Sulit Komunikasi
Ketika ada anak mengalami maka perilaku beradaptasi akan mengalami gangguan terutama ketika mereka
berkomunikasi. Dimana ABK seringkali memiliki hambatan berbicara dan sulit bicara meskipun usianya sudah
dewasa. Ucapan dan pilihan kata mereka pun yang sering didengar saja bukan dan bukan menggunakan kata
yang tepat.
Komunikasi memang masalah banyak orang, bahkan ketika manusia mendapatkan masalah maka komunkasi
adalah hal pertama yang mudah terganggu. Untuk itu komunikasi bisa jadi alt jitu mendeteksi apakah anak
2. Kesulitan Belajar
Anak dengan kesulitan belajar merupakan individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan
dasar psikologis. Tak hanya itu biasanya gelombang otaknya juga terganggu sehingga menyebabkan anak
tersebut mengalami IQ yang hanya rata-rata ataupun diatas rata-rata sedikit. Biasanya ABK dikategorikan
3. Kelainan Fisik
Secara fisik dan medis, umunya beberapa ada kondisi fisik dan medis yang sangat berbeda dengan anak
kebanyakan. Misalnya jika ia mengalami kebutuhan khusus maka ia akan mengalami komplikasi dengan
bagian organ tubuh lainnya. Hal ini seringkali terjadi, mengingat anak-anak tersebut sering terjadi karena
kurang sempurnya pembelahan ketika kehamilan. Kelainan fisik bisa cacat fisik bisa juga sakit dalam bentuk
komplikasi.
4. Bersikap membangkang
Jangan heran jika anak-anak berkebutuhan khusus sering membangkang. Cara Menghilangkan Sifat
Egois pada anak saja sulit apalagi pada anak-anak berkebutuhan khusus yang sulit membedakan bahaya atau
tidak, salah atau tidak dan lain sebagainya. Penyebab Kenakalan Anak sangat banyak terjadi, namun untuk
5. Emosional
Emosional anak-anak ABK bukan hanya tempramen dan mudah marah melainkan terjadi hal lainnya. Jika
dilihat secara emosional, mereka seringkali terperosok dalam kondisi kesepian, depresi dan juga hal-hal
layaknya putus asa, merasa sendiri dan kesal pada orang lain tanpa sebab jika moodnya sedang buruk.
Disinilah peran keluarga dan orang tua untuk bisa mengendalikannya. Peran Keluarga Dalam Pendidikan
Untuk beberapa kasus anak ABK ada yang sulit mengekspresikan pikiran mereka dengan tulisan dan tidak bisa
membaca. Sulit memegang bolpoin ataupun pensil yang digunakan dengan benar. Caranya memegang alat tulis
seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel dengan kertas dan seringkali mengalami masalah ketika
membaca buku atau tulisan, ini merupakan contoh anak yang berkebutuhan khusus dengan Ciri-Ciri Disleksia.
anak berkebutuhan khusus sulit mencerna logika sendiri. Terkadang mengalami disorientasi, seperti
disorientasi waktu ataupun arah. Si anak seringkali bingung saat ditanya jam berapa sekarang, kemungkinan ia
hanya mengingat bahasa yang diajarkan seperti pukul 6 petang ia sebut petang atau sore, namun pukul 4 ketika
matahari terbenam ia tidak akan menyebut pukul 4 melainkan tetap sore. Ia juga tidak mampu membaca dan
Anak ABK khususnya mereka yang autisme sangat perhatian dengan urutan atau rutinitasataupun kebiasaan
sehari-hari. Ketika ritual mereka berubah misalnya setelah makan menjadi mandi atau dibalik setelah makan ia
harus berolahraga dulu baru mandi, maka ia akan menjadi gelisah, cemas jika rutinitas tersebut berubah atau
terganggu. Anak autis merasa ada yang salah dalam hal tersebut dan seringkali itu tidak disukai mereka.
9. Senang Meniru
Senang meniru atau membeo (echolalia) merupakan salah satu karakteristik ABK. Psikologi Abnormal
menjelaskan bahwa banyak sekali ciri yang bisa dimengerti atau dipahami oleh orang tua untuk bisa menilai
apakah anaknya mengalami ABK atau tidak. Salah satunya adalah meniru. Semua anak memang senang
meniru, namun ada beberapa anak ABK yang bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian
tersebut tanpa mengerti artinya. Ia tidak tahu apa yang dinyanyikan atau dibicarakan selama ia suka dan ingat
Beberapa anak ABK senang mengoceh tanpa arti berulang-ulang. Akan bahaya jadinya jika pembicaraan ini
termasuk kedalam bahasa yang tidak boleh diucapkan atau dilarang. Karena anak-anak seperti ini seringkali
membantah dan tidak mau menuruti perintah larangan. Ada juga yang menggunakan bahasa yang tak dapat
dimengerti orang lain. Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi namun untuk kepuasan mereka.
baca juga :
Ketika anak berkebutuhan khusus merasa cemas maka ia akan melakukan perbuatan-perbuatan aneh, sama
halnya seperti orang normal hanya saja mereka lebih random. Seperti gerakan pada mulut seperti meyedot jari
dan juga gigit jari dan menjulurkan lidah. Gerakan aneh disekitaran hidung, seperti mencukil hidung,
mengusap-usap atau menghisutkan hidung yang sering menyebabkan rasa gugup mereka dianggap bisa hilang.
Tak jarang menjadi gerakan yang agak anarkis seperti gerakan sekitar jari seperti mencukil kuku, melilit-lilit
tangan atau mengepalkan jari layaknya orang marah. Gerakan sekitar rambut seperti, mengusap-usap rambut,
Anak berkebutuhan khusus masih berpikir dan berperasaan layaknya anak balita. Sikap iri hati yang selalu
merasa kurang senang ketika orang lain senang atau mendapatkan sesuatu yang menguntungkan. Terutama jika
hal tersebut adalah hal yang ia sukai, maka anda sebagai orang lainnya akan dikejar olehnya tanpa ampun.
ABK membutuhkan segala sesuatu yang benar-benar spesifik dan juga jelas. Cobalah untuk membahas topik
yang spesifik dengan mereka dan jangan mengambang karena mereka tidak bisa mengerti dan anda tidak bisa
menggali cara komunikasi mereka dengan baik. Seperti contoh, jika kamu ingin berbincang mengenai film
maka fokus saja pada film judul apa ceritanya seperti apa jangan menyatukan keduanya.
Mereka memang tidak mengerti apa yang anda bicarakan atau perintah umum yang tidak bisa mereka jalankan.
Namun ABK bisa menjadi sangat sensitif atau tidak sensitif terhadap hal-hal yang merangsang seperti
sentuhan, cahaya, atau suara (misalnya, tidak menyukai suara keras atau hanya merespons ketika suara yang
sangat keras, disebut juga gangguan integrasi sensorik). Ada juga bahkan yang merasa terganggu jika
Menangis,marah, tertawa, atau tertawa tanpa alasan yang diketahui atau pada waktu yang salah merupakan
langgananan anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka sulit mengendalikan emosi sehingga mengeluarkan
begitu saja ekspresi yang seharusnya tidak digunakan seperti halnya marah tanpa alasan, tidak jelas, mood
15. Introvert
Ketika lingkungan yang menyenangkan dan memanjakan didapatkan oleh anak ABK, yang ada mereka akan
merasa nyaman dan tidak berkembang dengan baik. Mereka dapat terpengaruh sehingga terjadi
ketidakmampuan dalam penyesuaian mental dan emosi. Selain itu ada beberapa anak berkebutuhan khusus
yang memang menunjukan kondisi yang lebih neurotik, misalnya saja ia mengalami masalah ketika berada di
lingkungan ramai atau banyak orang asing dan bisa jadi ia menjadi orang dengan sifat introvert.
Baca juga :
16. Berprasangka
Anak berkebutuhan khusus memang tidak bisa berpikir rumit namun mereka bisa berprasangka. Beberapa dari
mereka suka menafsirkan secara negatif, adanya rasa cemburu dan prasangka karena tidak diperlakukan
dengan adil sehingga memicu kemarahan random mereka yang tidak diprediksi dan kurang mampu dalam
mengendalikan emosinya. Padahal bisa jadi itu hanya prediksi mereka saja atau prasangka mereka saja.
Kenapa anak-anak berkebutuhan khusus harus ditemani. karena mereka tidak mengerti mana bahaya atau tidak
bahaya. Ada sebagian perilaku melukai diri sendiri ketika anak berusia lebih kecil. Meskipun tingkatannya
tidak tinggi seperti mencakar atau memukul diri sendiri dan untuk Anak praremaja dan remaja bisa mengiris
Jika hal ini terjadi maka anda harus mengawasi anak secara serius dan 24 jam. Jangan sering mengabaikan
perilaku tersebut, meskipun mereka anak berkebutuhan khusus namun tidak dibenarkan untuk melakukan hal
tersebut.
1. Memilih Metode Pembelajaran yang Tepat
Metode pembelajaran yang hanya membaca saja mungkin tidak cocok untuk anak yang
mengandalkan kemampuan audio. Sebaliknya, tidak semua anak bisa menangkap
materi hanya dengan penjelasan. Dengan mengetahui karakter seperti apa saja yang
ada di kelas, Anda bisa memadukan beragam metode pembelajaran untuk satu materi
agar bisa dipahami oleh semua anak.
Tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama dalam satu mata pelajaran. Salah
satu sikap guru menghadapi perbedaan karakter ini adalah tetap memperlakukan
semua siswa dengan sama rata. terlepas dari seberapa besar kemampuan mereka
dalam menerima materi yang diajarkan.
Anda mungkin akan menemukan siswa yang tidak punya kemampuan berbahasa
sehebat teman-temannya yang lain. Di sinilah Anda sebagai guru berperan memberikan
motivasi yang tepat. Alih-alih menganggap kemampuannya yang minim sebagai
kekurangan, coba temukan kelebihannya yang lain. Setelah itu dorong dia untuk
mengembangkan potensi yang dia miliki. Dengan begitu, anak didik tidak akan merasa
kurang berharga dibanding teman-temannya yang lain.
Pemahaman yang baik terhadap perbedaan individual anak adalah kunci untuk
menjalin komunikasi yang baik dengan peserta didik. Murid A mungkin akan lebih
semangat jika dikritik tapi B menjadikan kritikan sebagai cambuk untuk membuatnya
lebih baik. Salah satu sikap guru menghadapi karakter siswa yang berbeda-
beda adalah dengan menyampaikan apa yang Anda pikirkan dengan cara interaksi
yang baik dan tidak melukai hati anak-anak.
Selain keempat poin di atas, salah satu sikap guru menghadapi karakter siswa yang
berbeda-beda ini adalah dengan menciptakan iklim belajar yang kondusif. Untuk itu,
Anda memerlukan media pembelajaran yang menarik. Di Primaindisoft, Anda bisa
mendapatkan semua kebutuhan untuk mendukung proses pembelajaran yang
menyenangkan dan bisa diterima semua anak didik.
Dapatkan akses unlimited game pembelajaran, video tutorial yang menarik, latihan soal
dan ujian, video online, materi pelajaran yang bisa didownload dan dicetak, dengan
menjadi member Premium kami. Daftar di sini
Beranda / cara / sekolah / tips
Tentu saja situasi Ini membutuhkan adaptasi sehingga kamu bisa terbiasa untuk belajar
dan memiliki teman di dalam kelas. Ibarat seekor ikan yang ditempatkan di akuarium
maka dia membutuhkan waktu untuk beradaptasi di lingkungan barunya tersebut.
Lingkungan sekolah tentu saja berbeda dengan di rumah, apalagi bagi anak
berkebutuhan khusus seperti autis dan cacat. Dimana anak harus belajar dan
bersosialisasi dengan teman-teman sekelasnya yang berkebutuhan biasa. Begitu juga
dengan suasana lainnya, dalam pelajarannya, guru, teman teman sekelas dan
aturannya. Dimana kamu dituntut untuk lebih dewasa dan lebih disiplin
Para siswa-siswi berkebutuhan khusus ini baru tidak bisa membawa kebiasaan yang
lama di rumah ke sekolah. Jenjang pendidikan berganti Seharusnya sobat kosngosan
juga berubah menjadi lebih baik. Namun terkadang kita merasa kesulitan untuk
beradaptasi dengan sekolah baru.
Untungnya kosngosan kali ini, akan berbagi beberapa tips sederhana untuk kalian yang
akan menempati sekolah baru bagi yang memiliki kebutuhan khuusus, bagaimana
supaya cepat memiliki teman dan merasa nyaman di sekolah yang akan kalian tempati
tersebut. Check these out ya dibawah ini!
Tentu saja ini merupakan salah satu tata cara untuk memperluas relasi dan pergaulan
anak berkebutuhan khusus, serta meningkatkan keahlian dan pengalaman dalam
berorganisasi. Ada Banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler khusus yang dibuat untuk
mereka di sekolah yang paling umum adalah olahraga
Pilihlah salah satu atau beberapa ekstrakurikuler yang sesuai dengan passion mereka,
sehingga mereka mengikuti setiap kegiatan dengan menikmatinya bukan secara
terpaksa. Selain bisa mengisi waktu kosong, kamu juga bisa menambah pengalaman
yang nantinya akan berbunga apabila melamar kerja
Misalnya si A, sifatnya pendiam dan suka anime, kamu bisa berbicara dengan dia 4
mata, dan menawarkan film anime terbaru, biasanya orang akan lebih suka bergaul
dengan yang satu hobi atau sifatnya sama dengan dirinya. Tidak perlu menjadi seperti
orang tersebut, cukup memahaminya saja.
Sangat penting untuk mengetahui terlebih dahulu mengenai kondisi sekolah mu seperti
apa sebagai bentuk persiapan nantinya. Kondisi yang mimin kosngosan maksud disini
adalah kondisi fisik sekolah, maupun segala fasilitas dan letak ruangan di sekolah
Nantinya anak dididk tersebut tidak mengalami tersesat ketika pertama masuk, atau
salah masuk kelas. Banyak keuntungan yang akan kamu dapatkan apabila sudah
mengetahui denah sekolah baru, seperti membantu teman yang kesulitan, dan bisa
lebih akrab dengan mereka
Kamu pastinya setuju bahwa orang yang punya teman banyak itu adalah mereka yang
supel, ramah dan mudah bergaul. Apabila sobat kosngosan memang ingin punya
teman banyak, maka bersifat lah ramah kepada semua orang, termasuk anak yang
berkebutuhan khusus tersebut. Begitu juga teman sekelas, teman beda kelas, guru dan
pegawai sekolah. Dengan demikian, kamu akan mendapatkan hati mereka. Karena
sejatinya manusia akan cepat akrab apabila meresa teman barunya tersebut baik dan
saling mengerti.
Menyuruh mereka untuk mentaati peraturan sekolah
Bersikap disiplin tidak hanya berlaku bagi siswa berkebutuhan biasa saja, tetapi jelas
untuk semua siswa, termasuk yang berkebutuhan khusus. Apalagi kamu yang baru
masuk di sekolah tersebut, harusnya lebih tahu lagi mengenai peraturan yang sudah
ditetapkan oleh pihak sekolah.
Dengan mentaati segala macam peraturan yang berlaku, akan menjadikan kamu
sebagai siswa yang ideal bukan? tentu saja dengan demikian sobat kosngòsan akan
mendapatkan teman yang baik, guru juga akan mengenalmu dengan cepat. Kamu akan
lebih mudah bergaul di lingkungan sekolah tersebut.
Baca juga :
Cara Memulai Bisnis Thrift Shop bagi Pemula
Mengatasi WiFi Speedy IndiHome Lemot dan Hilang Tiba Tiba
Tips Memilih Bimbingan Belajar Bahasa Inggris yang Berkualitas
Tips Banjir Orderan Marketplace Facebook
Guru, wakil kepala sekolah, dan kepala sekolah adalah sosok penting yang harus kamu
kenal, minimal nama dan jabatannya. Untuk guru yang mengajar di kelas mu, kamu
tentu saja wajib mengenal karakteristiknya seperti apa, bagaimana beliau mengajar dan
seperti apa sifatnya sehari hari.
Ada banyak sekali keuntungan bisa dikenal dan akrab dengan guru, misalnya kamu
lebih mencintai pelajaran yang dia ajarkan, kamu bisa berkunjung ke rumahnya untuk
menanyakan pelajaran yang tidak sobat kosngosan mengerti dan sebagainya.
Selain guru dan kepala sekolah, sosok lain yang perlu untuk kamu kenal adalah para
karyawan di sekolah yang mencakup seperti kepala perpustakaan, pemilik kantin,
cleaning service dan petugas lain yang setiap hari bakal kamu temui selama bersekolah
di tempat tersebut. Tentu saja ini akan membantu mu dalam menerima berbagai
informasi yang lagi hits di sekolah. Kebanyakan isu isu yang menimpa sekolah bisa
kamu dapatkan dari para karyawan sekolah seperti ini.
Sebagai mahluk sosial, manusia juga butuh yang namanya dihargai. Oleh karena itu
apabila sobat kosngósan ingin mendapatkan banyak teman dan mudah diterima di
sekolah baru, kamu harus belajar menghargai orang lain. Seburuk apa pun dia, jangan
pernah untuk kamu ledek apalagi bully.
Menghargai teman dan guru adalah sifat siswa teladan yang disukai banyak orang.
Tidak hanya di lingkungan sekolah saja, nantinya sikap ini harus kamu terapkan di luar
sekolah dan nanti ketika kamu kuliah juga tetap sama, menghargai sesama.
Penampilan itu penting. kenapa? karena orang pasti akan menilai mu pertama kali dari
penampilan. Ketika teman di sekolah baru melihat kamu adalah orang yang
berpenampilan acak-acakan, tentu saja mereka akan menilai kamu sebagai pribadi
yang negatif dan tidak cocok untuk dijadikan sahabat.
Bukan berarti kamu harus berpenampilan mahal dan berkelas ya. Disini lebih kepada
menjaga penampilan supaya lebih terlihat rapi dan bersih. Tidak hanya teman mu yang
senang, para guru juga nantinya akan lebih menilai positif terhadap kamu, lho!
Banyak yang berpendapat bahwa siswa yang nakal itu lebih terkenal dibanding dengan
siswa yang berprestasi. Jelas ini adalah kesalahan pola pikir. Jangan menjadi sesuatu
yang justru merugikan dirimu sendiri. Sudah jelas siswa yang berprestasi lebih mudah
bergaul dan mendapatkan tempat di hati warga sekolah.
Prestasi disini bukan hanya dibidang akademik saja ya, seperti menang olimpiade,
juara 1 kelaas dan sebagainya. Tetapi juga bisa berprestasi dibidang lain untuk
kegiatan ekstrakulikuler, misal sobat kosngosan menang kejuaraan voli tingkat nasioal,
memenangi debat bahasa inggris dan sebagainya.
Ketika kamu ingin lebih cepat untuk menyesuaikan diri dilingkungan baru, jangan justru
meniru teman-temanmu yang lain sehingga melupakan jadi dirimu sendiri. Beranilah
untuk tampil menjadi diri sendiri tanpa harus ikut-ikutan ke dalam hal negatif
Anggapan bahwa anak bandel mendapatkan lebih banyak teman daripada anak
budiman itu sangat keliru. Karena percuma juga kamu memiliki banyak teman namun
tidak ada yang bisa memberikan dukungan positif untuk prestasi di sekolah
Kamu tahu mengapa sebagian orang yang pandai bergaul dan bersifat supel? Itu
karena mereka bersifat fleksibel dalam bergaul. Mereka bisa menempatkan diri mereka
ke dalam lingkungan, seolah-olah dirinya bukanlah anggota baru.
Penampilan yang baik belum tentu mahal. Sebagai seorang pelajar kamu harus
menjaga penampilan supaya terlihat rapi dan mematuhi peraturan sekolah. Semua
orang akan senang berteman denganmu apabila kamu harum, rambut tidak acak -
acakn dan juga nafas tidak bau, benar bukan?
Itu adalah sebagian contoh dari berpenampilan menarik. Tidak hanya teman-teman mu
yang ada di lokal, namun juga guru dan bahkan doi juga bisa menaruh rasa kepada mu
(hehehe)
Salah satu cara untuk menyenangkan hati banyak orang adalah bersifat rendah hati
(bukan rendah diri) dan tidak sombong. Siapa juga orang yang suka bergaul dengan
yang suka sombong dan memamerkan harta, misalnya? Tentu banyak yang
menghindarinya bukan?
Di sini penting untuk menjaga sikapmu walaupun pada kenyataannya memang kamu
memiliki kelebihan baik itu di bidang material atau keahlian. Jangan merendahkan
orang, apalagi sampai membully-nya. Ingat, selain susah berteman, karma juga pasti
datang.
Tentu saja Apabila ingin cepat akrab dan mengenal banyak orang sobat kósngosan
harus menguasai (dalam artian memahami seluk beluk) dari setiap sudut tempat yang
ada di sekolah, mulai dari setiap kelas, laboratorium, perpustakaan, musholla, ruang
guru, kantin, tempat nongkrong dan ruangan lainnya.
Kamu juga bisa membuat jadwal berkunjung di beberapa tempat tersebut dari Senin
sampai Jumat pada saat istirahat sehingga kamu bisa lebih memperluas pergaulan mu
di sekolah
Baca juga : Tips Menjadi Ketua Pramuka yang Baik dan Benar di Sekolah
Kesimpulan Akhir
Dasarnya setiap siswa siswi baru memang mengalami kekawatiran atau grogi dengan
lingkungan sekolah barunya. Itu merupakan hal normal dan untuk mengatasinya maka
terap kan lah beberapa tips yang sudah diberikan kosngosan di atas.
Semoga dengan membaca pembahasan tim tersebut bisa membantu teman-teman
sekalian jangan lupa juga untuk tekan tombol share serta bagikan link artikel ini di
media sosial untuk teman-teman supaya yang lain juga bisa membaca dan mengikuti
saran tersebut. Terimakasih banyak.
Mendidik siswa berkebutuhan khusus, bagi seorang guru memanglah tidak mudah.Banyak
tantangan yang harus dihadapi. Tidak jarang ada guru yang merasa bingung dan frustasi yang
pada akhirnya tidak memperhatikan sejauh mana perkembangan anak tersebut. Berikut akan
dihadirkan tips mendidik siswa dengan kebutuhan khusus yang bisa menjadi acuan Bapak/Ibu
Guru dalam mengajar.
----
Sejatinya setiap anak yang lahir di dunia memiliki bakatnya masing-masing. Tak terkecuali
mereka yang memiliki kebutuhan khusus dibanding anak-anak lainnya. Sayangnya, keberadaan
anak berkebutuhan khusus ini tak jarang menjadi ajang perundungan oleh teman-temannya.
Berdasarkan catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di awal tahun 2020, tercatat
bahwa dalam kurun waktu 2011 hingga 2019 baik di bidang pendidikan dan sosial angkanya
mencapai 2.473 laporan. Melihat angka tersebut yang menurut KPAI grafiknya terus meningkat,
kiranya peran guru sebagai pengganti orang tua di sekolah perlu diberikan perhatian khusus.
Guru sebagai pendidik juga bertanggungjawab tidak hanya kemampuan kognitif dari anak
berkebutuhan khusus, tapi juga bertanggungjawab membentuk mental dan karakter si anak.
Dengan begitu, harapan tumbuhnya rasa percaya diri dari anak berkebutuhan khusus bisa
meminimalisir atau bahkan menghilangkan perundungan yang dialaminya.
Bagaimana caranya? Berikut 5 tips yang bisa Bapak/Ibu Guru terapkan untuk mendidik siswa
berkebutuhan khusus.
Perlu ditanamkan dalam diri Bapak/Ibu Guru bahwa tugas atau peran utamannya ialah mendidik
bukan membantu anak. Ada perbedaan mendasar antara keduanya, Mendidik akan fokus pada
memfasilitasi anak memperoleh pengalaman belajar. Sedangkan membantu lebih terfokus
penyelesaian tugas dengan waktu yang cepat. Nah, Bapak/Ibu Guru seminimal mungkin harus
bisa menahan diri memberikan bantuan kepada anak. Biarkan mereka melakukan eksplorasi
dengan dirinya sendiri.
Dalam hal ini bukan membiarkan anak melakukan kesalahan secara terus-menerus ya Bapak/Ibu
Guru. Perlu Anda pastikan bahwa anak bisa belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya.
Bapak/Ibu Guru bisa membicarakan dengan anak ketika ia melakukan kesalahan. Bantu mereka
dengan cara melatih kemampuan eksplorasinya untuk memikirkan “kenapa bisa salah”. Jangan
lupa ajarkan cara menghindari kesalahan yang sama. Bagi anak-anak yang kesulitan
berkomunikasi, bisa memberikan informasi secara sederhana (sesuaikan dengan batas
pemahaman anak).
Melakukan catatan perkembangan data kemandirian anak perlu dilakukan. Hal ini membantu
Anda memantau dan membandingkan kemampuan anak sebelum dan sesudah penerapan strategi
yang Anda lakukan. Nantinya, dari data yang Bapak/Ibu Guru punya, bisa diberikan desain
pembelajaran yang pas supaya dampaknya lebih signifikan. Selain itu, data ini juga bisa
diinformasikan kepada irang tua supaya bisa saling bersinergi memperlakukan anak dengan baik.
Bagi anak-anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus, mengambil buku atau hanya sekadar
pindah tempat duduk merupakan hal yang mudah. Tapi, berbeda dengan anak-anak spesial ini,
Bagi mereka, bisa melakukan hal-hal tersebut bisa menjadi hal yang besar dan menumbuhkan
kepercayaan diri. Latih anak untuk bisa menumbuhkan kepercayaan diri mereka dan tidak harus
meminta bantuan orang lain. Jangan lupa ajarkan juga kapan mereka harus meminta bantuan.
Jika kepercayaan diri mereka sudah tertanam, maka mereka tidak akan selalu bergantung kepada
orang lain dan meyakinkan dalam diri mereka bahwa “aku bisa melakukan ini”.
Nah, itu tadi 5 tips mendidik siswa berkebutuhan khusus yang bisa Bapak/Ibu Guru terapkan.
Memang tidak mudah membangun kepercayaan diri dan karakter dari anak berkebutuhan khusus,
tapi bukan tidak mungkin jika ada keinginan yang kuat dari guru dan orang tua murid yang bisa
saling bersinergi.
‘Sejumlah Kasus Bullying Sudah Warnai Catatan Masalah Anak di Awal 2020, Begini Kata
Komisioner’, Tim KPAI, kpai.go.id (daring). Tautan:
KPAIhttps://www.kpai.go.id/berita/sejumlah-kasus-bullying-sudah-warnai-catatan-masalah-
anak-di-awal-2020-begini-kata-komisioner-kpai (diakses 12 Oktober 2020)
‘Mengembangkan Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus dalam Belajar (bagian 1)’, PPPPTK
dan PLB, p4tktkplb.kemdikbud.go.id (daring). Tautan:
https://p4tktkplb.kemdikbud.go.id/index.php/pages/sejarah-lembaga/mengembangkan-
kemandirian-anak-berkebutuhan-khusus-dalam-belajar-bagian-1 (diakses 12 Oktober 2020)
‘Mengembangkan Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus dalam Belajar (bagian 2)’, PPPPTK
dan PLB, p4tktkplb.kemdikbud.go.id (daring).
Tautan:https://p4tktkplb.kemdikbud.go.id/index.php/pages/sejarah-lembaga/mengembangkan-
kemandirian-anak-berkebutuhan-khusus-dalam-belajar-bagian-2 (diakses 12 Oktober 2020)
Home › Bimtek Inklusif
Jawaban:
Peserta didik dalam kelas walaupun berbeda keyakinan, fisik, gender, latar belakang keluarga,
harapan, kemampuan, kelebihan peserta didik memiliki hak untuk belajar.
Implementasi di kelas, guru secara perlahan dan pasti memberikan penanaman sikap simpati dan
empati kepada peserta didik reguler bahwa dalam masyarakat itu memiliki karakteristik
keragaman bentuk, keyakinan, sosial, dan karakter peserta didik berkebutuhan khusus. Dengan
demikian, ciptakan susana kebersamaan dalam berbagai aktivitas agar seluruh peserta didik
membaur dan saling interaksi, sehingga akan tampak mereka bersosialisasi dan saling tolong
menolong antarsesama.
Guru sangat penting memberikan wawasan kepada peserta didik bahwa masyarakat majemuk
tradisional perlu mempertimbangkan adanya pluralitas horizontal (adanya perbedaan etnik, sub-
sub etnik) dan pluralitas vertical (adanya pelapisan-pelapisan sosial).
Penamaan istilah “peserta didik” kepada siswa di sekolah dewasa ini sudah tepat, mengingat cara
pandang ini yang lebih positif dibanding dengan istilah “murid atau siswa”. Hal ini, kata “peserta
didik” dapat mengakomodasi keberagaman peserta didik dalam melihat kebutuhannya.
d.Perbedaan kondisi lainnya (gender, etnik minoritas, kemiskinan, penyakit tertentu, konflik,
bencana, dll
Sebagai seorang tenaga pendidik, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan antara lain
Metode pembelajaran yang hanya membaca saja mungkin tidak cocok untuk anak yang
mengandalkan kemampuan audio. Sebaliknya, tidak semua anak bisa menangkap materi hanya
dengan penjelasan. Dengan mengetahui karakter seperti apa saja yang ada di kelas, Anda bisa
memadukan beragam metode pembelajaran untuk satu materi agar bisa dipahami oleh semua
anak.
Tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama dalam satu mata pelajaran. Salah satu sikap
guru menghadapi perbedaan karakter ini adalah tetap memperlakukan semua siswa dengan sama
rata. terlepas dari seberapa besar kemampuan mereka dalam menerima materi yang diajarkan.
Anda mungkin akan menemukan siswa yang tidak punya kemampuan berbahasa sehebat teman-
temannya yang lain. Di sinilah Anda sebagai guru berperan memberikan motivasi yang tepat.
Alih-alih menganggap kemampuannya yang minim sebagai kekurangan, coba temukan
kelebihannya yang lain. Setelah itu dorong dia untuk mengembangkan potensi yang dia miliki.
Dengan begitu, anak didik tidak akan merasa kurang berharga dibanding teman-temannya yang
lain.
Pemahaman yang baik terhadap perbedaan individual anak adalah kunci untuk menjalin
komunikasi yang baik dengan peserta didik. Murid A mungkin akan lebih semangat jika dikritik
tapi B menjadikan kritikan sebagai cambuk untuk membuatnya lebih baik. Salah satu sikap guru
menghadapi karakter siswa yang berbeda-beda adalah dengan menyampaikan apa yang Anda
pikirkan dengan cara interaksi yang baik dan tidak melukai hati anak-anak.
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/soal-prates-bimtek-guru-belajar-dan-berbagi-seri-
pendidikan-inklusif.html
RELATED:
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/jawaban-kuis-keberagaman-peserta-didik.html
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/jawaban-kuis-pembelajaran-hari-kedua.html
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/kuis-pembelajaran-hari-ketiga-kebutuhan.html
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/jawaban-aktivitas-5-penilaian.html
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/Jawaban-Aktivitas-6-Refleksi-Keberagaman-
Peserta-Didik-Pembelajaran-Hari-Ketiga.html
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/Jawaban-Kuis-Sekolah-Ramah-Anak-
Pembelajaran-Hari-Keempat-Aktivitas-5.html
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/jawaban-penilaian-konsep-dasar-pendidikan-
inklusif.html
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/jawaban-bimtek-inklusif-aktivitas-8.html
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/pembelajaran-hari-keenam-bimtek-inklusif.html
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/pembelajaran-hari-ketujuh-bimtek-inklusif.html
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/pembelajaran-hari-kedelapan-bimtek-inklusif-
aktivitas-7.html
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/pembelajaran-hari-kedelapan-bimtek-inklusif-
aktivitas-8.html
Soal dan Jawaban Tes Akhir Program Guru Belajar Seri Pendidikan Inklusif
https://whynoto.blogspot.com/2021/05/soal-dan-jawaban-tes-akhir-bimtek-inklusif.html
Jawaban Kuis Keberagaman Peserta Didik sebagai referensi teman-teman dan sebagai bahan
belajar dalam kegiatan Guru Belajar seri Pendidikan Inklusif. Semoga menambah semangat teman-
teman dalam mengikuti program Guru Belajar seri PEndidikan Inlkusif.
1.Faktanya peserta didik memiliki keragaman, baik secara fisik, psikologis, sosial dan budaya.
Berdasarkan pengalaman Anda, lakukan identifikasi keberagaman peserta didik di kelas Anda!
Tuliskan minimal 150 kata
Jawaban:
Peserta didik dalam kelas walaupun berbeda keyakinan, fisik, gender, latar belakang keluarga,
harapan, kemampuan, kelebihan peserta didik memiliki hak untuk belajar.
Implementasi di kelas, guru secara perlahan dan pasti memberikan penanaman sikap simpati dan
empati kepada peserta didik reguler bahwa dalam masyarakat itu memiliki karakteristik keragaman
bentuk, keyakinan, sosial, dan karakter peserta didik berkebutuhan khusus. Dengan demikian,
ciptakan suasana kebersamaan dalam berbagai aktivitas agar seluruh peserta didik dapat membaur
dan saling interaksi, sehingga akan tampak mereka bersosialisasi dan saling tolong menolong
antarsesama.
Guru sangat penting memberikan wawasan kepada peserta didik bahwa masyarakat majemuk
tradisional perlu mempertimbangkan adanya pluralitas horizontal (adanya perbedaan etnik, sub-sub
etnik) dan pluralitas vertical (adanya pelapisan-pelapisan sosial).
Penamaan istilah “peserta didik” kepada siswa di sekolah dewasa ini sudah tepat, mengingat cara
pandang ini yang lebih positif dibanding dengan istilah “murid atau siswa”. Hal ini, kata “peserta
didik” dapat mengakomodasi keberagaman peserta didik dalam melihat kebutuhannya.
b.Kesulitan belajar dan gangguan intelegensi (membaca, menulis, matematika, memahami konsep)
d.Perbedaan kondisi lainnya (gender, etnik minoritas, kemiskinan, penyakit tertentu, konflik,
bencana, dll
2.Terhadap keberagaman peserta didik di kelas. Bagaimana sikap yang harus guru kembangkan dan
apa yang harus guru lakukan untuk menjamin terwujudnya hak-hak Pendidikan bagi setiap peserta
didik Tuliskan minimal 150 kata. Klik tombol Selesai Kuis di kanan bawah, untuk mengirim jawaban
dan menyelesaikan quiz
Sebagai seorang tenaga pendidik, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan antara lain
Metode pembelajaran yang hanya membaca saja mungkin tidak cocok untuk anak yang
mengandalkan kemampuan audio. Sebaliknya, tidak semua anak bisa menangkap materi hanya
dengan penjelasan. Dengan mengetahui karakter seperti apa saja yang ada di kelas, Anda bisa
memadukan beragam metode pembelajaran untuk satu materi agar bisa dipahami oleh semua anak.
Tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama dalam satu mata pelajaran. Salah satu sikap
guru menghadapi perbedaan karakter ini adalah tetap memperlakukan semua siswa dengan adil,
melayani siswa sesuai kebutuhan dan kemempuannya.
Anda mungkin akan menemukan siswa yang tidak punya kemampuan berbahasa sehebat teman-
temannya yang lain. Di sinilah Anda sebagai guru berperan memberikan motivasi yang tepat. Alih-
alih menganggap kemampuannya yang minim sebagai kekurangan, coba temukan kelebihannya
yang lain. Setelah itu dorong dia untuk mengembangkan potensi yang dia miliki. Dengan begitu,
anak didik tidak akan merasa kurang berharga dibanding teman-temannya yang lain.
Pemahaman yang baik terhadap perbedaan individual anak adalah kunci untuk menjalin komunikasi
yang baik dengan peserta didik. Murid A mungkin akan lebih semangat jika dikritik tapi B menjadikan
kritikan sebagai cambuk untuk membuatnya lebih baik. Salah satu sikap guru menghadapi karakter
siswa yang berbeda-beda adalah dengan menyampaikan apa yang Anda pikirkan dengan cara
interaksi yang baik dan tidak melukai hati anak-anak.
Bagikan
Menurut Usman (dalam Rusman, 2011: 81) menyatakan komponen – komponen
membuka pelajaran yaitu:
1. Menarik perhatian siswa dengan gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran,
dan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi.
2. Menimbulkan motivasi yang disertai dengan kehangatan dan keantusiasan,
menimbulkan rasa ingin tahu, serta mengemukakan ide yang bertentangan, dan
memperhatikan minat siswa.
3. Memberi acuan dengan mengemukakan tujuan pembelajaran dan batas – batas
tugas, menyarankan langkah – langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah
pokok yang akan dibahas, dan mengajukan beberapa pertanyaan. 4. Memberikan
apersepsi (memberikan kaitan materi sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari) sehingga materi yang dipelajari merupakan satu kesatuan yang
utuh.
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah menjelaskan bahwa yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan
adalah:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b. Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi
ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,
nasional dan internasional.
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. e.
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2)
Keterampilan Bertanya (Questioning Skills)
Usman (2009: 74) dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting
sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula
akan memberikan dampak positif bagi siswa. Sedangkan menurut Anitah (2009: 7.5)
menyatakan bahwa kegiatan bertanya
yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan
siswa, untuk meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan antara
siswa dengan siswa, serta untuk mendorong para siswa berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Rusman (2011: 83) menyatakan bahwa komponen - komponen keterampilan dasar
bertanya meliputi:
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat. Pertanyaan yang diungkapkan
guru harus menggunakan kata – kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan
taraf perkembangannya.
2. Pemberian acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan supaya siswa
dapat menjawab dengan jelas.
3. Fokus pertanyaan. Pertanyaan harus terfokus pada pada pertanyaan yang diinginkan,
apakah dalam bentuk pertanyaan terbuka, tertutup, pertanyaan luas atau pertanyaan
sempit.
4. Pemindahan giliran menjawab agar tidak didominasi oleh beberapa orang siswa saja.
5. Penyebaran pertanyaan, pertanyaan diberikan ke kelas terlebih dahulu setelah itu
pertanyaan disebar untuk memberikan kesempatan pada semua siswa. 6. Pemberian
waktu berpikir. Setelah pertanyaan diberikan, siswa diberi waktu
untuk berpikir, setelah itu guru memberi kesempatan bagi siswa yang sudah siapa atau
menunjuk satu persatu.
7. Pemberian tuntunan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab
pertanyaan.
Komponen keterampilan bertanya lanjut meliputi:
1. Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab. Guru diharapkan mengajukan
pertanyaan yang tergolong pada tingkat kognitif tinggi yang bersifat pemahaman,
aplikasi, analisis dan sintesis, evaluasi, dan kreasi. Pertanyaan yang bersifat ingatan
dibatasi.
2. Pengaturan urutan pertanyaan. Pertanyaan pada tingkat tertentu hendaknya
dimantapkan, kemudian beralih ke tingkat pertanyaan yang lebih tinggi.
3. Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika guru mengajukan pertanyaan dan jawaban
yang diberikan oleh siswa dianggap benar tetapi masih dapat dilengkapi lagi, guru
dapat mengajukan pertanyaan pelacak yang dapat membimbing siswa untuk
mengembangkan jawaban yang diberikan. Teknik pertanyaan pelacak yaitu: meminta
klarifikasi, meminta siswa memberi alasan, meminta kesepakatan pandangan siswa,
meminta ketepatan jawaban, meminta jawaban yang lebih relevan, meminta contoh,
meminta jawaban yang lebih kompleks.
4. Peningkatan terjadinya interaksi. Dalam kaitan dengan keterampilan bertanya lanjut,
peningkatan terjadinya interaksi dapat dilakukan dengan cara: mengurangi pertanyaan
yang hanya dijawab oleh seorang siswa, mendorong siswa untuk mengajukan
pertanyaan, dan memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh teman mereka (Anitah, 2008:7.12).
Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru hendaknya memperhatikan prinsip
pengguanaan atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan pertanyaan sebagai berikut:
a. Kehangatan dan keantusiasan. Pertanyaan hendaknya diajukan dengan penuh
kantusiasan dan kehangatan karena akan mempengaruhi kesungguhan siswa dalam
menjawab pertanyaan.
b. Menghindari kebiasaan-kebiasaan berikut: mengulangi pertanyaan sendiri,
mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan yang
memancing jawaban serentak, mengajukan pertanyaan ganda, menentukan siswa yang
akan menjawab pertanyaan.
c. Memberikan waktu berpikir. Hal ini sangat perlu diperhatikan karena siswa
memerlukan waktu yang cukup untuk berpikir dan menyusun jawaban.
d. Mempersiapkan pertanyaan pokok yang diajukan.
e. Menilai pertanyaan yang telah diajukan (Anitah, 2008:7.16). 3) Keterampilan Memberi
Penguatan (Reinforcement Skills)
Rusman (2011: 84) menyatakan bahwa Reinforcement (penguatan) berarti respon
terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku tersebut. Pengutan diberikan dengan dimaksudkan untuk
memberikan ganjaran atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat
berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran.
Menurut Rusman (2011: 85) ada empat cara dalam memberikan
penguatan (reinforcement) yaitu:
1. Penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan,
yaitu degan cara menyebutkan namanya.
2. Penguatan kepada kelompok siswa. Caranya dengan memberikan penghargaan
kepada kelompok siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
3. Pemberian penguatan dengan cara segera. Penguatan sebaiknya diberikan sesegera
mungkin setelah memunculkan tingkah laku/respon siswa yang diharapkan. Penguatan
yang ditunda cenderung kurang efektif.
4. Variasi dalam penggunaan penghargaan yang diberikan. Jenis penguatan yang
diberikan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena akan
menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan akan kurang efektif.
Usman (2009: 81-82) komponen-komponen keterampilan memberi penguatan antara
lain:
1. Penguatan verbal. Biasanya diungkapkan dengan atau diutarakan dengan
menggunkanan kata – kata, pujian, penghargaan, persetujuan, misalnya bagus; bagus
sekali; betul; pintar; ya; tepat; seratus buat kamu!
2. Penguatan nonverbal meliputi: a) penguatan gerak isyarat, misal anggukan kepala,
gelengan kepala, senyuman, kerut kening, acungan jempol, sorot mata yang sejuk
bersahabat atau tajam memandang; b) penguatan dengan cara mendekati. Guru
mendekati siswa untuk menyatakan perhatian terhadap pelajaran, tingkah laki atau
penampilan siswa. misalnya guru berjalan menuju siswa atau berjalan di sisi siswa.
penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal; c) penguatan dengan sentuhan
(contact). Guru dapat menyatakannya dengan cara menepuk – nepuk bahu siswa atau
pundak siswa, berjabat tangan;
d) penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan.guru dapat
menggunakan dengan cara memberikan kegiatan – kegiatan atau dengan tugas – tugas
yang disenangi oleh siswa; e) pendekatan berupa simbol atau benda. Penguatan ini
dilakukan dengan cara menggunakan berbagai simbol berupa benda seperti kartu
bergambar, bintang, lencana, atau komentar tertulis pada buku siswa.
