Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH INDENTIFIKASI

ABK (ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS) TUNA LARAS


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pendidikan Inklusi
Dosen Pengampu : Sastra Wijaya, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 7:

1. Diki Erlangga (220948)


2. Novita Sari (220912)
3. Widyatul Safiro (221605)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur penyusun panjatkan atas ke hadirat Allah SWT
atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Identifikasi Anak TunaLaras”.

Maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas diskusi
kelompok pada mata kuliah Pendidikan Inklusi di Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Primagraha. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun
menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Sastra Wijaya M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Inklusi
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Pendidikan Inklusi.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun
4. Semua pihak yang membantu penyusunan makalah “Identifikasi Anak Tuna
Laras” yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


dan penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalamp penyusun tugas makalah
ini. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang
baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Demikianlah yang dapat
penyusun sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan bemanfaat untuk kami
semua.

Serang, Desember 2023


Penyusun,

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………............. 2

1.3 Tujuan………………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anak Tuna Laras………………………………………… 3

2.2 Ciri-Ciri Anak Tuna Laras…………………………………………… 4

2.3 Karakteristik Perilaku Anak Tuna Laras…………………………….. 6

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Anak Tuna Laras………………………….. 7

2.5 Solusi Mengatasi Anak Tuna Laras…………………………………. 7

2.6 Metode Yang Di Pakai Pada Anak Tuna Laras………………………. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 9

3.2 Saran………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali macam tingkah laku, karakteristik
dan bentuk fisik manusia yang kita temui. Baik itu orang normal maupun tidak
normal. Didalam pendidikan juga ada yang untuk anak normal dan untuk anak yang
membutuhkan layanan khusus atau sekolah luar biasa. Anak luar biasa adalah anak
yang mengalami gangguan atau hambatan perkembangan baik fisik maupun
mentalnya sehingga mereka membutuhkan perhatian dan layanan khusus, hal ini
dengan tujuan agar mereka mampu menjalani kehidupan sehari-hari tanpa
membutuhkan orang lain. Salah satu anak yang mengalami hambatan atau gangguan
yaitu anak tunalaras. Anak tunalaras adalah anak yang mangalami gangguan emosi
dan mentalnya dimana anak ini berbuat sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh anak
seusianya. Contoh prilaku yang dilakukan adalah mencuri, membuat keributan atau
cemas orang lain, menyakiti orang lain dan sebagainya yang tidak biasa dilakukan
oleh anak seusianya. Orang tua dan guru harus bisa mendeteksi sejak dini kalau
anaknya mengalami hambatan, hal ini bertujuan agar kelainan yang dialami anak
tidak berkembang atau bertambah parah. Misalnya kalau anak mengalami
ketunalarasan maka pihak yang bersangkutan harus cepat mencengahnya, agar
kelainannya tidak bertambah parah.

Disini, lingkungan sangatlah mempengaruhi perkembangan anak baik itu


lingkungan keluaga, sekolah maupun masyarakat. Dimana kalau anak hidup dalam
kelurga yang bisa menghargai dan mendidik anak dengan baik maka anak akan bisa
tumbuh kembang dengan baik dan begitu juga sebaliknya karena keluarga tempat
yang paling utama anak mendapat pendidikan. Dalam lingkungan keluaga anak
mendapat pendidikan yang baik, tapi lingkungan tidak baik maka anak juga bisa
mempunyai sifat atau kelainan misalnya suka membuat keributan dengan orang lain.
Untuk mengatasi terjadinya kelainan tersebut yaitu dengan lebih memperhatikan anak
baik dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kalau anak sudah mempunyai
pergaulan yang tidakbaik maka, orang tua harus cepat tanggap mengambil sebuah
tindakan dengan cara mencengahnya atau dengan memperingatkan dan mengambil
sebuh contoh agar anak tidak berlarut-larut dalam permasalahan tersebut. Kalau anak
sudah mempunyai prilaku dan emosi yang tidak sesuai dengan usianya. Maka, peran

1
keluarga disini harus menerimanya anak tanpa membeda-bedakan dengan sodaranya.
Dan langkah yang harus dilakukan adalah bagaimana agar anak bisa keluar dari
gangguan prilaku yang dialaminya. Cara yang tepat yaitu dengan konsultasi ke
psikolog dan bagaimana cara menangani anak tersebut. Salah satu cara menanganinya
yaitu dengan terapi bermain. Oleh sebab itu penulis telah menyiapkan berbagai
macam terapi bermain yang bisa diterapkan kepada anak kalau seandainya anak
mengalami kelainan prilaku.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini penulis akan membatasi masalahnya yaitu :

1. Pengertian anak tunalaras ?


2. Permasalahan anak tunalaras?
3. Prinsip, pendekatan dan metode?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
bagaimana anak luar biasa terutama anak tunalaras. Kita bisa mengetahui
karakteristiknya, penyebab dan cara mengatasinya.

2
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian Anak Tuna Laras
Istilah tunalaras pada umumnya diasosiasikan dengan anak dan remaja yang
sering menimbulkan keresahan dan keonaran, baik disekolah maupun di masyarakat,
seperti mencuri, mabuk, penggunaan ganja dan obat terlarang, perkelahian, perkosaan
dan sebagainya. Penyandang tunalaras sangat heterogen, penyandang tunalaras tidak
hanya membuat orang lain marah, sedih, karena gangguan yang ditimbulkan. Mereka
mempunyai hambatan sehingga tidak mungkin menjalin hubungan interpersonal yang
memuaskan. Terbentuknya prilaku anak-anak yang mengalami gangguan sosial
diakibatkan oleh lingkungan sekitar, dimana ia tinggal, faktor pendidikan dan
pengawasan orang tua, pertemanan, dan factor ekonomi. Faktor –Faktor tersebut
sangat mempengaruhi dalam membentuk kepribadian anak disaat masa pertumbuhan
dan masa dalam menemukan jati dirinya. Anak tunalaras tidak lantas di telantarkan
saja, pemerintah mendirikan tempat rehabilitas soSial untuk anak-anak tunalaras yang
dimana mampu membimbing, merubah sikap dan prilaku anak tunalaras menjadi
lebih baik dan merubah kebiasan buruk menjadi baik. Contohnya yang ada di Jakarta
ialah PSMP Handayani yang berada di wilayah Jakarta timur, yayasan tersebut di
bawah pengawasan dinas sosial dan pemerintah setempat.

Tempat rehabilitas anak-anak tunalaras tersebut ditempatkan disana, dimana


mereka tinggal di asrama yang mana mereka mendapatkan banyak bimbingan dari
para pendidik di PSMP Handayani tersebut. Mereka yang menjadi anak asuh adalah
anak-anak titipan orang tua yang sudah tidak mampu mendidik atau mengawasi
anaknya. Dan banyak di antara anak asuh di titipkan oleh pengadilan yang sedang
mengalami proses hukuman pidana karena telah melanggar hukum. Anak-anak
menjalankan hukum pidana akan di rehabilitasi di psmp sampai pihak pengadilan
memutuskan anak tersebut akan menjalani masa rehabilitasi sesuai dengan keputusan
pengadilan.Disana mereka akan mendapatkan pendidikan seperti sekolah pada
umumnya dan adapun keahlian mereka juga bisa di kembangkan di tempat itu. Dan
mereka akan dilatih bagaimana hidup mandiri dan melakukan hal yang positif.
Rehabilitas sosial bertujuan merubah dan mendidik anak asuh untuk menjadi lebih

3
baik dan menjalani hidup lebih positif agar terhindar dari hukuman pidana. Selain di
sekolahan PSMP yang mahir dibidangnya dalam membimbing anak-anak yang
mengalami gangguan. Sekolahan ini juga mau menerima dan membimbing bahkan
tidak membedakan anak yang mengalami gangguan dengan anak tidak mengalami
gangguan pada umumnya, sekolahan ini bisa disebut dengan sekolah inklusif. Salah
satunya sekolahan yang ada di wilayah Jakarta Timur, yaitu sekolah SDN Kramat Jati
24 pagi. Di sini mereka tidak dibedakan dengan anak-anak pada umumnya, selain itu
mereka diberikan ilmu mereka juga dibimbing selayaknya anak normal pada
umumnya.

Disekolah ini juga mereka diajari pelajaran layaknya sekolahan normal seperti
baca, tulis dan menghitung (calistung) dan diajari pula sopan santun maupun tata dan
karma dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua darinya, walau
membutuhkan bimbingan ekstra dari waktu maupun tenaganya. Dan disekolahan ini
pula mereka mempunyai guru yang ahli dalam bidangnya, mereka juga diberikan
motivasi agar mereka slalu semangat dalam belajar bahwa mereka bisa seperti anak -
anak normal pada umumnya.

