Anda di halaman 1dari 13

PROJECT PROPOSAL

KEKERASAN YANG DILAKUKAN ORANG TUA PADA ANAK USIA DINI

(Studi Kasus di Sulawesi Barat)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Yummy Jumiati Marsya, M.Pd

Disusun Oleh :

Elyca delvia

0308202045

PIAUD-2 / Semester VI

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM ANAK USIA DINI

MEDAN

T.A 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas proposal yang berjudul “Kekerasan Pada
Anak Usia Dini (Studi Kasus di Sulawesi Barat)” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Yummy Jumiati Marsya,
M.Pd. Pada bidang studi Sosiologi Pendidikan.

Selain itu, proposal ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Kekerasan
Pada Anak Usia Dini” bagi para pembaca dan juga penulis. Saya juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
saya dapat menyelesaikan proposal ini. Saya menyadari, proposal yang saya tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 12 Juni 2023

Penulis

Elyca delvia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Tujuan Masalah .......................................................................................................... 1

C. Manfaat ...................................................................................................................... 1

BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 1

A. Kekerasan pada anak .................................................................................................. 1

B. Faktor-Faktor Kekerasan Terhadap Anak.................................................................... 2

C. Bentuk-Bentuk Kekerasan Terhadap Anak ................................................................. 3

BAB III METODELOGI PENELITIAN ........................................................................... 5

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................................................. 5

B. Subjek Penelitian ........................................................................................................ 5

C. Sumber Data............................................................................................................... 5

D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................... 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 6

A. Biodata Korban dan Pelaku ........................................................................................ 6

B. Pembahasan................................................................................................................ 6

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 8

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 8

B. Saran .......................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Orang tua dan keluarga memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak karena
orang tua sebagai pemimpin dia juga sebagai guru pertama, pembimbing, pengajar,
fasilitator dan sebagai teladan bagi anaknya. Dalam peran nya sebagai guru pertama bagi
anak, orang tua harus memperhatikan masa depan anak-anak agar dapat menjadi penerus
bangsa.

Hasil survei KPAI tahun 2012 di 9 provinsi menunjukkan bahwa 91% anak menjadi
korban kekerasan dilingkungan keluarga, 87,6% di lingkungan sekolah dan 17,9% di
lingkungan masyarakat. Kekerasan adalah suatu perilaku semata-mata yang dilakukan
sesorang terhadap orang lain dengan tujuan untuk menyakiti maupun melukai psikis
maupun fisik. Tindak pidana seperti ini sering diperlakukan terhadap orang-orang yang
lemah seperti anak-anak maupun wanita. Kekerasan pada anak menjadikan anak tidak
berdaya sehingga memiliki dampak yang negatif terhadap perkembangan psikologis nya.

Beberapa bentuk kekerasan nya biasanya pada kekerasan fisik dan kekerasan
psikologis. Kekerasan pada anak dapat terjadi dimana saja dan kapan saja termasuk saat
dirumah, di tempat bermain bahkan di sekolahnya. Kesadaran orang tua mengenai
dampak buruk dari hukuman kekerasan itu sangatlah masih rendah, hal ini di pengaruhi
banyak faktor seperti kurangnya pengetahuan mengenai kekerasan, adanya tradisi
kekerasan, sehingga masalah psikologis nya. Di Indonesia tindak kekerasan dapat
dilakukan dimana saja seperti di jalanan, di sekolah hingga di dalam rumah tangga. Hal
ini dapat menimbulkan secara tidak sadar anak berkonflik dengan hukum.

B. Tujuan Masalah
Dari rumusan di atas dapat ditarik tujuan masalah nya yaitu Bagaimana kekerasan
yang di alami anak di daerah Sulawesi barat ?

C. Manfaat
Dapat mengetahui kekerasa yang dialami anak di daerah Sulawesi barat tersebut.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kekerasan pada anak


Awal mulanya istilah tindak kekerasan pada anak atau child abuse dan neglect dikenal
dari dunia kedokteran, sekitar tahun 1946, caffey-seorang radiologist melaporkan kasus
cedera yang berupa gejala-gejala klinik seperti patah tulang panjang yang majemuk
(multiple fractures) pada anak-anak atau bayi disertai perdarahan subdural tanpa
mengetahui sebabnya (unrecognized trauma). Dalam dunia kedokteran. Istilah ini dikenal
dengan istilah Caffey Syndrome (Ranuh, 1999) Barker (dalam hurairah, 2007)
mendefinisikan Child abuse merupakan tindakan melukai berulang-ulang secara fisik dan
emosional terhadap anak yang ketergantungan, melalui desakan hasrat, hukuman badan
yang tidak terkendali, degradasi dan cemoohan permanen atau kekerasan seksual.

Kekerasan terhadap anak adalah tindakan melukai yang berulang-ulang secara fisik
dan emosional terhadap anak yang ketergantungan, melalui desakan hasrat, hukuman
badan yang tak terkendali, degradasi dan cemoohan permanen (Abu Huraerah, 2012, h.
47). Yetty Zem (2005) mendefinisikan kekerasan oleh orang tua sebagai setiap
tindakan yang bersifat menyakiti fisik maupun fisik dan psikis yang bersifat traumatik
yang dilakukan orang tua terhadap anaknya baik yang dapat dilihat dengan mata telanjang
atau dilihat dari akibat bagi kesejahteraan fisik maupun mental anak.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kekerasan orang tua terhadap anak adalah peristiwa perlukaan fisik, mental, dan seksual
yang sengaja yang dilakukan oleh orang tua yang mempunyai tanggung jawab terhadap
kesejateraan anak dan memungkinkan menyebabkan kerusakan fisik dan psikologis yang
mana itu semua diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesehatan dan
kesejahteraan anak-anaknya.

Dampak kekerasan pada anak dapat menghambat perkembangan emosional,


seperti kesulitan keterampilan mengatasi dan mengelola emosi dan mengalami
kebingungan atas reaksi emosional dari orang lain (Pollak, Cicchetti, Hornung,
dan Reed, 2000 dalam Friedman, 2010). Selain itu, penilaian anak terhadap
dirinya cenderung buruk. Menurut Balger dan Patterson (dalam Santrock, 2007) anak
yang mengalami kekerasan cenderung akan merasa tidak berguna, menjadi pendiam,
mengisolasi diri, dan tidak mampu bergaul, sehingga berpengaruh terhadap
perkembangan sosial anak yang mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan
teman sebayanya.

B. Faktor-Faktor Kekerasan Terhadap Anak


Terjadinya kekerasan terhadap anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
1. Faktor Internal

a. Berasal dalam diri anak

Terjadinya kekerasan terhadap anak dapat disebabkan oleh kondisi dan


tingkahlaku anak. Kondisi anak tersebut misalnya: Anak menderita gangguan
perkembangan, ketergantungan anak pada lingkungannya, anak mengalami cacat tubuh,
retardasi mental, gangguan tingkah laku, anak yang memiliki perilaku menyimpang dan
tipe kepribadian dari anak itu sendiri.

b. Keluarga/ orang tua

Faktor orangtua atau keluarga memegang peranan penting terhadap terjadinya


kekerasan pada anak. Beberapa contoh seperti orangtua yang memiliki pola asuh
membesarkan anaknya dengan kekerasan atau penganiayaan,keluarga yang sering
bertengkar mempunyai tingkat tindakan kekerasan terhadap anak yang lebih tinggi
dibandingkan dengan keluarga yang tanpa masalah, orangtua tunggal lebih
memungkinkan melakukan tindakan kekerasan terhadap anak karena faktor stress yang
dialami orang tua tersebut,orang tua atau keluarga belum memiliki kematangan
psikologis sehingga melakukan kekerasan terhadap anak, riwayat orangtua dengan
kekerasan pada masa kecil juga memungkinkan melakukan kekerasan pada anaknya.
2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan luar

Kondisi lingkungan juga dapat menjadi penyebab terjadinya kekerasan terhadap


anak, diantaranya seperti kondisi lingkungan yang buruk, terdapat sejarah penelantaran
anak,dan tingkat kriminalitas yang tinggi dalam lingkungannya.

b. Media massa
Media massa merupakan salah satu alat informasi. Media massa telah menjadi
bagian dari kehidupan manusia sehari–hari dan media ini tentu mempengaruhi
penerimaan konsep, sikap, nilai dan pokok moral. Seperti halnya dalam media cetak
menyediakan berita–berita tentang kejahatan, kekerasan, pembunuhan.

c. Budaya

Budaya yang masih menganut praktek – praktek dengan pemikiran bahwa status
anak yang dipandang rendah sehingga ketika anak tidak dapat memenuhi harapan
orangtua maka anak harus dihukum. Bagi anak laki–laki,adanya nilai dalam masyarakat
bahwa anak laki-laki tidak boleh cengeng atau anak laki– laki harus tahan uji.

C. Bentuk-Bentuk Kekerasan Terhadap Anak


Ada beberapa jenis-jenis kekerasan terhadap anak, meliputi:

1. Kekerasan Fisik

Kekerasan yang mengakibatkan cidera fisik nyata ataupun potensial terhadap


anak sebagai akibat dari tindakan kekerasan yang dilakukan orang lain.

2. Kekerasan Seksual

Kekerasan terhadap anak dalam kegiatan seksual yang tidak dipahaminya.


Kekerasan seksual meliputi eksploitasi seksual dalam prostitusi atau pornografi,
perabaan, memaksa anak untuk memegang kemaluan orang lain, hubungan seksual,
perkosaan, hubungan seksual yang dilakukan oleh orang yang mempunyai hubungan
darah(incest), dan sodomi.

3. Kekerasan Emosional

Suatu perbuatan terhadap anakyang mengakibatkan atau sangat mungkin akan


mengakibatkan gangguan kesehatan atau perkembangan fisik, mental, spiritual, moral
dan sosial. Contohnya seperti pembatasan gerak, sikap tindak yang meremehkan anak,
mengancam, menakut-nakuti, mendiskriminasi, mengejek atau menertawakan, atau
perlakuan lain yang kasar atau penolakan.

4. Penelantaran anak
Ketidak pedulian orangtua atau orang yang bertanggungjawab atas anak pada
kebutuhan mereka. Kelalaian dibidang kesehatan seperti penolakan atau penundaan
memperoleh layanan kesehatan, tidak memperoleh kecukupan gizi dan perawatan
medis. Kelalaian dibidang pendidikan meliputi pembiaran mangkir (membolos) sekolah
yang berulang, tidak menyekolahkan pada pendidikan yang wajib diikuti setiap anak,atau
kegagalan memenuhi kebutuhan pendidikan yang khusus.

5. Eksploitasi anak

Penggunaan anak dalam pekerjaan atau aktivitas lain untuk keuntungan


oranglain,termasuk pekerja anak dan prostitusi. Kegiatan ini merusak atau merugikan
kesehatan fisik dan mental, perkembangan pendidikan, spiritual, moral dan sosial-
emosional anak.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian Kepustakaan (library research) adalah penelitian yang dilaksanakan dengan
menggunakan literature (kepustakaan) baik berupa buku, catatan maupun laporan hasil
penelitian dari penelitian terdahulu. Menurut M. Nazir, studi kepustakaan adalah teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-
literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah
yang dipecahkan.

Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti mengidentifikasikan
teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi
yang berkaitan dengan topik penelitian.

B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan tentang
suatu fakta atau pendapat untuk memperoleh keterangan penelitian atau data.

C. Sumber Data
Dalam penelitian kepustakaan (library research) sumber data dalam penelitian adalah
subjek dimana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam suatu
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.Teknik pengumpulan data yang digukanan dalam
penelitian ini adalah kepustakaan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Biodata Korban dan Pelaku


Korban :

Nama : Jumardi

Umur : 3 Tahun

Tempat Tinggal : Sulawesi Barat

Nama Ibu : Sufiah

Umur : 21 Tahun

Kasus : Pembunuhan

Pelaku :

Nama : Yusman

Umur : 24 Tahun

B. Pembahasan
Kasus pembunuhan tehadap anak tiri yang terjadi di Sulawesi Barat oleh pelaku atas
nama Yusman yang dimana status nya ini seorang ayah tiri. Pelaku sendiri juga sudah
mengakui perbuatannya dihadapan penyidik. Pada kasus ini menurut penyidik kasus ini
sangat berat karena menghilangkan nyawa seseorang apalagi korban nya seorang anak
yang masih balita. Balita adalah sekelompok individu yang usia nya masih rentan, dimana
usia nya dari 2-3 tahun. Lalu meninggalnya balita tersebut juga tidak wajar dan ada tanda
tanda kekerasan tapi penyidik belum bisa menyimpulkan pasal apa yang bisa menjerat si
pelaku tersebut.

Ibu korban yang bernama surfiah menemukan anak nya yang tidak bernyawa lagi
dengan luka dan lebam di sekujur tubuhnya. Pada saat itu ia sedang menghadiri acara
syukuran pada malam hari dan saat ia pulang kerumah dia menemukan pelaku sedang
tidur. Tetapi baru ia ketahui anak nya sudah meninggal tersebut pada saat pagi saitu Sabtu
pagi. Barulah setelah mengetahui anak nya tidak bernyawa lagi sufiah memberitahu
keluarga dan akhirnya kejadian nya di laporkan ke pihak kepolisian.
Tindakan kejahatan manusia tidak hanya mengaitkan dengan tindakan baik atau
buruk, namun juga dengan kejahatan yang berkaitan dengan manusia dan kejahatan moral
yang menyentuh langsung realitas kodrati bahwa manusia memiliki kebebasan. Kejahatan
termasuk tindakan buruk, dan pembunuhan juga didefinisikan menjadi pembunuhan
disengaja dan tidak disengaja.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penulis daalam pembahsan mengenai tindak pidana
pembunuhan anak yang dilakukan oleh anak diatas maka dapat disimpulkan sebagai
Tindakan perbuatan Yusman telah memenuhi unsur-unsur pada Undang-Undang yang
didakwakan kepadanya yaitu pada Pasal 76C UU RI No.35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas UU RI No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, juncto Pasal 80
Ayat (1) dan (3) UU RI No.35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU RI No.23 Tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak yang mana Jumardi merupakan subjek hukum atau
orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban mengenai perbuatannya yang sadar sadar
dan melakukan pembunuhan tersebut. Ia juga telah memenuhi seluruh unsurnya karena
termasuk salah satunya yaitu melakukan kekerasan yang menyebabkan anak mati, karena
Yusman terlebih dahulu menyiksa balita tersebut

B. Saran
1. Kepada pemerintah, diharapkan perhatiannya untuk tindak pidana pembunuhan anak
oleh orang tua tiri karena ini merupakan gambaran sudah betapa rusaknya dan susahnya
kehidupan rakyatnya sehingga banyak orang tua Yang membunuh anaknya hanya karena
masalah sepele atau karena terhimpit masalah ekonomi.

2. Untuk aparat hukum di Indonesia, dengan banyaknya peraturan yang mengatur tentang
pembunuhan anak oleh orang tuanya seharusnya dapat memudahkan para aparat untuk
mempidana pelaku sesuai dengan peraturan yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Andhini, A. S. D., & Arifin, R. (2019). Analisis perlindungan hukum terhadap tindak
kekerasan pada anak di Indonesia.

Andini, T. M. (2019). Identifikasi kejadian kekerasan pada anak di Kota Malang. Jurnal
Perempuan dan Anak, 2(1), 13-28.

Margareta, T. S., & Jaya, M. P. S. (2020). Kekerasan pada anak usia dini (Study kasus pada
anak umur 6-7 tahun di kertapati). Wahana Didaktika: Jurnal Ilmu Kependidikan,
18(2), 171-180.

Muarifah, A., Wati, D. E., & Puspitasari, I. (2020). Identifikasi bentuk dan dampak kekerasan
pada anak usia dini di kota Yogyakarta. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 4(2), 757-765

Rozak, P. (2013). Kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga perspektif hukum islam.
Sawwa: Jurnal Studi Gender, 9(1), 45-70.

Simatupang, N., & Abduh, R. (2020). Pendidikan Anti Kekerasan Bagi Masyarakat Guna
Pencegahan Perilaku Kekerasan Pada Anak. De Lega Lata: Jurnal Ilmu Hukum, 5(1),
1-9.

Anda mungkin juga menyukai