MENTAL ANAK
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
XI IPS 2
SMAN 1 KARAWANG
Oleh :
202110330
Guru Pembimbing,
NIP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, Penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul " Dampak perilaku Bullying
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hasna Diana selaku guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia yang telah membantu Penulis dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
Karya tulis ilmiah ini memberikan beberapa informasi terkait dampak Bullying terhadap
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga
karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang Pengaruh komunikasi & informasi
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
B. Perumusan Masalah............................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................................4
D. Kontribusi Penelitian..........................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI..................................................................................................................5
BAB III......................................................................................................................................18
METODE PENELITIAN..........................................................................................................18
A. Metode Penelitian.............................................................................................................18
C. Jenis Penelitian..................................................................................................................19
E. Definisi Operasional..........................................................................................................19
G. Instrumen Penelitian.........................................................................................................20
H. Keterbatasan Penelitian.....................................................................................................21
BAB IV......................................................................................................................................22
HASIL PENELITIAN...............................................................................................................22
A. Pengumpulan Data............................................................................................................22
B. Deskripsi Data...................................................................................................................23
BAB V.......................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
bullying di sekolah.1 Maraknya bullying pada anak –anak saat ini mulai terjadi.
Bullying tidak hanya terjadi pada anak usia remaja. Saat ini anak usia Sekolah
Dasar (SD) sudah mulai mengenal bullying. Secara tidak disadari, mereka
Tindakan yang mereka lakukan biasanya yaitu, mengejek teman, menjauhi teman,
Salah satu kasus kematian akibat bullying adalah kematian anak remaja usia 13
tahun berinisial FK yang melakukan aksi bunuh diri pada 15 Juli 2005. Kematian
siswi Sekolah Dasar ini dipicu oleh rasa minder dan frustasi karena sering diejek
1
Novan Ardy Wijaya, Save Our Children from School Bullying, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012), 11.
sebagai anak tukang bubur oleh teman-teman sekolahnya.2
terutama fisik, akibat buruknya sistem dan kebijakan pendidikan yang berlaku, yaitu
salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap tindakan bullying yang
dilakukan oleh anak. Hal ini berarti bahwa orang tua dan guru memiliki faktor
mereka seperti televisi, youtube, ataupun saluran media sosial yang lain juga
Di sebagian besar negara Barat, bullying dianggap sebagai hal yang serius
karena cukup banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dampak dari perilaku
menunjukkan bahwa siswa yang menjadi korban akan mengalami kesulitan dalam
bergaul, merasa takut datang ke sekolah, sehingga absensi mereka tinggi dan
tertinggal pelajaran, dan kesehatan mental maupun fisik jangka pendek maupun
2
Ibid 17
3
Ibid, 7.
4
Ibid,18
jangka panjang korban akan terpengaruh.
praktisi pendidikan. Sebab, dampak yang ditimbulkan oleh bullying jika dibiarkan
akan menjadi fatal. Bahkan anak bisa bunuh diri karena bullying. Sebagian dari
cenderung diam dan tidak mau bercerita tentang tindakan bullying yang dialami.
yang diberikan. Hal ini disebabkan karena anak merasa tertekan saat di dalam
kelas dan bertemu dengan pelaku bullying. Anak juga merasa dirinya terancam.
Sehingga ia tidak fokus kepada pelajaran justru fokus kepada bagaimana caranya
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah :
lingkungan sekolah.
D. Kontribusi Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
bullying.
c) Bagi pembaca pada umumnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Bullying
Bullying berasal dari bahasa Inggris, yang asal katanya bully jika diartikan dalam
ketidaksenangan atau menyakitkan oleh orang lain, baik satu atau beberapa orang
5
Olweus, Bullying at School, (Australia: Blackwell, 1994), 9.
6
American Psychiatric Association, Diagnostic and Statistical Manual of Mental isorders, Fourth Edition, Text
Revision, (Arlington VA, 2000).
Menurut Coloroso, bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara
berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan
dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbannya secara fisik maupun
secara berulang-ulang dan terus menerus, terdapat kekuatan yang tidak seimbang antara
pelaku dan korbannya, serta bertujuan untuk menyakiti dan menimbulkan rasa tertekan
bagi korbannya.8
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan pengertian bullying adalah perilaku
negatif yang dilakukan oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah
dengan menggunakan maupun tidak menggunakan alat bantu yang bertujuan agar
Menurut Olweus karekteristik dari para korban bullying (victims) adalah korban
merupakan individiu yang pasif, cemas, lemah, kurang percaya diri, kurang
popular dan memiliki harga diri yang rendah. Korban tipikal bullying juga bisanya
adalah anak-anak atau remaja yang pencemas, yang secara sosial menarik diri,
7
Barbara Coloroso, Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU), (Jakarta:
PT. Ikrar Mandiriabadi, 2007).
8
P.R. Astuti, Meredam Bullying (3 cara efektif mengatasi kekerasan pada anak), (Jakarta: PT. Grasindo, 2008).
terkucil dari kelompok sebayanya dan secara fisik lebih lemah dibandingkan
dan asertif dan biasanya pelaku juga memperlihatkan perilaku agresif terhadap
orang tua, guru, dan orang-orang dewasa lainnya. Sedangkan menurut olweus
Menurut Murphy, karakteristik tertentu yang khas pada korban bullying adalah
penampilan mereka yang berbeda atau memiliki kebiasaan yang berbeda dalam
berbeda. Mereka dianggap secara fisik lebih kecil dari kebanyakan anak, lebih
Umumnya anak atau remaja korban bullying adalah anak yang pencemas, mudah
gugup, selalu merasa tidak aman, pemalu, pendiam, self-esteem rendah, memiliki
cacat fisik atau mental, masalah tingkah laku atau gangguan perkembangan
neurologis.
9
Nurul Hidayati, “Bullying pada Anak: Analisis dan Alternatif Solusi”, INSAN, Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Gresik, Vol.No. 01, (April 2012), 43.
Sedangkan karakteristik anak atau remaja pelaku bullying adalah hiperaktif,
agresif, destruktif, menikmati dominasi atas anak atau remaja lainnya, cenderung
menginterpretasikan secara keliru perilaku anak atau remaja lain sebagai perilaku
bermusuhan juga saat sikap permusuhan itu ditujukan pada anak atau remaja lain.
a) Pelaku
b) Korban
Secara psikologis, korban memiliki kemampuan yang berbeda, mengalami
kendala belajar seperti slow learner, down syndrom, retardasi mental, dll,
memiliki sifat pencemas, mudah gugup, selalu merasa tidak aman, pemalu,
tinggi badan, berat badan, warna kulit, gaya bicara, penampilan dll. Secara
3. Faktor-faktor Bullying
itupun juga tidak diajarkan secara langsung kepada anak-anak. Terdapat berbagai
perilaku bullying.10
Jadi faktor-faktor dari perilaku bullying terdiri dari faktor individu seperti
10
Herson Verlinden & Thomas, “Perilaku Bullying: Asesmen Multidimensi dan Intervensi Sosial” dalam Jurnal
Psikologi, Undip Vol. 11, No. 2, (Oktober 2012).
tempramen dan biologi. Faktor dari luar individu yaitu pengaruh keluarga, teman,
dan lingkungan.
4. Bentuk-bentuk Bullying
yang kasar).
Bentuk bullying yang paling dapat terlihat dan paling mudah untuk diidentifikasi
adalah bullying secara fisik. Bentuk ini meliputi menampar, memukul, mencekik,
Bentuk ini adalah yang paling sulit untuk dideteksi. Relational bullying adalah
penghilangan, dilakukan bersama rumor adalah sebuah cara yang paling kuat
dalam melakukan bullying. Relational bullying paling sering terjadi pada tahun-
tahun pertengahan, dengan onset remaja yang disertai dengan perubahan fisik,
menggambarkan siapa diri mereka dan mencoba menyesuaikan diri dengan teman
sebaya.11
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk- bentuk perilaku
bullying secara garis besar terbagi menjadi tiga aspek yaitu verbal bullying,
11
Barbara Coloroso, Stop Bullying.
5. Dampak Bullying
Bullying akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan terhadap metal anak,
tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi pelakunya. Menurut Coloroso pelaku
bullying akan terperangkap dalam peran sebagai pelaku bullying, mereka tidak dapat
mengembangkan hubungan yang sehat, kurang cakap dalam memandang sesuatu dari
perspektif lain, tidak memiliki empati, serta menganggap bahwa dirinya kuat dan
disukai sehingga dapat mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan
datang.12
Sementara dampak negatif bagi korbannya adalah akan timbul perasaan depresi
dan marah. Mereka marah terhadap diri sendiri, pelaku bullying, orang dewasa dan
orang-orang di sekitarnya karena tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Korban
bullying cenderung merasa takut, cemas, dan memiliki self esteem yang lebih rendah
dibandingkan anak yang tidak menjadi korban bullying. Duncan juga menyatakan
bila dibandingkan dengan anak yang tidak menjadi korban bullying, korban bullying
akan memiliki self esteem yang rendah, kepercayaan diri rendah, penilaian diri yang
12
Barbara Coloroso, Stop Bullying.
merasa tidak aman, panik dan gugup di sekolah, konsentrasi terganggu, penolakan
oleh rekan atau teman, menghindari interaksi sosial, lebih tertutup, memiliki sedikit
kelas tujuh, delapan dan sembilan di sekolah dasar Australia dan memeriksa efek
bullying pada pembelajaran siswa dan kesejahteraan sosial dan emosional serta status
kesehatan mental mereka. Analisis tersebut menemukan bahwa sepertiga siswa yang
terkait dengannya.13
Perilaku sering juga diartikan sebagai behavior yaitu semua aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang pada umumnya. Perilaku atau yang biasa disebut sikap
mengandung makna yang luas, Allport menunjukkan bahwa sikap itu tidak muncul
13
M.S. Afroz Jan, “Bullying in Elementary Schools: Its Causes and Effects on Students” dalam Journal of
Education and Practice, ISSN 2222-1735, Vol.6, No.19, 2015, 46.
seketika atau dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta
Ada juga yang berbeda pendapat dengan Allport, seperti Harlen yang menurutnya
Setiap tingkah laku manusia mengarah pada suatu tugas tertentu. Hal ini
tampak jelas pada perbuatan–perbuatan seperti belajar atau bekerja, tetapi hal ini
juga terdapat pada tingkah laku lain yang tampaknya tidak ada tujuannya.16
Dari semua definisi ditarik kesimpulan bahwa perilaku adalah semua kegiatan
atau aktivitas dari manusia itu sendiri baik berupa reaksi, tanggapan, jawaban,
atau balasan yang dilakukan individu. Perilaku belajar dapat diartikan sebagai
14
Djali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 114
15
Ibid., 115.
16
Abu ahmadi dan Widodo Suoriyono, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 15.
2. Perwujudan Perilaku Belajar
Konsep dan pengertian dari perilaku belajar sendiri banyak dan beragam tergantung
dari sudut pandang yang mengamati karena setiap individu memiliki perilaku belajar
yang berbeda. Oleh karena itu, para ahli mengklasifikasikan kedalam bentuk-bentuk
dari perilaku belajar. Bentuk perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering
a. Kebiasaan
acquired way of acting which is persistent, uniform, and fairly automatic atau
cara yang diperoleh dari akting yang terus- menerus, seragam, dan cukup
otomatis.18
b. Keterampilan
Kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya
17
Ibid.
18
Djali, Psikologi., 128.
Disamping itu, menurut Reber keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-
pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai
c. Pengamatan
indra-indra seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar siswa akan
d. Sikap (attitude)
Kecenderungan yang relative menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk
terhadap orang atau barang tertentu. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi
afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
19
Muhibbin Syah, psikologi., 117.
20
Muhammad Faturrohman & Sulistyowati, BELAJAR DAN PEMBELAJARAN membantu meningkatkan mutu
pembelajaran sesuai standart nasional (Sleman Yogyakarta: Teras 2012), 127.
3. Upaya sekolah dalam mengurangi perilaku Bullying
pembelajaran di dalam kelas dapat dengan berjalan kondusif, siswa tidak melakukan
temannya, siswa tidak mengucilkan temannya lagi, mendidik siswa untuk lebih sopan
terhadap gurunya, karakter siswa terbentuk dapat terbentuk sesuai visi dan misi
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sebagai karya ilmiah, maka tidak bisa dilepaskan dari penggunaan metode. Secara
umum metode penelitian adalah sebuah prosedur atau langkah-langkah dalam mendapatkan
pengetahuan ilmiah atau ilmu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Tujuannya untuk
mendeskripsikan hasil observasi terhadap Dampak Bullying terhadap Kesehatan mental anak.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan terhadap potensi dampak Bullying terhadap
Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi saat ini terkait pelaku maupun korban
Bullying yang pernah dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Dari hasil analisis ini
diharapkan akan diperoleh hasil yang jelas dan konprehensif tentang dampak Bullying
untuk meneliti pada populasi atau sampel yang biasanya ditentukan secara acak untuk diambil
data-datanya, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. (Sugiyono, 2010:
14).
Tempat pelaksanaan penelitian ini di SMA Negeri 1 Karawang, Yang beralamat Jl.
Jendral Ahmad Yani No.22, Nagasari, Kec. Karawang Barat, Kab. Karawang, Jawa Barat
41312.
E. Definisi Operasional
Bullying adalah perilaku negatif yang dilakukan untuk menyakiti secara fisik, verbal,
dan psikologis. Perilaku tersebut dilakukan dengan sengaja dan berulang-ulang untuk
Nama : ....................................................................
NIS : ......................................................................
Kelas : .....................................................................
Hari/Tanggal : .........................................................
Ya Tidak
Perempuan : 14 Orang
H. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Etis Remaja SMA dalam penelitian ini
hanya terdiri dari tiga variabel, yaitu Pengendalian Intern, Kepatuhan dan Kompensasi
Manajemen. Sedangkan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi Perilaku Etis
Remaja SMA.
memperdalam data. Hal ini disebabkan alat utama dalam pengumpulan data adalah
HASIL PENELITIAN
A. Pengumpulan Data
Berikut ini adalah data yang diperoleh penulis dari angket yang telah disebarkan yakni
meliputi 5 pertanyaan dengan menggunakan dua opsi yaitu “Ya” atau “Tidak”.
Ya Tidak
Bila benar
Perempuan : 14 Orang
B. Deskripsi Data
Setelah penulis memperoleh data dari angket yang disebarkan tentang pengaruh
memberikan tanggapannya terhadap angket yang telah disebarkan. Dari tabel tersebut,
menyatakan kalau dirinya sempat membully teman sekelasnya seperti mengejek orang
menjawab “Ya” kini menjadi jawab “Tidak”, dari peryataan yang saya dapat mereka
menjelaskan bahwa kini mereka sudah sadar bahwa perilaku bullying merupakan
perilaku yang tidak baik dan mungkin dapat merusak Kesehatan mental anak.
Pertanyaan 3: Pada pertanyaan ketiga, sebanyak 14 responden menyatakan bahwa
dirinya pernah menjadi korban Bullying oleh teman teman sekelasnya saat SMP,
sedangkan sebanyak 10 responden tidak pernah di Bully oleh teman teman sekelasnya.
mereka tidak pernah melihat perilaku bullying sehabis pulang sekolah maupun diluar
lingkungan sekolah.
mereka lebih memilih untuk melaporkan kepada pihak guru / sekolah dikarenakan
mereka sadar apabila perilaku ini terus dibiarkan akan merusak mental suatu korban
responden menyatakan bahwa mereka lebih memilih untuk diam dikarenakan mereka
takut atas tuduhan laporannya ini membuat dirinya diincar oleh para pelaku bullying.
BAB V
Gissani, M. F., & Wulandari, T. A. (2017). Aktivitas Komunikasi Bobotoh Persib dalam
gdl-muhammadfi-38345-10-unikom_4-1.pdf.
Nasrullah, R. (2012). Komunikasi Antar Budaya dan Dunia Siber. Bandung: SIMBIOSA
REKATAMA MEDIA.
Nasrullah, R. (2014). Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP.
P er t an y aan 5 8 6 6 7
P er t an y aan 4 10 14
P er t an y aan 3 6 8 4 6
P er t an y aan 2 3 7 14
P er t an y aan 1 8 2 14
0 5 10 15 20 25 30