Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk
mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk
mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah
maupun tuntutan dari mata pelajaran.
Willing (1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh
pembelajar. Keefe (1979) memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam menerima,
berinteraksi, dan memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988) memandang gaya
belajar sebagai karakter biologis bawaan.
Banyak keuntungan yang bisa kita peroleh dari mengenali dan memahami gaya belajar siswa,
antara lain :
Kita telah memahami bahwa setiap peserta didik memiliki modalitas belajar atau gaya
belajar yang berbeda-beda. Dalam praktik pembelajaran, kita tidak diperkenan-kan untuk
menggunakan gaya belajar sebagaimana yang kita suka. Bila ini kita paksakan, maka siswa yang
berbeda kecenderungannya dengan kita akan merasa dirugikan. Inilah yang disebut dengan “mall
praktik mengajar” yang akan merusak jiwa (mental) anak dan berdampak pada menurunnya
kualitas sumber daya generasi dimasa mendatang. Untuk itulah tenaga pendidik (terutama guru)
harus berupaya mengenali gaya belajar peserta didiknya, dan akhirnya kita implementasikan
dalam proses pembelajaran.
Setiap orang memiliki gaya belajar masing-masing. Pengenalan gaya belajar sangat penting bagi
guru karena dengan mengetahui gaya belajar tiap siswa maka guru dapat menerapkan tekhnik
dan strategi yang tepat baik dalam pembelajar maupun dalam pengembangan diri. Hanya dengan
penerapan yang sesuai maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi.
Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru dapat memfasilitasi belajar siswa sesuai dengan
gaya belajarnya masing-masing.
Disusun Oleh :
Kelompok 3
May Yuslia (06071281621027)
Syarifaturrohma (06071281621020)
Triwira Kurnia (06071281621025)
Dosen :
Drs. Syarifuddin, M.Si., Kons.
Risma Anita Puriani, M.Pd