2.2 Ciri-Ciri Anak Tuna Laras

Penggolongan anak tunalaras secara umum dapat ditinjau dari segi gangguan atau
hambatan dan kualifikasi berat ringannya kenakalan, dengan penjelasan Sebagai
berikut :

1. Menurut jenis gangguan atau hambatan


a. Gangguan Emosi

Anak tunalaras yang mengalami hambatan atau gangguan emosi terwujud


dalam tiga jenis perbuatan, yaitu: senang-sedih, lambat cepat marah, dan
releks-tertekan. Secara umum emosinya menunjukkan sedih, cepat
tersinggung atau marah, rasa tertekandan merasa cemas. Gangguan atau
hambatan terutama tertuju pada keadaan dalam dirinya. Macammacam gejala
hambatan emosi, yaitu:

 Gentar yaitu suatu reaksi terhadap suatu ancaman yang tidak disadari,
misalnya ketakutan yang kurang jelas obyeknya.

4
 Takut yaitu reaksi kurang senang terhadap macam benda, mahluk, keadaan
atau waktu tertentu. Pada umumnya anak merasa takut terhadap hantu,
monyet, tengkorak, dan sebagainya.
 Gugup nervous yaitu rasa cemas yang tampak dalam perbuatan-perbuatan
aneh. Gerakan pada mulut seperti meyedot jari, gigit jari dan menjulurkan
lidah. Gerakan aneh sekitar hidung, seperti mencukil hidung, mengusap-
usap atau menghisutkan hidung. Gerakan sekitar jari seperti mencukil
kuku, melilit-lilit tangan atau mengepalkan jari. Gerakan sekitar rambut
seperti, mengusap-usap rambut, mencabuti atau mencakar rambut.
Demikian pula gerakan-gerakan seperti menggosok-menggosok,
mengedip-ngedip mata dan mengrinyitkan muka, dan sebagainya.
 Sikap iri hati yang selalu merasa kurang senang apabila orang lain
memperoleh keuntungan dan kebahagiaan.
 Perusak yaitu memperlakukan bedan-benda di sekitarnya menjadi hancur
dan tidak berfungsi.
 Malu yaitu sikap yang kurang matang dalam menghadapi tuntunan
kehidupan. Mereka kurang berang menghadapi kenyataan pergaulan.
 Rendah diri yaitu sering minder yang mengakibatkan tindakannya
melanggar hukum karena perasaan tertekan.
b. Gangguan Sosial

Anak ini mengalami gangguan atau merasa kurang senang menghadapi


pergaulan. Mereka tidak dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan hidup
bergaul. Gejala-gejala perbuatan itu adalah seperti sikap bermusuhan, agresip,
bercakap kasar, menyakiti hati orang lain, keras kepala, menentang menghina
orang lain, berkelahi, merusak milik orang lain dan sebagainya. Perbuatan
mereka terutama sangat mengganggu ketenteraman dan kebahagiaan orang
lain. Beberapa data tentang anak tunalaras dengan gangguan sosial antara lain
adalah:

 Mereka datang dari keluarga pecah (broken home) atau yang sering kena
marah karena kurang diterima oleh keluarganya.

5
 Biasa dari kelas sosial rendah berdasarkan kelas-kelas sosial.  Anak yang
mengalami konflik kebudayaan yaitu, perbedaan pandangan hidup antara
kehidupan sekolah dan kebiasaan pada keluarga.
 Anak berkecerdasan rendah atau yang kurang dapat mengikuti kemajuan
pelajaran sekolah.
 Pengaruh dari kawan sekelompok yang tingkah lakunya tercela dalam
masyarakat.
 Dari keluarga miskin.
 Dari keluarga yang kurang harmonis sehingga hubungan kasih sayang dan
batin umumnya bersifat perkara.

Salah satu contoh, kita sering mendengar anak delinkwensi. Sebenarnya anak
delinkwensi merupakan salah satu bagian anak tunalaras dengan gangguan karena
social perbuatannya menimbulkan kegocangan ketidak bahagiaan/ketidak tentraman
bagi masyarakat. Perbuatannya termasuk pelanggaran hukum seperti perbuatan
mencuri, menipu, menganiaya, membunuh, mengeroyok, menodong, mengisap ganja,
anak kecanduan narkotika, dan sebagainya.

