Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PANCASILA SEBAGAI NILAI KEADILAN SOSIAL”

Disusun oleh :

Cantika Putri Dewanti


NPM : 820163013

Kelas : I.A
PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa atas selesainya tugas
Makalah saya tentang “PANCASILA SEBAGAI NILAI KEADILAN” yang ditulis
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “PENDIDIKAN PANCASILA”.
Pada akhirnya, dengan usaha dan doa, tugas ini dapat selesai dengan baik. Namun
begitu, tiada gading yang tak retak, saya yakin masih banyak kekurangan dalam
karya tugas ini.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan karya tulis ini. Untuk itu semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Demikian, kami harap makalah ini dapat dipergunakan sebaik – baiknya dan dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.

Aamiin.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kudus,5 Juli 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………
1.1 Latar belakang………………………………………………………………
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………
1.3 Manfaat…………………………………………………………………………

BAB II. PEMBAHASAN…..…………………………………………………


2.1 Pengetian Keadilan……………………………………………………………
2.2 Pengertian Nilai………………. …………………………………………
2.3 Nilai- nilai terkandung dalam pancasila…………………………..
2.4 Makna Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia……………
2.5 Nilai keadilan dalam UUD 1945………………………………………..
2.6 Penegakkan keadilan di Indonesia…………………………………………

BAB III. PENUTUP……………………………………………………………


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..
3.2 Saran………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem keadilan dan damokrasi yang berlaku di Indonesia selalu mengacu dan berbasis pada
Pancasila sebagai dasar dan didukung oleh UUD 1945. Pancasilapun menjadi sebuah landasan
atau dasar dalam penentuan prinsip dan pandangan hidup. Namun dewasa ini nilai-nilai Keadilan
yang ada di Indonesia belum sepenuhnya mengikuti nilai-nilai luhur yang tertera pada pancasila
khususnya sila kedua dan kelima, banyak terjadi krisis moral, termasuk krisis keadilan. Keadilan
ini sudah tidak begitu diperhatikan dalam sistem hukum di Indonesia masih banyak kasus
korupsi yang tak terselesaikan, hakim dan jaksa yang bisa disuap dan memenangkan yang salah
dan yang mempunyai harta.

Manusia sekarang memang tidak peduli lagi dengan nilai-nilai luhur karena dampak moderinsasi
dan globalisasi. Tetapi dengan kepribadian yang mempunyai prinsip harus kita yakini bahwa kita
akan menjadi manusia yang beriman dan memiliki rasa keadilan antar sesama manusia. Agar
hidup tenang dan bahagia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian keadilan dan nilai?
2. Apa makna Nilai-nilai Pancasila?
3. Apa Makna Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia?
4. Bagaimana nilai keadilan dalam UUD 1945?
5. Bagaimana penegakan keadilan di Indonesia?

C. TUJUAN
1. Agar pembaca mengetahui arti keadilan dan dapat meimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Agar pembaca mengetahui dan mengerti nilai keadilan dalam pancasila.
3. Agar pembaca mengetahui dan mengerti nilai keadilan dalam UUD 1945.
4. Agar pembaca mengetahui penegakan keadilan di Indonesia.

1
BAB I

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keadilan

 Menurut Aristoteles

Aristoteles adalah seorang filosof pertama kali yang merumuskan arti keadilan. Ia
mengatakan bahwa keadilan adalah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya,
fiat jutitia bereat mundus.Selanjutnya dia membagi keadilan dibagi menjadi dua bentuk yaitu:
Pertama, keadilan distributif, adalah keadilan yang ditentukan oleh pembuat undang-undang,
distribusinya memuat jasa, hak, dan kebaikan bagi anggota-anggota masyarakat menurut prinsip
kesamaan proporsional. Kedua, keadilan korektif, yaitu keadilan yang menjamin, mengawasi dan
memelihara distribusi ini melawan serangan-serangan ilegal. Fungsi korektif keadilan pada
prinsipnya diatur oleh hakim dan menstabilkan kembali status quo dengan cara mengembalikan
milik korban yang bersangkutan atau dengan cara mengganti rugi atas miliknya yang hilang atau
kata lainnya keadilan distributif adalah keadilan berdasarkan besarnya jasa yang diberikan,
sedangkan keadilan korektif adalah keadilan berdasarkan persamaan hak tanpa melihat besarnya
jasa yang diberikan

 Menurut Plato,

Menurutnya keadilan hanya dapat ada di dalam hukum dan perundang-undangan yang dibuat
oleh para ahli yang khusus memikirkan hal itu. Untuk istilah keadilan ini Plato menggunakan
kata yunani”Dikaiosune” yang berarti lebih luas, yaitu mencakup moralitas individual dan sosial.
Penjelasan tentang tema keadilan diberi ilustrasi dengan pengalaman saudagar kaya bernama
Cephalus. Saudagar ini menekankan bahwa keuntungan besar akan didapat jika kita melakukan
tindakan tidak berbohong dan curang. Adil menyangkut relasi manusia dengan yang lain.

