Kelompok 4:
1. Innaya
2. Rizky
3. Tara
4. Ardian
5. Ikbar
6. Risky
7. Dewi
1
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................4
A.Latar Belakang....................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah...............................................................................................................4
C.Tujuan..............................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................5
A.Pancasila Sebagai Sistem Etika.....................................................................................5
B.Makna pancasila Sebagai Sistem Politik.........................................................................5
C.Alasan Di Perlunya Pancasila Sebagai Sistem Etika.....................................................6
D.Pengertian Etika Politik..................................................................................................7
E.Konsep Etika...................................................................................................................8
F.Jenis Jenis Etika...............................................................................................................9
G.Pembagian Etika.............................................................................................................9
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................10
KESIMPULAN.................................................................................................................10
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-nya yang telah melimpahkan, rahmat, hidayah
dan inayah-nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah bahasa Indonesia.
Makalah pendidikan kewarganegaraan ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancarkan pembuatan
makalah ini.untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa oleh karna itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah pendidikan kewarganegaraan ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
3
BAB 1
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Pancasila sebagai sistem etika merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk
memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap
dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan
dimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan
sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasycarakat, berbangsa, dan bernegara,bertujuan agar
tatanan nilai moral dalam kehidupan bangsa Indonesia tetap utuh. Selain itu, Pancasila ada
sebagai dasar pemahaman atas kriteria baik dan buruk.
Etika politik adalah praktik pemberian nilai terhadap tindakan politik dengan berlandaskan
kepada etika. Etika sendiri sering disamakan dengan moral. Sebenarnya etika merupakan
cabang dari filsafat yang di dalamnya mencakup filsafat moral atau pembenaran-pembenaran
filosofis.Tujuan etika politik adalah mengarakna kehidupan yang baik, bersama dan untuk
orang lain, dalam rangka memperluas lingkup kebebasan dan membangun institusi-institusi
yang adil. Definisi etika politik ini membantu menganalisis korelasi antara tindakan
individual, tindakan kolektif, dan struktur struktur yang ada.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
Untuk mempelajari dan mengetahui tentang pancasila sebagai sistem politik dan tentang
etika politik.
4
BAB 2
Pembahasan
Pancasila sebagai sistem etika merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk
memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap
dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan
dimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan
sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasycarakat, berbangsa, dan bernegara,bertujuan agar
tatanan nilai moral dalam kehidupan bangsa Indonesia tetap utuh. Selain itu, Pancasila ada
sebagai dasar pemahaman atas kriteria baik dan buruk.
Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan problem yang dihadapi bangsa Indonesia
seperti:
1.Banyaknya kasus korupsi yang melanda negara Indonesia sehingga dapat melemahkan
sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Masih terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga dapat merusak
semangat toleransi dalam kehidupan antar umat beragama, dan meluluhlantakkan semangat
persatuan atau mengancam disintegrasi bangsa
3.Masih terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara,
seperti kasus penyerbuan Lembaga Pemasyarakat Cebongan Yogyakarta, pada tahun 2013
yang lalu Kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin masih menandai
kehidupan masyarakat Indonesia
4.Ketidakadilan hukum yang masih mewarnai proses peradilan di Indonesia, seperti putusan
bebas bersyarat atas pengedar narkoba asal Australia Schapell Corby Banyaknya orang kaya
yang tidak bersedia membayar pajak dengan benar, seperti kasus penggelapan pajak oleh
perusahaan, kasus panama papers yang menghindari atau mengurangi pembayaran pajak
5
1.Nilai yang pertama adalah ketuhanan. Secara hierarki, nilai ini merupakan nilai tertinggi
karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak.Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai
ketuhanan. Suatu perbuatan dapat dikatakan baik jika tidak bertentangan dengan nilai, kaedah
dan hukum tuhan.
2.Nilai kedua, yakni kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah
keadilan dan keadaban.Suatu perbuatan disebut baik apabila sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan yang didasarkan pada konsep keadilan dan keadaban.Selanjutnya,
3.nilai yang ketiga, yaitu persatuan. Perbuatan dapat dikatakan baik apabila tidak hanya
berlandaskan satu nilai, tetapi juga harus dapat memperkuat persatuan dan kesatuan.
4.Nilai keempat adalah kerakyatan. Dalam nilai kerakyatan, terkandung nilai lain yang sangat
penting, yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawaratan.
Kedua, korupsi akan merajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki rambu-
rambu normatif dalam menjalankan Tugasnya.
6
D.Pengertian Etika Politik
Etika politik merupakan salah satu bagian dalam lingkungan filsafat. Filsafat yang
langsung mempertanyakan praksis manusia adalah etika. Etika mempertanyakan tanggung
jawab dan kewajiban manusia. Ada berbagai bidang etika khusus, seperti: etika individu,etika
sosial, etika keluarga, etika profesi, dan etika pendidikan, dalam hal ini termasuk etika politik
yang berkenaan dengan dimensi politis kehidupan manusia.Seperti halnya dengan banyak
istilah yang menyangkut konteks ilmiah, istilah “etika” pun berasal dari bahasa Yunani kuno,
yakni ethos dalam bentuk tunggal memiliki arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak
(ta etha), artinya adalah adat kebiasaan. Arti terakhir inilah yang menjadi latar belakang bagi
terbentuknya istilah “etika” yang oleh filsuf besar asal-usul kata ini, maka “etika” berarti ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesi.
“etika” dijelaskan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Merujuk
pada Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan Kebudayaan, 1988).
1) ilmu tentang apa yang baik dan buruk tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dalam perkembangannya etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu etika perangai dan etika
moral. Etika perangai adalah adat-istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai
manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah tertentu dan pada waktu tertentu. Etika
perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil
penelitian. Sementara itu etika moral adalah berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik
dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika tersebut dilanggar timbullah kejahatan
yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar, kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia
yang disebut moral. Politik berasal dari kata “polis” (negara kota), yang kemudian
berkembang menjadi kata dan pengertian dalam barbagai bahasa. Aristoteles dalam Politics
mengatakan bahwa
7
negara tidak lain adalah semacam asosiasi. Istilah politik dalam ketatanegaraan
politik, keamanan, dan organisasi kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa politik adalah
interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan
keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu
wilayah tertentu.”Selain itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus
berdasarkan legitimasi hukum, yaitu prinsip “legalitas”.
Etika politik ini juga harus direalisasikan oleh setiap individu yang ikut terlibat secara
konkret dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Para pejabat eksekutif, anggota legislatif,
maupun yudikatif, para pejabat negara, anggota DPR maupun MPR aparat pelaksana dan
penegak hukum, harus menyadari bahwa selain legitimasi hukum dan legitimasi demokratis
juga harus berdasar pada legitimasi moral. Misalnya suatu kebijaksanaan itu sesuai dengan
hukum belum tentu sesuai dengan moral. Misalnya gaji para pejabat dan anggota DPR, MPR
itu sesuai dengan hukum, namun mengingat kondisi rakyat yang sangat menderita belum
tentu layak secara moral (legitimasi moral).
Di Indonesia, pelaksanaan etika politik yang didasarkan Pancasila sangatlah kurang, ini
dapat terlihat bagaimana saat ini para elite berkuasa lebih mudah menghalalkan segala cara
untuk memenuhi keegoisan mereka yang tidak pernah puas. Mereka sudah tidak lagi
menerapkan nilai-nilai etik dan moralitas berpolitik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
E.Konsep Etika
etika didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari konsep mengenai apa yang
dianggap baik dan buruk, serta mengenai hak dan kewajiban moral atau akhlak. . Bartens,
dalam penjelasannya mengenai etika, menyatakan bahwa etika berasal dari kata Yunani kuno
"ethos" dalam bentuk tunggal yang mengacu pada adat kebiasaan, tradisi, dan akhlak yang
baik.Menurut Austin Fagothey, etika merupakan bidang studi yang memfokuskan pada
kehendak manusia terkait dengan proses pengambilan keputusan mengenai tindakan yang
dianggap benar atau salah. Etika bertujuan untuk mencari dan mengungkapkan nilai-nilai
8
kehidupan yang benar secara manusiawi kepada seluruh individu. Suhrawardi K. Lubis
mengungkapkan bahwa dalam konteks agama Islam.
istilah etika dianggap sebagai bagian integral dari konsep akhlak. Etika dianggap sebagai
bagian dari akhlak karena akhlak tidak hanya berkaitan dengan perilaku eksternal manusia,
tetapi juga mencakup aspekaspek yang lebih luas seperti keyakinan (akidah), ibadah, dan
aturanaturan syariah , Zaprulkhan memberikan definisi etika sebagai salah satu cabang
filsafat yang mengkaji aspek-aspek moral.Menurut Alfred Jules Ayer, seorang filsuf Inggris,
secara praktis, etika melibatkan pemeriksaan rasional mengenai pembenaran
pernyataanpernyataan moral. Dalam konteks ini, etika dapat dianggap sebagai salah satu
subdisiplin filsafat yang mempelajari tindakan atau perilaku manusia dalam konteks nilai-
nilai moral yang baik juga yang buruk. Dengan mempelajari etika, diharapkan kita dapat
membedakan konsep-konsep yang sering digunakan seperti etika, norma, dan moral. Selain
itu, melalui pemahaman etika, kita juga dapat mengetahui dan memahami tindakan yang
dianggap baik menurut berbagai teori, serta sikap-sikap yang dianggap positif. Dalam tahap
berikutnya, etika dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu etika perangai dan etika moral.
Etika perangai merujuk pada adat istiadat atau kebiasaan yang mencerminkan perilaku
manusia dalam kehidupan berkomunitas di wilayah dan periode waktu tertentu sisi lain, etika
moral berkaitan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar, berdasarkan kodrat
manusia
1.Etika deskriptif
2.Etika normatif
G.Pembagian Etika
9
1. Etika umum
2. Etika khusus, yang merupakan penerapan konkret dari prinsipprinsip umum tersebut,
misalnya etika dalam pergaulan, etika di tempat kerja, dan sebagainya. Dalam pengkategorian
etika, terdapat pembagian antara etika individual dan etika sosial. Etika individual membahas
perbuatan atau tingkah laku manusia sebagai individu, termasuk pula tujuan hidup manusia.
Sementara itu, etika sosial membahas tingkah laku atau perbuatan manusia dalam konteks
hubungannya dengan orang lain, seperti konsep baik dan buruk dalam lingkup keluarga,
masyarakat, dan negara.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral.
Pandangan moral, hal ini pun dapat menjadi etika hukum dalam sebuah negara. Politik
merupakan interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk membuat suatu kesepakatan
bersama. Bagi Max Weber, politik adalah sarana perjuangan untuk melaksanakan dan
mempengaruhi distribusi kekuasaan, baik antara negara maupun hukum. Politik terbagi
menjadi dua, yaitu sebagai ilmu dan sebagai filsafat. Sebagai ilmu, politik berisi pemahaman
untuk mengatur suatu sistem pemerintahan. Sebagai filsafat, politik mempengaruhi
permasalahan fundamental hakikat dan tujuan negara. Politik membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan dan distribusi atau
alokasi sumber daya.Etika politik merupakan sarana yang membahas hukum dan kekuasaan
negara. Fungsinya terlihat pada penyediaan alat-alat teoretis untuk mempertanyakan serta
menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Hal itu dilakukan agar pembahasan
masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara objektif. Sila yang terakhir dari Pancasila
mengungkapkan, bahwa Indonesia adalah negara hukum, sehingga penyelenggaraan segala
kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian harus berdasarkan hukum yang berlaku.
10
11