2.3 Karakteristik Perilaku Anak Tuna Laras

Secara umum, yang dimaksud dengan gangguan emosi dan prilaku adalah
ketidakmampuan yang ditunjukkan dengan respon emosional atau prilaku yang
berbeda dari usia sebayanya, budaya atau norma sosial. Ketidakmampuan tersebut
juga mempengaruhi prestasi sekolahnya. Yang dimaksud dengan prestasi disini ialah
prestasi akademik, interaksi sosial dan keterampilan pribadinya. Ketidakmampuan ini
sifatnya menetap dan akan lebih tampak bila sang anak berada dalam situasi yang
dirasakan menegangkan olehnya.

Perilaku ini memang paling menarik perhatian dibandingkan tipe lain dari
gangguan emosional da prilaku. Karakteristik dari masalah prilaku dan emosional ini
sangat bervariasi. Berikut ini akan digambarkan contoh dari tuna laras. Prilaku ini
dapat bersifat verbal maupun non verbal. Bentukbentuk prilaku ini biasanya tampak
adalah memukul, berkelahi, mengejek, berteriak, tidak mau mengikuti perintah atau
permintaan, menangis maupun merusak.Perilaku semacam itu biasanya diperkuat
dengan didapatkannya penguatan dari lingkungan berupa status –dia dianggap hebat
oleh temen sebayanya atau didapatkannya sesuatu yang diinginkan , termasuk melihat

6
temennya menangis karna dipukul olehnya. Oleh sebab itu, dalam penanganan anak
dengan prilaku ini, orang tua maupun guru harus diperhatikan juga penanganan anak
atas yang menjadi korban prilaku tersebut.

2.4 Faktor-Faktor Penyebabnya Anak Tuna Laras

Ada beberapa faktor permasalahan yang dialami oleh anak tuna laras diantaranya
yaitu, sebagai berikut :

a. Faktor keturunan
b. Faktor Internal, seperti permasalahan yang ada didalam keluarga (broken home)
c. Kurangnya perhatian atau pengawasan orang tua dan guru terhadap pergaulan
anak di lingkungan tempat tinggal dn lingkungan sekolah
d. Kurangnya perhatian atau pengawasan orang tua dan guru terhadap kemajuan dari
tekhnologi seperti internet.

2.5 Solusi Mengatasi Anak Tuna Laras

Berikut solusi yang tepat dalam mengatasi anak-anak yang mengalami gangguan,
diantaranya:

a. Orang tua dan guru harus ikut serta dalam mengawasi kegiatan apa saja yang mau
dilakukan oleh anak tersebut
b. Orang tua dan guru juga harus slalu memperingati dan memberikan contoh dalam
kehidupannya bahwa itu tidak perlu dilihat bahkan ditiru karna dapat merugikan
diri sendiri maupun orang lain.
c. Orang tua dan guru harus sabar dalam membimbing dan mengawasi anak yang
mengalami gangguan tersebut.
d. Orang tua dan guru juga dituntut agar slalu memberikan motivasi bahwa dia bisa
kita pun juga bisa. Agar tidak ada lagi perbedaan antara anak normal maupun anak
yang berkebutuhan atauyang mengalami gangguan.

2.6 Metode Yang Di Pakai Pada Anak Tuna Laras

Dalam menangani anak tuna laras setiap pendidik mampu menghadirkan metode
pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan bagi anak tuna laras. Dan di harapkan dapat
merubah sifat dan perilaku kearah yang lebih baik secara berkala.

7
a. Prinsip Kasih Sayang
Anak tunalaras mempunyai karakteristik sosial emosional dengan gangguan
kepribadian, perlu pendekatan secara psikis dengan kasih sayang dari semua pihak
baik keluarga, sekolah, lingkungan ataupun masyarakat.
b. Mengenal Individual
Peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, maka untuk anak tuna
laras perlu diperlihatkan sikap prilakunya secara individual agar pendidik mampu
untuk menentukan program yang akan dirancang agar perilaku yang menyimpang
dapat dirubah menjadi lebih baik sesuai dengan sifat dan prilaku peserta didik.
c. Motivasi Belajar
Morivasi belajar bagi anak tunalaras bertujuan untuk memupuk daya akan
kekuatan dari dalam diri anak, agar mereka bergerak dalam melakukan kegiatan-
kegiatan . Untuk membangkitkan semangat belajar dengan cara memberikan
materi yang menarik, media yang sesuai, metoda tepat dan cara menyampaikan
pelajaran yang komunikatif.
d. Praktek
Anak tunalaras yang mengalami gangguan sosial emosional perlu pendekatan
dengan cara pembelajaran secara teori atau praktek. Peserta didik di harapkan
mampu lebih banyakmelakukan kegitan praktek dikarenkan agar mereka mampu
bergerak dan memahami lebih cepat daripada dengan sebuah teori. Dengan
praktek mereka mampu lebih aktif dan melakukan sesuatu dan memahami apa
yang pendidik ajarkan.

Bila anak tunalaras sulit beradaptasi, diperlukan tindakan modofikasi tingkah laku
secara khusus dan terus menerus sampai dia dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan.

Pendekatan bagi anak tunalaras :

a) Pendekatan psikoanalisi Pembelajaran dengan pensekatan psikoanalisi, membantu


mengungkapkan hal-hal yang mendasari patologi mental dalam usaha untuk
meningkatkan fungsi kejiwaan yang tercermin dalam tingkah laku dan prestasi.
b) Pendekatan psikologi pendidikan Anak tunalaras dengan gangguan psikiatrik ada
penyimpangan perilaku yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar. dapat

8
c) Pendekatan humaniistik Program pendidikan bagi anak tunalaras diarahkan pada
peningkatan pengarahan diri. Kegiatan pembelajaran dalam situasi demokrasi,
terbuka dan menyenangkan.
d) Pendekatan prilaku Anak tunalaras dengan perilaku yang menyimpang,yang
nampak dianalisi untuk dapat berubah sesuai dengan perilaku yang diharapkan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa:

1. Anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan perilku yaitu suka
membuat keributan dan cemas orang lain;
2. Permasalahan yang dialami anak tunalaras adalah kurang mamilki pengetahuan
bagaimana bersikap, mengendalikan dan memantau perilaku sendiri;
3. Prinsip pendekatan bagi anak tunalaras yaitu : prinsip kasih sayang, prinsip
individual, motivasi belajar dan prinsip balajar dalam kelompok;
4. Metode yang digunakan dalam terapi permianan adalah metode yang bisa
memotivasi belajar menarik dan tidak membosankan.

3.2 Saran

1. Orang Tua Orang tua harus bisa menjaga anaknya mulai dari nasa hamil sampai
melahirkan dan anak tumbuh kembang. Orang tua juga harus memperhatikan anak
dalam menjalanmi kehidupan sehari-hari baik dilingkungan kelurga, Sekolah
ataupun masyarakat agar anak tidak mengalami prilaku yangmenyimpang. Kalau
seandainya anak sudah mengalami gangguan perilaku sebaiknya anak dibawa ke
psikolog atau ahli terapi.
2. Guru Sekolah Guru harus memperhatikan cara pergaulan anak-anaknya disekolah,
dan cepat mencengahnya kalau seandaikan ada penyimpangan perilaku yang
dialami oleh anak didiknya. Seorang guru harus kreatif dalm pemilihan metode
pengajaran yang akan diberkan kepada peserta didik, agar anak tidak termotivasi
dan tidak cepat bosan dan jenuh dalam belajar. Guru harus mengetahui dulu
bagaiman karakteristik peserta didiknya agar memudahkan dalam pemilihan
metode yang tepat untuk peserts didiknya.

9
3. Masyarakat Agar masyarakat bisa menerima kehadiran anak yang mengalami
gangguan prilaku atau anak tunalaras. Masyarakat harus bisa menghargai anak-
anak tersebut, karena anak-anak itu butuh pujian, dihargai dan sebagainya. dan
mengikutsertakanya dalam semua kegiatan tanpa membedakan dengan anak
normal yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Dra. Ellah Siti Chalidah (2005), Terapi Permainan Bagi Anak Yang Memerlukan
Layanan Pendidikan Khusus. Jakarta : Depdikbud

Msc; Sunardi : Dr , ortopedogogik anak tunalaras

Munandar, Utami, S.C (1987), Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah,
Jakarta : Gramedia.

Rini Hildayani, dkk. (2013)Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Jakarta:


Universitas Terbuka

Tarmansyah, (1985), Pedoman Guru Terapi Okupasional Untuk Anak Tunadaksa,


Jakarta : Proyek PSLB Depdiknas.

10

Anda mungkin juga menyukai