2.2. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka.

1
Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai
dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh
diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu,
sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya undang-undang sebagai
pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD
1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan
nyata.Penjabaran itu kemudian dinamakan Nilai Instrumental.

Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya
Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk
mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu.
Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.

2.3 Nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila

Dalam pidato 1 juni 1945 ditegaskan , bahwa maksud pancasila adalah sebagai philosopgische
grondslag daripada Indonesia Merdeka, dan philosophische grondslag itulah fundamental
falsafah, pikiran yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya didirikan gedung “Indonesia Merdeka
yang kekal dan abadi”.
1.Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah
sebagai pengejawantaha tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena
itu segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahwa moral
negara, moral penyelenggara negara, politik negara, pemerinthan negara, hukum dan peraturan
perundang - undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara haru dijiwai nili-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan sendirinya sila pertama tersebut mendasari dan menjiwai
keempat sila lainnya.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa hakikat manusia
adalah susunan kodrat rokhani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu dan mahluk sosial,
kedudukan kodrat mahluk pribadi berdiri sendiri dans sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.
1
Manusia memiliki hakikat pribadi yang mono – pluralis terdiri atas susunan huudan mahkluk
Tuhan yang Maha Esa. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab secara sistematis didasari dan
dijiwai oleh sila pertama serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya.

3. Persatuan Indonesia
Berupa pengakuan terhadap hakikat satu tanah air, satu bangsa dan satu negara Indonesia,
tidak dapat dibagi sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan dan keutuhan. Sila persatuan
indonesia di dasari dan di jiwai oleh ketuhanan yang maha esa dan kemanusian yang adil dan
beradab serta mendasari sila kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijak sanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh indonesia.

4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
Menjunjung dan mengakui adanya rakyat yang meliputi keseluruhan jumlah semua orang
warga dalam lingkungan daerah, atau negara tertentu yang segala sesuatunya berasal dari rakyat,
dilaksanakan oleh rakyat, diperuntukan untuk rakyat. Nilai yang terkandung dalam sila ke - 4 ini
didasari oleh sila ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta
Persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia

5. Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mengakui hakikat adil berupa pemenuhan segala sesuatu yang berhubungan dengan hak
dalam hubungan hidup kemanusiaan. Nilai yang terkandung dalam sila Keadilan sosialbagi
seluruh rakyat indonesia didasari dan dijiwaio oleh sila Ketuhana yang Maha Kuasa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

1
2.4 Makna sila keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menunjukkan bahwa manusia Indonesia
menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat
Indonesia. Keadilan sosial memiliki unsur pemerataan, persamaan dan kebebasan yang bersifat
komunal

Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap
sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
Nilai keadilan sosial mengamatkan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama dan
bahwa semua orang sama di hadapan hukum.

Dengan sikap yang demikian maka tidak ada usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain, juga untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan hidup bergaya mewah serta
perbuatan-perbuatan lain yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Demikian juga dipupuk sikap suka kerja keras dan sikap menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama. Kesemuanya itu dilaksanakan
dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai bahwa setiap
peraturan hukum, baik undang-undang maupun putusan pengadilan mencerminkan semangat
keadilan. Keadilan yang dimaksudkan adalah semangat keadilan sosial bukan keadilan yang
berpusat pada semangat individu. Keadilan tersebut haruslah dapat dirasakan oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia, bukan oleh segelintir golongan tertentu.

Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah
maupun batiniah.

Penegakan hukum dan keadilan ini ialah wujud kesejahteraan manusia lahir dan batin, sosial
dan moral. Kesejahteraan rakyat lahir batin, terutama terjaminnya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat, yaitu sandang, pangan, papan, rasa keamanan dan keadilan, serta kebebasan
beragama/kepercayaan. Cita-cita keadilan sosial ini harus diwujudkan berdasarkan UUD dan
hukum perundangan yang berlaku dan ditegakkan secara melembaga berdasarkan UUD 1945.

