Anda di halaman 1dari 4

No.

Soal
1. Salah satu persyaratan sebuah sistem pemikiran dapat disebut sebagai sistem
filsafat adalah adanya pandangan ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Ontologi adalah asumsi dasar tentang
realitas, termasuk asumsi dasar tentang manusia, alam, dan Tuhan. Epistemologi
adalah asumsi dasar tentang pengetahuan dan kebenaran. Sedangkan aksiologi
adalah asumsi dasar tentang nilai. Di dalam sebuah sistem filsafat, termasuk di
dalam system filsafat Pancasila, ketiga bidang pemikiran tersebut saling
berhubungan satu dengan yang lain. Silakan Anda jelaskan, bagaimanakah
hubungan antara pemikiran ontologis, epistemologis, dan aksiologis di dalam
sebuah sistem pemikiran filsafat?
Jawab:
Ontology filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat
sebenarnya. Epistomologi filsafat membicarakan objek filsafat (yang dipikirkan), cara
memperoleh pengetahuan filsafat dan ukuran kebenaran (pengetahuan) filsafat. Aksiologi
filsafat membicarakan tentang kegunaan pengetahuan filsafat dan bagaimana
pengetahuan filsafat tersebut memecahkan masalah.
Sedangakan Pancasila sebagai filsafat dikarenakan Pancasila merupakan hasil
permenungan mendalam yang dilakukan oleh Sukarno sebagai the faouding father atau
Bapak Bangsa yang kemudian dituangkan dalam sebuah system. Ontology dalam filsafat
Pancasila ialah sila-sila dari Pancasila itu sendiri sebagai dasar fisiologis negara Indonesia.
Epistomologis dalam filsafat Pancasila ialah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
digali dari pengalaman Bangsa Indonesia itu sendiri yang kemudian disintesiskan melalui
pandangan komprehensif kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Landasan
Aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
Pancasila mengandung spiritualitas, kemanusiaan, solidaritas, musyawarah, dan keadilan.
2. Sebagai bangsa yang majemuk dan kaya akan berbagai macam perbedaaan,
Indonesia sangat rawan dengan terjadinya konflik sosial. Konflik tersebut bisa
disebabkan oleh berbagai macam faktor, mulai dari perbedaan suku, tradisi,
kebiasaan, dan termasuk salah satunya agama. Dalam konteks kehidupan
keberagama, konflik yang muncul karena keberagamaan masyarakat dapat
dikatakan merupakan konflik yang paling sering muncul. Penistaan agama,
pelecehan agama, persoalan perizinan pendirian tempat ibadah adalah sederet
konflik yang biasanya melibatkan antar umat beragama. Munculnya konflik sosial
yang disebabkan karena keberagamaan ini adalah hal yang patut disesali karena
Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki pandangan yang saling terkait antara sila
yang satu dengan sila yang lain. Antara sila yang satu dengan sila yang lain memiliki
hubungan yang bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal, serta saling mengisi dan
mengkualifikasi. Berdasarkan pemahaman Anda tentang kedudukan Pancasila
sebagai sistem filsafat, tunjukkan sikap yang manakah dalam ilustrasi di atas yang
tidak sesuai dengan kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat? Kemukakan
argumen Anda di dalam menjawab pertanyaan tersebut.
Jawab:
Pancasila sebagai system filsafat memiliki pandangan yang saling terkait antara sila yang
satu dengan yang lainnya. Sila 1 yang mendasari dan menjiwai sila 2, 3, 4, 5. Sila 2
dilliputi, didasari dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwai sila 3,4,5. Sila 3 diliputi,
didasari dan dijiwai sila 1,2 serta mendasari dan menjiwai sila 4,5. Sila 4 diliputi, didasari
dan dijiwai sila 1,2,3 sserta mendasari dan menjiwai sila 5. Sila 5 diliputi, dijiwai dan
didasari sila 1,2,3,4. Sila 1 menekankan pada Tuhan sebagai kausa prima yang menjadi
dasar dan yang menjiwai sila berikutnya. Sila 2 menekankan pada manusia yaitu makhluk
individu juga makhluk social yang dijiwai oleh Tuhan serta menjadi dasar sila berikutnya.
Sila 3 menekankan pada persatuan, “Satu” yaitu kesatuan, kepribadian yang satu. Sila 4
menekankan pada kerakyatan, “Rakyat” yaitu unsur mutlak dalam negara yang harus
berkerja sama dan gotong royong. Sila 5 menekankan pada keadilan, “Adil” yaitu
memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Ketuhanan harus berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan dan berkeadilan sosial;
demikian seterusnya. Berketuhanan yang tidak berkemanusiaan, bukanlah ketuhanan
dalam makna Pancasila.  Misalnya paham ketuhanan yang dianut oleh kelompok teroris,
walaupun ”disahkan” oleh ajaran agamanya. Ketuhanan yang tidak berpersatuan, juga
bukan ketuhanan dalam makna Pancasila, karena bertentangan dengan nilai-nilai
ketuhanan dalam Pancasila. Misalnya, orang beragama yang tidak bersikap toleran
terhadap agama lain dan menganggap hanya agamanya saja yang baik dan benar.
3. Rumusan Pancasila yang terdiri atas lima sila merupakan ’sintesis’ dari berbagai
macam pandangan yang berkembang di dunia pada masa perumusannya. Salah satu
konsepsi yang penting dan menarik adalah konsep keadilan sosial yang terdapat
pada rumusan sila kelima Pancasila. Konsep keadilan sosial bukanlah konsep yang
sederhana. Konsep ini menunjukkan posisi dan sikap pemerintah negara Indonesia
di dalam memandang keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. Dengan menerapkan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia maka salah satu tujuan dari
diselenggarakannya pemerintahan adalah untuk mengurangi kesenjangan sosial
yang terjadi di masyarakat. Prinsip keadilan sosial yang terdapat di dalam Pancasila
ini tidak lain juga diambil dari pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebutkan
setidaknya 3 tradisi, budaya, kebiasaan bangsa Indonesia yang mencerminkan nilai
keadilan social sebagai salah satu sumber nilai Pancasila tersebut!
Jawab:
3 tradisi, budaya, dan kebiasaan Bangsa Indonesia yang mencerminkan nilai keadilan
social:
1. Menghargai hak dan kewajiban orang lain karena semua orang memiliki kedudukan
yang sama di mata Tuhan dan di muka hukum.
2. Peduli terhadap keadaan/ penderitaan yang dialami oleh orang lain dan mau turut
ikut mengambil bagian didalamnya dengan cara memberi pertolongan.
3. Bekerja keras demi mencapai sebuah tujuan yang dinaut.
4. Di era teknologi informasi seperti saat ini, interaksi manusia dengan teknologi
informasi meningkat dengan sedemikian pesat. Hampir setiap saat manusia
berinteraksi dengan handphone, laptop, dan berbagai perangkat gawai lainnya.
Proses pembelajaran juga mengalami perubahan, dari yang semula pembelajaran
secara klasikal di kelas beralih menjadi pembelajaran secara audio visual melalui
laman berbagi video seperti YouTube. Seiring dengan perkembangan tersebut
minat masyarakat untuk 3ndustry konten audiovisual meningkat sangat tajam dan
mengunggahnya ke YouTube. Pembuat konten auidovisual ini pada akhirnya
menjadi 3ndust yang berpengaruh bagi masyarakat karena hampir seluruh
aktivitas mereka setiap hari dapat diketahui oleh 3ndust melalui unggahan video-
videonya. Pengaruh yang sangat besar dari para pembuat konten ini dapat
dijadikan sebagai salah satu strategi agar pengembangan Pancasila secara
subjektif dapat berjalan semakin 4ndust dan efektif. Menurut pendapat Anda,
strategi apa yang dapat dilakukan agar i4ndustry kreatif audio visual tersebut
dapat dijadikan sebagai salah satu media sosialisasi efektif bagi pengembangan
Pancasila secara subjektif?
Jawab:
Strategi yang dapat dilakukan agar industry kreatif audio visual dapat dijadikan sebagai
salah satu media sosialisasi efektif bagi pengembangan Pancasila secara subjektif ialah
para konten creator bisa membuat video atau audio visual yang mengangkat nilai-nilai sila
Pancasila misalnya sila 1, para konten creator bisa membuat video audio visual tentang
bagaimana rakyat Indonesia menjalankan ibadahnya kemudian yang lain mengembangkan
sikap toleransi, saling menghormati seperti pada saat perayaan Idul Fitri umat muslim
melaksanakan sholat Ied kemudian umat agama lain membantu menjaga keamanan demi
kelancaran, ataupun sebaliknya saat perayaan Natal umat Kristen umat muslim dan
lainnya turut membantu menjaga keamanan dan ketertiban perayaan. Kemudian contoh
sila 2 para konten creator bisa membuat video audio visual tentang bagaimana kita
sebagai rakyat Indonesia saling mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi
manusia tanpa membeda-bedakan seperti sebuah video bagaimana dalam sebuah
pertemanan atau persahabatan terdapat berbagai macam perbedaan seperti agama, suku,
kepercayaan antara satu dengan yang lain, tapi semuanya masih saling melengkapi dan
saling menjaga serta mengakui perbedaan tersebut namun tetap bergandeng tangan
merajut perdamaian.
Strategi yang paling utama ialah para konten creator sendiri terlebih dahulu menjadi orang
pertama yang melaksanakan dan menjalankan nilai-nilai sila Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai