Kelas
Dosen Pengampu:
Asisten:
FAKULTAS PSIKOLOGI
2023
A. Identitas Kasus
Nama Subjek : IN
Usia : 14 Tahun
Nama Ibu : MA
Nama Ayah : DA
B. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil pemaparan asesmen yang telah dilakukan, subjek memiliki kondisi yang baik
dalam segi fisiknya. Kemudian dalam aspek kemampuan kognitif, subjek menunjukkan bahwa
subjek perlu dukungan dan bimbingan dalam aspek ini. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
kondisi subjek yang masih semaunya sendiri dalam menjawab soal dan tidak sesuai konteks
soalnya. Kemudian adanya pola pemahaman yang kurang baik pada subjek, hal ini ditunjukkan
dengan kondisi subjek yang harus dijelaskan mengenai sesuatu secara urut, detail, dan terperinci
untuk dapat melakukan atau mencapai sesuatu hal tersebut. Dalam aspek perkembangan emosinya,
subjek sudah mampu mengontrol emosi dengan baik. Pada aspek motoric inilah subjek
menunjukkan ada kemampuan yang kurang, yakni pada motoric halusnya. Hal ini ditunjukkan pada
hasil asesmen bahwa subjek belum mampu mengancing baju, menali sepatu, menutup loker, dan
menggunting pola secara mandiri. Kemudian pada aspek perkembangan bahasa, ia sudah mampu
berkomunikasi dua arah dengan orang lain. Subjek juga sudah mampu memahami instruksi atau
arahan yang diberikan orang lain kepada dirinya, dengan syarat instruksi harus dijelaskan dengan
detail. Pada aspek yang terakhir yakni perkembangan sosial subjek memiliki kemampuan yang
cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan kondisi subjek yang mampu berbaur dengan orang lain.
Namun, ada beberapa momen yang menunjukkan bahwa subjek belum mampu memposisikan
dirinya untuk dapat bersikap sopan. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil wawancara yang
memaparkan bahwa subjek memiliki sikap suka memerintah atau bossy kepada ARTnya dan selalu
dilayani serta dibantuk dalam berbagai aktivitas subjek. Sikap bossy subjek juga terjadi pada orang
lain di lingkungan sekolahnya.
Berdasarkan Analisa hasil asesmen di atas, subjek perlu mendapatkan penanganan atau intervensi
pada aspek motoric halus dan kognitifnya. Motorik halus subjek perlu ditangani karena anak tidak
terbiasa melakukan secara mandiri mulai dari usia dini hingga diumur subjek saat ini. Segala
aktivitas subjek selalu dibantu oleh ARTnya. Dengan demikian perlu ditangani dan diberikan
intervensi pada motoric halusnya agar subjek mampu menangani segala kebutuhannya secara
mandiri, seperti mengancing baju, menali sepatu, mengunci loker miliknya sendiri, dll. Kemudian
pada aspek kognitif sangat berpengaruh pada kegiatan pembelajaran subjek. Pola pemahaman yang
perlu ditangani bertujuan untuk memudahkan subjek dapat menyerap segala materi atau informasi
yang ada. Jika pada aspek lain yang mampu dikembangkan adalah dalam aspek sosialnya. Karena
subjek masih perlu pemahaman mengenai tutur bahasa yang sopan dan lebih baik lagi.
Indikasi gangguan berdasarkan pemaparan tersebut yakni subjek terindikasi slow learner. Hal ini
dapat dikatakan karena subjek menunjukkan pola pemahaman yang cukup lambat, dirinya perlu
dijelaskan beberapa kali dan dijelaskan dengan detail serta terperinci (Ni’matuzahroh, dkk., 2021)
E. Rekomendasi
Rekomendasi untuk significant others dari subjek meliputi guru, orang tua, atau saudara terdekat
subjek untuk terus membimbing subjek agar mampu meningkatkan kemampuan yang dimiliki.
F. Rancangan Intervensi
1. Tujuan khusus
Tujuan dari kegiatan ini yakni agar subjek terbiasa dengan pergerakan otot-otot bagian jari-jarinya.
Kemudian bertujuan untuk meningkatkan kekuatan motorik halusnya
2. Frekuensi
Frekuensi kegiatan menggunting yakni Senin sampai Sabtu.
3. Durasi
Durasi pelaksanaan kegiatan tiap sesinya yakni 20 menit.
4. Metode
Metode pelaksanaannya yakni dengan mendemonstrasikan kepada subjek dan praktik langsung.
5. Bahan yang dibutuhkan
Pada program ini membutuhkan gunting dan lembar kerja (gambar berpola)
Prosedur pelaksanaan kegiatan :
Tahap I : Persiapan
1. Waktu : 5 menit
2. Strategi :
a. Membuat jadwal intervensi dengan subjek.
b. Membangun kedekatan dengan subjek dengan berkomunikasi. Ex : bagaimana kabar
kamu hari ini? Hari ini ngapain aja? Sudah makan atau belum? Sudah siap bermain
sambal belajar hari ini? Dll.
c. Menyiapkan media (gunting dan lembar kerja gambar berpola) untuk melatih motorik
halusnya.
d. Menyiapkan meja sebagai media pelaksanaan intervensi.
e. Terapis memberikan instruksi sederhana kepada subjek untuk menggunting sesuai pola
sambil mendemonstrasikan di depan subjek. Ex : coba lihat! Ini nanti digunting pelan-
pelan sesuai dengan gambarnya, ya. Dll.
Tahap II : Pelaksanaan
1. Waktu : 10 menit
2. Strategi :
a. Setelah mendemonstrasikan di depan subjek, terapis memandu subjek secara perlahan
untuk mulai menggunting lembar kerja yang telah disediakan.
b. Jika subjek sudah paham dan mampu melakukan dengan sendiri, terapis diharap
memantau subjek saat melakukan terapinya.
c. Selama proses terapi berlangsung, terapis perlu memberikan dukungan dan semangat
kepada subjek agar proses terapi berjalan menyenangkan.
d. Agar tidak bosan, terapis bisa memutar musik relaksasi atau musik kesukaan subjek.
e. Perlu diperhatikan, terapis juga diharap menanyakan kondisi subjek saat pelaksanaan
terapi berlangsung. Jika dirasa subjek menunjukkan rasa capek atau bosan maka terapis
memberikan jeda atau istirahat kepada subjek.
f. Terapi dilaksanakan secara rutin sesuai dengan jadwal yang sudah disusun.
Kegiatan 2 : Menggambar/mewarnai
1. Tujuan khusus
Tujuan dari kegiatan ini yakni agar subjek terbiasa dengan pergerakan otot-otot bagian jari-jarinya.
Kemudian bertujuan untuk meningkatkan kekuatan motorik halusnya
2. Frekuensi
Frekuensi kegiatan menggunting yakni Senin sampai Sabtu.
3. Durasi
Durasi pelaksanaan kegiatan tiap sesinya yakni 20 menit.
4. Metode
Metode pelaksanaannya yakni dengan mendemonstrasikan kepada subjek dan praktik langsung.
5. Bahan yang dibutuhkan
Pada program ini membutuhkan pensil warna/crayon dan lembar kerja (buku gambar/lembar
mewarnai)
Prosedur pelaksanaan kegiatan :
Tahap I : Persiapan
1. Waktu : 5 menit
2. Strategi :
a. Membuat jadwal intervensi dengan subjek.
b. Membangun kedekatan dengan subjek dengan berkomunikasi. Ex : bagaimana kabar
kamu hari ini? Hari ini ngapain aja? Sudah makan atau belum? Sudah siap bermain
sambal belajar hari ini? Dll.
c. Menyiapkan media (warna/crayon dan buku gambar/lembar mewarnai) untuk melatih
motorik halusnya.
d. Menyiapkan meja sebagai media pelaksanaan intervensi.
e. Terapis memberikan instruksi sederhana kepada subjek untuk menggambar atau
mewarnai lembar kerja yang telah disediakan. Ex : coba lihat! Ini ada buku gambar dan
lembar untuk diwarnai, kamu boleh pilih mau mewarnai langsung atau menggambar
terlebih dahulu. Dll.
Tahap II : Pelaksanaan
1. Waktu : 10 menit
2. Strategi :
a. Setelah memberikan instruksi di depan subjek, terapis memandu subjek secara perlahan
untuk mulai menggambar atau mewarnai.
b. Jika subjek sudah paham dan mampu melakukan dengan sendiri, terapis diharap
memantau subjek saat melakukan terapinya.
c. Selama proses terapi berlangsung, terapis perlu memberikan dukungan dan semangat
kepada subjek agar proses terapi berjalan menyenangkan.
d. Agar tidak bosan, terapis bisa memutar musik relaksasi atau musik kesukaan subjek.
e. Perlu diperhatikan, terapis juga diharap menanyakan kondisi subjek saat pelaksanaan
terapi berlangsung. Jika dirasa subjek menunjukkan rasa capek atau bosan maka terapis
memberikan jeda atau istirahat kepada subjek.
f. Terapi dilaksanakan secara rutin sesuai dengan jadwal yang sudah disusun.
Kegiatan 3 : Meronce
1. Tujuan khusus
Tujuan dari kegiatan ini yakni agar subjek terbiasa dengan pergerakan otot-otot bagian jari-jarinya.
Kemudian bertujuan untuk meningkatkan kekuatan motorik halusnya
2. Frekuensi
Frekuensi kegiatan menyulam yakni Senin sampai Sabtu.
3. Durasi
Durasi pelaksanaan kegiatan tiap sesinya yakni 20 menit.
4. Metode
Metode pelaksanaannya yakni dengan mendemonstrasikan kepada subjek dan praktik langsung.
5. Bahan yang dibutuhkan
Pada program ini membutuhkan manik-manik dan benang.
Prosedur pelaksanaan kegiatan :
Tahap I : Persiapan
1. Waktu : 5 menit
2. Strategi :
a. Membuat jadwal intervensi dengan subjek.
b. Membangun kedekatan dengan subjek dengan berkomunikasi. Ex : bagaimana kabar
kamu hari ini? Hari ini ngapain aja? Sudah makan atau belum? Sudah siap bermain
sambal belajar hari ini? Dll.
c. Menyiapkan media (manik-manik dan benang) untuk melatih motorik halusnya.
d. Menyiapkan meja sebagai media pelaksanaan intervensi.
e. Terapis memberikan instruksi sederhana kepada subjek untuk memasukkan manik-manik
pada benang. Ex : coba lihat! Ini terdapat berbagai macam manik-manik, nanti kamu
masukkan manik-maniknya pada benang sesuai dengan keinginan kamu. Dll.
Tahap II : Pelaksanaan
1. Waktu : 10 menit
2. Strategi :
a. Setelah memberikan instruksi di depan subjek, terapis memandu subjek secara perlahan
untuk memasukkan manik-manik pada benang yang telah disediakan.
b. Jika subjek sudah paham dan mampu melakukan dengan sendiri, terapis diharap
memantau subjek saat melakukan terapinya.
c. Selama proses terapi berlangsung, terapis perlu memberikan dukungan dan semangat
kepada subjek agar proses terapi berjalan menyenangkan.
d. Agar tidak bosan, terapis bisa memutar musik relaksasi atau musik kesukaan subjek.
e. Perlu diperhatikan, terapis juga diharap menanyakan kondisi subjek saat pelaksanaan
terapi berlangsung. Jika dirasa subjek menunjukkan rasa capek atau bosan maka terapis
memberikan jeda atau istirahat kepada subjek.
f. Terapi dilaksanakan secara rutin sesuai dengan jadwal yang sudah disusun.
1. Tujuan khusus
Tujuan dari kegiatan ini yakni agar subjek terbiasa dengan pergerakan otot-otot bagian jari-jarinya.
Kemudian bertujuan untuk meningkatkan kekuatan motorik halusnya
2. Frekuensi
Frekuensi kegiatan menggunting yakni Senin sampai Sabtu.
3. Durasi
Durasi pelaksanaan kegiatan tiap sesinya yakni 20 menit.
4. Metode
Metode pelaksanaannya yakni dengan mendemonstrasikan kepada subjek dan praktik langsung.
5. Bahan yang dibutuhkan
Pada program ini membutuhkan gunting dan lembar kerja (gambar berpola)
Prosedur pelaksanaan kegiatan :
Tahap I : Persiapan
1. Waktu : 5 menit
2. Strategi :
a. Membuat jadwal intervensi dengan subjek.
b. Membangun kedekatan dengan subjek dengan berkomunikasi. Ex : bagaimana kabar
kamu hari ini? Hari ini ngapain aja? Sudah makan atau belum? Sudah siap bermain
sambal belajar hari ini? Dll.
c. Menyiapkan media (buku cerita atau buku bacaan lainnya) untuk melatih kemampuan
kognitif subjek.
d. Menyiapkan meja sebagai media pelaksanaan intervensi.
e. Terapis memberikan instruksi sederhana kepada subjek untuk menggunting sesuai pola
sambil mendemonstrasikan di depan subjek. Ex : coba ini dibaca dengan seksama ya,
jangan terburu-buru. Dll.
Tahap II : Pelaksanaan
1. Waktu : 10 menit
2. Strategi :
a. Setelah memberikan instruksi pada subjek untuk membaca buku yang telah disediakan,
terapis mendampingi anak dan menginstruksikan anak membaca dengan keras.
b. Jika subjek sudah paham dan mampu melakukan dengan sendiri, terapis diharap
memantau subjek saat melakukan terapinya.
c. Agar tidak bosan, terapis bisa memutar musik relaksasi atau musik kesukaan subjek.
d. Perlu diperhatikan, terapis juga diharap menanyakan kondisi subjek saat pelaksanaan
terapi berlangsung. Jika dirasa subjek menunjukkan rasa capek atau bosan maka terapis
memberikan jeda atau istirahat kepada subjek.
e. Jika subjek selesai membaca, subjek diberikan beberapa pertanyaan sederhana sesuai
konteks pada bacaan tersebut.
f. Terapi dilaksanakan secara rutin sesuai dengan jadwal yang sudah disusun.
Murti, T. (2018). Perkembangan fisik motorik dan perseptual serta implikasinya pada pembelajaran
di sekolah dasar. Wahana Sekolah Dasar, 26(1), 21-28.
Ni'matuzahroh, Yuliani, S. R., & Mein-Woei, S. (2021). Psikologi dan Intervensi Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus.Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Lampiran