Dalam pandangan Bagir Manan, kekuasaan kehakiman di Indonesia memiliki beberapa


karakter yang harus dipahami oleh hakim sehingga dapat mewujudkan nilai keadilan sosial.
Peradilan berfungsi menerapkan hukum, menegakkan hukum dan menegakkan keadilan
berdasarkan Pancasila. Pelaksanaan peradilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Peradilan
dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan; segala bentuk campur tangan dari luar
kekuasaan kehakiman dilarang. Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-
bedakan orang, tidak ada seorangpun dapat dihadapkan di depan pengadilan selain daripada yang
ditentukan baginya oleh undang-undang.

1
Dalam sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila
pertama,kedua, ketiga sampai keempat. Dalam sila tersebut terkandung niali yang merupakn
jutuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka nilai keadilan yang harus terwujud
dalamkehidupan bersama adalah keadilan yang didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan
kemanusiaan.Yaitu, keadilan hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan
manusia lain,manusia dengan masyarakat, bangsa dan Negara serta hubungan manusia dengan
Tuhannya.Konsekuensi nilai keadilan yang harus terwujud adalah :

a. Keadialn distributive yaitusuatu hubungan keadilan antara Negara terhadap rakyatnya

b. Keadilan legal yaitu suatu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap negaranya

c. Keadilan komunitatif adalah hubungan keadilan antara warga Negara satu dengan yang
lainnya secara timbal balik.Sehingga untuk mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia haruslahtercapai sebuah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dan permusyawaratan perwakilan.Yang didasari oleh adanya persatuan Indonesia.Persatuan
tersebut didasari olehkemanusiaan yang adil dan beradab yang menjadi dasar segala
pelaksanaanya adalah keyakinanterhadap ketuhanan Yang Maha Esa.Disinilah perwujudan
manusia sebagai makhluk social yangreligious dalam etika kehidupan berbangsa.

Pancasila sila kelima, Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mempunyai makna
bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang hukum,
politik, ekonomi, kebudayaan, maupun kebutuhan spiritual dan rohani sehingga tercipta
masyarakat yang adil dan makmur dalam pelaksanaan kehidupan bernegara. Di dalam sila
kelima intinya bahwa adanya persamaan manusia di dalam kehidupan bermasyarakat, tidak ada
perbedaan kedudukkan ataupun strata di dalamnya, semua masyarakat mendapatkan hak-hak
yang seharusnya diperoleh dengan adil.

Implementasi keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia harus berdasarkan ketentuan
yang terdapat dalam pasal-pasal UUD 1945 sebagai berikut:

Pembukaan UUD 1945 alinie kedua:

“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”

Alinia Keempat:

“…mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi selurah rakyat Indonesia”

Pasal 23 :

1
 Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. ***)

(2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh
Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.

(3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan
dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara tahun yang lalu.

Pasal 23A

Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untak keperluan negara diatur dengan undang-
undang.

Pasal 23B

Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 23C

Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang.

Pasal 23D

Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab,
dan independensinya diatur dengan undang-undang.

Pasal 23E

(1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu
Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.

(2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya.

(3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan

sesuai dengan undang-undang.

Pasal 23F

(1) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.

1
(2) Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.

Pasal 23G

(1) Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di
setiap provinsi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan undang-undang.

Aktualisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui Keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia dapat dipertimbangankan alternative berikut:

1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

2.5 Nilai keadilan dalam UUD 1945

L.J Van Apeldoorn telah membedakan secara jelas antara “costitutiondan grondwet”
(UUD) adalah bagian tertulis dari suatu konstitusi, sedangkan costitution (konstitusi) memuat
baik peraturan tertulis maupun tidak tertulis. (H. Dahlan Thaib, et. el. 2011: 8). Oleh karena
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum sebagaiamana dijelaskan dalam ketentuan
Pasal (1) ayat (3) UUD 1945. Maka UUD adalah naska yuridis normatif yang memaparkan
rangkaian dan tugas pokok (fundamental) dari badan-badan pemerintahan negara. Oleh karena
itu, konstitusi UUD 1945 sebagai rujukan dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang
tidak terlepas dari spirit demokrasi konstitusi sesuai Pasal (1) ayat (2) UUD 1945 yang
menyatakan bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar”.

1
Kata keadilan itu sendiri digunakan berulang-ulang dalam konteks dan makna yang
berbeda-beda dalam UUD 1945. Seperti dikemukakan di atas, keadilan sosial dirumuskan
sebagai sila kelima dalam Pancasila. Tetapi kandungan maknanya menjadi lebih terasa apabila
kita langsung membacanya dari rumusan Alinea IV (Preambule) Pembukaan UUD 1945. Dalam
Alinea IV Pembukaan UUD 1945 itu, sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat dirumuskan
secara statIs sebagai objek dasar negara. Tetapi keadilan sosial dirumuskan dengan kalimat aktif.
Pada Alinea IV Pembukaan UUD 1945 itu tertulis, “…. susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusywaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.Dari rumusan ini kita dapat mengetahui,
Pertama, keadilan sosial itu dirumuskan sebagai “suatu” yang sifatnya konkrit, bukan hanya
abstrak-filosofis yang tidak sekedar dijadikan jargon politik tanpa makna; Kedua, keadilan social
itu bukan hanya sebagai subjek dasar negara yang bersifat final dan statis, tetapi merupakan
sesuatu yang harus diwujudkan secara dinamis dalam suatu bentuk keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Dalam Pembukaan UUD 1945, amanah keadilan sosial ini jelas tergambar pula dalam
banyak rumusan lain. Dalam Alinea I dinyatakan adanya prinsip “perikemanusiaan dan
perikeadilan” yang dijadikan alasan mengapa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Pada
Alinea II digambarkan bahwa bangsa kita telah berhasil mencapai pintu gerbang “Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”. Pada Pasal (28H) ayat (2)
UUD 1945, diatur pula bahwa “Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan
khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan”. Tidak sebatas itu idealitas keadilan sosial dalam konstitusi. idialitas tersebut juga
ditegaskan dalam Bab XIVPEREKONOMIAN NASIONAL DANKESEJAHTERAAN
SOSIAL, Pasal (33) sebanyak 5 (lima) ayat, yang itu dijelaskan dalam ayat (3) mengisyaratkan
bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

2.6 Penegakan keadilan di Indonesia

1
Dari pembukaan dan penjelasan UUD 1945, dapat dikatkan bahwa Indonesia merupakan
suatu Negara hukum yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, membentuk suatu
masyarakat yang adil dan makmur.Dalam masalah keadilan, Indonesia masih perlu
dipertanyakan. Hal ini karena masih kurangnya moral bangsa . Masalah keadilan sangat
berkaitan erat dengan hukum. Para penegak hukum yang ada di Indonesia pun masih perlu
dipertanyakan kebenarannya.
Di Indonesia keadilan belum bisa ditegakkan sesuai tuntutan negara hukum, sudah tercermin
di dalam praktek kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tentunya orang sudah bosan
membaca, mendengar dan melihat keadaan tersebut. Tapi apa boleh buat, kita harus berjuang
terus demi tegaknya keadilan di Indonesia, sebab tanpa perjuangan keadaan tersebut tidak akan
berobah dengan sendirinya. Tanpa adanya perjuangan, si pelaku ketidak adilan akan terus leha-
leha dan senyum simpul meneruskan tindakannya. Makna keadilan sosial disini mengcakup pula
pengertian adil dan makmur. Kehidupan manusia meliputi kehidupan jasmani dan rohani, maka
keadilan pun meliputi keadilan di dalam pemenuhan tuntutan-tuntutan hakiki bagi kehidupan
jasmani dan rohani atau materiil dan spiritual manusia, yaitu bagi seluruh rakyat indonesia secara
merata, berdasarkan asas kekeluargaan. Kehidupan adil dan makmur yang ingin di wujudkan
ialah suatu kehidupan bangsa indonesia yang adil dalam kemakmuran, dan makmur dalam
keadilan.
Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari cukup norma-norma hukum, Antara lain :

1. PANCASILA
2. UUD 1945
3. Peraturan Per Undang-Undangan
4. Keputusan Presiden
5. Ketetapan MPR
6. Dll.

Selain itu juga dengan membentuk Lembaga penegak hukum, yakni :

1. Aparat kepolisian
2. LSM dan LBH
3. Mahkamah Konstitusi

1
4. Pengadilan

Tapi ironisnya sulit sekali mencari keadilan. Sebab di mana saja masih bertengger orang-
orang yang jiwanya hitam kelam yang tidak bisa ditembus sinar terang. Bahkan Kejaksaan
Agung dan Mahkamah Agung yang seharusnya aktif menegakkan keadilan, ternyata seperti
yang dikatakan Hendardi (PBHI), hanya berfungsi sebagai mesin binatu: "Masuk barang kotor,
keluar 'bersih''. Kasus Akbar Tanjung tersebut di atas merupakan contoh yang tepat dan aktual.
Tampak masih berlanjutnya praktek di jaman Suharto dulu, di mana ketika menteri-menterinya
kedapatan melakukan korupsi, langsung kasusnya diselesaikan sendiri olehnya (Suharto)
dengan pernyataan: kesalahan prosedur administrasi. Hanya bedanya dengan praktek di era
‘’reformasi’’sekarang ini ialah Suharto dulu tanpa menggunakan ''mesin binatu'', tapi dengan
‘’mesin sulap’’: barang kotor ditutup dengan selembar kain, dibuka jadi bersih. Suharto memang
punya keahlian menyulap seperti ilusionis David Coppervield. Indonesia yang kaya raya oleh
Suharto bisa disulap menjadi negara miskin dan banyak hutangnya, apalagi masalah korupsi dari
menteri-menterinya dan para kroninya.
Keadaan langka keadilan di atas terus berjalan di Indonesia sampai dewasa ini, seiring
dengan reformasi di bidang hukum dan keadilan yang tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Tapi, tampak ada celah-celah yang bisa ditembus dalam mencari keadilan, yaitu pada
Mahkamah Konstitusi. Dalam kasus Pasal 60/g UU Pemilu keadilan bisa ditegakkan. Sehingga
pasal diskriminatif terhadap para mantan anggota PKI dan ormasnya, dinyatakan bertentangan
dengan UUD 45 dan karenanya tidak punya kekuatan hukum. Ini artinya telah berjalan proses
penemuan jalan-jalan perjuangan yang realistis: mana yang obyektif bisa ditempuh.

Di samping itu perlu disadari, bahwa usaha menegakkan keadilan harus dilancarkan ke
segala arah dan penjuru, ke semua lembaga negara dan masyarakat. Kalau usaha tersebut hanya
diarahkan ke Lembaga Eksekutif saja, niscaya akan menemukan hasil yang tidak memuaskan.

1
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia, dimana ke lima silanya berasal dan digali dari budi luhur bangsa
Indonesia. Dilihat dari pendapat para ahli mengenai pengertian keadilan dapat disimpulkan
bahawa pengertian keadilan secara umum adalah Dan disetiap silanya mempunyai makna
tersendiri. Pancasila dalam kaitannya dalam keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
kebahagian lahir maupun batin, jiwa maupun raga, jasmaniah maupun rokhaniah, bidang
material maupun spiritual termasuk bidang keagamaan. Nilai-nilai tersebut diwujudkan sebagai
pengalaman dalam kehidupan masyarakat. Seiring dengan arus globalisasi penerapan nilai-nilai
pancasila kian memudar di tengah-tengah masyarakat,sehingga pancasila tidak mampu lagi
menjadi pandangan bagi masyarakat indonesia. Hal ini juga meliputi para generasi muda
Indonesia. Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa diharapkan membawa perubahan
yang lebih baik bagi bangsa ini dengan berpedoman pada pancasila.

Dalam hal penerapan nilai kerakyatan masyarakat menilai organisasi ini juga masih kurang
ikut berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat seperti gotong-royong, musyawarah, dan
pemilu,sedangkan penerapan nilai keadilan juga dinilai masih kurang dalam hal menghargai hak
dan kewajiban orang lain secara adil.

3.2. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah di uraikan di atas maka kami memberikan saran sebagai
berikut:
1. Kepada anggota pemuda pancasila di saranka untuk lebih meningkatkan
kesadaran akan menetapkan nilai-nilai pancasila agar sikap yang dilakukan para
anggota pemuda pancasila dapat sesuai dengan visi dan misi dari organisasi
pemuda pancasila tersebut, yaitu menciptakan manusia yang berjiwa pancasila

1
dan senantiasa menjadi pemuda-pemuda yang berguna bagi bangsa dan Negara
Indonesia.

2. Kepada masyarakat disarankan untuk memperhatikan lingkungan sekitar akan


organisasi-organisasi kepemudaan yang membawa dampak baik atau dampak
buruk bagi kehidupan masyarakat karena organisasi tersebut dapat berpengaruh
bagi para pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang menjadi harapan yang
aka datang.

1
DAFTAR PUSTAKA

http://books.google.com/

C.S.T. Kansil, Pancasila dan UUD 1945 Dasar Falsafah Negara, Yogyakarta: Pradnya Pertama,
hal 55

Kaelan, Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma, hal 80

Sunoto, Mengenal Filsafat Pancasila, Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UII, 1981, hal 68

Prof. DR. Kaelan M.S , Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma, 2010.

Darji Darmodiharjo, Santiaji Pancasila , Surabaya: Usaha Nasional, hal 13.

Anda mungkin juga menyukai