Anda di halaman 1dari 4

1.

Aspek fisik

Pada aspek fine motor skill pada firman tidak ada hambatan yang berarti, anak
pada dasarnya tidak mengalami kesulitan untuk beraktivitas dalam perkembagan
motorik anak dapat menulis kata-katanya sendiri,dengan meniru text book.
Walaupun ada kata-kata yang salah atsau terbali, kurang tepat, tapi pada
dasarnya anak sudah dapat meniru tulisan.

atau memengang gelas, memegang piring dan lain-lain. Adapun dalam


mewarnai anak dapat mewarnai gambarnya sendiri walaupun tidak merata.

Pada aspek gross motor skill, firman dapat bergerak lincah dan bisa dikatakan
super aktif dalam melakukan aktivitas motorik kasar, terlihat jelas dalam kegiatan
olah raga dan akademik tidak mengalami hambatan dalam bergerak contohnya;
melompat, duduk, berlari, berjalan dan lain-lain.

1. Aspek Perkembangan kognisi/Intelegensi

Pada perkembangan intelegensi anak cukup berkembang signifikan dalam hal;

 Memory

Kemampuan anak dalam mengingat cukup baik untuk ukuran anak


berkebutuhan khusus, terbukti dengan anak mengingat pesan dari guru
kepadanya yang langsung dikerjakan anak pada waktu itu, tentunya dengan
bimbingan dari guru kelasnya, sehingga anak dapat melaksanakan hal tersebut.
Kemampuan ini sebatas sesaat atau jangka pendek (short memory span). Dalam
long memory span anak mengalami hambatan karena anak autism yang
cenderung memiliki karakterisitk dunianya sendiri.

 Befikir.

Kemampuan anak dalam berfikir mengalami hambatan karena ia dikategorikan


anak autism tipe Sindrom Asperger Anak sibuk dengan dunianya sendiri, tidak
menghiraukan dunia luar. Terbukti anak dapat memahami instruksi yang
diberikan oleh guru. Untuk membaca anak belum bsia sebatas mengenal angka
saja, tapi kalau terus dibimbing pasti biasa baca. Kemampuan matematika anak
sebatas mengenal angka dari 1 s.d 10. Kemampuan pengetahuan umum lainnya
bisa diarahkan karena anak autis memiliki IQ yang normal.

 Konsentrasi
Pada aspek konsentrasi anak cenderung mengalami hambatan, karena anak
memiliki karakteristik asperger sindorm. Jadi anak cenderung mudah beralih
konsentrasinya. Anak cenderung sulit untuk menerima perintah atau rangsangan
dari luar, jika diberi metode yang benar anak dapat ditingkatkan dengan tetap
memeliara kontak mata agar tercapai konsentrasi yang optimal bagi anak autis

 Adaptasi

Kemampuan anak dalam beradaptasi cenderung mengalami hambatan anak


kadang withdrawl, dan tidak suka bergaul atau beradaptasi pada lingkungan
yang baru, tapi dengan adanya pembelajaran di sekolah billy sedikit-demi sedikit
dapat beradaptasi dengan teman sebayanya dengan tertawa. tapi untuk
lingkungan baru anak mengalami hambatan atau kesulitan untuk beradaptasi
dan membutuhkan bimbingan dari guru kelas.

 Problem solving

Kemampuan menyelesaikan masalah anak sedikit mengalami hambatan, untuk


menyelesaikan masalah anak perlu bimbingan langsung dari guru kelasnya.
Apabila ada arahan atau bimbingan anak dapat segera menyelesaikan
masalahnya.

1. Aspek Perkembangan Emosi

Anak memiliki perkembangan emosi yang cukup stabil, diantaranya:

 Emosi sensoris

Pada aspek emosi ini anak mengalami hambatan, dapat dikatakan tidak
memiliki emosi pada awalnya. Tetapid dengan adanya proses belajar mengajar
anak dapat merasakan sentuhan emosi dari luar, dan mengurangi perilaku
menyendirinya dengan tertawa apabila melihat hal-hal yang lucu, marah apabila
anak diganggu oleh teman sebayanya.

 Emosi Psikis
Aspek ini anak mengalami hambatan, terlihat dengan suka tertawa berlebih-
lebihan tanpa ada alasana atau rangsangan dari luar, apabila hal ini terjadi guru
suka menegur anak dan anak kembali fokus.

1. Perkembangan Kematangan Sosial

 Self Helf General

Kemampuan menolong dirinya sendiri untuk ancaman dari luar, anak autis
kurang dapat mempertahankan dirinya ia apabila disakiti oleh temannya
cenderung diam dan tidak melawan, dengan proses pembelajaran di sekolah
anak mulai mau melawan apabil temannya menyakitinya dengan menghidar.

 Self Helf Eating

Kemampuan untuk memakan dam minum dapat dilakukan anak seorang diri,
anak dapat minum dan makan tanpa memerlukan bantuan orangtuanya atau
ibunya, anak mandiri melakukannya.

 Occupation skill

Anak mampu dapat mampu melakukan pekerjaannya untuk dirinya sendiri,


contohnya anak ingin minum anak dapat mengamil minumnya sendiri tanpa
dibantu oleh orang lain. Anak autis harus diberi contoh dulu dalam melakukan
hal setelah itu anak baru bisa melakukannya dengan sendiri.

 Communication

Pada aspek komunikasi anak mengalami hambatan, dikarenakan organ bicara


anak mengalami hambatan anak sering diulang-ulang atau mengeluarkan suara
berdesis. Dengan pembelajaran anak dapat dilatih untuk berbicara sepatah kata,
dengan latihan yang teratur anak autis dapat lancara mengucapkan kata atau
kalimat dengan benar, itu semua dapat memerlukan proses yang panjang, tapi
ada harapan untuk berbicara dengan jelas apabila sering dilatih di rumah
maupun di sekolah.

 Locomotion
Anak dapat bergerak sesuai dengan yang ia inginkan karena, motorik kasar dan
halus anak tidak mengalami hambatan sehingga anak dapat bergerak
kemanapun yang ia sukai.

 Socialization

Kemampuan berinterki sosila anak tidak begitu baik, anak kadang kalau di luar
sering menutup muka , dengan pembelajaran anak dapat menguranginya dan
guru dalam hal ini suka menegur anak sewaktu menutup mukanya, seiring
berjalannhya waktu anak dapat bersosialisasi pada teman sebayanya yang ia
kenal. Tapi untuk orang baru anak autis memerlukan bimbingan dari guru.

Anda mungkin juga menyukai