Anda di halaman 1dari 6

Nama : Putri Ika Rahayu

NIM : 23052160001

Kelas : A

Jurusan : PGRA

Pengertian Gaya Belajar dan Macam-macam Gaya Belajar

Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap,
mengatur, dan mengolah informasi. Gaya belajar ada 3, yaitu:

 1.   VISUAL (Visual Learners)

Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan.


Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar
seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa
mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya
belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual
untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna,
ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan
dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti
anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :

1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar

2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi


3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman
lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak

4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat
pasif dalam kegiatan diskusi.

5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan

6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan

7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu

8. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas

9. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat
dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran
bergambar, dan video

10. Suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi

Bagi siwa yang memiliki gaya belajar visual, hal-hal yang bisa kita lakukan untuk
memaksimalkan kemampuan belajar mereka adalah:

a.   Biarkan mereka duduk di bangku paling depan, sehingga mereka bisa langsung
melihat apa yang dituliskan atau digambarkan guru di papan tulis.
b.   Buatlah lebih banyak bagan-bagan, diagram, flow-chart menjelaskan sesuatu,
c.   Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video / putarkan film) minta mereka
untuk menuliskan poin-poin penting yang harus dihapalkan.
d.   Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
e.   Tulis ulang apa yang ada di papan tulis.
f.   Gunakan warna-warni yang berbeda pada tulisan.
h. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi, kemudian ajak anak untuk
mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
 2.     AUDITORI (Auditory Learners )

Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa


memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan
pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus
mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama
orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui
pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara
langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :

1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang
didiskusikan dalam kelompok/ kelas

2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio

3. Cenderung banyak omong

4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang
dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya

5. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis

6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain

7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya


anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas.

8. Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri.

9. Penampilan rapi.

10. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca.
Bagi siwa yang memiliki gaya belajar auditori, hal-hal yang bisa dilakukan untuk
memaksimalkan kemampuan belajar mereka adalah:

a. Gunakan metode ceramah secara umum, gunakan audio dalam pembelajaran (musik, radio,
dll), saat belajar.
b. Biarkan mereka membaca dengan nyaring dan suara keras.
c. Seringlah memberi pertanyaan kepada mereka.
d. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam
keluarga.
e. Menggunakan rekaman / biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan
dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur
f. Biarkan mereka menjelaskan dengan kata-kata.
g. Biarkan mereka menuliskan apa yang mereka pahami tentang satu mata pelajaran
h. Belajar berkelompok.

 3.  KINESTETIK (Kinesthetic Learners)

Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang


bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa
mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua
orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima
informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang
yang memiliki gaya  ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.

Secara spesifik tipe gaya belajar ini dibagi lagi menjadi dua:
1.    Movement – Gerakan Badan

Mudah belajar dengan cara penyampaian melalui gerakan tubuh, berjalan-jalan, membolak-balik
tubuh, bergoyang, terampil, dan cekatan.
2.     Touch – Gerakan Tangan

Mudah belajar dengan cara penyampaian melalui penggunaan jari, perabaan dan sentuhan tubuh.
Kemampuan jari-jemarinya cekatan dan terampil sehingga mampu membuat kreasi tangan
seperti clay dan desainer. Menari jenis tarian yang gemulai, menulis halus, dan hasil
menggambarnya cukup teliti dan detil.

Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :

1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, dan ia kerap menggunakan gerakan/bahasa


tubuh saat mengekspresikan diri/mengungkapkan emosinya saat itu.
2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak

3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Mencari perhatian


lewat perhatian fisik seperti menyentuh orang lain dan suka mengerjakan sesuatu yang
memungkinkan menggunakan tangannya secara aktif.
4. Jika berkomunikasi sering menggunakan kata-kata yang mengandung aksi dan gemar
memakai objek nyata untuk alat bantu belajar dan cenderung menggunakan jarinya untuk
menunjuk kata-kata yang dibacanya.
5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing

6. Menyukai praktek/ percobaan/ jika ada mainan baru biasanya langsung ingin mencoba
memainkannya.
7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik / kegiatan aktif baik sosial, kesenian, maupun
olahraga. Sulit untuk duduk tenang, selalu ingin beregrak, dan memiliki koordinasi tubuh
yang baik.

8. Menyukai buku dan film petualangan. Menyenangi metode bermain peran serta memiliki
koordinasi mata dan tangan cukup baik sehingga mampu melakukan gerakan-gerakan
dengan ritme cepat.
Kendala anak dengan tipe gaya belajar Kinestetik:

1. Cenderung tidak bisa diam dan sering dianggap nakal, pengganggu, dan usil.
2. Sulit mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, rumus-rumus, dan
sebagainya).
3. Tak bisa belajar di sekolah-sekolah yang bergaya konvensional dimana guru menjelaskan
dan anak duduk manis, tenang, dan diam.
4. Kapasitas energinya cukup tinggi sehingga bila tidak disalurkan dengan berbagai
kegiatan fisik atau menggerakkan jari-jarinya maka akan berpengaruh terhadap
konsentrasi belajarnya.

Cara Memaksimalkan Kemampuan Kinestetik

1. Sebagai langkah awal, anda hendaknya bersekolah  di sekolah yang menganut sistem
active learning dimana siswa banyak terlibat dalam proses belajar. Hal ini agar
kemampuannya berkembang secara optimal.
2. Belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai alat peraga, misalnya
eksperimen di laboratorium.
3. Untuk siswa yang memiliki kapasitas energi berlebih, sebaiknya diberikan aktivitas fisik
di rumah sebelum bersekolah. Misalnya mengikuti olahraga, membantu pekerjaan rumah
seperti mencuci mobil, memebrsihkan rumah, atau mengerjakan sesuatu dengan jari-
jarinya.
4. Di kelas dapat ikut beraktivitas bergerak seperti membersihkan papan tulis, membantu
guru untuk membagikan buku-buku pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai