DOSEN PENGAMPU :
BangkitYudhoPrabowo, M.Or
KELOMPOK 6
Adapuntujuanpenulisanmakalahiniadalahuntukmemenuhitugas mata
kuliahPendidikanAnakBerkebutuhanKhusus dan PermasalahanAnakUsiaDini
dan yang
lebihpentingnyayakniuntukmenambahilmupengetahuankepadakitasebagaimahasis
watentangAnakBerkebutuhanKhususTunaLaras. Sebelumnya,
ucapanterimakasihjugadihaturkankepadasemuapihak yang telahmembantu dan
mendukungdalam proses penyelesaianmakalahini.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini banyak anak-anak yang mengalami gangguan emosi
dan perilaku diisolasi dari teman-temannya yang lain bukan karena mereka
dikucilkan dari teman-temannya tapi karena mereka mulai berkelahi dengan
kemarahan dan agresi. Merekakasar, merusak, tidakterprediksi,
tidakbertanggungjawab, mudahmarah, membangkang, danlain – lain. Anak-
anaktersebutdigolongkandalamanak-anak tuna laras.
Semakinmeningkatnyajumlahanak-anak tuna
larasmembuatparaahlisemakinmenggalitentanghaltersebut. Anak-
anakdanremaja yang mengalamigangguanemosidanperilakuadalahtipeindividu
yang
sulitdalamberteman.Masalahterbesarbagimerekaadalahuntukmembangunkeakra
bandengan orang lain danmengikatkanemosidengan orang lain yang
dapatmembantumereka. Bahkanjikamerekaberteman,
makamerekaakanbertemandengankelompokteman yang salah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari anak tuna laras?
2. Apa faktor penyebab anak tuna laras?
3. Bagaimana klasifikasi anak tuna laras?
4. Bagaimana karakteristik anak tuna laras?
5. Bagaimana kebutuhan pendidikan anak tuna laras?
6. Olahragaapasaja yang dapatdilakukananaktnalaras?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari anak tuna laras.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab anak tuna laras.
3. Untuk mengetahui klasifikasi anak tuna laras.
4. Untuk mengetahui karakteristik anak tuna laras.
5. Untuk mengetahui kebutuhan pendidikan anak tuna laras.
6. Untuk mengetahui olahragaapasajauntuk anak tuna laras.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Lingkungan Keluarga
Sebagai lingkungan pertama dan utama dalam kehidupan anak, keluarga
memiliki pengaruh yang demikian penting dalam membentuk kepribadian
anak. Keluargamerupakanpeletakdasarperasaanaman (emotional security)
padaanak, dalamkeluarga pula
anakmemperolehpengalamanpertamamengenaiperasaandansikapsosial.Ling
kungankeluarga yang
tidakmampumemberikandasarperasaanamandandasaruntukperkembanganso
sialdapatmenimbulkangangguanemosidantingkahlakupadaanak.Terdapatbeb
erapafaktordalamlingkungankeluarga yang
berkaitandenganmasalahgangguanemosidantingkahlaku,
diantaranyakasihsayangdanperhatian,
keharmonisankeluargadankondisiekonomi.
4. Lingkungan Sekolah
Sekolahmerupakantempatpendidikan yang
keduabagianaksetelahkeluarga.Sekolahtidakhanyabertanggungjawabterhada
pbekalilmupengetahuan,
tetapibertanggungjawabjugaterhadappembinaankepribadiananakdidiksehing
gamenjadiseorangindividudewasa.Timbulnyagangguantingkahlaku yang
disebabkanlingkungansekolahantaralainberasaldari guru
sebagaitenagapelaksanapendidikandanfasilitaspenunjang yang
dibutuhkananakdidik. Perilaku guru yang
otoritermengakibatkananakmerasatertekandantakutmenghadapipelajaran.An
aklebihmemilih bolos danberkeluyuranpada jam pelajaran. Sebaliknyasikap
guru yang
terlampaulemahdanmembiarkananakdidiknyatidakdisiplinmengakibatkanan
akdidikberbuatsesukahatidanberanimelakukantindakan-
tindakanmenentangperaturan.
5. Lingkungan Masyarakat
Di dalam lingkungan masyarakat juga terdapat banyak sumber yang
merupakan pengaruh negatif yang dapat memicu munculnya perilaku
menyimpang. Sikap masayarakat yang negatif ditambah banyak hiburan
yang tidak sesuai dengan perkembangan jiwa anak merupakan sumber
terjadinya kelainan tingkah laku. Selanjutnya konflik juga dapat timbul pada
diri anak sendiri yang disebabkan norma yang dianut di rumah atau keluarga
bertentangan dengan norma dan kenyataan yang ada dalam masyarakat.
1. Karakteristik Akademik
Akibat penyesuaian sosial yang buruk maka dalam belajarnya
memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Pencapaian hasil belajar yang jauh di bawah rata-rata.
b. Sering kali dikirim ke kepala sekolah atau ruangan bimbingan untuk
tindakan discipliner.
c. Sering kali tidak naik kelas atau bahkan ke luar sekolahnya.
d. Sering kali membolos sekolah.
e. Lebih sering dikirim ke lembaga kesehatan dengan alasan sakit, perlu
istirahat.
f. Anggota keluarga terutama orang tua lebih sering mendapat panggilan
dari petugas kesehatan atau bagian absensi.
g. Orang yang bersangkutan lebih sering berurusan dengan polisi.
h. Lebih sering menjalani masa percobaan dari yang berwewenang.
i. Lebih sering melakukan pelanggaran hukum dan pelanggaran tanda lalu
lintas.
j. Lebih sering dikirim ke klinik bimbingan.
2. Karakteristik Sosial/Emosional
Karakteristik sosial/emosional anak tuna laras dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a. Karakteristik sosial
1) Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain, dengan ciriciri:
perilaku tidak diterima oleh masyarakat dan biasanya melanggar
norma budaya, dan perilaku melanggar aturan keluarga, sekolah, dan
rumah tangga.
2) Perilaku tersebut ditandai dengan tindakan agresif, yaitu tidak
mengikuti aturan, bersifat mengganggu, mempunyai sikap
membangkang atau menentang, dan tidak dapat bekerja sama.
3) Melakukan kejahatan remaja, seperti telah melanggar hukum.
b. Karakteristik emosional
1) Adanya hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi anak, seperti
tekanan batin dan rasa cemas.
2) Adanya rasa gelisah, seperti rasa malu, rendah diri, ketakutan, dan
sangat sensitif atau perasa.
3. Karakteristik Fisik/Kesehatan
Karakteristik fisik/kesehatan anak tuna laras ditandai dengan adanya
gangguan makan, gangguan tidur, dan gangguan gerakan (Tik). Sering kali
anak merasakan ada sesuatu yang tidak beres pada jasmaninya, ia mudah
mendapat kecelakaan, merasa cemas terhadap kesehatannya, merasa seolah -
olah sakit. Kelainan lain yang berwujud kelainan fisik, seperti gagap, buang
air tidak terkendali, sering mengompol, dan jorok.
Pelayanan untuk anak tuna laras dapat dilakukan dengan teknik penyembuhan dan program
pendidikan berdasarkan pada berbagai model, diantaranya adalah model biogenetik, model
behavioral, psikodinamika, dan model ekologis. Teknikpendekatan/caramengatasimasalah
perilaku anak tuna laras adalah gabungan dari model di atas. Seperti teknik perawatan dengan
obat, modifikasi perilaku, strategi psikodimanika, dan ekologis.
DAFTAR PUSTAKA
Astati. 2000.“Pengantar PendidikanLuarBiasa”.Banten: Balai PenerbitFakultasIlmuPendidikan dan
KeguruanUniversitasTerbuka.
http://eprints.uny.ac.id/9896/3/BAB%205%20-%200810324907.pdf