dan membimbing siswa untuk
selalu membaca kitab-kitab suci.
2. Intervensi dalam Pertemuan Konseling dengan Pertemuan diluar Konseling.
Intervensi dalam pertemuan diberikan guru BK terhadap siswa bustanul ulum
mempawah timur secara menyeluruh. Hal ini dilakukan guru BK dengan tujuan
memberikan informasi tentang spiritual keagamaan dan perbedaan diantara
keyakinan agama siswa dengan perbuatannya. Salah satu caranya dengan mengajak
berdo’a bersama. Sedangkan intervensi di luar pertemuan konseling guru BK
membantu dengan memberikan pekerjaan rumah bagi siswa. Memberikan
dorongan kepada siswa untuk selalu melakukan ibadah setiap hari dan tepat waktu,
membaca dan mempelajari isi Al-Qur’an, serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang
ada dilingkungan masyarakat seperti ceramah agama yang diadakan dimasjid.

Peranan bimbingan konseling sangan penting terhadap siswa dalam proses


pemberian bantuan dalam mengatasi bullying, pembinaan/pengarahan,
pencerahan, teladan, motivasi dan pemecahan masalah. Sehingga dalam
peranannya bimbingan konseling spiritual sebagai:
1. Pemberi bantuan Pemberian bantuan dilakukan oleh guru bimbingan konseling
terhadap siswa/siswi secara efektif untuk mengetahui masalah yang dihadapi
siswa disekolah dan dilingkungannya sehingga tercapai tujuan dari pendidikan
dan konseling spiritual untuk mengatasi bullying bagi siswa
2. Pembinaan/pengarahan Pembinaan/pengarahan dilakukan terhadap siswa
dalam mencapai konseling spiritual untuk mengatasi bullyiingbiasanya berupa
pembinaan akhlak, dan cara bermuamalah. Dalam pembinaan siswa akan
diajarkan bagaimana dalam bertingkah laku dan bersikap yang baik terhadap
guru dan orang yang lebih tua serta terhadap teman sebayanya. Pengarahan
dalam pembentukan spiritual biasanya guru bimbingan konseling akan
mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan yang bersifat positif dan
menjauhi hal yang menjadi pemicu bullying.

4
3. Pencerahan Pencerahan dilakukan terhadap siswa yang terbimbing untuk
memberikan mereka kesempatan mengungkapkan segala sesuatu yang
menjadi beban dalam pendidikan dan di sekolah. Guru pembimbing akan
memberikan arahan dan memberikan pemahaman terhadap siswa bahwa yang
dilakukan merupakan perbuatan yang tidak baik dan merugikan banyak orang.
4. Teladan Guru bimbingan konseling dalam mengatasi bullying membentuk
konseling spiritual siswa ketik proses pembinaan siswa akan menempatkan
dirinya sebagai seorang teladan yaitu memberikan contoh teladan terhadap
siswa untuk mengarahkan diri melakukan hal-hal baik misalnya mengajak
teman atau siswa lain untuk tidak melakukan bully dan menghilangkan sikap
senioritas pada dirinya.
5. Motivasi dan pemecahan masalah Pemberian motivasi dan pemecahan
masalah dilakukan guru bimbingan konseling dalam peranannya dalam
mengatasi bullying untuk menjadikan siswa cerdas secara spiritual yaitu siswa
diberikan motivasi untuk menentukan arah dan tujuan. Motivasi juga dijadikan
pendorong untuk melakukan sesuatu yang lebih positif sehingga tingkah laku
dan tindakan menguji siswa dalam mengatasi bullying dapat memberikan
pemahaman benar salah sehingga dapat melihat dimana letak benar dan
kesalahan yang dilakukan sehingga dalam proses penyelesaian masalah yang
dihadapi bias terselesiakan dengan baik.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Beberapa kasus bullying di atas mengindikasikan sudah semakin merosotnya karakter


siswa di masa pendidikan sekarang ini. Hal ini tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3, yang
menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak peserta didik, dengan tujuan berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggungjawab.Menyikapi
permasalahan siswa di atas, harus segera ditanggulangi agar tidak terjadi hal-hal yang
mengganggu proses pembelajaran dan suasana psikologis siswa di sekolah. Upaya
penanggulangan kasus tersebut, antara lain, dilakukan dengan mengefektifkan pelaksanaan
layanan bimbingan konseling baik yang bersifat preventif maupun yang kuratif. Salah satu
strategi atau pendekatan konseling yang digunakan adalah dengan pendekatan konseling
Religius.

B. Saran

Demikianlah laporan ini yang dapat kami sampaikan. Penulis menyadari masih banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan yang terdapat di dalam makalah ini. Maka dari itu kami
sangat menerima kritik dan saran dari pembaca, agar kedepannya kami bisa menumbuhkan
perkembangan dalam materi ini dan demi membangun kesempurnaan makalah. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

6
DAFTAR PUSTAKA

HADI, S. (2020). PENANGANAN PERILAKU BULLYING TEMAN SEBAYA. al-Tazkiah


UIN Mataram, 56-69.
Hasna Wati, H. R. ( 2022). Pola Penanganan Anak Korban Bullying dengan Pendekatan Al-
Quran (Sebuah Kajian Awal). JURNAL BASICEDU, 1668 - 1677.
Yasmini, N. W. (2020). INTEGRASI SATUA BALI DALAM KONSELING
POSTMODERN. Indonesian Journal of Educational Development, 190-198.

Anda mungkin juga menyukai