Anda di halaman 1dari 3

5 Macam Gaya Belajar Anak

Setiap orangtua tentu ingin anak-anaknya belajar menggunakan metode terbaik. Namun,
terkadang banyak orangtua yang masih kurang mengetahui dan paham terhadap gaya
belajar yang tepat untuk anaknya.

Tak jarang, saat anak-anak belum mengetahui gaya belajar yang tepat untuknya
membuat perolehan nilainya menjadi kurang memuaskan.

Dilansir dari Family Education, cara setiap individu berbeda dan memiliki gaya
belajar yang unik. Untuk Mama yang ingin mengetahui beragam gaya belajar pada si
Kecil kali ini Popmama.com sudah merangkumnya!

Semoga bisa membantu proses belajar anak mama, baik di rumah atau di sekolah.

1. Gaya belajar visual membantu anak lebih teratur


FreepikSetiap orang memiliki tipe atau gaya belajar yang berbeda-beda. Anak dengan
gaya belajar ini biasanya cenderung rapi dan selalu melakukan segala sesuatu dengan
teratur.

Gaya belajar secara visual memiliki kemampuan belajar dengan cara melihat. Gaya
belajar ini akan lebih banyak menggunakan indera pengelihatan dengan tajam dan
teliti, sehingga perlu diberikan beberapa contoh secara nyata tentang berbagai
materi.

Sebagai orangtua, Mama bisa sesekali memuji karena dirinya dapat menjadi anak yang
teratur. Kenali ciri-ciri anak yang lebih menerapkan gaya belajar visual ini,
seperti:

* Memiliki hobi membaca.


* Tidak mudah terganggu dengan suara-suara yang berisik.
* Cenderung belajar dengan melihat serta mengamati pengajar.
* Memiliki kemampuan untuk mengingat lebih cepat dengan cara melihat.
* Memiliki ingatan yang kuat terhadap sebuah bentuk, warna dan pemahaman artistik.
* Cenderung lebih memiliki kemampuan dalam menggambar serta mencatat sesuatu hal
dengan sangat detail.
* Sangat menyukai pembelajaran dengan tipe percobaan atau peragaan. Anak-anak ini
sangat suka belajar dengan praktik secara langsung.

Selain itu, anak-anak yang menerapkan gaya belajar visual tanpa disadari cenderung
lebih rapi dan menjadi orang yang teratur. Dari segi penampilan, si Anak yang
selalu berpakaian rapi. Perlu diketahui juga kalau gaya belajar secara visual ini
juga memiliki kelemahan tertentu antara lain:

* Tidak suka mendengarkan, namun lebih suka melihat.


* Kesulitan untuk menyalin tulisan dari papan tulis jika tulisannya tampak
berantakan dan tidak mudah dibaca.

Metode pembelajaran yang tepat untuk gaya belajar ini yaitu dengan metode mindmap,
video ilustrasi, alat tulis berwarna, infografis dan yang lainnya.

Baca juga:Ini Dia! 8 Penyebab Anak Tidak Fokus Belajar!

2. Gaya belajar auditori membantu anak memiliki fokus yang baik


Pexels/Jonas MohamadiOrang dengan gaya belajar auditori memiliki indera pendengaran
yang lebih baik dan lebih terfokus. Orang dengan gaya belajar ini mampu memahami
sesuatu lebih baik dengan cara mendengarkan. Hal ini berkaitan dengan proses
menghafal, membaca, atau soal cerita.

Ma, anak-anak yang memiliki gaya belajar auditori biasanya akan mengandalkan indera
pendengaran. Gaya belajar ini dapat membuatnya terfokus karena mampu memahami
sesuatu menjadi lebih baik.

Gaya belajar auditori sangat berkaitan dengan proses membaca hingga menghapal.
Perlu diketahui bahwa gaya belajar ini memiliki ciri-ciri, seperti:

* Lebih suka bertanya langsung saat mendapatkan informasi.


* Memiliki kemampuan mengingat yang baik dengan cara mendengarkan.
* Mampu mengulang informasi pelajaran yang didengarnya dengan sangat baik.
* Tipe anak yang selalu senang bercerita dan berdiskusi, sehingga sering belajar
kelompok.
* Cenderung sangat senang mendengarkan cerita atau sesuai yang dibacakan dalam
bentuk cerita. Baginya ini sangat menarik, sehingga ingin selalu didengar.

Mama sebagai orangtua perlu menyadari bahwa gaya belajar anak-anak dengan auditori
terbilang unik. Ketika sedang menghadapi ujian, dirinya cenderung meminta
membacakan ulang materi ujian atau mendengar sebuah rekaman.

Namun, gaya belajar auditori juga memiliki kekurangan yaitu:

* Cenderung suka berbicara, sehingga kurang mahir dalam menulis.


* Kendala dari gaya belajar ini seringkali lupa dengan apa yang sudah dijelaskan
gurunya.
* Anak tidak bisa berkonsentrasi dengan baik bila suasananya terlalu berisik karena
dapat mengganggu.

Baca juga:Selain Belajar, Ketahui 5 Permainan Anak SD yang Mendidik

3. Gaya belajar kinestetik membantu anak memiliki perkembangan otak optimal


Pixabay/sasintAnak mama seringkali tidak bisa diam saat sedang belajar? Jika sempat
melihatnya berjalan-jalan sekaligus menghapal materi pelajaran, itu berarti dirinya
sedang menerapkan gaya belajar kinestetik.

Gaya belajar satu ini cukup efektif untuk si Anak yang suka bergerak.

Anak-anak yang menerapkan gaya belajar kinestetik tidak terlalu banyak dibanding
yang lain. Meskipun begitu, gaya belajar ini bisa dicampurkan oleh tipe lainnya
baik secara visual atau auditori.

Ciri-ciri yang perlu diketahui dari gaya belajar kinestetik yaitu:

* Lebih menyukai belajar dengan praktik secara langsung, dibandingkan teori.


* Menyukai aktivitas pembelajaran yang aktif bahkan lewat sebuah permainan.
* Berusaha menghapal sesuatu dengan mudah dengan cara berjalan-jalan atau membuat
sebuah gerakan.
* Termasuk anak yang cukup aktif, sehingga lebih banyak bergerak dan membantu dalam
memiliki perkembangan otak yang baik.

Alat peraga menjadi salah satu pendukung yang bisa membantunya dalam belajar.

Anak mama yang menggunakan gaya belajar kinestetik cenderung tidak bisa diam diri.
Tanpa disadari dirinya dapat memainkan jari atau pulpennya, berusaha mengunyah
permen karet hingga dapat menghapal sambil berjalan-jalan.

Baca juga:Pahami 5 Metode Pembelajaran PAUD Sebelum Menyekolahkan Anak

4. Gaya belajar global membantu anak memahami sekitar


Unsplash/Ben WhiteAnak-anak yang menerapkan gaya belajar global akan terbiasa
memiliki kemampuan dalam memahami sesuatu secara menyeluruh dengan baik.
Biasanya pemahaman yang dimiliki berisi sebuah gambaran yang besar, sehingga dapat
menghubungkan tersirat dari satu objek dengan objek lainnya. Ciri-ciri gaya belajar
global perlu diketahui orangtua agar membantunya si Anak lebih baik, seperti:

* Bisa mengerjakan banyak tugas sekaligus.


* Lebih sensitif dan terbiasa melihat segala permasalahan secara baik.
* Tipe pekerja keras, sehingg mampu membuat orang lan tersenyum.
* Terbiasa bekerjasama dengan orang lain dalam hal apapun dengan maksimal.
* Mampu mengutarkan atau mendeksripsikan dengan kata-kata terhadap sesuatu yang
dilihatnya.

Gaya belajar global membantu anak-anak tumbuh menjadi seseorang yang mampu memahami
sekitar. Dirinya mampu mengartikan berbagai kondisi tersirat dengan bahasanya
sendiri secara jelas. Meskipun begitu, gaya belajar ini juga memiliki kelemahan di
antaranya:

* Kurang bisa terlalu banyak pikiran atau langsung mengerjakan tugas sekaligus.
* Membutuhkan banyak motivasi atau semanga dari orang lain sebelum memulai sesuatu.
* Kurang bisa rapi, sehingga materi pelajaran atau buku-buku bisa berserakan. Dalam
mengatasi masalah ini, ada baiknya Mama perlu mengajarkan cara menata ruangan
hingga barang-barangnya kembali usai dipakai.
* Mudah bosan adan memikiki kebiasaan buruk. Walaupun tugas pertamanya belum
selesai, dirinya akan mulai mengerjakan tugas yang lain.

Anak mama menerapkan gaya belajar global ini nggak nih, Ma?

Baca juga:6 Tips Mendekorasi Ruang Belajar Anak agar Lebih Kondusif

5. Gaya belajar analitik membantu anak teliti


Pixabay/White77Gaya belajar analitik memiliki sebuah kemampuan dalam memandang
sesuatu cenderung ditelaah terlebih dahulu secara teliti dan terinci.

Anak Mama tanpa disadari akan terbiasa belajar untuk menjadi seseorang yang
spesifik dan teratur. Gaya belajar analitik juga membantunya mengerjakan segala
sesuatu secara bertahap.

Anak-anak yang menerapkan gaya belajar analitik memiliki ciri-ciri tersendiri,


seperti:

* Mampu berpikir secara logika.


* Menerapkan cara belajar yang konsisten.
* Selalu berusaha untuk fokus dalam mengerjakan satu tugas hingga selesai.
* Tipe anak yang terbiasa mengerjakan tugas secara teratur, sehingga tidak ingin
melewatkan dalam suatu tugas.

Anak-anak yang terbiasa dengan gaya belajar analitik bisa menilai sesuatu masalah
berdasarkan fakta dan data.

Jika sewaktu-waktu, anak mama merasa kesulitan belajar sebaiknya dibantu dengan
membuat jadwal yang lebih terstruktur. Metode belajar analitik membantu si Anak
bisa belajar konsisten dalam mengerjakan satu tugas hingga benar-benar selesai.

Baca juga:

Anda mungkin juga menyukai