4) Keterampilan Mengadakan Variasi (Variation Skills)
Rusman (2011: 85) penggunaan variasi dalam kegiatan pembelajaran ditujukan untuk
mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa karena pembelajaran yang monoton,
dengan variasi yang diadakan dalam kegiatan pembelajaran diharapkan pembelajaran
akan menjadi lebih bermakna dan optimal, sehingga siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
Usman (2009: 85- 88) komponen - komponen menggunakan variasi meliputi:
a. Variasi dalam gaya mengajar guru. Ada beberapa variasi gaya mengajar guru, yaitu:
penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing),
kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan
gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru di
dalam kelas atau gerak guru (teacher movement). b. Variasi penggunaan media dan alat
– alat pengajaran. Adapun beberapa variasi
dapat didengar (auditif aids), yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik),
yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (auditif visual aids).
c. Variasi interaksi dan kegiatan siswa. Penerapan keterampilan mengadakan variasi
harus sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi, dan kemampuan siswa,
yang berlangsung secara berkesinambungan secara wajar dan terencana.
Selanjutnya komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi, menurut Anitah
(2008: 7.40) yaitu:
a. Variasi dalam gaya mengajar, meliputi: variasi suara, pemusatan perhatian,
kesenyapan, mengadakan kontak pandang, gerakan badan dan mimik, perubahan
dalam posisi guru.
b. Variasi pola interaksi dan kegiatan, meliputi: kegiatan klasikal, kegiatan kelompok
kecil, kegiatan berpasangan, kegiatan perorangan.
c. Variasi penggunaan alat bantu pembelajaran, meliputi: variasi alat bantu
pembelajaran yang dapat dilihat, variasi alat bantu pembelajaran yang dapat didengar,
variasi alat bantu pembelajaran yang dapat diraba dan dimanipulasi. 5) Keterampilam
Menjelaskan (Explaining Skills)
Menurut Rusman (2013: 73) keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah
penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematis untuk
menunjukkan adanya hubungan satu dengan lainnya.
Rusman (2013: 74) komponen – komponen keterampilan menjelaskan antara lain:
a. Kejelasan, yaitu hendaknya penjelasan diberikan dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh siswa dan menghindari penggunaan kata yang tidak perlu.
b. Penggunaan contoh dan ilustrasi. Dalam memberikan penjelasan hendaknya
menggunakan contoh yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari siswa.
c. Pemberian tekanan, yaitu guru harus memusatkan perhatian siswa pada masalah
pokok dan mengurangi informasi yang kurang penting.
d. Penggunaan balikan. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukan pemahaman, keraguan atau ketidakmengertiannya ketika penjelasan
diberikan.
6) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Rusman (2013: 75) menyatakan bahwa keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem
pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. Diskusi kelompok adalah
suatu proses teratur yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka
yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan simpulan dan
pemecahan masalah.
Komponen – komponen yang harus dikuasai guru dalam keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil menurut Rusman (2013: 76) meliputi: 1. Memusatkan perhatian
siswa pada tujuan dan topik diskusi, dengan cara
kemukakan masalah-masalah khusus, catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari
tujuan dan merangkum hasil diskusi.
2. Memperjelas masalah, untuk menghindari kesalahpahaman dalam diskusi. 3.
Menganalisis pandangan siswa.
4. Meningkatkan urunan siswa, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
menantang, memberikan contoh dengan tepat, memberikan waktu untuk berpikir dan
memberikan urun pendapat siswa denga penuh perhatian.
5. Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi, dengan cara memancing pertanyaan
siswa yang enggan berpartisipasi, memberikan kesempatan pada siswa yang belum
bertanya terlebih dahulu, mencegah monopoli pembicaraan, dan mendorong siswa
untuk berkomentar terhadap pertanyaan teman.
6. Menutup diskusi, dengan membuat rangkuman hasil diskusi, menindaklanjuti hasil
diskusi, dan mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi. 7. Hal-hal yang
perlu dihindari, di antaranya adalah mendominasi pembicaraan
dalam diskusi, membiarkan terjadinya penyimpangan dalam kelas. 7) Keterampilan
Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas menurut Usman (dalam Rusman 2011: 90) adalah keterampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan
kembali jika terjadi gangguan, seperti penghentian perilaku siswa yang tidak
memperhatikan di kelas, memberikan penghargaan bagi
siswa yang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas atau penetapan norma kelompok
yang produktif.
Komponen dalam keterampilan mengelola kelas menurut Rusman (2011: 90) adalah:
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian,
memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk – petunjuk yang jelas,
menegur, dan memberi penguatan.
b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal,
seperti modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok, menemukan dan memecahkan
tingkah laku yang menimbulkan masalah.
8) Keterampilan Pembelajaran Perseorangan
Rusman (2011: 91) hakikat pembelajaran perseorangan adalah terjadinya hubungan
interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa, siswa belajar
sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing – masing, siswa mendapat bantuan
dari guru sesuai dengan dengan kebutuhannya, dan siswa dilibatkan dalam
perencanaan kegiatan pembelajaran.
Komponen – komponen keterampilan pembelajaran perseorangan terdiri dari:
a. Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi.
Siswa selalu merasa bahwa guru penuh perhatian terhadapnya serta siap membantu bila
diperlukan. Suasana tersebut dapat diciptakan dengan cara: menunjukkan kehangatan
dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, baik
dalam kelompok kecil maupun perorangan. Mendengarkan secara simpatik gagasan
yang dikemukakan oleh siswa, memberikan respon positif terhadap pemikiran siswa,
membangun hubungan saling mempercayai, menunjukkan kesiapan untuk membantu
siswa, menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan, berusaha
mengendalikan siswa (Anitah, 2008:8.56-8.57).
b. Keterampilan mengorganisasikan.
Bentuk keterampilan mengorganisasi kegiatan pembelajaran di antaranya adalah:
memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas atau masalah yang akan
dipecahkan, memvariasikan kegiatan, membentuk kelompok, mengkoordinasikan
kegiatan, membagi perhatian, dan mengakhiri kegiatan (Anitah, 2008:8.58).
c. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.
Dengan keterampilan ini, diharapkan guru bisa membantu siswa untuk lebih maju dalam
belajar. Keterampilan yang perlu dikuasai adalah: memberikan penguatan, memberikan
pelajaran atau bimbingan tambahan, bertindak sebagai katalisator dengan mengajukan
pertanyaan, memberi komentar atau saran-saran untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berpikir/ membahas suatu masalah, mendatangi setiap
kelompok/perorangan, menilai kemajuannya, kemudian menyiagakannya untuk
mengikuti kegiatan akhir (Anitah, 2008:8.59).
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan mencakup: membantu siswa
untuk menetapkan tujuan pembelajaran dan menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan
tersebut, merencanakan kegiatan pembelajaran bersama siswa yang mencakup kriteria
keberhasilan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, waktu serta kondisi belajar,
bertindak sebagai supervisor dan membantu siswa menilai pencapaiannya sendiri
(Rusman, 2013:78).
9) Keterampilan Menutup Pelajaran (Closure Skills)
Rusman (2011: 92) menyatakan bahwa menutup pelajaran merupakan kegiatan guru
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, dan mengetahui
tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Menurut Usman (dalam Rusman
2011: 92) komponen keterampilan menutup pelajaran adalah: 1) meninjau kembali
penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan hasil pembelajaran;
2) melakukan evaluasi dengan cara mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan
ide baru pada situasi lain, mengekplorasi pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal –
soal tertulis.
Komponen menutup pelajaran menurut Anitah (2008: 8.9) adalah:
1. Meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi dengan merangkum atau
menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Melakukan evaluasi, bentuk evaluasi yang dapat yang dilakukan oleh guru adalah:
tanya jawab secara lisan, mendemonstrasikan keterampilan,
mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, meminta siswa memberikan pendapatnya
tentang masalah yang baru saja dibahas, dan memberikan soal-soal tertulis.
3. Memberi tindak lanjut. Guru perlu memberikan tindak lanjut yang dapat berupa:
tugas-tugas yang didapat dikerjakan siswa secara individual seperti pekerjaan rumah
(PR), serta tugas kelompok untuk merancang sesuatu atau memecahkan masalah
berdasarkan konsep yang baru dipelajari.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa seorang guru harus
menguasai keterampilan dasar mengajar yang diaplikasikan dalam kegiatan
pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 2.1.4.2
Perilaku Belajar Siswa
Perilaku belajar siswa dapat dianalogikan dengan aktivitas belajar. Aktivitas merupakan
prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar dalam rangka
untuk mengembangkan bakat dan potensinya selanjutnya mendapatkan bimbingan dan
fasilitas oleh pendidik (Sardiman, 2011: 95-99). Sejalan dengan itu, Anitah (2009: 2.13)
menyatakan bahwa proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam belajar,
esensinya adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah
perilaku yang dilakukan secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran yang digolongkan oleh Dierich (dalam Sardiman,
2011: 101) di antaranya sebagai berikut:
a. Visual activities yang termasuk di dalamnya meliputi: membaca,
demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b. Oral activities seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, megeluarkan pendapat, megadakan wawancara, diskusi dan interupsi.
c. Listening activities sebagai contoh: mendengarkan percakapan, mendengarkan
diskusi, mendengarkan uraian, mendengarkan radio dan mendengarkan musik.
d. Writing activities misalnya: menulis cerita, menulis laporan dan mengisi angket.
e. Drawing activities seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor
activities misalnya: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi, bermain, dan berkebun.
g. Mental activitie sebagai contoh: menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities misalnya: menaruh minat, gembira, berani, tenang, gugup, merasa
bosan, bersemangat.
Depdiknas (2004: 8) menuliskan untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas,
diperlukan perilaku siswa yaitu:
1. Membangun sikap positif siswa terhadap belajar
Sikap positif siswa terhadap belajar akan bermuara pada peningkatan kualitas proses
dan hasil belajar siswa (Depdiknas, 2004: 11). Sikap positif siswa yang perlu dibangun di
antaranya sikap positif terhadap guru dan media. Untuk membangun sikap positif siswa
terhadap guru dapat dilakukan ketika guru membiarkan dan memberi kesempatan siswa
untuk mencari dan menemukan sendiri informasi (Djamarah, 2005: 67). Sikap positif
siswa terhadap media dapat
dilihat ketika siswa mampu menerima penggunaan media sesuai dengan keadaan
dirinya sebab siswalah yang akan menerima dan mengolah pengaruh pendidikan dari
penggunaan media (Djamarah, 2005: 221).
2. Membangun kebiasaan berfikir, bersikap dan kerja produktif
Untuk membangun kebiasaan berfikir, bersikap dan kerja produktif maka siswa perlu
didorong untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif sebagai rekreasi atau pencerminan
pemahaman siswa terhadap masalah/topik yang sedang dikaji. Selain itu siswa juga
didorong untuk menemukan/mengkonstruksi sendiri konsep yang sedang dikaji melalui
penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara, seperti observasi, diskusi, atau
percobaan (Depdiknas, 2004: 112).
3. Mampu menguasai materi ajar
Agar siswa mampu menguasai materi maka siswa perlu didorong untuk
menunjukkan/mendemonstrasikan pemahamannya tentang topik – topik penting dalam
pembelajaran menurut caranya sendiri (Depdiknas, 2004: 113).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran di
SD tidak lepas dari perilaku belajar siswa sesuai dengan beraneka ragam kemungkinan
dan potensi yang hidup dan berkembang dalam diri siswa sehingga tercapai kulitas
pembelajaran yang optimal. Adanya penemuan-penemuan baru akan perilaku belajar
siswa tersebut hendaknya menjadi masukan bagi guru agar dapat menciptakan
pembelajaran yang menarik bagi siswa.
2.1.4.3 Iklim Pembelajaran
Proses pembelajaran yang efektif dan efisien dapat terjadi apabila situasi atau iklim
pembelajaran serta kondisi kelas mendukung. Menurut Anitah (2009:
8.35) iklim pembelajaran yang kondusif atau optimal merupakan salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Djamarah (2005: 74),
indikator kelas yang kondusif dibuktikan dengan giat dan asiknya siswa belajar dengan
penuh perhatian mendengarkan penjelasan guru yang sedang memberikan materi
pelajaran. Iklim pembelajaran yang kondusif juga berkaitan erat dengan pengaturan
orang dan barang, misal pengaturan tempat duduk, ruang kelas yang bersih, alat
pelajaran yang menarik, serta adanya hubungan antara guru dengan siswa yang terjalin
akrab dapat memberikan daya tarik yang menyenangkan, membangkitkan semangat,
serta menumbuhkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
Sebaliknya iklim belajar yang tidak kondusif (kurang menyenangkan) akan
menyebabkan rasa bosan dan kejenuhan dalam diri siswa. Iklim pembelajaran yang
diciptakan hendaknya memiliki suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh kembangnya
kegiatan pembelajaran serta adanya keteladanan, prakarsa dan kreativitas guru dalam
pembelajaran
seutuhnya dalam anggota
masyarakat dan memberi
sumbangan secara aktif dalam
pembangunan.
B. Saran
Keberagaman peserta didik juga
ABK menjadi sebuah tantangan
bagi seorang
pendidik dimana keberagaman
dalam peserta didik ini mesti
diperhatikan dan dikaji
lebih mendalam guna proses
pembelajaran yang efektif
bagi para peserta didik,
sehingga tujuan dari
pendidikan nasional tercapai
dengan baik dan
menghasilkan
output lulusan berkualitas
sangat baik. Karena pada fakta
lapangan banyak seorang
pendidik yang kurang melek
akan keberagaman ini dan
ini sangat berpengaruh
terhadap perkembangan peserta
didik dan kami rasa sistem
pemebelajaran seperti itu
tidak adil dan tidak efektif
digunakan di lembaga
pendidikan.
Dan diharapkan setiap
masyarakat dapat memahami
mengenai peserta didik
khususnya ABK yang memang
berbeda dari peserta didik
biasan le
terbatasan yang dimil